Anda di halaman 1dari 15

Kelompok 9

 Halimah Tusyadiah (12030115060123)


 Monika Yunita Sari (12030115060164)
 Salsabila Dwi Nada P (12030115060185)
Sampling Audit

Sampling Audit adalah penerapan prosedur audit


terhadap kurang dari 100% unsur dalam suatu saldo
akun atau kelompok transaksi.
Tujuan dari Sampling Audit untuk menilai beberapa
karakteristik saldo akun atau kelompok transaksi
tersebut.
Teknik Pendekatan Sampling Audit

Non-Statistical Sampling

Statistical Sampling
Statistical Sampling
Models
Untuk menguji
Attribute efektivitas
Sampling pengendalian
intern.
Statistical
sampling
Untuk menguji
Variabel nilai rupiah yang
Sampling tercantum dalam
akun.
A. Atribute Sampling
Fixed-sample-size attribute
sampling

Stop-or-go Sampling

Discovery Sampling
1. Fixed-sample-size Attribute Sampling

 Pengambilan sampel dengan model ini ditujukan


untuk memperkirakan persentase terjadinya mutu
tertentu dalam suatu populasi.
 Misalnya,dengan model ini auditor dapat
memperkirakan berapa persen bukti kas keluar yang
terdapat dalam populasi tidak dilampiri bukti
pendukung yang lengkap.
Prosedur pengambilan sampel adalah sebagai berikut:

a. Penentuan attribute yang akan diperiksa untuk menguji


efektivitas pengendalian intern.
Attribute adalah karakteristik yang bersifat kualitatif suatu
unsur yang membedakan unsur tersebut dengan unsur yang lain.

b. Penentuan populasi yang akan diambil sampelnya.


auditor harus menentukan populasi yang akan diambil, misalnya
kelompok dokumen apa yang akan diambil.
c. Penentuan besarnya sampel.
auditor harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut:
1. Penentuan tingkat keandalan (realibility level) atau
confidence level atau disingkat R%.
2. Penaksiran persentase, terjadinya attribute dalam populasi.
3. Penentuan batas ketepatan atas yang diinginkan (desired
upper precision limit atau DUPL)
4. Penggunaan tabel penentuan besarnya sampel untuk
menentukan besarnya sampel.

d. Pemilihan anggota sampel dari seluruh anggota populasi.


Agar setiap anggota populasi dapat menjadi sampel, maka
auditor dapat menggunakan tabel acak.
e. Pemeriksaan terhadap attribute yang menunjukkan
efektivitas unsur pengendalian intern.
Auditor harus mencatat berapa kali menemukan attribute
yang tidak sesuai dengan pengendalian intern yang telah
dilakukan.

f. Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap attribute anggota


sampel.
Auditor dapat membandingkan tingkat kesalahan dalam
sampel tersebut dengan menggunakan tabel Achieved
Upper Precision Limit (AUPL). AUPL akan dibandingkan
dengan DUPL.
2. Stop or Go Sampling

 Jika auditor menggunakan fixed sample size attribute sampling,


kemungkinan ia akan terlalu banyak mengambil sampel. Hal ini
dapat diatasi dengan menggunakan model attribute sampling
yang lain, yaitu stop or go sampling.

 Dalam stop or go sampling ini, jika audior tidak menemukan


adanya penyimpangan atau menemukan jumlah penyimpangan
tertentu yang telah ditetapkan, ia dapat menghentikan
pengambilan sampelnya
Prosedur menggunakan stop or go sampling
adalah sebagai berikut:

a. Tentukan desired upper precision limit dan tingkat


keandalan.
b. Gunakan tabel Besarnya Sampel minimum untuk
pengujian pengendalian guna menentukan sampel
pertama yang harus diambil.
c. Buat tabel stop or go decision.
d. Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap sampel.
3. Discovery Sampling

Umumnya kondisi yang diperlukan sebagai dasar penggunaan discovery sampling


adalah:

1. Jika auditor memperkirakan tingkat kesalahan dalam populasi sebesar nol atau
mendekati nol persen.

2. Jika auditor mencari karakteristik yang sangat kritis, yang jika hal ini ditemukan,
merupakan petunjuk adanya ketidakberesan yang lebih luas atau kesalahan yang
serius dalam laporan keuangan.

Discovery sampling digunakan pula oleh auditor dalam pengujian substantif. Jika tujuan
audit untuk menemukan paling tidak satu kesalahan yang mempunyai dampak
potensial terhadap suatu akun, discovery sampling umumnya dipakai untuk tujuan
tersebut.
Prosedur pengambilan sampel dalam discovery sampling adalah
sebagai berikut:

1. Tentukan attribute yang akan diperiksa


2. Tentukan populasi dan besar populasi yang akan diambil
sampelnya
3. Tentukan tingkat keandalan
4. Tentukan desired upper precision limit
5. Tentukan besarnya sampel
6. Periksa attribute sampel
7. Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap karakteristik sampel.

Anda mungkin juga menyukai