Anda di halaman 1dari 109

Imunoprofilaksis

1
Indikator
• Dapat menjelaskan:
1. Pengertian imunoprofilaksis
2. Tujuan imunoprofilaksis
3. Imunisasi
4. Jenis vaksin
5. Mekanisme perlindungan
6. Jadwal imunisasi
7. Kejadian ikutan pasca imunisasi

2
3
Pengertian

Imunisasi

4
Tujuan

Meningkatkan derajat
imunitas seseorang terhadap
penyebab penyakit tertentu
atau toksin sehingga orang
tersebut tidak sakit.

5
Tujuan
Penyakit yang dapat dicegah

Di Indonesia:
1. Tuberculosis
2. Difteri
3. Pertusis
4. Tetanus
5. Poliomyelitis
6. Campak (virus morbili)
7. Hepatitis .

6
Imunisasi
Bentuk

7
Imunisasi Alamiah
Imunisasi natural/alamiah
• Terjadi bila:
o Antigen (Ag);
o Antibodi (Ab);
Masuk ke dalam tubuh
o Sel imun teraktivasi/ secara alamiah
tersensitasi atau sel
memori

8
Imunisasi Alamiah
Imunisasi alamiah pasif
• Bila Ab atau sel memori (sel teraktivasi) yang masuk
ke dalam tubuh disebut “imunisasi alamiah pasif”
• Ab dapat masuk ke dalam tubuh secara alamiah
melalui:
o Plasenta
o ASI (kolostrum
• Plasenta
o Ab dalam darah ibu masuk ke janin melalui
plasenta
o Ab jenis IgG dapat melalui plasenta karena ukuran
molekulnya lebih kecil dibanding Imunoglobulin
jenis lain

9
Imunisasi Alamiah
Imunisasi alamiah pasif
• ASI (kolostrum)
o Saat bayi menyusui, Ab yang terdapat dalam ASI
masuk ke tubuh bayi
o Dalam ASI terdapat antara lain IgG, dan IgA
o IgA memberikan perlindungan pada mukosa
permukaan saluran pencernaan/nafas bayi
o IgG memberikan perlindungan terhadap berbagai
mikroorganisme yang terdapat dalam saluran
cerna si ibu, antara lain:
 E. coli; Salmonella typhi murium
 Shigella sp
 Poliovirus; Coxsackievirus
 Echovirus

10
Imunisasi Alamiah
Imunisasi alamiah pasif
• Pada imunisasi alamiah pasif tubuh kemasukan Ab
sehingga tubuh langsung dapat menggunakan Ab
yang masuk tersebut untuk menetralisir toksin,
opsonisasi atau meningkatkan aksi fagositosis dari sel
fagosit
• Fungsi perlindungan imunisasi alamiah pasif
tergantung pada:
o Ag yang merangsang pembentukan Ab pada si ibu
o Bila si ibu membentuk Ab terhadap virus, maka si
janin dapat terlindungi terhadap virus tersebut.
o Bila si ibu membentuk Ab terhadap bakteri, maka
si janin dapat terlindungi terhadapbakteri tersebut.

11
Imunisasi Alamiah
Imunisasi alamiah aktif
• Bila Ag atau sel imun/sel memori/sel tersensitasi
masuk ke dalam tubuh secara alamiah (tidak dibuat
atau direkayasa) disebut “imunisasi alamiah aktif”.
• Ag dapat masuk ke dalam tubuh secara alamiah,
pada saat seseorang terinfeksi virus atau bakteri
• Karakteristik imunisasi alamiah aktif:
o Ag difagosit oleh makrofag lalu komponen Ag
dipresentasikan melalui molekul MHC;
o Ag yang dipresentasikan kemudian dikenali oleh
limfosit T;
o Limfosit T yang telah mengenali Ag kemudian
berdiferensiasi dan berproliferasi menjadi sel T
tersensitasi/teraktivasi
12
Imunisasi Alamiah
Imunisasi alamiah aktif
• Karakteristik imunisasi alamiah aktif:
o Lalu limfosit T teraktivasi menghasilkan
sitokin/limfokin
o Sitokin yang dihasilkan menstimulasi sel B
o Sel B yang terstimulasi akan berdiferensiasi dan
berproliferasi menjadi sel B memori dan sel
plasma
o Sel plasma kemudian mengahasilkan Ab
o Tubuh yang membentuk Ab
• Pada imunisasi alamiah aktif tubuh akan:
o Membentuk sel-sel imun teraktivasi/tersensitasi
o Menghasilkan Ab (bersifat protektif)

13
Imunisasi Alamiah
Imunisasi alamiah aktif
o Contoh imunisasi alamiah aktif:
 Seseorang setelah sembuh dari flu biasanya
tidak akan mengalami flu minimal dalam 6
bulan. Hal ini menggambarkan bahwa dalam
tubuh orang tersebut telah terbentuk Ab
terhadap flu secara alamiah
 Saat dilakukan pemeriksaan anti HBs pada
seseorang didapatkan hasil anti-HBs positif.
Orang tersebut tidak pernah mendapat
vaksinasi hepatitis B. Pada kasus ini orang
tersebut pernah terinfeksi virus hepatitis B dan
dibentuk Ab (anti-HBs).

14
Imunisasi Buatan
• Pada imunisasi buatan secara sengaja diberikan:
o Antigen (Ag)
o Antibodi (Ab)
o Sel lekosit tersensitasi atau sel lekosit
teraktivasi.
• Bila Ab yang dimasukkan ke dalam tubuh, maka
disebut “imunisasi buatan pasif”
o Misal pemberian antitoksin difteri, anti bisa ular
• Bila Ag atau sel tersensitasi yang dimasukkan ke
dalam tubuh disebut “imunisasi buatan aktif”.
o Misal pemberian vaksin
o Tubuh harus membentuk Ab

15
Imunisasi buatan
• Untuk pencegahan
• Akibat masuknya Ag
o Secara Buatan
• Efek tidak segera karena tubuh harus
membentuk Ab atau sel imun terhadap Ag
yang masuk
• Efek proteksi berlangsung lama:
o Ada seumur hidup
o Ada beberapa bulan atau tahun, oleh karena
itu perlu boster
• Mengaktifkan sistem imun dan sistem efektor

16
Imunisasi Buatan pasif
Pada Imunisasi buatan pasif
• Yang diberikan Ab
• Untuk terapi
• Efeknya segera
• Lamanya perlindungan tergantung pada titer
antibody dalam serum yang disuntikkan
• IgG umumnya memberikan proteksi sekitar 6
bulan sampai 9 bulan, karena imunoglobulin
akan dikatabolisme sehingga kadarnya makin
berkurang dan akhirnya tidak terdeteksi.

17
Imunisasi Buatan pasif
Sumber Antibodi
• Sumber antibodi (Ab) dapat berasal dari:
1. Manusia
2. Hewan

Bila sumber Ab adalah manusia


• Disebut Ab-homolog
• Diperoleh dari donor plasma atau dari
plasenta
• Contoh, Human immune serum globulin,
HISG

18
Imunisasi Buatan pasif
Sumber Antibodi
Syarat HISG (Human immune serum globulin, HISG)
• Bebas virus hepatitis
• Bebas HIV
• Stabil untuk beberapa tahun
• Kadar antibodi ± 25 kali
o Biasanya mengandung 16,5 g/dL
globulin, terutama IgG
• Dapat mencapai puncaknya dalam darah
sekitar 2 hari setelah pemberian imunisasi

19
Imunisasi Buatan pasif
Sumber Antibodi
Ab yang diperoleh dari manusia
• Orang yang menjadi donor Ab dapat dibedakan
berdasarkan status imunitasnya atas:
a. Status imunitasnya diketahui
• Orang tersebut sudah diimunisasi dengan
mikroorganisme tertentu, atau
• Orang tersebut baru sembuh atau telah
sembuh dari penyakit tertentu
b. Status imunitasnya tidak diketahui
• Sumber donor data imunisasinya tidak
diketahui

20
Imunisasi Buatan pasif
Sumber Antibodi

a. Status Imunitas diketahui

• Status imunitas sumber Ab dapat diketahui dari:


o Imunisasi yang telah dilakukan pada sumber
dengan mikroorganisme tertentu
o Setelah baru sembuh dari penyakit dan jenis
penyakitnya telah diketahui
• Contoh Ab yang dapat diperoleh antara lain:
o Tetanus immune globulin (TIG)
o Hepatitis B immune globulin (HBIG)
o Varicella zoster immune globulin (VZIG)
o Rabies immune globulin (RIG)

21
Imunisasi Buatan pasif
Sumber Antibodi
b. Status Imunitas tidak diketahui
• Dari orang sehat, tetapi data imunisasinya tidak
diketahui
• Serum yang diperoleh disebut “Immune Serum
Globulin, ISG atau Human Normal Immunoglobulin,
HNI)
• Syarat sama seperti syarat HISG
• ISG diberikan pada:
o Anak-anak yg immunocompromised
o Purpura trombositopeni idiopatik (ITP)
o Hypogammaglobulinemia
o Hepatitis non A non B

22
Imunisasi Buatan pasif
Sumber Antibodi
Dari Hewan
• Untuk menghasilkan Ab dalam jumlah banyak biasanya
menggunakan kuda yang sehat
• Antibodi yang diperoleh dari hewan disebut Antibodi
heterolog
• Bila diberikan pada manusia misal untuk pengobatan
keberadaan dalam tubuh tidak lama dibanding Ab-
homolog (bertahan 6-9 bulan)
• Pemberian pada manusia dapat menimbulkan reaksi
hipersensitivitas (tipe I dan III)
• Oleh karena itu sebelum digunakan harus dilakukan tes
kulit lebih dahulu
• Bila tes kulit positif, maka pemberian dilakukan secara
sedikit-sedikit

23
Imunisasi Buatan pasif
Sumber Antibodi
Dari Hewan
• Antibodi yang diberikan, di dalam tubuh akan dieliminasi
melalui 4 tahap:
o Pengenceran (oleh plasma darah), lalu dikeluarkan
melalui ginjal
o Katabolisme
o Pembentukan kompleks imun, lalu kompleks imun
dibuang
o Eliminasi (dalam bentuk Ab heterolog)

24
Tabel. Bahan untuk Imunisasi Pasif (Lanjutan)

INDIKASI PRODUK DOSIS URAIAN


Gigitan laba- Antivenin 1 botol (600 unit) IV atau IM Untuk penderita kardiovaskular,
laba (Black (Latrodectus hipertensif atau usia di bawah
widows) mactans) 16 dan di atas 60 tahun
equine
Transplantasi Imunglobulin 500 mg/kg IV pada hari ke 7 Perawatan profilaksis pada
sum-sum (intravena) dan 2 hari sebelum transplantasi orang dewasa yang menjalani
tulang lalu sekali seminggu selama 90 transplantasi sumsum tulang
hari setelah transplantasi untuk menurunkan risiko
infeksi, pneumonia intestinal,
dan serangan imunologis
antara donor dan penerima
jaringan/sel
Botulisme Antitoksin Sesuai anjuran CDC Profilaksis botulisme. Tersedia
botulisme pada CDC1. Sepuluh – 20%
(trivalent, terjadi kecelakaan akibat reaksi
tipe A, B & serum
E) equine
Leukemia Imunglobulin Dosis awal IV sebesar 400 Pasien CCL dengan
limfositik (intravena) mg/kg tiap 3-4 minggu. Dosis hipogammaglobulinemia dan
kronik (CLL) harus disesuaikan secara dengan pengalaman historis
meningkat jikalau infeksi sekurang-kurangnya satu kali
bacterial terjadi infeksi bacterial serius
25
Tabel. Bahan untuk Imunisasi Pasif (Lanjutan)

INDIKASI PRODUK DOSIS URAIAN


Cytomegalovi Cytomegalovi Dosis disesuaikan rekomendasi Profilaksis infeksi CMV pada
rus (CMV) rus dari produsen penerima transplantasi sum-
imunglobulin sum tulang, ginjal, liver, paru-
(intravena) paru dan tranplantasi jaringan
Diphtheria Antitoksin 20.000 – 120.000 unit IV atau Pengobatan baru untuk
diphtheria IM tergantung pada keparahan diphtheria pernafasan. Tersedia
equine dan durasi penyakit. di CDC-2 Reaksi anafilaktif
pada 7% orang dewasa dan
reaksi serum pada 5-10%
orang dewasa.
Hepatitis A Imunglobulin Profilaksis prapaparan: Profilaksis hepatitis A pra dan
(intrasekuler) 0.02 mL/kg IM untuk risiko pascapaparan. Ketersediaan
yang diantisipasi dan 3 bulan vaksin hepatitis A telah
0.06 mL/kg untuk risiko yang mengurangi keperluan
diantisipasi > 3 bulan, berulang profilaksis prapaparan.
tiap 4 – 6 bulan untuk paparan
yang berlanjut.
Pascapaparan:
0.02 mL/kg IM segera setelah
paparan sampai 2 minggu
setelahnya.

26
Tabel. Bahan untuk Imunisasi Pasif (Lanjutan)

INDIKASI PRODUK DOSIS URAIAN


Hepatitis Hepatitis B 0.06 mL/kg IM sesegera Profilaksis pascapaparan
B imunglobul mungkin setelah paparan pada orang-orang non-
in (HB16) sampai 1 minggu untuk imun setelah paparan
paparan perkutan atau 2 perkutan, mucosal,
minggu untuk paparan seksual, atau paparan
seksual. 0.5 mL IM pada 12 perinatal. Vaksin hepatitis
jam setelah kelahiran untuk B harus pula diberikan.
paparan perinatal
Anak Imunglobu 400 mg/kg IV setiap 28 hari Anak-anak yang terinfeksi
terinfeksi lin HIV dengan infeksi
HIV (intravena) bacterial serius yang
beriringan atau
hipogamaglobinemia
Penyakit Imunglobu 400 mg/kg IV tiap hari Efektif dalam pencegahan
Kawasaki lin selama 4 hari berturut turut aneurisme koroner.
(intravena) setelah mulai kerja penyakit. Digunakan pada pasien
Dosis tunggal 2 g/kg IV dengan gejala yang nyata
diatas 10 jam juga efektif. penyakit Kawasaki.

27
Tabel. Antibodi (Antiserum)

Antiserum Asal Antiserum Asal


Botulisme ISG manusia/Kuda Hipogammaglobuline ISG
mia
Diphtheri Serum kuda Serum antilimfosit Serum kuda
Hepatitis A ISG Varicella-zoster VZIG
Hepatitis B HBIG/ISG Black widow spider Serum kuda
Campak ISG Goral snake Serum kuda
Rabies ISG, RIG, serum kuda Crotalid snake Serum kuda
Tetanus TIG Vaccinia VIG
VIG, Vaccinia imunne globulin

28
29
30
Imunisasi buatan aktif
• Pada imunisasi buatan aktif pemberian Ag
dimaksudkan untuk:
o Membentuk antibody
o Membentuk imunitas seluler.
• Tujuan Imunisasi aktif untuk:
o Pencegahan total penyakit infeksi
o Pencegahan keadaan karier
o Membentuk imunitas jangka panjang

31
Imunisasi buatan aktif
• Ag dimasukkan ke dalam tubuh dengan sengaja
• Jenis Ag yang dimasukkan ke dalam tubuh dapat
berupa:
• Bakteri utuh
• Mati
• Hidup dilemahkan
• Virus
• Mati
• Hidup dilemahkan
• Racun
• Racun dilemahkan (toksoid)
• Komponen bakteri
• Antigen yang dimasukkan ini disebut “Vaksin”.

32
33
Jenis Vaksin
Mikroorganisme hidup dilemahkan

Bakteri dilemahkan Virus dilemahkan:


• BCG • Cacar
• Tifoid (per oral) • Rubella
• Influenza
• Rabies
• Polio (oral Sabin)
• Campak

34
Jenis Vaksin

Mikroorganisma

35
Jenis Vaksin
• Racun yang dilemahkan (toksoid)
o Difteri
o Tetanus
• Rekombinan (Hepatitis B)

Ekstrak polisakarida dari mikroorganisme


• Haemophilus influenza B
• Meningococcus A dan B
• Pneumococcus
• Salmonella typhi (Vi)

36
Jenis Vaksin
Jaringan sel manusia untuk pembuatan Vaksin
• Dikembangkan pada tahun:
• Sel WI-38 (sel ginjal janin), tahun 1961 (USA)
• Sel MRC-5 (sel paru janin), tahun 1965
(Inggris)
• Sel-sel tersebut digunakan sebagai sumber sel
untuk membuat dan mengembangkan vaksin.
• Dari masa tersebut hingga kini tidak lagi
menggunakan sel baru

37
Jenis Vaksin
Vaksin yg dibuat menggunakan Sel Manusia
• Menggunakan sel manusia WI-38 atau MRC-
5, misal:
• Vaksin Hepatitis A dan vaksin kombinasi
hepatitis A
• Vaksin Rubella dan vaksin kombinasi rubella
• Vaksin Varicella (chickenpox) dan vaksin
kombinasi varicella
• Vaksin Zoster (herpes / shingles)
• Vaksin Adenovirus Oral Type 4 and Type 7
(untuk prncegahan infeksi akut saluran
pernafasan oleh adenovirus type 4 dan type 7)
• Vaksin Rabies [IMOVAX/Sanofi Pasteur]
38
Jenis Vaksin
Vaksin yang dibuat menggunakan Jaringan Sel
Hewan:
• Menggunakan sel ginjal monyet hijau
Afrika, misal:
• Vaksin Japanese Encephalitis
• Vaksin Rotavirus (kedua jenis vaksin
rotavirus yang beredar)
• Vaksin Polio (vaksin polio oral/OPV dan
vaksin polio injeksi / Inactivated Polio
Vaccine - IPV)

39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
Tabel. Dosis dan saat pemberian Imunoglobulin-Varisela Zoster.
USIA (Tahun) DOSIS
Di bawah 1 500
1–6 1000
7 – 14 1500
>15 2000

76
77
78
79
Mekanisme

80
81
82
Mekanisme perlindungan
• Pemberian Ag (vaksin) parenteral akan
menghasilkan terutama:
o Ab
o Sel imun teraktivasi intravaskuler (dalam
sirkulasi)
o Jenis Ab utama yang dihasilkan adalah: IgG,
IgM
• Kadar Ig yang dibentuk setelah masuknya Ag
berbeda antara satu tempat dengan tempat
lain
• Penyebab perbedaan belum diketahui dengan
pasti
• Ab yang terbentuk berperan untuk mencegah
terjadinya penyakit
83
Mekanisme perlindungan
• Eksotoksin bebas (belum terikat dengan
jaringan/target):
o Akan dinetralkan oleh IgG
• Endotoksin:
o Perlu bantuan sitokin untuk
menetralkan
• Virus
• Yang berperan menghancurkan:
• Sel-sel sistim imun, NK sel
• Sitokin
• Imunoglobulin (Ab)
84
Mekanisme perlindungan
Bakteri
• Yang berperan menghancurkan:
o Sel-sel sistim imun
o Sitokin
o Imunoglobulin (Ab)
o Komplemen
Jamur, protozoa, cacing
• Yang berperan menghancurkan:
o Sel-sel sistem imun (imunitas
seluler)
o Imunitas humoral

85
Mekanisme perlindungan
• Fetus dan neonatus
o Kelenjar limfe belum berkembang baik
• Bayi baru lahir
o Respons imun terhadap Ag masih lemah
• Keadaan malnutrisi mempengaruhi
pembentukan Ab
• Pada usia tua, tubuh memberi respons imun
terhadap Ag polisakarida bakteri
• Vaksin Virus (polio) mati diberi parenteral
menimbulkan respons Ab serum lebih tinggi
dibanding vaksin polio dilemahkan diberi per
oral
86
87
Jadwal Imunisasi
Menurut IDAI

88
Jadwal Vaksinasi menurut pemerintah dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
89
90
91
92
93
Tabel. Rekomendasi jadwal imunisasi pada anak
USIA IMUNISASI KETERANGAN
Lahir – 2 • Vaksinasi hepatitis B Bayi lahir dari ibu dengan seronegatif:
bulan (HBV) • Diberikan stlh lahir, kedua diberikan minimal 1
• BCG bulan stlh dosis pertama.
Bayi lahir dari ibu dengan seropositif:
• Sebaiknya dosis pertama diberi 12 jam stlh lahir
(bersama immunoglobulin hepatitis B), dosis kedua
pd usia 1-2 bln dan dosis ketiga pd usia 6 bulan

2 bulan Toksoid Diphtheria dan DTaP lebih disukai untuk semua dosis dalam rangkaian
Tetanus dan vaksin vaksinasi; DTP sel utuh dapat diterima sebagai
Pertusis aseluler (DTaP), alternative jika DTaP tidak tersedia.
vaksin polio inaktif (IPV),
vaksin konjugat
Haemophilus influenza
tipe b (Hib)

1 – 4 bulan HBV Dosis kedua harus diberikan sekurang-kurangnya 1


bulan setelah dosis pertama
4 bulan DTaP, Hib, IPV
6 bulan DTaP, Hib
6 – 18 HBV, IPV
bulan
94
Tabel. Rekomendasi jadwal imunisasi pada anak
USIA IMUNISASI KETERANGAN
12 – 15 Vaksin measles- Dosis ketiga HBV harus diberikan minimal 4 bulan
bulan mumps-rubella setelah dosis pertama dan minimal 2 bulan setelah
(MMR), Hib dosis kedua, tetapi tidak sebelum usia 6 bulan
12 – 18 DTaP pada 15 – 18 DTaP dapat diberikan mulai usia 12 bulan. Vaksin
bulan bulan, vaksin varicella direkomendasikan pada kunjungan setelah
varicella ulang tahun pertama untuk anak yang suseptibel.
Anak yang suseptibel > 13 tahun harus menerima
dua dosis yang diberikan dengan jarak sekurang-
kurangnya 4 minggu.

4–6 DTaP, IPV, MMR Dosis kedua MMR harus diberikan secara rutin
tahun pada usia 4-6 tahun, tetapi dapat diberikan
kapanpun jika sekurang-kurangnya telah melewati
4 minggu dari dosis pertama. Dosis kedua harus
diberikan sebelum usia 11-12 tahun.
11 – 12 Toksoid diphtheria Vaksinasi direkomendasikan jika sekurang-
tahun dan tetanus (Td) kurangnya sudah 5 tahun berlalu sejak pemberian
dosis terakhir DTaP. Dosis booster rutin dari Td
harus diberikan setiap 10 tahun kemudian

95
96
Tabel. Vaksinasi, jumlah dosis dan cara pemberian
MORBILI BCG DPT OPV IPV Hepatiti T
s
JUMLAH DOSIS 1 kali 1 kali 3, 23 kali 34 kali 2 kali 3 kali 2,1 kali
Dosis 0.5 mL 0.05 mL 0.5 mL 2 tetes 0.5 mL 0.5 mL
MULAI 9 BLN + SEJAK Sejak 6 Sejak 6 SEJAK 3 0 – 11 RANGKAIAN
IMUNISASI (12-15 BLN) LAHIR mgg 4 – 11 mgg -11 BLN bln PRIMER
(0- 1 bln4 bln5 DEWASA
bln) PENGUAT

INTERVAL DI 4 mgg - 4 MGG 4 MGG 4-6 BLN 4 mgg 4 MGG


ANTARA DOSIS SELAMA
KEHAMILAN
CARA SC / IM1 ID1 SC / IM ORAL SC / IM IM paha SC / IM
PEMBERIAN bag luar
STABILISASI 7 (30)2 7 HARI 7 HARI 1 HARI 7 HARI 2 BLN
PADA 370C HARI
KETERANGAN:
1
SC, SUBCUTIS PROFUNDA; IM, INTRAMUSKULAR; ID, INTRADERMAL
2
JIKA VAKSIN MODERN DISTABILISASI ADEKUAT
3
BISA CUKUP, JIKA VAKSIN SANGAT KUAT.
4
DOSIS TAMBAHAN SERING DIBERIKAN SELAMA TAHUN KEDUA KEHIDUPAN
5
MEMERLUKAN EVALUASI LEBIH LANJUT
6
DOSIS TUNGGAL DAN PEMULAIAN LEBIH DINI SEDANG DIEVALUASI

97
Tabel. Jadwal vaksinasi
Vaksin Jenis Antigen Cara Imunisasi Penyokon Indikasi
Pemberia Primer g (boster)
n
Cholera Bakteri SC,IM, Dua dosis Setiap 6 1.Orang yang
inaktif ID, diberikan bulan berkeja dan tinggal
(sebaikny setidak- dalam dalam daerah
a jangan tidaknya daerah sangat endemis
dilakuka berjarak 1 berisiko 2.Petugas
n pada minggu, laboratorium dan
anak sebaiknya medis yang
balita) berjarak 1 terpapar Vibrio
bulan cholera.
Diphteria- Toksoid dan IM Lihat table Alternative yang
Tetanus- bakteri utuh dapat diterima jika
Pertusis inaktif DTaP tidak tersedia
(DPT)

98
Tabel. Jadwal vaksinasi
Vaksin Jenis Antigen Cara Imunisasi Penyokong Indikasi
Pemberian Primer (boster)
Diphteria- Toksoid dan IM Lihat table Untuk semua anak
Tetanus- komponen bakteri
acellular inaktif
Pertusis (DPaT)
Konjugat Toksoid, IM Lihat table Dapat digunakan ketika
Haemophilus komponen inaktif vaksin DTaP dan Hib,
influenza tibe b dan polisakarida keduanya akan diberikan
(DTaP-Hib) bakteri pada saat yang sama.
terkonjugasi
protein
Haemophilus Polisakarida IM Dosis tunggal Tidak 1. Untuk semua anak
influenza tibe b bakteri direkomen- 2. Asplenia dan kondisi
(Hib) terkonjugasi dasikan berisiko lainnya.
protein
Hib-hepatitis B Polisakarida IM Lihat table Dapat digunakan ketika
(Hib-HepB) bakteri vaksin Hib dan HepB,
terkonjugasi keduanya akan diberikan
protein dan pada saat yang sama.
antigen virus
inaktif,
rekombinan

99
Tabel. Jadwal vaksinasi
Vaksin Jenis Antigen Cara Imunisasi Primer Penyokon Indikasi
Pemberian g (boster)
Hepatitis A Virus inaktif IM (dapat Dosis tungggal 1. Bepergian ke daerah endemis
dilakukan SC (diberikan hepatitis A
bila ada minimal 2-4 2. Pria homoseksual dan
gangguan minggu biseksual
perdarahan) sebelum 3. Pengguna obat terlarang
bepergian ke 4. Penyakit hati kronis
daerah 5. Pekerja dengan risiko
endemis) terinfeksi
6. Tinggal atau direloksi ke
daerah endemis
7. Serumah dan berhubungan
seksual dengan penderita
hepatitis A akut
Hepatitis B Antigen virus IM Tiga dosis pada 1. Untuk semua anak
inaktif, bulan 0, 1, dan 2. Praremaja, remaja, dan
rekombinan 6 bulan (lihat dewasa muda
table untuk 3. Orang dengan pekerjaan,
jadwal pada gaya hidup, atau lingkungan
anak) yang berisiko.
4. Pasien hemofilia
5. Pasien hemodialisis
6. Profilaksis pascapaparan.

100
Tabel. Jadwal vaksinasi
Vaksin Jenis Antigen Cara Imunisasi Penyoko Indikasi
Pemberi Primer ng
an (boster)
Hib-HepB- Polisakarida IM Lihat table Dapat digunakan ketika
vaksin bakteri vaksin Hib, HepB dan IPV
polio terkonjugasi ketiganya akan diberikan
inaktif protein dan pada saat yang sama
(Hib-HepB- antigen virus
IPV) inaktif,
rekombinan,
dan virus inaktif
Measles Virus hidup SC Dua dosis Tidak 1. Dewasa dan remaja
(Campa jarak 1 ada yang lahir setelah
k) bulan 1956 tanpa riwayat
campak atau
vaksinasi virus
hidup pada atau
setelah ulang tahun
pertamanya
2. Profilaksis
pascapaparan pada
orang yang tidak
diimunisasi
101
Tabel. Jadwal vaksinasi
Vaksin Jenis Cara Imunisasi Primer Penyokong Indikasi
Antigen Pemberi (boster)
an
Influenza Virus atau IM Dosis tunggal (anak Tiap tahun 1. Berusia 65 tahun
komponen – 12 tahun hanya dengan 2. Orang dengan kondisi berisiko
virus menerima vaksin vaksin yang tinggi (misalnya asma)
inaktif virus terbagi; anak < ada sekarang 3. Pekerja pelayan kesehatan
9 thn yang baru dan lainnya yang
pertama kali berhubungan dengan
menerima vaksin kelompok berisiko tinggi
influenza menerima 4. Penghuni panti asuhan dan
2 dosis yang penghuni fasilitas perawatan
diberikan dengan kronis lainnya.
jarak 1 bulan
Penyakit Protein IM Tiga dosis pada Tidak Berusia 15-70 thn tinggal dlm
Lyme bakteri, bulan 0, 1 dan 12 diketahui daerah yang sangat atau cukup
rekombina berisiko dan terlibat dalam
n aktivitas yang mengakibatkan
sering dan lama terpapar habitat
yang penuh dengan kutu
Measles- Virus SC Lihat table Tidak ada Untuk semua anak
mumps- hidup
rubella
(MMR)

102
Imunisasi yg diharuskan dan dianjurkan di Indonesia

1. BCG (Bacille de Calmette at Guerin)


2. Hepatitis B
Yang diharuskan 3. DPT (Difteri, Pertusis, dan Tetanus)
4. Polio
5. Campak

1. MMR (Measles/campak, Mumps/parotitis,


Rubella/campak jerman
Yang dianjurkan 2. Hib (Haemophilus influenza b)
3. Demam tifoid
4. Hepatitis A

103
Kejadian
ikutan pasca
imunisasi

104
105
Tabel. Gejala Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Ringan yang sering

Vaksin Reaksi lokal Demam >38C Iritabel,


malaise,
gejala sistemik
BCG 90-95% - -
Hepatitis B Anak 5% 1-6% -
Dewasa 15%
DPwT 10-50% 10-50% 25-55%
Polio oral (OPV) - , 1% < 1%
Campak 10% 5-15% Ruam 5%
Hib 5-15% 2-10% -
Pengobatan Baju tipis Minum >>, baju Minum >>
Parasetamol tipis, sponging Parasetamol
(diseka),
parasetamol

106
Tabel. Gejala Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang jarang

VAKSIN REAKSI Onset Reaksi per dosis Reaksi per


Interval juta dosis
Limfadenitis 2-5 bl 1/10.000 100-1000
BCG supurativa
BCG osteitis 1-12 bl 1/3000 sp 1/100 juta 0.01-300
Disseminated 1-12 bl 1/1 juta 0.19-1.56
BCG-it is
Hep B Anafilaksis 0-1 jam 1/6 – 900.000 1-2
DPwT Menangis lama 0-24 jam 1/15 – 1000 1000-
60.000
Kejang 0-2 hari 1/1750 – 12500 80-570
DPwT Hypotonic, 0-24 jam 1/1000 – 33000 30-990
hyporesponsive
Anafilaksis 0-1 jam 1/50.000 20
Ensefalopati 0-2 hari 0-1/1 juta 0–1
107
Tabel. Gejala Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang jarang

VAKSIN REAKSI Onset Reaksi per Reaksi


Interval dosis per
juta dosis
OPV Vaccine 4-30 1/2.4 – 3 Sp 0.4
assoc hari juta
paralytic

Poliomyeli
tis
Camp Kejang 6-12 1/300 330
ak demam hari
Trombosit 15-35 1/30.000 30
openis hari
Anafilaktoi 0-2 jam - - 10108
SEKIAN

Daftar Rujukan
1. Baratawidjaja, Karnen G. 2006. Imunologi Dasar Edisi Ketujuh. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI.
2. Zabriskie JB. (ed). 2009. Essential Clinical Immunology, New York:
Cambridge University Press. 109

Anda mungkin juga menyukai