Anda di halaman 1dari 15

STUDIO PERANCANGAN 4

Tiara Desmalina
1607122625
RESUME MENGENAL NILAI – NILAI BUDAYA MELAYU DALAM
BANGUNAN ARSITEKTUR MELAYU
Berdasarkan Buku
“Arsitektur Rumah Melayu Kota Pekanbaru”

Buku ini diterbitkan atas kerja sama pemerintah kota pekanbaru dan lembaga adat melayu riau
Dalam kebudayaan melayu bangunan tradisional disebut juga
sebagai “Seni Bina Melayu” terutama berkaitan dengan rumah tinggal,
sesuai dengan pepatah melayu yang berbunyi “cahaya hidup dibumi,
tempat beradat berketurunan, tempat berlabuh kaum kerabat, tempat
singgah dagang lalu, hutan orang tua kepada anaknya”.

Lambang – lambang yang ada pada bangunan melayu bukan


hanya berfungsi sebagai hiasan ataupun ornamen semata, namun juga
mengandung norma – norma yang hidup dalam kebudayaan melayu baik
berupa upacara, bahan bangunan dan nama – namanya, serta letak
bangunan. Nilai – nilai budaya melayu umumnya didasarkan pada 3 aspek
dominan, yaitu “agama islam, adat dan tradisi melayu”

Bangunan tradisional melayu adalah satu bangunan yang utuh,


yang dapat dijadikan tempat kediaman keluarga, tempat bermusyawarah,
tempat beradat berketurunan, tempat berlindung siapa yang
memerlukannya. Berdasarkan nilai tradisi yang ada, masyarakat melayu riau
perceaya kepada empat cahaya dibumi yang terdiri dari rumah tangga,
lading bertumpuk, beras padi, dan anak – anak muda. Cahaya pertama
yakni rumah tangga harus dijaga baik – baik dengan dipagari oleh adat
tradisi
Bagian – bagian bangunan melayu tradisional

Bangunan melayu memiliki ciri khas pada bagian Atap, Tiang bangunan, pintu, jendela, dan tangganya.

1) Atap

Bentuk bangunan tradisional melayu biasanya ditentukan oleh bentuk atapnya, ada beberap jenis
diantaranya seperti “Atap belah bubung, Atap limas, Atap lontik”. Ada beberapa variasi dari jenis
atap belah bubung / rabung melayu, jika atap belah bubung memiliki kemiringan yang sangat
curam disebut dengan “Lipat pandan” namun jika permukaan tidak terlalu miring dan cenderung
datar disebut “Lipat kajang”, jika bagian atap dibuat berlapis maka disebut “Atap layar”.

beradasarkan posisi atap perabung rumah terhadap jalan, maka dapat dibagi menjadi dua yaitu
jika perabung atap terletak sejajar dengan jalan maka disebut dengan “ rumah perabung
panjang” dan jika perabung terletak tegak lurus dengan jalan maka disebut dengan “rumah
perabung melintang”.

Untuk memperindah bentuk atap biasanya ditambahkan selembayung, lebah bergayut (lambang
manisnya hidup berumah tangga, rela berkorban, dan tidak egois ), dan juga bidai yang menjadi
ciri khas rumah melayu.
Bagian – bagian bangunan melayu tradisional

2) Tiang

Dalam ungkapan melayu mengandung makna dan lambang yang dikaitkan denga
agama dan kepercayaan yang dianut masyarakat. Selain itu juga dikaitkan dengan
lingkungan dan alam serta arah mata angin. Ada berbagai bentuk dan jenis tiang
diantaranya yaitu “tiang tua, tiang seri, tiang penghulu, tiang tengah, tinag bujang,
dan tiang dua belas” masing – masing tiang memiliki makna yang berbeda – beda.

3) Pintu / Ambang / Lawang

Ada berbagai penamaan bagi pintu dalam kebudayaan melayu, hal ini ditinjau dari
letak pintu tersebut terhadap bangunan. Pintu yang berada dibagian depan disebut juga
dengan “pintu muka” sedang pintu yang terletak pada bagian belakang disebut dengan
“pintu dapur / pintu telo / pintu belakang”. Pintu muka umumnya dibuat cukup rendah
sehingga orang yang masuk akan membungkukkan tubuhnya sebagai tanda hormat
terhadap tuan rumah.
Bagian – bagian bangunan melayu tradisional

4) Jendela / Tingkap / Pelinguk

Perletakan jendela pada bangunan melayu berbeda – beda dan tinggi jendela tidak
selalu sama, tergantung ketinggian lantai ruangan. Pada umumnya jendela ruang induk
lebih tingi dari jendela lainnya. “Jendela yang tinggi melambangkan pemilik rumah orang
baik – baik dan tahu adat tradisi” dan “jendela yang rendah melambangkan keramah –
tamahan”

5) Tangga

Hampir semua rumah melayu menggunakan tangga untuk naik kerumah. Umumnya
tanggga dibuat mengarah ke jalan. Biasanya hanya tangga muka yang diberi hiasan berupa
ukiran dan ornamen melayu.
RESUME MENGENAI PERANCANGAN STRUKTUR BENTANG LEBAR

Berdasarkan Jurnal

“ Korelasi bentuk, struktur dan konsruksi pada bangunan


bentang lebar dengan sturktur membran ”

Oleh :
Anastasia Maurina
Nancy Y. Nugroho
Ricky Kurniadi
Beni Tanaka
KBI Teknologi dan Managemen
Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Parahyangan
2012
Hubungan antara bentuk dan struktur arsitektur dapat berkaitan dalam berbagai cara yag
beragam mulai dari dominasi struktur secara penuh pada arsitektur yang ekstrim hingga
pengabaian sepenuhnya sturktural dalam penentuan bentuk bangunan dan pengolahan
estetikanya.

Menurut Angus J.MacDonald dalam bukunya “Structure And Architechture” hubungan


arsitektur dan struktural digolongkan menjadi :

1. Struktur yang diekspos dan struktur yang disembunyikan dari tampilannya.


2. Struktur yang dihargai dimana bentuk yang diambil dinilai baik berdasarkan kriteria teknis, dan
struktur yang tidak dihargai dimana mungkin bentuknya ditentukan dengan perhitungan
persyaratan yang kurang tepat.

” Struktur sebagai ornamen “


Hubungan antara struktur dan arsitektural dalam kategori ini meliputi manipulasi pada elemen
struktural dengan kriteria visual yang diutamakan .

“Struktur sebagai Arsitektural”


Yaitu bangunan yang terdiri dari hanya struktur . Bangunan dengan bentang sangat panjang dan
sangat tinggi seringkali masuk dalam kategori ini , bentuk bangunan ditentukan oleh kriteria teknis
secara murni.
” Struktur sebagai penghasil bentuk “
Struktur sebagai bentuk menggambarkan hubungan yang erat antara struktur dan arsitektural,
dimana persyaratan strukutral sangat penting perannya walaupun tidak terekspos .

Menurut Andrew W.Charleson dalam bukunya yang berjudul “Structura as Architecture” membagi
hubungan antar bentuk arsitektur dan bentuk struktural kedalam 3 kategori yaitu :
1. Sistesis antara bentuk arsitektural dan bentuk struktural.
2. Consonant form
3. Contrast form

Beberapa faktor yang perlu dijadikan dasar untuk menentukan hubungan antar bentuk arsitektural
dan bentuk struktural , yaitu sebagai berikut :

• Building exterior
• Building function
• Interior structure
• Structural detailing
• Structure and high
STRUKTUR MEMBRAN

Struktur membran merupakan struktur funicular yang memanfaatkan gaya tarik murni sehingga disebut dengan
“Tensile Structure” . Membran adalah suatu struktur permukaan polyvible tipis yang mwikul beban terutama melalui
proses tegangan tarik dan strukturnya dapat menyesuaikan dengan bebannya.

TIPE DAN PERILAKU STRUKTUR MEMBRAN

Berdasarkan kelengkungannya, struktur membran dibagi atas :


• Bentuk Anticlastic / negatif surface curvative, bentuknya yang memiliki kelengkungan 2 arah
yang berlawanan.
• Bentuk Synclastic / positive surface curvature , bentuknya yang memiliki kelengkungan 2 arah
yang searah.

TIPE SISTEM PENGAKU

Berdasarkan sistem pengaku, struktur membran dibagi atas :


• Mechanically prestressed (dikenal dengan struktur tenda )
• Pheumatically presstressed
PENYALURAN BEBAN

Struktur membran mampu menahan beban merata eksternal, baik beban vertikal maupun horizontal. Pada posisi
pembebanan secara vertikal yang merata, struktur bangun menerima beban dan mendistribusikannya secara dua
arah .
MATERIAL

Karakteristik umum material membran adalah kekuatan tinggi, tahan lama, mampu membersihkan sendiri,
insulasi suara, insulasi panas dan low rate flamanable.

TIPE MEMBRAN YANG UMUM DIGUNAKAN DALAM STRUKTUR MEMBRAN


KONTEMPORER

1. PVDF / PVC Coated Polyestey (Polyvinyl Deneflouride)


2. PTFE Coated Fiberglass (Polytetra FlouroEthylene)
3. ETFE (Ethylene – Tetra – Fluoro – Ethylene )
4. PTFE

Faktor – faktor yang mempengaruhi pemilihan material adalah : Anggaran, jangka waktu, Fungsi
bangunan, Faktor kebakaran, Persyaratan pencahayaan dan Estetika.
STRUKTUR MEMBRAN
Struktur tenda merupakan konstruksi yang menggabungkan beberapa jenis elemen struktur serta
material elemen berbeda, oleh karena itu diperlukan berbagai jenis metode sambungan untuk
menghubungkannya , yaitu :

1. Hubungan membran ; ukuran material membran terbatas, oleh sebab itu membran dipotong
dan digabung menjadi bentuk panel – panel .
2. Hubungan tepi membran ; gaya pada permukaan membran disalurkan keelemen struktur
pendukung melalui tepian membran. Tipe ini terdiri dari flexible edge dan stiff edge.
3. Hubungan sudut membran ;sudut membran diantara dua sis membran dijangkarkan memalui
pelat logam yang akan mengalirkan gaya dari membran kelemen struktur pendukung.
PROSES KONSTRUKSI

1. Fabrikasi
2. Tahap pengembangan
3. Tahap konpensasi
4. Tahap pembuatan pola
5. Tahap pemotongan pola

INSTALASI
Ketika mendirikan strukutur busur, tata letak strip dan bentuk tepian menetukan arah instalasi.
RESUME MENGENAI BANGUNAN EXPO DAN CONVENTION
HALL
Berdasar kan jurnal

EXHIBITION AND CONVENTION CENTER DI KABUPATEN JAYAPURA


(SENTANI)
“STRUCTURAL EXPRESSION AS AESTHETIC FUNCTION”

OLEH :
OCTAVIA CHRISTIANI SUPIT
JOHANES VAN RATE
INDRADJAJA MAKAINAS
DESKRIPSI OBJECT

Exhibition and Convention Center. Secara etimologi dapat dijabarkan sebagai


berikut :

• Exhibition / Pameran, sebagai tempat pertunjukkan atau merupakan


kegiatan atau memperkenalkan ataupun mempromosikan kepada umum
proses kegiatan atau hasil kegiatan tertentu. Secara trimatra, baik dalam
bentuk asli maupun dalam bentuk yang lebih kecil.
• Convention / Konvensi , sebagai tempat pertemuan atau konferensi dari
segolongan tokoh – tokoh masyarakat atau partai politik dengan tujuan
tertentu / suatu mufakatan umum mengenai bentuk – bentuk tertentu yang
biasanya menyangkut tatakrama, kebiasaan dan adat.
• Center , berasal dari bahasa latin yaitu “centrom / ketron ” yang berarti
titik, titik pusat atau titik konsentrasi.

“Exhibiton dan Convention Center dapat diartikan umum adalah pusat dari
segala kegiatan pertunjukkan untuk memperkenalkan / mmepromosikan dan
pertemuan yang bersifat formil yang mencakup sidang utama dan sidang
bisnis. “
Kegiatan Exhibition ( pameran ) dan Convention ( konvensi ) membutuhkan
ruang khusu s dengan skala ruang yang luas, selain melibatkan beberapa
orang, ruangan tersebut juga harus mampu menampung seluruh aktifitas yang
dilaksanakan oleh para pengunjung dan peseta berkaitan dengan kegiatan
pameran dan konvensi tersebut.

MICE ( Meeting Incentive Convention Exhibition ) adalah kegiatan konvensi,


perjalanan intensive dan pameran dalam industri pariwisata secara teknis ,
MICE digolongkan dalam industri pariwisata.

Peristilahan Indonesia MICE diartikan sebagai wisata konvensi, dengan


batasan ; usaha jasa, perjalanan intensif, dan merupakan usaha dengan
kegiatan memberi jasa pelayanan bagi pertemuan sekelompok orang
(negarawan, usahawan, cendikiawan, dsb) untuk membahas masalah yang
berkaitan dengan kepentingan bersama. Pada umum nya kegiatan konvensi
berkaitan dengan kegiatan pariwisata lainnya, seperti transportasi, akomodasi,
liburan, pengalaman pra dan pasca konferensi (pre and posr conference tours).

Dalam metode perancangannya diperlukan beberapa pendekatan :


1. Pendekatan tematik
2. Pendekatan melalui kajian tipologi objek
3. Pendekatan melalui kajian tapak dan lingkungan

Anda mungkin juga menyukai