Anda di halaman 1dari 6

4.

1 Faktor-faktor yang Berperan dalam Penyelesaian Masalah

a Faktor pendukung

1. Pasien dan keluarganya memiliki kartu BPJS.

2. Keluarga pasien mau terbuka mengenai keluhan penyakit pasien

b Faktor Penghambat

1. Pengetahuan pasien mengenai penyakit, tatalaksana,

pencegahan,penularan scabies pada pasien masih kurang.

2. Keluarga pasien tidak mau berobat serentak ke puskesmas untuk

memutuskan rantai penularan penyakit scabies.

3. Keluarga pasien kurang kooperatif dan terlihat tidak peduli dalam

penyelesaian masalah kesehatan pasien saat diberikan edukasi.

4. Keluarga pasien sulit untuk megubah kebiasaan sanitasinya untuk

lebih baik

5. Pasien tinggal dirumah yang kecil dan lembab untuk ditempati oleh

9 anggota keluarga yang meningkatkan risiko terhadap penularan

scabies

6. Keluarga pasien tidak mau menjemur seluruh barang-barang di

rumah yang menjadi sumber penularan scabies seperti sofa, kasur,

gorden dll.

4.2 Rencana Pembinaan Kegiatan

Melalui pendekatan komprehensif dan holistik.

0
➢ Edukasi kepada pasien dan keluarga pasien mengenai penyakit dan
faktor penyebab penyakit, bahwa penyakit ini merupakan penyakit
kulit yang disebabkan oleh sejenis tungau, adapun faktor yang
menunjang perkembangan penyakit diantaranya kebersihan diri dan
lingkungan yang kurang, cara penularan dapat berupa kontak
langsung (kontak kulit dengan kulit) misalnya berjabat tangan, tidur
bersama, dan sebagainya. Kontak tidak langsung melalui benda
misalnya pakaian, handuk, sprai, sarung bantal sehingga perlu
dihindari pemakaian baju, handuk, sprai secara bersama-sama.
➢ Edukasikan kepada pasien dan keluarga pasien bahwa penyakit ini
ditandai dengan rasa gatal yang meningkat pada malam hari,
menyerang manusia secara berkelompok sehingga semua anggota
keluarga harus diobati secara serentak. Biasanya muncul pada sela
jari tangan, pergelangan tangan, siku bagian luar, lipat ketiak bagian
depan, puting susu (pada wanita), sekitar pusar, bokong, kemaluan,
perut bagian bawah (dewasa), atau pada kulit yang tipis, pada bayi,
karena kulitnya masih tipis, maka bisa mengenai seluruh tubuh,
membentuk terowongan pada tempat-tempat tadi.
➢ Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien bahwa kelainan kulit
yang disebabkan oleh penyakit ini tidak hanya karena tungau
penyebab namun juga akibat garukan yang berlebihan yang bisa
menyebabkan terjadinya penyebaran dan infeksi sekunder.
➢ Edukasikan kepada pasien dan keluarga pasien cara pemakaian obat
yang benar (salep 2-4) yakni digunakan setelah mandi sore selama 24
jam, di seluruh tubuh kecuali kepala dan leher, jika kena air oleskan
lagi, dilakukan selama 3 hari berturut-turut.
➢ Edukasikan pada pasien dan keluarga pasien bahwa untuk
pengobatannya, pada pasien diberikan obat berbentuk salep dimana
salep ini tidak efektif untuk semua fase tungau terutama fase telur
sehingga penggunaannya harus selama 3 hari berturut-turut untuk
memastikan semua telur yang belum menetas pada akhirnya telah
berubah menjadi tungau. Pengobatan dengan salep ini tidak boleh

1
lebih dari 3 hari dan bisa diulangi lagi seminggu kemudian karena
jika digunakan lebih dari 3 hari berturut-turut bisa menyebabkan
iritasi kulit. Salep 2-4 dapat menimbulkan bau tidak sedap (bau
belerang) dan mengotori pakaian. Pada pasien juga diberikan obat
yang diminum berupa anti gatal (Loratadine).
➢ Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien mengenai
pentingnya kepatuhan menggunakan obat karena penyakit ini
memerlukan waktu yang cukup lama untuk sembuh.
➢ Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien bahwa dengan
memperhatikan cara pemakaian obat, menghilangkan faktor-faktor
penyebab, memutus rantai penularan dengan pengobatan seluruh
anggota keluarga secara serentak maka penyakit ini dapat diberantas.

● Preventif :

➢ Meminta anggota keluarga yang juga mengalami keluhan yang sama


dengan pasien untuk juga berobat ke Puskesmas.
➢ Mengganti semua pakaian, handuk, sprai, dan sarung bantal, atau
semua yang digunakan oleh pasien selama seminggu terakhir, dicuci
dan kemudian direndam dengan air panas, dijemur di terik matahari
sampai kering dan disetrika.
➢ Hindari menggaruk secara berlebihan karena bisa menyebabkan
terjadinya luka dan infeksi atau penyebaran ke tempat lain, bila gatal
cukup dengan menepuk-nepuk bagian yang gatal dengan lembut dan
mencuci tangan setelah itu.
➢ Menjaga kebersihan badan dengan mandi 2x sehari dan keringkan
badan setelah mandi dengan handuk yang bersih.

2
➢ Menghindari pemakaian baju, handuk, atau sprai secara bersama-
sama.
➢ Mengganti sprai, sarung bantal, dan handuk secara rutin 1x
seminggu.
➢ Menjaga kebersihan kuku dan memotong kuku jika sudah mulai
panjang.
➢ Mencuci tangan dengan sabun setelah berkontak dengan tanah,
sebelum dan sesudah makan, serta setelah buang air besar dan buang
air kecil.
➢ Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan.
➢ Menjaga untuk tidak berkontak atau seminimal mungkin berkontak
dengan lesi/bagian kulit yang sakit baik oleh pasien, keluarga,
maupun teman-teman pasien.
➢ Mengusahakan agar penerangan dan sirkulasi udara di rumah terjaga
dengan membuka pintu dan jendela terutama pada pagi dan siang
hari.
➢ Istirahat yang cukup minimal 8 jam sehari.
➢ Makan makanan yang sehat dan bergizi seimbang untuk membantu
meningkatkan daya tahan tubuh sehingga tidak mudah terkena
penyakit.

● Kuratif :
▫ Sistemik

Loratadine tablet 10 mg diminum 3 x 1 tablet sehari, apabila gatal sudah


hilang maka obat tidak perlu diminum lagi.

3
▫ Topikal

Mengoleskan salap 2-4 ke seluruh badan kecuali wajah setelah mandi


sore hari dan selanjutnya pasien tidak boleh mandi selama lebih kurang
24 jam dilakukan selama 3 hari berturut-turut, bila terkena air maka
ulangi pengolesan.

● Rehabilitatif :

✓ Kontrol 3 hari lagi ke Puskesmas, jika ada lesi baru obat topikal
dapat diulangi lagi setelah 1 minggu.
✓ Diingatkan pada pasien dan keluarga pasien bahwa yang paling
penting adalah pemakaian salep 2-4 yang benar, mengkonsumsi
loratadine bila gatal, serta menjaga kebersihan diri dan
lingkungan.

Mapping Kegiatan

Turun Hari / Tanggal Kegiatan Intervensi

4
I Senin, 22 April  Perkenalan dengan  Menjelaskan kepada
2019 keluarga. pasien dan keluarga
 Anamnesis dan pasien bahwa pasien
pemeriksaan fisik pada menderita skabies
pasien.  Memberikan pengobatan
 Informed consent pada dan edukasi mengenai
keluarga untuk penyakit kepada pasien
dilakukan kegiatan dan keluarganya
keluarga binaan selama
4 minggu ke depan
II Senin, 29 April  Kunjungan ke rumah  Edukasi penggunaan obat
2019 keluarga pasien yang benar
 Wawancara keluarga
pasien untuk menilai
kondisi keluarga
III Jumat, 3 Mei  Kunjungan ke rumah  Edukasi hygiene pribadi
2019 pasien dengan preseptor dan sanitasi lingkungan
IV Rabu, 8 Mei  Menindaklanjuti  Memastikan keluarga
2019 pengobatan pasien via bahwa edukasi yang
telepon diberikan telah dijalankan
V Rabu, 13 Mei  Kunjungan kembali ke  Menganjurkan keluarga
2019 rumah keluarga pasien untuk kembali berobat ke
Puskesmas untuk
mengambil obat yang
telah habis

Anda mungkin juga menyukai