EPISTAKSIS
Pada sebagian besar kasus epistaksis anterior sering dengan gejala ringan dan
hampir semuanya dapat berhenti sendiri
pada pembuluh darah posterior hidung biasanya gejala lebih berat dan
membutuhkan pertolongan lebih lanjut oleh tenaga medis
Epistaksis anterior lebih mudah terlihat sumber perdarahannya sehingga lebih mudah
diatasi dibandingkan epsitaksis posterior. Batas yang membagi epistaksis posterior dan
anterior adalah ostium sinus maksilaris
Etiologi dan faktor resiko
Epistaksis terjadi akibat robeknya pembuluh darah pada cavum nasi yang seringkali
timbul spontan tanpa diketahui penyebabnya
FAKTOR RESIKO
Penyakit
Trauma infeksi Tumor
kardiovaskular
Kelainan Kelainan
Kelainan darah
kongenital
pembuluh darah
Lampu Spekulum
Suction
kepala hidung
Pinset
Kapas Kassa
bayonet
Posisi Bersihkan Pantokain 10-15’
pasien hidung 2% dievaluasi
Rinoskopi anterior
Vestibulum, mukosa hidung, septum nasi, konka inferior
Rinoskopi posterior
epistaksis berulang dan sekret hidung kronik untuk
menyingkirkan neoplasma
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Nasoendoskopi
Biopsi
Endoskopi pada epistaksis dari Pleksus Kiesselbach (Shukla AP, 2013)
Tatalaksana Epistaksis
Tiga prinsip utama dalam menanggulangi epistaksis:
• menghentikan perdarahan
• mencegah komplikasi
• mencegah berulangnya epistaksis.
Perbaiki keadaan umum pasien
Cari sumber perdarahan
kompresi hidung dan menutup lubang hidung dengan kasa atau
kapas yang telah direndam pada dekongestan topikal
Lakukan penekanan langsung selama 5-20menit.
Tampon kapas yang telah dibasahi dengan adrenalin 1:100.000 dan
lidokain atau pantokain 2 %. Tampon ini dibiarkan selama 3 – 5 menit
menentukan sumber perdarahan letaknya di bagian anterior atau
posterior.
Akibat Pemasangan tampon anterior: sinusitis air mata yang berdarah (bloody tears),
septikemia.
Keluhan Utama
Keluar darah dari lubang hidung kanan sejak ± 3 jam sebelum
masuk rumah sakit.
Riwayat Penyakit Sekarang
Keluar darah dari lubang hidung kanan sejak ± 3 jam sebelum masuk rumah sakit.
Mulanya, pasien sedang duduk – duduk lalu tiba – tiba keluar darah mengalir dari
lubang hidung kanan sebanyak ± 3 lembar sapu tangan. Pada awalnya, darah yang
keluar sedikit sebanyak ± 1 lembar tisu kemudian semakin lama semakin banyak
hingga ± 3 lembar sapu tangan
Darah terasa mengalir dan rasa tertelan di tenggorok (+)
Riwayat trauma pada hidung tidak ada
Riwayat menggosok – gosok hidung sebelumnya (-)
Riwayat perdarahan dari hidung sebelumnya tidak ada
Riwayat hidung tersumbat tidak ada
Riwayat penurunan berat badan dalam 1 bulan terakhir tidak ada
Rasa telinga penuh (+)
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat hipertensi sebelumnya tidak diketahui
Riwayat konsumsi obat jantung/pengencer darah sebelumnya
tidak ada
Riwayat DM tidak ada
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga pasien yang pernah menderita penyakit seperti ini
sebelumnya
Pemeriksaan Kelainan
Deformitas Tidak ada
Kelainan kongenital Tidak ada
Hidung luar Trauma Tidak ada
Radang Tidak ada
Massa Tidak ada
3. Sinus paranasal
Pemeriksaan Dekstra Sinistra
Jenis - -
6. Orofaring dan mulut
Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra
Trismus -
Uvula Posisi -
Edema -
Bifida -
Simetris/tidak Simetris
Palatum mole + Arkus Warna Merah muda
Faring Edem -
Bercak/eksudat -
Dinding faring Warna Merah muda
Permukaan Licin
Ukuran T1 T1
Warna Merah muda Merah muda
Permukaan Rata Rata
Tonsil Muara kripti Tidak Melebar Tidak Melebar
Detritus Tidak Ada Tidak Ada
Eksudat - -
Perlengketan dengan pilar - -
Warna Merah muda
Peritonsil Edema - -
Abses - -
Lokasi - -
Bentuk - -
Tumor Ukuran - -
Permukaan - -
Konsistensi - -
Karies/Radiks - -
Gigi
Kesan Hygiene baik
Warna Merah muda
Bentuk Normal
Lidah Deviasi -
7. Laringoskopi Indirek
Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra
Bentuk Normal Normal
Warna Merah muda Merah muda
Epiglotis Edema - -
Pinggir rata/tidak rata rata
Massa - -
Warna Merah muda Merah muda
Ariteniod Edema - -
Massa - -
Gerakan simetris simetris
Warna Merah muda Merah muda
Ventrikular band
Warna Putih Putih
Plica vokalis
Gerakan simetris simetris
Pingir medial normal normal
Massa - -
Subglotis/trakea Massa - -
Sekret - -
Sinus piriformis Massa - -
Sekret - -
Valekula Massa - -
Sekret ( jenisnya ) -
Pemeriksaan Kelenjar getah bening leher :
Inspeksi : tidak tampak adanya tanda-tanda pembesaran kelenjar getah
bening leher.
Palpasi : tidak teraba adanya pembesaran kelenjar getah bening leher.
Anamnesis dan
pemeriksaan fisik.
keluarnya darah dari hidung, bukan
merupakan suatu penyakit,
Epistaksis melainkan suatu gejala dari suatu
kelainan.
pasien sedang duduk – darah yang keluar
duduk lalu tiba – tiba sedikit sebanyak ± 1
Darah terasa mengalir
keluar darah mengalir lembar tisu kemudian
dan rasa tertelan di
dari lubang hidung semakin lama semakin
tenggorok
kanan sebanyak ± 3 banyak hingga ± 3
lembar sapu tangan lembar sapu tangan
Riwayat trauma pada hidung (-)
idiopatik
Riwayat trauma pada hidung (-)
Riwayat perdarahan dari hidung
sebelumnya (-)
Bukan
Riwayat hidung tersumbat (-) merupakan
suatu
keganasan
Riwayat penurunan berat badan
dalam 1 bulan terakhir (-)
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum: tampak
sakit sedang, kesadaran compos mentis kooperatif,frekuensi
nadi 77x/menit, frekuensi nafas 20 x/menit, suhu 36.7°C.
Dari pemeriksaan fisik
Nadi
sakit sedang CMC
77x/menit
Nafas Suhu
20 x/menit 36.7°C
Dari pemeriksaan fisik hidung kavum nasi dekstra sulit dinilai
dan sinistra sempit. Konka inferior dekstra sulit dinilai dan
sinistra hipertrofi. Konka media dekstra sulit dinilai dan sinistra
eutrofi. Terdapat clotting pada kavum nasi dekstra. Tidak
ditemukan adanya sekret dikedua kavum nasi.
Anterior
Pl. Kiesselbach atau a.
etmoid anterior
EPISTAKSIS
Posterior
a. Sfenopalatina dan
a.etmoid posterior
Penatalaksaan
Nasal packing
IVFD RL 8 jam/kolf
Inj. Ceftriakson 2 x 1 gr
Rhinofed (terfenadin/pseudoefedrin) 3 x 1 tab
Tiga prinsip utama dalam menanggulangi epistaksis:
• menghentikan perdarahan
• mencegah komplikasi
• mencegah berulangnya epistaksis.
Perbaiki keadaan umum pasien
Cari sumber perdarahan
kompresi hidung dan menutup lubang hidung dengan kasa atau
kapas yang telah direndam pada dekongestan topikal
Lakukan penekanan langsung selama 5-20menit.
Epistaksis tidak berhenti => topikal vasokonstriktor =>
kauterisasi (bila sumber perdarahan jelas)