BAB I
PENDAHULUAN
A. Umum
Pemlilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Pemilukada)
merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan demokrasi yang memiliki
karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan bentuk pemilu lainnya baik Pemilu
Anggota Legislatif maupun Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. Hal ini dapat dilihat
dari tingkat kompetisi dan kontestasi pasangan calon, besarnya konflik antar
pendukung pasangan calon, ketidak netralan dan parsialitas penyelenggara
Pemilukada. Begitu juga dengan tingginya potensi pelanggaran terutama
menyangkut isu-isu spesifik, antara lain politik uang, abuse of power, dan manipulasi
dana kampanye. Secara umum pengawasan Pemilu dilakukan oleh seluruh lapisan
masyarakat, akan tetapi secara spesipik dilakukan oleh Bawaslu, Panwaslu Provinsi,
Panwaslu Kabupaten/ Kota, Panwaslu Kecamatan dan Pengawas Pemilu Lapangan.
Pengawas pemilu mempunyai tugas, wewenang serta kewajiban tersendiri
sebagaimana diatur dalam UU No. 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu
mulai dari pasal 73 sampai dengan pasal 84. Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu)
bersifat tetap sedangkan Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Provinsi, Panwaslu
Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan dan Pengawas Pemilu Lapangan bersifatad
hoc. Sifat ad hoc ini-lah salah satu yang mengakibatkan kurang epektifnya kinerja
pengawasan. Hal ini disebabkan karena proses rekrutmen memakan waktu yang
tidak singkat sehingga terkadang sudah berjalan beberapa tahapan baru selesai
rekrutmen anggota panwas. Seperti yang terjadi di Kota Padangsidimpuan, dimana
anggota Panwaslu kecamatan di kota ini selesai dibentuk pada bulan Januari tahun
2013, dimana tahapan pemilukada sudah berjalan pada penetapan Daftar Pemilih
Tetap (DPT).
Penyelenggaraan pemilukada di Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu
berjalan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku meskipun ada
beberapa kendala yang dihadapi. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman
terhadap praturan perundang-undangan begitu juga dengan pengalaman para
penyelenggara pemilikada merupakan factor utama yang menjadi kendala dalam
pesta demokrasi di daerah ini. Begitu juga dengan sipat masyarakat yang kurang
peduli terhadap pentingnya pemilukada terhadap kemajuan dan kemakmuran suatu
daerah sehingga apabila mereka melihat atau mengetahui adanya suatu
pelanggaran maka mereka akan membiarkanya dan tidak melaporkannya kepada
pengawas pemilu. Ketidak tahuan dan ketidak ingin tahuan masyarakat terhadap
proses penyelenggaran pemilukada juga dapat mengakibatkan kurang epektifnya
penyelenggaraan pemilu.
Hasil pemilukada di Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu dimenangkan
oleh pasangan Nomor satu dengan perolehan suara sebanyak 1.725, kemudian
pasangan Nomor tiga dengan perolehan suara sebanyak 679. Pasangan Nomor
lima dengan perolehan suara sebanyak 398, selanjutnya pasangan Nomor dua
dengan perolehan suara sebanyak 253 dan disusul pasangan Nomor empat dengan
hasil perolehan suara sebanyak 110. Jumalah pemilih di Kecamatan
Padangsidimpuan Angkola Julu sebanyak 5.459 sementara yang menggunakan hak
pilihnya 60,1 persen yaitu sebanyak 3.280 pemilih. Yang tidak ikut memilih mencapai
39,9 persen atau sebanyak 2.179 pemilih. Jumalah suara tidak sah mencapai 3,5
persen dari yang menggunakan hak pilihnya, atau sebanyak 115 suara.
Dari hasil pemilukada di kecamatan ini dapat dinilai bahwa penyelenggaraan
pesta demokrasi ini masih kurang efektip. Tingginya angka golongan putih (golput)
dan suara tidak sah bukanlah semata-mata kesalahan penyelenggara pemilu karena
penyelenggara pemilukada telah menjalankan tugas dan kewajibannya sesuai
dengan aturan yang berlaku, akan tetapi disebabkan kurangnya keyakinan dan rasa
simpatik masyarakat terhadap Kepala Daerah dari beberapa priode sebelumnya.
2. Rekrutmen Anggota
Bahwa Proses rekrutmen anggota Panwaslu Kecamatan sesuai dengan pasal
70 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011, Panwaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu
Kecamatan, Pengawas Pemilu Lapngan, dan Pengawas Pemilu Luar Negeri
dibentuk paling lambat 1 (satu) bulan sebelum tahapan pertama penyelenggaraan
pemilu dimulai dan berakhir paling lambat 2 (dua) bulan setelah seluruh tahapan
penyelenggaraan pemilu selesai.
Dalam hal ini Panwaslu Kecamatan diseleksi dan ditetapkan oleh Panwaslu
Kabupeten/kota mulai dari tahapan kegiatan yang meliputi:
a. Pengumuman pendaftaran
b. Penerimaan pendaftaran dan berkas
c. Penelitian administrasi pendaftaran
d. Pengumuman hasil penelitian admistrasi
e. Menerima tanggapan dan masukan dari masyarakat
f. Seleksi tertulis
g. Pengumuman hasil ujian tertulis
h. Tes wawancara dan
i. Penetapan calon terpilih.
Setelah rangkaian kegiatan seleksi Panwaslu kecamatan dalam rangaka Pemilihan
Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013 selesai,
Panwaslu Kota Padangsidimpuan melaksanakan pelantikan Panwaslu Kecamatan
se-Kota Padangsidimpuan dengan pengucapan Sumpah Janji sekaligus penerimaan
SK (surat keputusan) secara simbolis di Aula Regional MAN 2 Kota
Padangsidimpuan pada hari Sabtu, 5 Januari 2013. Pada hari yang sama, setelah
selesai pelantikan seluruh anggota Panwascam diberikan bimbingan tekhnis
(bimtek) tentang penyelenggaraan pemilukada, dan dilanjutkan dengan rapat pleno
pertama untuk memilih ketua panwaslu di kecamatan masing-masing.
Sejalan dengan uaraian diatas Panwaslu kecamatan merencanakan
rekrutmen/seleksi calon anggota Pengawas Pemilu lapangan dengan berkoordinasi
kepada Panwaslu Kota Padangsidimpuan, dengan memperhatikan peraturan
Bawaslu Nomor 10 Tahun 2012 tentang tata cara pengangkatan Anggota Panitia
Pengawas Pemilihan Umum Provinsi, Panitia Pengawas Pemilihan Umum
Kabupaten/Kota, Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan dan Pengawas
Pemilu Lapangan.
3. Penyiapan Sekretariat
Dalam menjalankan tugasnya, Panwaslu Kecamatan dibantu oleh Sekretariat,
sebagai mana diatur dalam pasal 107 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011,
dimana untuk mendukung tugas dan wewenang Panwaslu dibentuk sekretariat
Panwaslu Kecamatan.
Untuk menjamin terselenggaranya Pemilu sesuai dengan prinsip-prinsip pemilu dan
peraturan perundang-undangan, sesungguhnya sekretariat harus dapat difungsikan
untuk mengerjakan hal-hal yang bersifat teknis dalam pengawasan pemilu.
Pemberdayaan sekretariat secara optimal dalam melaksanakan kerja-kerja
pengawasan menjadi tantangan tersendiri bagi ketua/anggota panwaslu kecamatan.
Dalam rangka mengoptimalkan pendayagunaan SDM, pasal 13 Peraturan Bawaslu
Nomor 30 Tahun 2009 secara teknis telah diatur sesuai dengan kebutuhan
Panwaslu Kecamatan, pihak-pihak yang berperan dalam membantu penyiapan
sekretariat Panwaslu Kecamatan dalam hal ini tentunya panwaslu kecamatan
berkoordinasi dengan pemerintah ditingkat kecamatan dengan mengusulkan
permohonan pegawai sekretariat panwaslu kecamatan kepada Camat untuk
mengirimkan nama-nama calon pegawai sekretariat panwaslu kecamatan agar
dapat di verifikasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan
ditetapkan melalui surat keputusan Kepala Daerah dan keputusan Panwaslu
Kecamatan.
D. Peningkatan Kapasitas
1. Up-Grading Panitia Pengawas Pemilu
Panwas dalam tugasnya harus mampu memebangun sebuah pondasi, prisai, atap
yang kokoh, kuat dan rapat terhadap kepemiluan. Apa-apa saja yang menjadi tugas
dan wewenang serta kewajiban dari Panwas terkait dengan kepemiluan.
Menjalankan dan mengamankan kepentingan-kepentingan yang ada untuk tujuan
tegaknya demokrasi yang telah di amanatkan oleh Undang-undang sesuai dengan
visi misi serta asas-asas pemilu, memahami aturan dan bekerja sesuai dengan
aturan, lalu tegakkan kode etik, dan melaksanakan tugas sesuai tupoksi yang ada
(diskription). Berindak sesuai dengan prosedur standar, membangun motivasi kerja
dengan cara transparansi, profesionalitas dan akuntabilitas.
Kegiatan yang pernah diikuti Panwaslu Kecamatan Padangsidimpuan Utara dalam
rangka meningkatkan kapasitas kerjanya antara lain:
a. Kegiatan Bimbingan Teknis Panwaslu Kecamatan se- Kota Padangsidimpuan dalam
rangka Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2013, yang mengadakan kegiatan tersebut adalah Panwaslu Kota
Padangsidimpuan pada hari sabtu 5 Januari 2013 di Aula Regional MAN 2 Kota
Padangsidimpuan
b. Rapat-rapat koordinasi dalam rangka memantapkan pengawasan dan laporan hasil
pengawasan, kegiatan ini di pasilitasi oleh Panwaslu Kota Padamgsidimpuan yang
bertempat di sekretariat Panwaslu Kota Padangsidimpuan.
c. Rapat kerja pengawasan dan pembuatan laporan hasi pengawasan yang dilakukan
olen Panwaslu Provinsi Sumatera Utara di hotel Grand Antares Medan pada hari
kamis s/d Jum`at, 7-8 Februari 2013
No NamaLembaga BentukKerjasama
1. PPK Perbaikan DPT
2. Satpol PP Penertipanalatperagakampanye
3. KePolisian Penertipanalatperagakampanye
4. Camat NetralisasiKepalaDesa/ Lurahdalampilkada
5. KepalaDesa/ NetralisasiPerangkatDesa/ Lurahdalampilkada
Lurah
6. Tim pemenangan Penegakanhukumpemilu
G. Faslitas Pendanaan
1. Pengupayaan dan Penggunaan Fasilitas
Panwaslu kecamatan padangsidimpuan Utara mendapatkan fasilitas untuk
melakukan tugas dan kewenangannya dengan melakukan koordinasi dengan
Panwaslu Kota Padangsdimpuan, dimana agar dana hibah yang bersumber dari
APBD Provinsi Sumatera Utara dapat di upayakan dalam memenuhi kelengakapan
fasilitas kesekretariatan untuk menunjangpelaksanaanberbagai program kegiatan
yang berkenaandengantugas, wewenangdantanggungjawabpengawasan tahapan
Pemilu ditingakat kecamatan. Adapun fasilitas tersebut diantaranya:
BAB II
PENYELENGGARAAN PEMILU
A. Pengaturan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara
Bahwa pengaturan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara tidak
terlepas dari aturan yang berlaku menurut Peraturan Perundang-unadangan sebagai
bahan rujukan untuk menyelenggaraan Pemilu. Yang mencakup pengaturan
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagamana telah diubah terakhir kali
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008tentang Pemerintahan Daerah;
2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelanggara Pemilihan Umum;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan
pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala daerah;
4. Peraturan dan Keputusan KPU,KPUD; dan
5. Peraturan dan keputusan Bawaslu Republik Indonesia.
C. Pelaksanaan Pemilu
1. Penyusunan Daftar Pemilih
a. KPU Prov/Kab/Kota memberitahukan kepada Pemprov/Pemkab/Pemkot untuk
menyampaikan data kependudukan 6 (enam) Bulan sebelum pemungutan suara.
Dalam hal ini Pemerintah Provinsi Sumatera Utara menyerahkan data DP4 kepada
KPU Provinsi Sumatera Utara selama 10 hari, yaitu dar tanggal 14 s/d 23 september
2012.
b. Penyusunan daftar pemilih oleh KPU Prov/Kab/Kota sebanyak julah PPS dan
RT/RW untuk di umumkan pada tempat-tempat yang mudah di jangkau masyarakat,
penyusunan data tersebut dilaksanakan dari tanggal 24 september s/d 8 oktober
2012. Data yang sudah disusun diserahkan kepada PPS melalui PPK pada tanggal
9 s/d 11 oktober 2012 dan hal inilah yang dijadikan sebagai DPS. DPS diumumkan
selama 21 hari, yaitu sejak tanggal 12 s/d 30 November 2012.
c. PPS melakukan perbaikan DPS jika ada kekeliruan serta memasukkan pemilih yang
belum terdaftar dalam DPS ke dalam daftar pemilih tambahan. Perbaiakan DPS
dilaksanakan selama 3 hari sejak tanggal 01 s/d 03 Desember 2012. Kemudian hasil
perbaikan DPS diumumkan dari tanggal 04 s/d 06 Desember 2012. Dari hasil
perbaikan DPS inilah kemudian PPS menyusun draf DPT untuk disampaikan kepada
KPU Kab/Kota melalui PPK untuk dijadikan sebagai DPT. Proses penyusunan draf
sampai penetapan DPT berlangsung sejak tanggal 08 s/d 30 Desember 2012,
kemudian barulah diumumkan kepada masyarakat sejak ditetapkannya DPT.
2. Kampanye
Kampanye merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh pasangan calon dan atau
tim kampanye/ pelaksana kampanye/ petugas kampanye untuk menyakinkan para
pemilih dalam rangkan mendapatkan dukungan yang sebesar-besarnya, dengan
menawarkan visi, misi dan program pasangan calon secara lisan maupun tertulis
kepada masyarakat. Bentuk kampanye yang diselenggarakan oleh pasangan calon
atau tim kampanye, yaitu sebagai berikut:
Pertemuan terbatas
Tatap muka dan dialog
Penyebaran melalui media cetak dan media elektronik
Penyebaran melalui radio dan televisi
Pemasangan alat peraga di tempat umum
Rapat umum
Debat publik/ debat terbuka antar calon, dan
Kegiatan lain yang tidak melanggar peraturan perundang-undangan
Kampanye Pemilukada Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara tahun 2013
dilaksanakan selama 14 (emapt belas) hari, yang berahir 3 (tiga) hari sebelum
pemungutan suara, yaitu dari tanggal 18 Februari s/d 03 Maret 2013.
BAB III
PENGAWASAN PEMILU
2. Kampanye
Adapun potensi terjadinya pelanggaran dalam pelaksanaan kampanye yaitu
kampanye diluar jadwal yang sudah ditentukan oleh KPU, mengunakan fasilitas
pemerintah, melibatkan PNS dan anak-anak, menggunakan isu SARA, black
camping, merusak dan menghilangkan alat praga pasangan lain dan dana
kampanye yang tidak jelas.
Panwaslu Kec. Padangsidimpuan Utara dalam melakukan pencegahan pelanggaran
terhadap pelaksanaan kampenye dengan mengambil tindakan:
a. Mengirim surat kepada pasangan calon/ tim kampanye untuk mematuhi jadawal
kampanye dan larangan kampanye
b. Mengingatkan peserta pemilu (melalui surat dan media lainnya) tentang ketentuan
kampanye serta sanksi terhadap ketentuan tersebut
c. Mengikuti dan mendampingi setiap pertemuan atau kampanye yang dilakukan oleh
pasangaan calon/ tim kampanye
d. Merekomendasikan kepada PPK terkait dengan pelanggaran administrasi dan/ atau
tindak lanjut ke penyidik terkait dugaan planggaran pidana kampanye
e. Membangun dukungan dan partisipasi kepada masyarakat untuk turut mengawasi
proses pelaksanaan kampanye
BAB IV
PELANGGARAN PEMILU DAN PENANGANANNYA
4. Sengketa Pemilu
Selain tiga jenis pelanggaran pemilukada di atas, dalam penegakan hukum
pemilukada juga dikenal istilah sengketa pemilu kada yang penyelesaiannya menjadi
kewenangan panwaslukada. Kewenangan panwaslu untuk penyelesaian sengketa
pemilukada merupakan kewenangan sisa atau kewenangan residu yang diperoleh
melalui pasal 66 ayat (4) huruf c UU nomor 32 tahun 2004 jo. Pasal 111 ayat (4) dan
pasal 112 PP nomor 6 tahun 2005. Sengketa pemilukada adalah perselisihan antara
dua pihak atau lebih yang terjadi dalam penyelenggaraan pemilukada. Penyelesaian
sengketa pemilukada adalah proses perundingan untuk memperoleh kesepakatan
para pihak dengan dibantu oleh panwaslu.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Bahwapenyelenggaraanpemilihanumum yang
berkualitasdiperlukansebagaisaranauntukmewujudkankedaulatanrakyatdalampemeri
ntahan Negara yang demokratisberdasarkanPancasiladanUndang-UndangDasar
Negara Republik Indonesia Tahun1945.
2. PemilihanGubernur, Bupati, danWali Kota secarademokratisdalam Negara Republik
Indonesia berdasarkanPancasiladanUndang-UndangDasar Negara Republik
Indonesia Tahun1945.
3. Salah satu faktor penting bagi keberhasilan penyelenggaraan pemilu terletak pada
kesiapan dan profesionalitas penyelenggara itu sendiri, yaitu Komisi Pemilihan
Umum, Badan Pengawas Pemilu, dan Dewan Kohormatan Penyelenggara Pemilu
sebagai satu kesatuan fungsi penyelenggaraan pemilu. Ketiga institusi ini telah
diamanatkan oleh undang-undang untuk menyelenggarakan pemilu menurut fungsi,
tugas dan kewenangannya masing-masing.
4. Bahwapenyelenggaraanpemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara
tahun 2013 berjalan sesuai dengan jadwal tahapan yang telah ditetapkan oleh KPU
Prov. Sumatera Utara.
5. Angkat tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilihan Umum Gubernur dan Wakil
Gubernur Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013 jauh menurun dari pemilu-pemilu
sebelumya mencapai diatas 50%.
B. Rekomendasi Umum
1. Sistem Pemilihan Umum
a. Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatre Utara tetap dipilih secara
langsung demokratis oleh masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
b. Kepala daerah yang ingin mencalonkan lagi untuk pride berikutnya harus
mengundurkan diri dari jabatannya, hal ini bertujuan untuk menjaga kualitas dan
epektifitas roda pemerintahan di tingkat daerah, serta untuk menjaga
penyalahgunaan wewenang dalam proses pemilihan kepala Daerah.
c. Setiap kepala daerah tidak boleh mengambil cuti untuk mengikuti kampanye calon
kepala daerah baik diwilahnya maupun di wilayah lain demi menjaga netralitas PNS
dan Pegawai BUMN/BUMD sebagimana larangan yang berlaku kepada kepala Desa
d. Sosialisasi tentang Pemilu Gubernur dan wakil Gubernur Sumatera Utara perlu
ditingkatkan mengingat masyarakat sangat apatis tehadap kepeminpinan kepala
Daerah dan Wakil Kepala Daerah terhadap penyelenggaraan pemerintahan.
e. Keberadaan Desk pilkada dalam pemilihan umum Gubernur dan Wakil Gubernur
Sumatera Utara perlu di evaluasi kembali.
2. Penyelenggaraan
a. Rekrutmen penyelenggara pemilukada antara KPU dengan Panwanlu sesuai
dengan tingkatannya harus bersamaan, karena ketidak bersamaan pembentukan
penyelenggara pemilu sesuai dengan tingkatannya mengakibatkan hasil
penyelenggaraan pemilu kurang optimal.
b. Realisasi anggaran untuk penyelenggara pemilu harus tepat waktu sesuai dengan
tahapan yang sudah ditentukan.
c. Sosialaisasi peraturan perundang-undangan tentang kepemiluan perlu ditingkatkan
agar tercapainya Pemilu yang berkualitas akuntabilitas.
3. Kepengawasan
a. Kegiatansosialisasi teknispengawasanPemiludanperaturanterkaitdengankepemiluan
harus ditingkatkan, baik secara kualitas maupun kuantitas
b. KegiatanpembinaandariKomisionerPanwasludankesekretaritanPanwaslu Kota
padangsidimpuanterhadapPanwasludankesekretariatanPanwasluKecamatanperluditi
ngkatkan
c. TerhadappanwasludankesekretariatanPanwasluKecamatanPadangsidimpuan Utara
Perlumengefektipkansumberdayamanusia (SDM) yang ada agar
terciptaoptimalisasikerjafungsitugasdanpoksimasing-masingpersonil.
d. Untukmendukungtugaspengawasanperlupenyalurandana yang tepatwaktu.
Tentunya kami
menyadaribahwalaporaninimasihbanyakkelemahandankekurangannya, meskipunde
mikian kami terusberbuat, introspeksidiridanmengharapkan bimbingan dan binaan
agar lebihmaksimal kedepan. Pembuatan laporan ini merupakan bagian
daritugaspenyelenggarapemilu yang diamanah olehkonstitusi.Mudah-
mudahantugas danamanahinibisa kami embansesuaidenganperaturanperundang-
undangan demi terwujudnya pemilihan umum yang bersih, jujur dan adil.
Demikianlaporaninidibuatdandisampaikan, atasperhatiandankerjasama yang
baikdiucapaknterimakasih