Anda di halaman 1dari 20

Preseptor:

Lynna Lidyana, dr., Sp.KJ

Lathifah Muthiah (130112160569)


Pan Chen En (130112163543)
Sindrom ekstrapiramidal adalah suatu gejala atau reaksi yang
ditimbulkan oleh penggunaan jangka pendek atau jangka
panjang dari medikasi antipsikotik golongan tipikal karena
terjadinya inhibisi transmisi dopaminergik di ganglia basalis
• Sindrom ekstrapiramidal yang terdiri dari reaksi distonia akut,
akhatisia, dan sindrom parkinson umumnya terjadi akibat
penggunaan obat-obat antipsikotik ( tipikal)
• Reaksi distonia akut terjadi pada kira-kira 10% pasien (pria
muda; neuroleptik haloperidol dan flufenarizin)
• Tardive dyskinesia terjadi pada sekitar 20-30% pasien yang
telah menggunakan antipsikotik tipikal dalam kurun waktu 6
bulan atau lebih
• Akatisia merupakan gejala EPS yang paling sering terjadi
• Sindrom parkinson lebih sering pada dewasa muda, dengan
rasio perempuan:laki-laki = 2:1
• Sindrom Neuroleptic Maligna sangat jarang dijumpai
• Pemberian obat antipsikotik (jangka waktu singkat atau lama)
 gangguan keseimbangan antara transmisi asetilkolin dan
dopamin pusat  sindrom ekstrapiramidal
Antipsikosis Dosis (mg/hr) Gejala Ekstrapiramidal

Chlorpromazine 150-1600 ++

Thioridazine 100-900 +

Perphenazine 8-48 +++

Trifluoperazine +++

Fluphenazine 5-60 +++

Haloperidol 2-100 ++++

Pimozide 2-6 ++

Clozapine 25-100 -

Zotepine 75-100 +

Sulpride 200-1600 +

Risperidon 2-9 +

Quetapine 50-400 +

Olanzapine 10-20 +

Aripiprazole 10-20 +
Faktor lain yang memengaruhi kerja ekstrapiramidal:
• Ketidakseimbangan degeneratif
• Ketidakseimbangan metabolik
• Ketidakseimbangan sistem endokrin dan eksokrin
• Inflamasi
• Racun
• Tumor atau SOL
• Anoxia
Depresi fungsi motorik
Susunan
Ekstrapiramidal

Nukleus Formatio Korteks motorik


Korpus striatum Globus palidus Inti talamik subtalamikus Substansia nigra retikularis Serebelum tambahan
batang otak

Sirkuit striatal Area 4


Neuroleptik

Sirkuit striatal Area 6


utama

Sirkuit striatal Area 8


penunjan (3)
• Defisit fungsional primer (gejala negatif)
• Efek sekunder (gejala positif)

• Sindrom hiperkinetik – hipotonik : asetilkolin ↓ , dopamin ↑


- Tonus otot menurun
- Gerak involunter / ireguler
Pada : chorea, atetosis, distonia, ballismus
• Sindrom hipokinetik – hipertonik : asetilkolin ↑ , dopamin ↓
- Tonus otot meningkat
- Gerak spontan / asosiatif ↓
- Gerak involunter spontan
Pada : Parkinson
Gejala Negatif Gejala Positif

Bradikinesia Gerakan involunter (tremor, achetosis,


chorea, distonia, hemiballismus)

Gangguan postural Rigiditas


Reaksi distonia

Gejala Ekstrapiramidal
akut
Tardive
dyskinesia

Akatisia Akinesia

Sindrom Tremor
Parkinson

Lain-lain Gaya berjalan


membungkuk

Kekakuan otot

Chorea
Huntington
• Anamnesis
• Pemeriksaan fisik (TTV, kondisi fisik seluruhnya, pemeriksaan
neurologis)
• Pemeriksaan laboratorium (elektrolit, pemeriksaan potassium,
asam urat, keratin kinase-MM, nitrogen dan urea darah,
kreatinin darah, glukosa darah, mioglobin dan bikarbonat)
• Sindroma putus obat
• Parkinson Disease
• Distonia primer
• Tetanus
• Gangguan gerak ekstrapiramidal primer
• Penyakit Huntington,
• Chorea Syndenham
• Anxietas
• Gejala psikotik yang memburuk
• Non-farmakologis
Menurunkan dosis antipsikotik hingga mencapai dosis minimal yang
efektif
• Farmakologis
• Pada pasien > 60 tahun diberikan L-dopa (L-dopa 3-4x 1 hari
dengan total dosis maksimal 600 mg/hari diberikan 30 menit
sebelum makan, contoh madopar, sinemet)
• Pada pasien muda diberikan DA (dopamine antagonist)
1. Bromocriptin dimulai dengan dosis 1,25 mg ditingkatkan sampai total
maksimal 40mg/ hari terbagi dalam 3-5 dosis.
2. Pergolide mesylate dimulai dari 0,05 mg 0,05 mg tiap 4-7 hari
sampai 2-4 mg /hari untuk 3x pemberian
3. Piribedil 50 mg terbagi 5x/ hari
4. Cabergoline , dostinex 0,5 mg setiap 2 hari
• Gejala ekstrapiramidal dapat sangat menekan sehingga
banyak ahli menganjurkan terapi profilaktik (pasien dengan
riwayat EPS atau para pasien yang mendapat neuroleptik
poten dosis tinggi)
• Medikasi anti-EPS mempunyai efek sampingnya sendiri yang
dapat menyebabkan komplians yang buruk. (antikolinergik
umumnya menyebabkan mulut kering, penglihatan kabur,
gangguan ingatan, konstipasi dan retensi urin; amantadin
dapat mengeksaserbasi gejala psikotik)
• Umumnya disarankan bahwa suatu usaha dilakukan setiap
enam bulan untuk menarik medikasi anti-EPS pasien dengan
pengawasan seksama terhadap kembalinya gejala
• Benztropin (Congentin) 0,5-2 mg dua kali sehari (BID) sampai
tiga kali sehari (TID)
atau
• Triheksiphenidil (Artane) 2-5 mg TID
Jalur Intravena:
• Benztropin 1 mg IV
• Difenhidramin (Benadryl) 50 mg IM atau bila tidak tersedia
benztropin 2 mg IM
• Antikolinergik dan amantadin (Symmetrel)

Sindrom Parkinson
• Agen antikolinergik, amantadin
Tardive Diskinesia
• Pencegahan melalui pemakaian medikasi neuroleptik yang
bijaksana
• Benzodiazepine (dapat mengurangi pergerakan involunter)
• Baclofen (lioresal) dan propanolol
• Reserpin (serpasil); efek samping depresi dan hipotensi
• Gangguan gerak  menurunkan kualitas penderita dalam
beraktivitas dan gangguan gerak saat berjalan  terjatuh dan
fraktur
• Pada distonia laring dapat menyebabkan asfiksia dan
kematian
• Anti kolinergik umumnya menyebabkan mulut kering,
penglihatan kabur, gangguan ingatan, konstipasi dan retensi
urin
• Amantadine dapat mengeksaserbasi gejala psikotik
• Prognosis pasien dengan sindrom ekstrapiramidal yang akut
akan lebih baik bila gejala langsung dikenali dan
ditanggulangi
• Prognosis pada pasien dengan sindrom ekstrapiramidal yang
kronik lebih buruk
• Pasien dengan tardive distonia hingga distonia laring dapat
menyebabkan kematian bila tidak diatasi dengan cepat
• Sekali terkena, kondisi ini biasanya menetap pada pasien yang
mendapat pengobatan neuroleptik selama lebih dari 10 tahun
• Kaplan H.I.MD, Saddock B.M.JD, Grebb J.A.MD. Synopsis
Psikiatri Jilid 1. Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas
Trisakti. 1997
• Kaplan H.I.MD, Saddock B.M.JD, Grebb J.A.MD. Sinopsis
Psikiatri Jilid 2. Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas
Trisakti. 1997
• Maslim. R, SpKJ. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat
Psikiatri edisi Ketiga. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika
Atmajaya. 2007

Anda mungkin juga menyukai