Anda di halaman 1dari 19

 Pengawasan terhadap penyelenggaraan pemilu

dan pemilihan dilakukan oleh bawaslu, bawaslu


prov, Bawaslu Kab/Kota, Panwaslu Kecamatan,
Panwaslu Kelurahan/Desa, Panwaslu LN dan
PengawasTPS

Bawaslu Provinsi bersifat tetap.


Bawaslu Kab/Kota bersifat tetap
Panwaslu Kecamatan, Panwaslu Kelurahan/Desa,
Panwaslu LN dan PengawasTPS bersifat ad hoc.
 Tampilkan Struktur Berdasarkan Perbawaslu
Nomor 2 Tahun 2013 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Sekretariat Jenderal Bawaslu,
Sekretariat Bawaslu Provinsi, Sekretariat
Panwaslu Kabupaten/Kota, Struktur Organisasi
Bawaslu Provinsi
 koordinasi pelaksanaan tugas unit organisasi di lingkungan
Sekretariat Bawaslu Provinsi;
 pemberian dukungan administratif kepada Bawaslu Provinsi; dan
 pelaksanaan perencanaan dan pengawasan internal, administrasi
kepegawaian, ketatausahaan, perlengkapan dan
kerumahtanggaan, dan keuangan di lingkungan Sekretariat
Bawaslu Provinsi.

Kepala Sekretariat Bawaslu


Provinsi

Subbagian Teknis Subbagian Hukum,


Subbagian Administrasi; Penyelenggaraan Hubungan Masyarakat, dan
Pengawasan Pemilu Antar Lembaga.

Pasal 81 dan Pasal 82


 Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum
Provinsi berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Bawaslu Provinsi.
 Sekretariat Bawaslu dipimpin oleh Kepala
Sekretariat Bawaslu Provinsi.
 Sekretariat Bawaslu Provinsi mempunyai tugas
memberikan dukungan administratif dan teknis
operasional kepada Bawaslu Provinsi.

• Pasal 79 , Pasal 80 Perbawaslu 2/2013


 Divisi adalah pembagian kerja diantara anggota
Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Panwaslu Kabupaten/Kota,
atau Panwaslu Kecamatan berdasarkan pelaksanaan
fungsi-fungsi utama pengawasan.

 Koordinator wilayah selanjutnya disebut korwil


adalah anggota Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Panwaslu
Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan untuk
melaksanakan fungsi koordinasi, konsultasi, dan
komunikasi sesuai pembagian wilayah kerjanya.

 Kelompok Kerja, selanjutnya disebut Pokja, adalah


unit kerja yang dibentuk untuk jangka waktu tertentu
dalam rangka pengawasan tahapan Pemilu sesuai
dengan kebutuhan
Divisi Pencegahan
dan Hubungan antar
Lembaga
Pendistribusian
berdasarkan
Divisi Penindakan
fungsi (3 divisi) Pelanggaran

Divisi Organisasi dan


SDM.
Pendistribusian berdasarkan
pembagian wilayah kerja

kabupaten/kota

kabupaten/kota

kabupaten/kota

kabupaten/kota
1. pengawasan tahapan pemilu di tingkat
Provinsi;
2. pengadministrasian hasil pengawasan;
3. hubungan masyarakat;
4. kerjasama antar lembaga;
5. sosialisasi pengawasan Pemilu; dan
6. penyiapan Laporan Tahapan dan
Laporan Akhir Divisi Pencegahan dan
Hubungan antar Lembaga.
Divisi Penindakan Pelanggaran

1. penerimaan laporan dugaan pelanggaran;


2. pengkajian dan tindaklanjut laporan
dan/atau temuan pelanggaran;
3. pengawasan atas tindaklanjut laporan
atau temuan;
4. penyelesaian sengketa pemilu; dan
5. penyiapan Laporan Tahapan dan Laporan
Akhir Divisi Penindakan Pelanggaran.
Divisi Organisasi dan SDM

1. pembentukan Panwaslu Kabupaten/Kota;


2. pendidikan dan pelatihan bagi Panwaslu
Kabupaten/Kota;
3. pembinaan Panwaslu Kabupaten/Kota;
4. penyiapan laporan kegiatan Divisi Organisasi
dan SDM; dan
5. penyampaian Laporan Hasil Pengawasan
Tahapan dan Laporan Akhir Bawaslu Provinsi
kepada Bawaslu.
 Bagaimana Organisasi Sekretariat Bawaslu
provinsi menurut UU 7 Tahun 2017??

 Berikut beberapa ketentuan penting tentang


kelembagaan sebagaimana UU 7/2017
 Sekretariat Jenderal Bawaslu dipimpin oleh seorang
sekretaris Jenderal
 sekretaris Jenderal dibantu oleh paling banyak 3 deputi
dan I Inspektur Utama.
 sekretaris Jenderal Bawaslu, deputi, dan Inspektur
utama== ASN dengan jabatan pimpinan tinggi madya.
 sekretaris Jenderal Bawaslu, deputi, dan Inspektur
utama, diangkat dan diberhentikan oleh presiden atas
usulan bawaslu.
 sekretaris Jenderal Bawaslu bertanggung jawab kepada
Ketua Bawaslu.
 Deputi dan Inspektur utama bertanggung jawab kepada
Ketua Bawaslu melalui sekretaris Jendcrd Bawaslu.

Pasal 149 ayat (1), (2), (3) dan (4) UU 7 Tahun 2017
sekretaris
Jenderal

Inspektur
Deputi Deputi Deputi
Utama
 sekretariat Bawaslu Provinsi dipimpin oleh kepala
secretariat Bawaslu Provinsi.
 Kepala sekretariat Bawaslu provinsi == ASN/
jabatan pimpinan tinggi pratama
 Kepala sekretariat Bawaslu provinsi diangkat dan
diberhentikan oleh sekretaris Jenderal Bawaslu
 Kepala sekretariat Bawaslu Provinsi secara
administrasi bertanggung jawab kepada sekretaris
Jenderal Bawaslu dan secara fungsional
bertanggung jawab kepada ketua Bawaslu Provinsi.

 Pasal 150
 Sekretariat Bawaslu Kabupaten/Kota dipimpin oleh
kepala Kepala sekretariat Bawaslu Kabupaten/Kota.
 Kepala sekretariat Bawaslu Kabupaten/Kota == ASN
 Kepala sekretariat Bawaslu Kabupaten/Kota diangkat
dan diberhentikan oleh Sekretaris Jenderal Bawaslu
 Kepala sekretariat Bawaslu Kabupaten/Kota secara
administratif bertanggung jawab kepada sekretaris
Jenderal Bawaslu dan secara fungsional bertanggung
jawab kepada ketua Bawaslu Kabupaten/ Kota.

 Pasal 151
 forum pengambilan keputusan tertinggi Bawaslu
Provinsi.
 Rapat pleno diikuti oleh anggota Bawaslu Provinsi.
 dapat diselenggarakan atas usulan anggota Bawaslu
Provinsi.

Sifat
 wajib dihadiri
 dibuktikan dengan daftar hadir.
 sah apabila diikuti oleh paling sedikit 2 (dua) anggota.
 Keputusan rapat pleno Bawaslu Provinsi sah apabila disetujui
oleh paling sedikit 2 (dua) anggota.
 Hasil rapat pleno dituangkan dalam Berita Acara Rapat Pleno
yang ditandatangani oleh Ketua dan Anggota.
Dalam keadaan mendesak, Bawaslu Provinsi
dapat melakukan rapat pleno melalui media
telekomunikasi yang disepakati.

Keadaan mendesak === meliputi keadaan


dimana Bawaslu Provinsi harus membuat
suatu keputusan dalam jangka waktu kurang
dari 24 jam
NO RAPAT KOORDINASI RAPAT TEKNIS
Rapat koordinasi merupakan Rapat teknis dilakukan untuk
kegiatan untuk penyamaan menyusun langkah-langkah strategis
persepsi, penyerasian, dan dan teknis pelaksanaan pengawasan
penyatuan tindakan untuk Pemilu.
mengefektifkan pelaksanaan
tugas dan wewenang.

a. bersifat internal yang Rapat teknis dikuti oleh anggota


diikuti oleh anggota Bawaslu Provinsi dan/atau jajaran
Bawaslu Provinsi, Panwaslu seretariat.
Kabupaten/Kota, Panwaslu
Kecamatan, PPL, dan/atau
Pengawas TPS; dan
b. bersifat eksternal yang
diikuti oleh Bawaslu
bersama lembaga atau
instansi lain yang
setingkat.

Anda mungkin juga menyukai