Anda di halaman 1dari 45

KEMISKINAN

Oleh:
Kepala BPS Kabupaten Serdang Bedagai
Dra. Enny Nuryani Nasution

27 APRIL 2017

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SERDANG BEDAGAI


PENDAHULUAN

Masalah kemiskinan merupakan salah satu persoalan


mendasar yg menjadi pusat perhatian pemerintah di negara
manapun.

Salah satu aspek penting untuk mendukung Strategi


Penanggulangan Kemiskinan adalah tersedianya data
kemiskinan yang akurat dan tepat sasaran

Pengukuran kemiskinan yang dapat dipercaya dapat menjadi


instrumen tangguh bagi pengambil kebijakan dalam
memfokuskan perhatian pada kondisi hidup orang miskin

2
PENDAHULUAN
Mengapa Mengukur Kemiskinan?

Mengevaluasi kebijakan pemerintah


terhadap kemiskinan

Membandingkan kemiskinan antar waktu,


antar daerah

Menentukan target penduduk miskin dengan


tujuan untuk memperbaiki posisi mereka

3
SEJARAH PENGHITUNGAN KEMISKINAN BPS

a. Badan Pusat Statistik (BPS) pertama kali melakukan


penghitungan jumlah dan persentase penduduk miskin pada
tahun 1984:
 Periode penelitian: 1976-1981.
 Sumber data: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)
Modul Konsumsi.
b. Sejak 1984, setiap 3 tahun sekali BPS secara rutin
mengeluarkan data jumlah dan persentase penduduk miskin
yang disajikan menurut daerah perkotaan dan perdesaan.
c. Tahun 1998 dilakukan penyempurnaan metode yg meliputi:
 perluasan cakupan komoditi
 keterbandingan antar daerah

4
SEJARAH PENGHITUNGAN KEMISKINAN BPS

d. Sejak tahun 2003, BPS secara rutin mengeluarkan data


jumlah dan persentase penduduk miskin setiap tahun →
data Susenas Panel Modul Konsumsi setiap bulan Februari
atau Maret.
e. Metode yang dipakai BPS untuk menghitung kemiskinan
adalah kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic
needs approach).
f. Metode ini dipakai sejak tahun 1998 sampai sekarang.
Tidak dilakukan perubahan metode supaya data
kemiskinan terbanding dari waktu ke waktu.

5
Definisi Kemiskinan

• Kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang tidak mampu


memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan
mengembangkan kehidupan yang bermartabat.
• Hak-hak dasar antara lain:
– kebutuhan pangan,
– kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih,
pertanahan, sumberdaya alam dan lingkungan hidup,
– rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan
– hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial-politik

KEMISKINAN ADALAH MASALAH MULTI DIMENSIONAL.


Sulit mengukurnya  perlu kesepakatan “pendekatan pengukuran” yg dipakai.
6
Kemiskinan Menurut Konseptual

Kemiskinan Relatif: Kemiskinan Absolut:

• Standar penilaian • Standar penilaian


kehidupan ditentukan kehidupan minimum
secara subjektif oleh yang dibutuhkan untuk
masyarakat setempat memenuhi kebutuhan
bersifat local minimum.
• Ukuran kemiskinan • Mutlak berkaitan dengan
sangat di tergantung standard hidup minimum
pada distribusi suatu masyarakat yang
pendapatan/pengeluaran diwujudkan dalam bentk
penduduk garis kemiskinan

7
Basic needs approach
BPS (juga beberapa negara lain) menggunakan
kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs
approach)

Kemiskinan dipandang sebagai


ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk
memenuhi kebutuhan dasar makanan dan
bukan makanan (diukur dari sisi pengeluaran)

Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-


rata pengeluaran per kapita perbulan di bawah Garis
Kemiskinan.
8
Sumber Data

 Sumber data utama: SUSENAS (Survei Sosial


Ekonomi Nasional) Modul Konsumsi. Panel: 68.000
RT mulai Maret 2007, Modul: 280.000 RT mulai
Juli 2008.
 Sebagai informasi tambahan, digunakan hasil
survei SPKKD (Survei Paket Komoditi Kebutuhan
Dasar), yang dipakai untuk memperkirakan
proporsi dari pengeluaran masing-masing
komoditi pokok non-makanan. Jumlah sampel
terbatas di 7 provinsi.

9
Penghitungan Garis Kemiskinan

1. Komponen Garis Kemiskinan:


GK = GKM + GKNM
dimana:
GK = Garis Kemiskinan
GKM = Garis Kemiskinan Makanan
GKNM = Garis Kemiskinan Non Makanan
Penduduk miskin adalah penduduk yang
memiliki rata-rata pengeluaran per kapita
perbulan di bawah garis kemiskinan.

10
Penghitungan Garis Kemiskinan

2. Penghitungan GKM
a. GKM adalah jumlah nilai pengeluaran dari 52 komoditi dasar
makanan yang riil dikonsumsi penduduk referensi yang
kemudian disetarakan dengan 2100 kilokalori perkapita
perhari
b. Penyetaraan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan
dilakukan dengan menghitung harga rata-rata kalori dari ke-
52 komoditi tersebut.

11
Penghitungan Garis Kemiskinan

3. Kebutuhan dasar makanan => setara dengan


pemenuhan kebutuhan kalori 2100 kkal per kapita
perhari
 Paket komoditi kebutuhan dasar makanan
diwakili oleh 52 jenis komoditi

4. Kebutuhan dasar non makanan => kebutuhan


minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan,
dan kesehatan,
 Paket komoditi kebutuhan dasar bukan makanan
diwakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan
47 jenis komoditi di perdesaan

12
Batas jumlah kalori beberapa negara
No. Batasan Negara
(1) (2) (3)

Maladewa, Filipina (juga memakai 80% dari protein RDA


(Recommended Daily Allowance—RDA adalah istilah yang
1. 2000 kkal
digunakan ahli nutrisi, misalnya energi, protein, dan
vitamin A) yang setara dengan 50 miligram

2. 2030 kkal Sri Lanka

Kamboja, Cina, Indonesia, Laos, Mongolia, Thailand,


3. 2100 kkal
Vietnam, Fiji, Turki, Armenia

4. 2124 kkal Nepal (pesisir tenggara India)


5. 2133 kkal Madagaskar (pesisir timur Afrika)
6. 2138 kkal Malawi (Afrika bagian selatan)
7. 2207 kkal Paraguay (Amerika Selatan)

8. 2300 kkal Iran, Kamerun (Afrika bagian barat tengah)

9. 2309 kkal Yordania

Senegal, Saint Kitt & Nevis (Kepulauan Leeward, Karibia),


10. 2400 kkal
Maroko (barat laut Afrika), Bahama (Karibia)
13
KOMODITI UNTUK PENGHITUNGAN
GARIS KEMISKINAN MAKANAN
BERAS DAGING BABI NANGKA MUDA GULA PASIR
BERAS KETAN DAGING AYAM RAS BAWANG MERAH GULA MERAH
JAGUNG PIPILAN DAGING AYAM KAMPUNG CABE MERAH TEH
TEPUNG TERIGU TETELAN CABE RAWIT KOPI
KETELA POHON TELUR AYAM RAS KACANG TANAH GARAM
KETELA RAMBAT TELUR ITIK/MANILA TAHU KEMIRI
GAPLEK SUSU KENTAL MANIS TEMPE TERASI/PETIS
TONGKOL/TUNA SUSU BUBUK MANGGA KERUPUK
KEMBUNG BAYAM SALAK MIE INSTANT
TERI BUNCIS PISANG AMBON ROTI MANIS
BANDENG KACANG PANJANG PEPAYA KUE KERING
MUJAIR TOMAT SAYUR MINYAK KELAPA KUE BASAH
DAGING SAPI DAUN KETELA POHON KELAPA ROKOK KRETEK
FILTER
14
KOMODITI UNTUK PENGHITUNGAN
GARIS KEMISKINAN BUKAN MAKANAN
PERUMAHAN KESEHATAN HANDUK, IKAT PINGGANG, DSB
LISTRIK BAHAN PEMELIHARAAN PAKAIAN PERLENGKAPAN PERABOT RUMAH
TANGGA
AIR PEMELIHARAAN KESEHATAN PERKAKAS RUMAH TANGGA
MINYAK TANAH BENSIN ALAT-ALAT DAPUR/MAKAN
KAYU BAKAR ANGKUTAN ARLOJI/JAM, KAMERA, DLL
OBAT NYAMUK, KOREK, API, BATERAI, KTP, SIM, AKTE KELAHIRAN, TAS, KOPER, DSB
AKI, DSB FOTOCOPY, PHOTO, DSB

POS DAN BENDA POS PAKAIAN JADI LAKI-LAKI DEWASA MAINAN ANAK DAN PERBAIKANNYA
PERLENGKAPAN MANDI PAKAIAN JADI PEREMPUAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
DEWASA
BARANG KECANTIKAN PAKAIAN JADI ANAK-ANAK PAJAK KENDARAANG BERMOTOR
PERAWATAN KULIT, MUKA, KUKU, KEPERLUAN MENJAHIT PUNGUTAN/RETRIBUSI
RAMBUT
SABUN CUCI ALAS KAKI PERAYAAN HARI RAYA AGAMA
PENDIDIKAN TUTUP KEPALA UPACARA AGAMA ATAU ADAT LAINNYA

15
INDIKATOR KEMISKINAN

Headcount Index:
• mengukur persentase penduduk
miskin terhadap total penduduk

• ukuran rata-rata kesenjangan


Indeks Kedalaman pengeluaran penduduk miskin thd garis
Kemiskinan/ Poverty kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks,
Gap Index semakin jauh rata-rata pengeluaran
penduduk dari garis kemiskinan.

Indeks Keparahan • semakin tinggi nilai indeks, semakin


Kemiskinan/ Poverty tinggi ketimpangan pengeluaran
Severity Index diantara penduduk miskin

Indikator kemiskinan: Formula Foster-Greer-Thorbecke [FGT]

16
100% Garis Kemiskinan: Visual

90% ●

80%
●● Tidak Miskin
70% ●
60% ●

50% ●
Hampir Miskin
40% ●● ●
30%
GARIS
20% ● ● KEMISKINAN:
Rp.301.639,- per kapita
10% ●●●
per bulan (Serdang
● ●●
Miskin
Bedagai, 2015)
0%
Sangat Miskin (Kronis)
17
PERKEMBANGAN GARIS KEMISKINAN
PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2007-2015
400,000

366,137
347,953
350,000
330,663
318,398
311,063
271,738
300,000 284,853
263,209
262,102
246,560
250,000
Rupiah

222,898
210,241
200,000 193,321
178,132

150,000

100,000

50,000

0
Mar-07 Mar-08 Mar-09 Mar-10 Mar-11 Sep-11 Mar-12 Sep-12 Mar-13 Sep-13 Mar-14 Sep-14 Mar-15 Sep-15

18
JUMLAH DAN PERSENTASE KEMISKINAN
PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2007-2015

2,000.00 16

1,800.00 13.9
14

1,600.00 12.55 10.79


11.51
11.31 11.33 10.83 10.53
10.67 10.39 12
10.41 10.06 9.85
1,400.00 9.38
10
1,200.00

1,000.00 1,768.50 1,499.70 1,492.20 8


1,362.40
1,508.14
1,613.80 1,360.60
800.00 1,490.90 1,436.40
1,400.40 6
1,416.40
1,463.67
1,425.80
600.00 1,286.70
4
400.00

2
200.00

0.00 0
Mar-07 Mar-08 Mar-09 Mar-10 Mar-11 Sep-11 Mar-12 Sep-12 Mar-13 Sep-13 Mar-14 Sep-14 Mar-15 Sep-15

Jumlah Penduduk Miskin % Penduduk Miskin

19
PERSENTASE PENDUDUK MISKIN MENURUT
KABUPATEN/KOTA MARET 2015
35.00
32.62

29.96
30.00

25.42
25.00

20.00 19.05
18.00

15.0015.08
15.00 13.48
14.11
12.61
11.6512.0312.09
9.59 10.9610.9711.1311.2611.3011.3111.3711.41
10.2110.47
9.68 9.85
10.00 8.73 8.77 8.99 9.09 9.41

7.03

4.74
5.00

0.00

20
PERSENTASE PENDUDUK MISKIN KABUPATEN
SERDANG BEDAGAI TAHUN 2010 - 2015
11

10.59
10.5

10.08
10
9.89

9.59
9.5
9.35

9 8.98

8.5

8
2010 2011 2012 2013 2014 2015

Persentase penduduk miskin Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2015


sebesar 9,59 persen. Angka ini meningkat dibandingkan tahun 2014 yaitu 8,98
persen.
21
INDEKS KEDALAMAN DAN KEPARAHAN KEMISKINAN
KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 2013-2015

1.6
1.43
1.4
1.25
1.2
1.03
1

0.8

0.6

0.4 0.33 0.3


0.2
0.2

0
P1 P2
2013 2014 2015

Indeks kedalaman kemiskinan (P1) adalah ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran


penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai P1 maka semakin tinggi
kesenjangan kemiskinan. Kesenjangan kemiskinan di Kabupaten Serdang Bedagai tahun
2015 naik 0,22 dibandingkan tahun 2014.
Indeks keparahan kemiskinan (P2) adalah distribusi penyebaran pengeluaran diantara
penduduk miskin. Semakin tinggi P2 maka semakin tinggi intensitas kemiskinan. Intensitas
kemiskinan tahun 2015 naik 0,1 dibandingkan tahun 2014.
22
GARIS KEMISKINAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
TAHUN 2010-2015
350,000
301,639
300,000 272,763 281,518
Garis Kemiskinan (kapita/bulan)

299,560
291,732
250,000

248,363
200,000

150,000

100,000

50,000
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Tahun

Garis kemiskinan Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2015 sebesar Rp


301.639,- atau naik dari Rp 291.732,- pada tahun 2014.

23
PERKEMBANGAN PENGELUARAN PER KAPITA RIIL
DISESUAIKAN (RIBU RUPIAH) PER TAHUN, 2011-2015
10.2

10.1 10.110

10.042
10

9.9
9.882

9.817
9.8
9.771

9.7

9.6
2011 2012 2013 2014 2015

Kemampuan pengeluaran per kapita riil disesuaikan (Daya Beli) atau lebih
dikenal dengan Purchasing Power Parity merupakan kemampuan masyarakat
dalam membelanjakan uangnya dalam bentuk barang maupun jasa.
Kemampuan daya beli rata-rata penduduk Kabupaten Serdang Bedagai mengalami
peningkatan dari tahun 2011 hingga 2015.

24
INFLASI KOTA MEDAN BULAN
JANUARI 2015-NOVEMBER 2016

25
PENYEBAB KEMISKINAN

Kemiskinan • Tidak memiliki SDA, SDM, dan sumber daya


pembangunan

Natural • Disebabkan oleh faktor alamiah seperti cacat,


sakit, lanjut usia, bencana alam

Kemiskinan • Disebabkan oleh faktor budaya seperti malas,


tidak disiplin, gaya hidup boros.
Kultural

• Disebabkan oleh faktor buatan manusia seperti


Kemiskinan kebijakan ekonomi yang tidak adil, distribusi
aset produksi yang tidak merata, korupsi,
Stuktural kolusi, serta tatanan ekonomi yang cenderung
menguntungkan kelompok masyarakat tertentu
26
Data Kemiskinan
• Jumlah agregat dan persentase penduduk miskin
(headcount index), Indeks Kedalaman Kemiskinan
(Poverty Gap Index), Indeks Keparahan Kemiskinan
DATA (Poverty Severity Index)
KEMISKINAN • Dihasilkan dari Survey Sosial dan Ekonomi Nasional
(Susenas) yang dilakukan setiap tahun.
MAKRO • Digunakan untuk melihat besaran dan karakteristik
kemiskinan menurut wilayah dan kondisi
kemiskinan multidimensi

•Memuat informasi nama kepala rumah


tangga, anggota rumah tangga, lokasi tempat
DATA tinggal, kegiatan sosial ekonomi secara
terbatas
KEMISKINAN •Data awal ada hasil PSE-05 dan diperbaharui
melalui PPLS 08 dilanjutkan dgn PPLS2011
MIKRO •Digunakan sbg dasar targeting program yang
ditujukan pada RTS/penduduk yang eligible:
Raskin, BLT, PKH, Jamkemas dan beasiswa
siswa miskin

27
PENGUKURAN KEMISKINAN DI INDONESIA
DATA KEMISKINAN MAKRO DATA KEMISKINAN MIKRO
(tersedia sejak tahun 1976) (tahun 2005, 2008, 2011, 2015)
1. Metodologi: 1. Metodologi:
 Konsep: Basic Needs Approach  Pendekatan Kualitatif
 Didasarkan pada Garis Kemiskinan:  Didasarkan pada Indeks atau PMT dari ciri-
Makanan (2100 kkal per kapita perhari ) + ciri RT miskin (variabel non-moneter) yg
Non Makanan dapat dikumpulksn dengan mudah
2. Sumber data: Susenas (sampel) 2. Sumber data: PSE05, PPLS08, PPLS2011, PBDT
2015
3. Data menunjukkan jumlah penduduk miskin di 3. Data menunjukkan jumlah RT Sasaran (Menurut
setiap daerah berdasarkan ESTIMASI Kategori Desil atau ranking) - by name by
address
4. Kegunaan: 4. Kegunaan:
 Berguna untuk perencanaan dan evaluasi  Berguna untuk target sasaran rumah tangga
program kemiskinan dengan target secara langsung pada Program Bantuan
geografis dan Perlindungan Sosial (BLT, PKH, Raskin,
 Tidak dapat menunjukkan siapa dan dimana Jamkesmas, dsb)
alamat penduduk miskin sehingga tidak
operasional untuk program bantuan
langsung
KONSEP KEMISKINAN MIKRO
Berbeda dengan tujuan angka kemiskinan makro, kemiskinan mikro
digunakan untuk program targeting perlindungan sosial pemerintah,
seperti BLT (PSKS), PKH, RASKIN dan JAMKESMAS (BPJS-PBI), Beasiswa
(PIP)

BPS telah melakukan beberapa pendataan untuk mendapatkan data


by name dan by address untuk keperluan program targeting - PSE05,
PPLS08, dan PPLS2011, PBDT2015
PROGRAM ANTI-KEMISKINAN &
PERLINDUNGAN SOSIAL
KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI

Kluster-1 Kluster-2 Meningkatkan


Hampir
(Berbasis Kluster-3
Miskin (Berbasis kesejahteraan
keluarga) (Berbasis
komunitas) dan perluasan
1. Beasiswa
UMKM)
kesempatan kerja
Miskin
2. Jamkesmas Program Kredit Mikro
3. Raskin Pemberdayaan (KUR)
4. PKH Masyarakat
Sangat 5. BLT (PNPM)
Miskin
6. Bantuan Sosial
Percepatan
Penanggulangan
Hampir Kluster-4 Kemiskinan
Miskin
1. Perumahan
2. Transportasi
Miskin 3. Air bersih
4. Listrik untuk rakyat miskin
5. Nelayan miskin *)
Sangat 6. Kelompok rentan di perkotaan*)
Miskin

Sumber: BAPPENAS 2011


KELOMPOK PENDUDUK MENURUT STATUS KEMISKINAN

Tidak Miskin

120%/160% Garis Kemiskinan

Hampir Miskin

Garis Kemiskinan
Sergai 2015: Rp 301.639 ribu/kapita/bulan

Miskin

80% Garis Kemiskinan

Sangat Miskin
HASIL PBDT2015
 Hasil PBDT 2015 menjadi Basis Data Terpadu Program Perlindungan
Sosial 2016-2018 untuk semua Kementerian/Lembaga dan Pemerintah
Daerah
 Pengurutan Rumah Tangga PBDT 2015: model Proxy Means Test (PMT),
yaitu regresi pengeluaran per kapita dengan variabel non moneter,
termasuk Wealth Index.  Diperoleh perkiraan pengeluaran perkapita
setiap Ruta PBDT 2015
 Data PBDT 2015 sudah diserahkan secara resmi ke Bapak Wakil Presiden
selaku Ketua TNP2K Desember 2015.
 Rumah Tangga dan Individu Basis Data Terpadu 2015 yaitu:
 Sumatera Utara : 920.714 ruta; 3.901.896 jiwa
 Serdang Bedagai: 36.061 ruta; 151.892 jiwa
Jumlah Rumah Tangga, dan Anggota Rumah Tangga Basis Data Terpadu
2015 menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara

Rumah
Kabupaten/Kota Rumah Tangga ART Kabupaten/Kota ART
Tangga
(1) (2) (4) (1) (2) (4)

Kab. Nias 21.002 107.817 Kab. Batu Bara 43.092 174.685


Kab.Mandailing Natal 31.566 140.764 Kab. Pd Lawas Utara 11.217 56.467
Kab. Tapanuli Selatan 20.076 77.295 Kab. Padang Lawas 16.804 81.989
Kab. Tapanuli Tengah 29.685 132.628 Kab. Lab. Batu Selatan 9.056 41.868
Kab. Tapanuli Utara 26.038 113.276 Kab. Lab. Batu Utara 19.461 84.300
Kab. Toba Samosir 8.425 43.237
Kab. Nias Utara 23.044 109.221
Kab. Labuhan Batu 23.246 97.189
Kab. Nias Barat 13.796 68.465
Kab. Asahan 32..084 140.516
Kota Sibolga 5.408 25.430
Kab. Simalungun 42.517 166.185
Kota Tanjung Balai 14.299 67.247
Kab. Dairi 17..321 81.439
Kota Pematang Siantar 17.762 71.022
Kab. Karo 24.190 103.417
Kab. Deli Serdang Kota Tebing Tinggi 10.715 43.819
110.203 391.476
Kab. Langkat 96.953 376.871 Kota Medan 110.011 462.987
Kab. Nias Selatan 44.079 207.803 Kota Binjai 15.860 60.968
Kab. Humbahas 13.170 58.590 Kota Padangsidempuan 10.461 45.310
Kab. Pakpak Bharat 2.336 12.752 Kota Gunung Sitoli 14.039 68.459
Kab. Samosir 6.737 36.512
Sumatera Utara 920.714 3.901.896
Kab. Sergai 36.061 151.892
JUMLAH RUMAH TANGGA SASARAN (RTS)
BASIS DATA TERPADU 2015
TINGKAT KEMISKINAN
& TEORI INFLASI
KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

Badan Pusat Statistik


Kabupaten Serdang Bedagai
Latar Belakang

INFLASI INFLASI yang


merupakan salah merupakan indikator
pergerakan antara
satu indikator permintaan dan
penting yang dapat penawaran di pasar riil
memberikan juga terkait erat
informasi tentang dengan perubahan
dinamika tingkat suku bunga,
produktivitas ekonomi,
perkembangan
nilai tukar rupiah
harga barang dan dengan valuta asing,
jasa yang indeksasi anggaran
dikonsumsi dan parameter
masyarakat. ekonomi makro
1 lainnya.
2
Umum

 Secara umum, angka inflasi yang menggambarkan


kecenderungan umum tentang perkembangan harga dan
perubahan nilai dapat dipakai sebagai informasi dasar
untuk pengambilan keputusan

 Pada tingkat mikro seperti rumah tangga/masyarakat dapat


memanfaatkan angka inflasi untuk dasar penyesuaian
pengeluaran kebutuhan sehari-hari dengan pendapatan
mereka yang relatif tetap

 Pada tingkat korporat angka inflasi dapat dipakai untuk


perencanaan pembelanjaan dan kontrak bisnis

 Dalam lingkup yang lebih luas (makro) angka inflasi


menggambarkan kondisi/stabilitas moneter dan
perekonomian.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Inflasi
Pengaruh Musiman
 Panen: padi-padian, sayur-sayuran,
buah-
buahan, ikan, dsb
 Pendidikan: uang sekolah/kuliah Perubahan Nilai Tukar Rupiah,
 Hari raya: bumbu-bumbuan, daging, Tingkat Bunga, dsb
gula,
sandang, angkutan, dsb

Pengaruh Distribusi
Bencana alam: banjir, tanah longsor,
badai
besar, dsb
Suhu Politik/rumar
Infrastruktur: ferry antar pulau,
jalan/jembatan rusak, dsb
Keamanan: Konflik di beberapa
daerah

Administered Prices Abnormal Profit


BBM, tarif dasar listrik, tarif air minum, menahan stok barang dan menaikkan
dsb harga
LAJU INFLASI 2016
2.50

2.00

1.50

1.00

0.50

0.00
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov
-0.50

-1.00

-1.50

-2.00
Nasional Sumut Medan
PematangSiantar PadangSidimpuan Sibolga
Andil Beberapa Jenis Komoditas terhadap
Inflasi/Deflasi di Kota Sibolga
Bulan November 2016 (%)

Andil
Komoditas Komoditas Andil Deflasi
Inflasi

Cabai Merah 0,9542 Dencis -0,1712

Tomat Buah 0,2683 Teter -0,1271

Kelapa 0,0488 Kape-Kape -0,0379

Rokok Kretek
0,0416 Sabun Cuci Batangan -0,0340
Filter

Beras 0,0371 Daging Ayam Ras -0,0339

Bawang Merah 0,0354 Tongkol/Ambu-Ambu -0,0267

Kembung/Gembung/Bany
Rokok Kretek 0,0303 -0,0244
ar
Andil Beberapa Jenis Komoditas terhadap
Inflasi/Deflasi di Kota PematangSiantar
Bulan November 2016 (%)

Komoditas Andil Inflasi Komoditas Andil Deflasi

Cabai Merah 0,5275 Dencis -0,1119

Tomat Buah 0,1905 Daging Ayam Ras -0,0538

Bawang Merah 0,0838 Udang Basah -0,0509

Jeruk 0,0692 Semangka -0,0285

Teri 0,0355 Nila -0,0191

Kelapa 0,0222 Pir -0,0178

Sawi Putih 0,0204 Apel -0,0143


Andil Beberapa Jenis Komoditas terhadap
Inflasi/Deflasi di Kota Medan
Bulan November 2016 (%)

Andil
Komoditas Komoditas Andil Deflasi
Inflasi

Cabai Merah 0,6345 Dencis -0,0684

Upah Pembantu RT 0,0711 Daging Ayam Ras -0,0442

Cabai Rawit 0,0538 Kentang -0,0334

Sabun Cuci Batangan 0,0384 Tongkol/Ambu-Ambu -0,0282

Bawang Merah 0,0350 Emas Perhiasan -0,0245


Kembung/Gembung/Ba
Nasi dengan Lauk 0,0340 -0,0226
nyar
Daging Sapi 0,0280 Telur Ayam Ras -0,0194
Andil Beberapa Jenis Komoditas terhadap
Inflasi/Deflasi di Kota PadangSidimpuan
Bulan November 2016 (%)

Andil
Komoditas Komoditas Andil Deflasi
Inflasi

Cabai Merah 0,2839 Kentang -0,0544

Bawang Merah 0,1886 Dencis -0,0433

Teri 0,1181 Tongkol/Ambu-Ambu -0,0158

Beras 0,1178 Telur Ayam Ras -0,0147

Kangkung 0,0487 Daging Ayam Ras -0,0133

Cabai Rawit 0,0308 Emas Perhiasan -0,0090

Cabe Hijau 0,0212 Teter -0,0063


TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai