Anda di halaman 1dari 44

FASILITAS KEPABEANAN

UNTUK PERUSAHAAN INDUSTRI

Direktorat Fasilitas Kepabeanan, 2012 ®


PENDAHULUAN

BANYAK PERUSAHAAN INDUSTRI YANG BELUM


MENGETAHUI BERBAGAI FASILITAS FISKAL
(KHUSUSNYA FASILITAS BM) YANG DIBERIKAN OLEH
PEMERINTAH

BANYAK PERUSAHAAN MENGANGGAP BAHWA FASILITAS


KEPABEANAN UNTUK PERUSAHAAN INDUSTRI HANYALAH
KB  PADA SAAT KETENTUAN KB DIUBAH BANYAK YANG
MENGALAMI KENDALA

PERLU ADANYA SOSIALISASI KEPADA PERUSAHAAN


INDUSTRI MENGENAI FASILITAS FISKAL (KHUSUSNYA BM)
APA SAJA YANG DAPAT DIPEROLEH BESERTA SYARAT
UTAMANYA
FASILITAS BM UNTUK INDUSTRI

1. PASAL 13 UU KEPABEANAN
• BM dapat dikenakan berdasarkan tarif yang besarnya berbeda
dengan yang dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) terhadap barang
impor yang dikenakan tarif BM berdasarkan perjanjian atau
kesepakatan internasional  Skema Free Trade Agreement

2. PASAL 25 UU KEPABEANAN
• Pembebasan BM diberikan atas impor barang dan
bahan yang dipergunakan untuk menghasilkan barang
bagi keperluan pertahanan dan keamanan negara
FASILITAS BM UNTUK INDUSTRI

3. PASAL 26 UU KEPABEANAN
• Pembebasan atau keringanan BM dapat diberikan atas impor:
• barang dan bahan untuk pembangunan dan
pengembangan industri dalam rangka penanaman modal;
• mesin untuk pembangunan dan pengembangan industri;
• barang dan bahan dalam rangka pembangunan dan
pengembangan industri untuk jangka waktu tertentu;
• bibit dan benih untuk pembangunan dan pengembangan
industri pertanian, peternakan, atau perikanan;
• barang dan bahan untuk diolah, dirakit, atau dipasang
pada barang lain dengan tujuan untuk diekspor  KITE
PEMBEBASAN
FASILITAS BM UNTUK INDUSTRI

4. PASAL 27 UU KEPABEANAN
• Pengembalian dapat diberikan terhadap seluruh atau
sebagian BM yang telah dibayar atas impor barang
sebagaimana dimaksud pada Pasal 25 dan 26  KITE
PENGEMBALIAN

5. PASAL 44 UU KEPABEANAN
• Dengan persyaratan tertentu, suatu kawasan, tempat, atau
bangunan dapat ditetapkan sebagai tempat penimbunan
berikat dengan mendapatkan penangguhan bea masuk
untuk menimbun barang guna diolah atau digabungkan
sebelum diekspor atau diimpor untuk dipakai  KB
FASILITAS BM UNTUK INDUSTRI

6. BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH (BMDTP)

• Fasilitas BMDTP diberikan atas impor barang/bahan


untuk industri sektor tertentu

7. FASILITAS KEPADA INDUSTRI PERTAMBANGAN

• Pembebasan/keringanan BM
1. FREE TRADE AGREEMENT
DEFINISI

 Perdagangan bebas (Free Trade Agreement)


adalah sebuah konsep ekonomi yang mengacu
kepada Harmonized Commodity Description
and Coding System (HS), tidak adanya hambatan
buatan (hambatan yang diterapkan pemerintah)
dalam perdagangan antar individual-individual
dan perusahaan-perusahaan yang berada di
negara yang berbeda.
STRUKTUR AGREEMENT
FRAMEWORK
AGREEMENT

TRADE IN TRADE IN TRADE IN


INVESTMENT
LAIN-LAIN
GOODS SERVICES

TARIFF ROO LAIN-LAIN

PENGHAPUSAN/
PENURUNAN
OCP

PRINSIPNYA ATAS IMPORTASI DENGAN NEGARA YANG TEAH MENJALIN KERJASAMA DAPAT
DILAKUKAN PENURUNAN/PENGHAPUSAN TARIF (PEMBERIAN TARIF KHUSUS)

KETERANGAN :
ROO = RULES OF ORIGIN
OCP = OPERATIONAL CERTIFICATION PROCEDURE (Tata cara penerbitan CO)
BERBAGAI FTA DI INDONESIA

1. ASEAN-FREE TRADE AGREEMENT (AFTA)


2. ASEAN-CHINA FREE TRADE AREA (ACFTA)
3. ASEAN-KOREA FREE TRADE AREA (AKFTA)
4. ASEAN-JEPANG COOPERATION ON ECONOMIC
PARTNERSHIP (AJCEP)
5. ASEAN-AUSTRALIA-NEWZEALAND-FREE TRADE AREA
(AANZFTA)
6. ASEAN-INDIA FREE TRADE AREA (AIFTA)
7. INDONESIA-JEPANG ECONOMIC PARTNERSHIP
AGREEMENT (IJEPA)
FTA YANG SUDAH
BERLAKU DI INDONESIA

JENIS FTA KETERANGAN


ATIGA BM ATAS BARANG IMPOR DARI NEGARA ANGGOTA
(ASEAN TRADE IN GOODS ASEAN YANG DILENGKAPI DENGAN FORM D
AGREEMENT)
AK-FTA BM ATAS BARANG IMPOR DARI NEGARA KOREA YANG
(ASEAN KOREA - FREE TRADE DILENGKAPI FORM AK
AGREEMENT)
AC-FTA BM ATAS BARANG IMPOR DARI NEGARA CHINA YANG
(ASEAN CHINA - FREE TRADE DILENGKAPI FORM E
AGREEMENT)
IJ-EPA BM ATAS BARANG IMPOR DARI NEGARA JEPANG
(INDONESIA – JAPAN ECONOMIC YANG DILENGKAPI FORM JIEPA
PARTNERSHIP AGREEMENT)
FTA YANG AKAN
BERLAKU DI INDONESIA

JENIS FTA KETERANGAN

AGREEMENT ESTABLISHING THE ASEAN-


ASEAN – ANZ AUSTRALIA-NEW ZEALAND FREE TRADE AREA
(Ratification Process)

FRAMEWORK AGREEMENT ON COMPREHENSIVE


ECONOMIC COOPERATION BETWEEN THE
ASEAN – INDIA REPUBLIC OF INDIA AND THE ASSOCIATION OF
SOUTHEAST ASIA NATIONS
AGREEMENT ON COMPREHENSIVE ECONOMIC
PARTNERSHIP AMONG JAPAN AND MEMBER
ASEAN – JAPAN STATES OF ASEAN
(Negotiation)

PREFERENTIAL TARIFF AGREEMENT


INDONESIA – PAKISTAN (Negotioation)
FTA YANG AKAN
BERLAKU DI INDONESIA
JENIS FTA KETERANGAN

2004 ABAC INITIATIVE AND 2008 STUDY ON


FTAAPEC IDENTIFYING CONVERGENCES AND DIVERGENCES
IN APEC’S RTAS/FTAS (Discussion)

COMPREHENSIVE ECONOMIC COOPERATION


INDONESIA – INDIA AGREEMENT (Study)

INDONESIA – TUNISIA FREE TRADE AGREEMENT (Study)

INFO LEBIH LANJUT HUBUNGI DIREKTORAT TEKNIS KEPABEANAN


2. PEMBEBASAN/KERINGANAN BM
PEMBEBASAN /KERINGANAN BM
UNTUK INDUSTRI
PEMBEBASAN/KERINGANAN BM DAPAT DIBERIKAN ATAS IMPOR :
1. barang dan bahan yang dipergunakan untuk menghasilkan barang bagi
keperluan pertahanan dan keamanan negara (PMK 107)
2. barang dan bahan untuk pembangunan dan pengembangan industri
dalam rangka penanaman modal (PMK 176/PMK.011/2009);
3. mesin untuk pembangunan dan pengembangan industri (PMK
176/PMK.011/2009 dan PMK 154/PMK.011/2008 jo 128/PMK.011/2009)
4. barang dan bahan dalam rangka pembangunan dan pengembangan
industri untuk jangka waktu tertentu (PMK 176/PMK.011/2009);
5. bibit dan benih untuk pembangunan dan pengembangan industri
pertanian, peternakan, atau perikanan (PMK 105/PMK.04/2007);
6. barang dan bahan untuk diolah, dirakit, atau dipasang pada barang lain
dengan tujuan untuk diekspor (PMK 253 -254/PMK.04/2011).
SKEMA PEMBERIAN FASILITAS

 UNTUK BARANG & BAHAN YG DIPERGUNAKAN UNTUK MENGHASILKAN


BARANG BAGI KEPERLUAN PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA

INDUSTRI MENTERI KEUANGAN MELALUI DIRJEN BEA &


TERTENTU CUKAI
DIRJEN BEA & CUKAI

DOKUMEN YANG DIAJUKAN:


A. PERMOHONAN DARI INDUSTRI TERTENTU;
B. KONTRAK JUAL BELI;
C. FOTOCOPY IZIN USAHA;
D. FOTOCOPY KEPUTUSAN PENETAPAN SBG INDUSTRI
TERTENTU;
E. FOTOCOPI NIK;
F. FOTOCOPY API/APIT;
G. RENCANA IMPOR BARANG (RIB).
PEMBEBASAN /KERINGANAN BM
UNTUK INDUSTRI

PEMBEBASAN BM ATAS IMPOR MESIN SERTA BARANG DAN BAHAN


UNTUK PEMBANGUNAN ATAU PENGEMBANGAN INDUSTRI DALAM
RANGKA PENANAMAN MODAL (PMK Nomor 176/PMK.011/2009 )
1. SUBYEK PENERIMA
a) Industri yang menghasilkan barang; dan/atau
b) Industri yang menghasilkan jasa
2. DIBERIKAN DENGAN SYARAT
a) Belum diproduksi di dalam negeri;
b) Sudah diproduksi di dalam negeri namun belum memenuhi spesifikasi yang
dibutuhkan; atau
c) Sudah diproduksi di dalam negeri namun jumlahnya belum mencukupi
kebutuhan industri.
3. PERMOHONAN DIAJUKAN KE KEPALA BKPM
3. PEMBEBASAN DAN PENGEMBALIAN
TUJUAN EKSPOR (KITE)
DASAR HUKUM
PEMBEBASAN BM :
1. Pasal 26 ayat (1) huruf k UU Kepabeanan  Pembebasan atau
keringanan BM dapat diberikan atas impor barang dan bahan untuk
diolah, dirakit, atau dipasang pada barang lain dengan tujuan untuk
diekspor.
2. PMK Nomor 254/PMK.04/2011 tentang Pembebasan BM Atas Impor
Barang Dan Bahan Untuk Diolah, Dirakit, Atau Dipasang Pada Barang
Lain Dengan Tujuan Untuk Diekspor

PENGEMBALIAN BM :
1. Pasal 27 ayat (1) huruf b UU Kepabeanan  Pengembalian dapat
diberikan terhadap seluruh atau sebagian bea masuk yang telah
dibayar atas impor barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26
2. PMK Nomor 253/PMK.04/2011 tentang Pengembalian BM Yang Telah
Dibayar Atas Impor Barang Dan Bahan Untuk Diolah, Dirakit, Atau
Dipasang Pada Barang Lain Dengan Tujuan Untuk Diekspor
PRINSIP PEMBERIAN FASILITAS

PENGEMBALIAN

PERMOHONAN
MEMBAYAR PENGEMBALIAN BM
BAHAN BM DI PROSES DI SESUAI  BM
BAKU DENGAN
PERUSH YBS EKSPOR
DIKEMBALIKAN
AKUN
IMPOR KHUSUS
TIDAK SESUAI  BM TIDAK
DIKEMBALIKAN

DPT DI
SUBKONTRAKAN
PRINSIP PEMBERIAN FASILITAS

PEMBEBASAN

LAPORAN
PERTANGGJAWABAN
BAHAN BM BEBAS
DI PROSES DI
DENGAN
BAKU MENARUH PERUSH YBS EKSPOR SESUAI  JAMINAN
DIKEMBALIKAN
IMPOR JAMINAN
TIDAK SESUAI  JAMINAN
DICARKAN DAN
DIKENAKAN DENDA
DPT DI
SUBKONTRAKAN
POKOK-POKOK ATURAN

Pertanggung jawaban yang diakui HANYA UNTUK EKSPOR


(jual ke KB/pemusnahan scrap/jual lokal bukan lagi
1 bentuk pertanggungjawaban)

BM yg diberikan pembebasan/yang dikembalikan hanya


2 sebatas bahan baku yang BENAR-BENAR TELAH DIEKSPOR

Diberikan kepada perush yang mendapat NIPER.


NIPER diterbitkan oleh Kanwil yg mengawasi pabrik
3 dan hanya diberikan kepada perusahaan yang benar-
benar mempunyai past performance bagus

Wajib melampirkan konversi pemakaian bahan baku.


4 Dalam hal diperlukan DJBC dapat meminta pengesahan
konversi dari instansi atau lembaga profesional
POKOK-POKOK ATURAN

Pengolahan wajib dilakukan sendiri . Subkontrak hanya


diperbolehkan untuk sebagian kegiatan pengolahan dan
5 bukan kegiatan utama (perusahaan penerima subkon
wajib tercantum di NIPER)

Penerapan manajemen risiko pelayanan dan


6 pengawasan baik saat impor maupun ekspor

Pembongkaran dan penimbunan barang yang diimpor


7 harus ditempat yang tercantum di NIPER

Sanksi :
• Pembekuan NIPER
8 • Pencabutan NIPER
• Denda administrasi 100 % s.D. 500% dari BM yang
seharusnya dibayar  khusus pembebasan
4. KAWASAN BERIKAT
DASAR HUKUM

1. UU Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana


telah diubah dengan UU Nomor 17 Tahun 2006 (Pasal 44)

2. PP Nomor 32 Tahun 2009 tentang Tempat Penimbunan Berikat

3. PMK Nomor 147/PMK.04/2011 tentang Kawasan Berikat

4. Perdirjen BC Nomor 57/BC/2011 tentang Kawasan Berikat


DEFINISI

TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT ADALAH


BANGUNAN, TEMPAT, ATAU KAWASAN YANG MEMENUHI
PERSYARATAN TERTENTU YANG DIGUNAKAN UNTUK MENIMBUN
BARANG DENGAN TUJUAN TERTENTU DENGAN MENDAPATKAN
PENANGGUHAN BEA MASUK

KAWASAN BERIKAT ADALAH TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT


UNTUK MENIMBUN BARANG IMPORDAN/ATAU BARANG YANG
BERASAL DARI TEMPAT LAIN DALAM DAERAH PABEAN
GUNA DIOLAH ATAU DIGABUNGKAN, YANG HASILNYA
TERUTAMA UNTUK DIEKSPOR
FASILITAS YANG DIBERIKAN

FASILITAS FISKAL
1. Importasi barang ke KB Diberikan Penangguhan BM,
Pembebasan Cukai, dan Tidak dipungut PDRI, meliputi :
1. Barang untuk diolah/digabung (bahan baku/barang penolong)
2. Barang Modal
3. Peralatan Perkantoran

2. Pemasukan barang untuk diolah dari lokal ke KB tidak


dipungut PPN

FASILITAS LAIN
1. Tidak dilakukan pemeriksaan fisik di pelabuhan bongkar
2. Pengeluaran barang dari pelabuhan relatif lebih cepat
3. Ketentuan pembatasan impor (tata niaga) belum diberlakukan
KEGIATAN DI KB

KB - LDP (Ekspor)
- KB Lain
- LDP
IN OUT - Kawasan
- KB Lain
Bebas
- TLDDP Proses Produksi - TLDDP (max
- Kawasan
25% dari
Bebas
realisasi ekspor
dan antar KB)
in out

Sub
Perusahaan Industri Lain
Kontrak
(TLDDP & KB)

Proses Produksi
SYARAT PENDIRIAN KB

SYARAT UMUM :
1. Perusahaan berbadan hukum dan berkedudukan di Indonesia
2. Perusahaan Industri (melakukan kegiatan pengolahan) dengan
orientasi penjualan EKSPOR
3. Berlokasi di Kawasan Industri (atau Kawasan Peruntukan
Industri untuk perusahaan dengan kriteria tertentu)
4. Fisik bangunan sesuai dengan yang dipersyaratkan (di pagar
keliling, satu pintu utama, terdapat ruang untuk pengawasan
DJBC, dll)
5. Tidak diajukan oleh Perusahaan/orang yang pernah
melakukan tidak pidana kepabeanan atau pernah dinyatakan
pailit (10 tahun teakhir)
6. Melampirkan kelengkapan dokumen yang dipersyaratkan
5. GUDANG BERIKAT
DASAR HUKUM

1. UU Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana


telah diubah dengan UU Nomor 17 Tahun 2006 (Pasal 44)

2. PP Nomor 32 Tahun 2009 tentang Tempat Penimbunan Berikat

3. PMK Nomor 143/PMK.04/2011 tentang Gudang Berikat

4. Perdirjen Nomor Per-50/BC/2011 tentang Gudang Berikat


DEFINISI

TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT ADALAH


BANGUNAN, TEMPAT, ATAU KAWASAN YANG MEMENUHI
PERSYARATAN TERTENTUYANG DIGUNAKAN UNTUK MENIMBUN
BARANG DENGAN TUJUAN TERTENTU DENGAN MENDAPATKAN
PENANGGUHAN BEA MASUK

GUDANG BERIKAT ADALAH TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT


UNTUK MENIMBUN BARANG IMPOR, DAPAT DISERTAI SATU ATAU
LEBIH KEGIATAN BERUPA PENGEMASAN/PENGAMASAN KEMBALI
PENYORTIRAN, PENGGABUNGAN (KITTING), PENGEPAKAN ,
PENYETELAN, PEMOTONGAN, ATAS BARANG-BARANG TERTENTU
DALAM JANGKA WAKTU TERTENTU UNTUK DIKELUARKAN KEMBALI
FASILITAS YANG DIBERIKAN

FASILITAS FISKAL
Importasi barang ke GB diberikan Penangguhan BM, Pembebasan
Cukai, dan Tidak dipungut PDRI

FASILITAS LAIN
1. Tidak dilakukan pemeriksaan fisik di pelabuhan bongkar
2. Pengeluaran barang dari pelabuhan relatif lebih cepat
3. Ketentuan pembatasan impor (tata niaga) belum diberlakukan
KEGIATAN DI GB

GUDANG BERIKAT
Distribusi Ekspor
 MENIMBUN BARANG IMPOR
 MELAKUKAN PEKERJAAN SEDERHANA : Supporting
 Pengemasan/pengemasan kembali Industry
IMPOR  Penyortiran Manufacturing
 Penggabungan (kitting)
 Pengepakan
 Penyetelan Supporting
 Pemotongan TBB

ATT : JANGKA WAKTU PENIMBUNAN MAKSIMAL 1 TAHUN


Cat : Pilih salah satu
SYARAT PENDIRIAN GB

SYARAT UMUM :
1. Perusahaan berbadan hukum dan berkedudukan di Indonesia
2. Melakukan supporting ke Perusahaan Industri, ke TBB, atau
untuk distribusi tujuan ekspor
3. Fisik bangunan sesuai dengan yang dipersyaratkan (di pagar
keliling, satu pintu utama, terdapat ruang untuk pengawasan
DJBC, dll)
4. Tidak diajukan oleh Perusahaan/orang yang pernah
melakukan tidak pidana kepabeanan atau pernah dinyatakan
pailit (10 tahun teakhir)
5. Melengkapi dokumen yang dipersyaratkan
6. BEA MASUK DITANGGUNG
PEMERINTAH (BMDTP)
A. ATAS IMPOR BARANG/BAHAN UNTUK INDUSTRI SEKTOR
TERTENTU DAPAT DIBERIKAN FASILITAS BMDTP
B. SEKTOR INDUSTRI :
A. SORBITOL
B. PLTU
C. PESAWAT TERBANG
D. KAPAL
E. PLASTIK
F. KENDARAAN BERMOTOR
G. KAWAT BAN
H. KABEL
I. KEMASAN INFUS
J. ELEKTRONIKA
K. BALLPOINT
L. ALAT BESAR
M. TELEKOMUNIKASI
N. KARPET
C. Barang belum diproduksi di Indonesia, atau
sudah diproduksi tetapi spesifikasi tidak
memenuhi atau volume tidak mencukupi
D. Rencana Impor Barang disetujui dan disyahkan
oleh Pembina Sektor
E. Dilakukan Verifikasi Teknis oleh Surveyor
F. Mengajukan Permohonan kepada DJBC
dilengkapi adminstrasi yang diperyaratkan
6. FASILITAS KEPADA INDUSTRI
PERTAMBANGAN
FASILITAS PERTAMBANGAN

KONTRAK
Penandatanganan kontrak dilakukan sebelum atau sesudah Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi atau Undang-Undang Nomor
27 Tahun 2003 tentang Panas Bumi

SUBYEK
Fasilitas diberikan kepada Kontraktor Kontrak Production Sharing (KKPS) dan
Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk kegiatan usaha hulu migas, serta
Kontraktor Kontrak Operasi Bersama (KKOB) untuk kegiatan usaha panas bumi.

KEGIATAN
Usaha yang dilakukan KKPS/KKKS/KKOB adalah kegiatan eksplorasi dan/atau
eksploitasi hulu migas dan panas bumi.

STATUS BARANG
Seluruh barang yang dibeli dan telah dilakukan importasi menggunakan fasilitas
menjadi Barang Milik Negara.
PMK TERKAIT FASILITAS PERTAMBANGAN

PMK No. 78/PMK.010/2005 tanggal 6 September 2005


tentang Pembebasan BM atas Impor Barang Untuk Kegiatan Pengusahaan
Panas Bumi Berdasarkan Kontrak Sebelum Berlakunya UU No.27/2003
Tentang Panas Bumi

PMK No. 20/PMK.010/2005 tanggal 3 Maret 2005


tentang Pembebasan BM dan PDRI tidak dipungut atas impor barang
berdasarkan Kontrak Bagi Hasil Migas

PMK No. 177/PMK.011/2007 tanggal 28 Desember 2007


tentang Pembebasan BM atas Impor Barang untuk Kegiatan Usaha Hulu
Migas serta Panas Bumi
FASILITAS SEKTOR MIGAS
Sektor Landasan Kontrak Jenis Kegiatan Bentuk Fasilitas
Migas Ditandatangani sebelum Berdasarkan PMK 20/PMK.010/2005:
UU 22/2001 -BM bebas
-PDRI tidak dipungut
-Terhadap kegiatan eksplorasi & eksploitasi
-Diberikan kpd KKPS (subject)
-Diberikan kpd KKPS sampai berakhirnya masa kontrak
-Kep. Fasilitas berlaku untuk importasi 1 thn dari tgl ditetapkan
Skep (tdk dpt diperpanjang)
Usaha Hulu Migas
Ditandatangani setelah (eksplorasi Berdasarkan PMK 177/PMK.011/2007:
UU 22/2001 dan PT dan/atau -BM bebas
Pertamina (persero) eksploitasi) -Terhadap kegiatan eksplorasi & eksploitasi
-Diberikan kepada KKPS (subject)
-Mengacu pada UU Kepabeanan
-Kep. Fasilitas berlaku untuk importasi 1 thn dari tgl ditetapkan
Skep (tdk dpt diperpanjang)
FASILITAS SEKTOR PANAS BUMI
Sektor Landasan Kontrak Jenis Kegiatan Bentuk Fasilitas
Panas Ditandatangani sebelum Berdasarkan PMK 78/PMK.010/2005:
UU 27/2003 -BM bebas
Bumi
-PDRI tidak dipungut (u/ kontrak sebelum 31 Des 1994)
-Terhadap kegiatan eksplorasi & eksploitasi
-Diberikan kpd KKOB (subject)
-Diberikan kpd KKOB sampai berakhirnya masa kontrak
-Kep. Fasilitas berlaku untuk importasi 1 thn dari tgl ditetapkan
Skep (tdk dpt diperpanjang)
Usaha Hulu Panas
Badan Usaha mendapat Bumi (eksplorasi Berdasarkan PMK 177/PMK.011/2007:
Wilayah Kerja dan/atau -BM bebas
Pertambangan/survei eksploitasi) -Terhadap kegiatan eksplorasi & eksploitasi
pendahuluan/ijin usaha
pertambangan (UU -Diberikan kepada KKOB (subject)
27/2003), PT Pertamina -Mengacu pada UU Kepabeanan
dan PT Geo Dipa Energi -Kep. Fasilitas berlaku untuk importasi 1 thn dari tgl ditetapkan
Skep (tdk dpt diperpanjang)
TERIMAKASIH

INFO LEBIH LANJUT TERKAIT :


1. KETENTUAN FTA  HUBUNGI SUBDIT KLASIFIKASI BARANG, DIREKTORAT TEKNIS
KEPABEANAN, LANTAI 1 KANTOR PUSAT DJBC
2. KETENTUAN PEMBEBASAN/KERINGANAN BM DALAM RANGKA PENGEMBANGAN
INDUSTRI/PENANAMAN MODAL, BMDTP  HUBUNGI SUBDIT PEMBEBASAN,
DIREKTORAT FASILITAS KEPABEANAN, LANTAI 3 KANTOR PUSAT DJBC
3. KETENTUAN KITE, KG, GB  HUBUNGI SUBDIT KITE DAN TPB, DIREKTORAT FASILITAS
KEPABEANAN, LANTAI 3 KANTOR PUSAT DJBC
4. KETENTUAN FASILITAS PERTAMBANGAN  HUBUNGI SUBDIT FASILITAS
PERTAMBANGAN, DIREKTORAT FASILITAS KEPABEANAN, LANTAI 3 KANTOR PUSAT
DJBC

Anda mungkin juga menyukai