Fasilitas Kepabeanan Untuk Perusahaan Industri
Fasilitas Kepabeanan Untuk Perusahaan Industri
1. PASAL 13 UU KEPABEANAN
• BM dapat dikenakan berdasarkan tarif yang besarnya berbeda
dengan yang dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) terhadap barang
impor yang dikenakan tarif BM berdasarkan perjanjian atau
kesepakatan internasional Skema Free Trade Agreement
2. PASAL 25 UU KEPABEANAN
• Pembebasan BM diberikan atas impor barang dan
bahan yang dipergunakan untuk menghasilkan barang
bagi keperluan pertahanan dan keamanan negara
FASILITAS BM UNTUK INDUSTRI
3. PASAL 26 UU KEPABEANAN
• Pembebasan atau keringanan BM dapat diberikan atas impor:
• barang dan bahan untuk pembangunan dan
pengembangan industri dalam rangka penanaman modal;
• mesin untuk pembangunan dan pengembangan industri;
• barang dan bahan dalam rangka pembangunan dan
pengembangan industri untuk jangka waktu tertentu;
• bibit dan benih untuk pembangunan dan pengembangan
industri pertanian, peternakan, atau perikanan;
• barang dan bahan untuk diolah, dirakit, atau dipasang
pada barang lain dengan tujuan untuk diekspor KITE
PEMBEBASAN
FASILITAS BM UNTUK INDUSTRI
4. PASAL 27 UU KEPABEANAN
• Pengembalian dapat diberikan terhadap seluruh atau
sebagian BM yang telah dibayar atas impor barang
sebagaimana dimaksud pada Pasal 25 dan 26 KITE
PENGEMBALIAN
5. PASAL 44 UU KEPABEANAN
• Dengan persyaratan tertentu, suatu kawasan, tempat, atau
bangunan dapat ditetapkan sebagai tempat penimbunan
berikat dengan mendapatkan penangguhan bea masuk
untuk menimbun barang guna diolah atau digabungkan
sebelum diekspor atau diimpor untuk dipakai KB
FASILITAS BM UNTUK INDUSTRI
• Pembebasan/keringanan BM
1. FREE TRADE AGREEMENT
DEFINISI
PENGHAPUSAN/
PENURUNAN
OCP
PRINSIPNYA ATAS IMPORTASI DENGAN NEGARA YANG TEAH MENJALIN KERJASAMA DAPAT
DILAKUKAN PENURUNAN/PENGHAPUSAN TARIF (PEMBERIAN TARIF KHUSUS)
KETERANGAN :
ROO = RULES OF ORIGIN
OCP = OPERATIONAL CERTIFICATION PROCEDURE (Tata cara penerbitan CO)
BERBAGAI FTA DI INDONESIA
PENGEMBALIAN BM :
1. Pasal 27 ayat (1) huruf b UU Kepabeanan Pengembalian dapat
diberikan terhadap seluruh atau sebagian bea masuk yang telah
dibayar atas impor barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26
2. PMK Nomor 253/PMK.04/2011 tentang Pengembalian BM Yang Telah
Dibayar Atas Impor Barang Dan Bahan Untuk Diolah, Dirakit, Atau
Dipasang Pada Barang Lain Dengan Tujuan Untuk Diekspor
PRINSIP PEMBERIAN FASILITAS
PENGEMBALIAN
PERMOHONAN
MEMBAYAR PENGEMBALIAN BM
BAHAN BM DI PROSES DI SESUAI BM
BAKU DENGAN
PERUSH YBS EKSPOR
DIKEMBALIKAN
AKUN
IMPOR KHUSUS
TIDAK SESUAI BM TIDAK
DIKEMBALIKAN
DPT DI
SUBKONTRAKAN
PRINSIP PEMBERIAN FASILITAS
PEMBEBASAN
LAPORAN
PERTANGGJAWABAN
BAHAN BM BEBAS
DI PROSES DI
DENGAN
BAKU MENARUH PERUSH YBS EKSPOR SESUAI JAMINAN
DIKEMBALIKAN
IMPOR JAMINAN
TIDAK SESUAI JAMINAN
DICARKAN DAN
DIKENAKAN DENDA
DPT DI
SUBKONTRAKAN
POKOK-POKOK ATURAN
Sanksi :
• Pembekuan NIPER
8 • Pencabutan NIPER
• Denda administrasi 100 % s.D. 500% dari BM yang
seharusnya dibayar khusus pembebasan
4. KAWASAN BERIKAT
DASAR HUKUM
FASILITAS FISKAL
1. Importasi barang ke KB Diberikan Penangguhan BM,
Pembebasan Cukai, dan Tidak dipungut PDRI, meliputi :
1. Barang untuk diolah/digabung (bahan baku/barang penolong)
2. Barang Modal
3. Peralatan Perkantoran
FASILITAS LAIN
1. Tidak dilakukan pemeriksaan fisik di pelabuhan bongkar
2. Pengeluaran barang dari pelabuhan relatif lebih cepat
3. Ketentuan pembatasan impor (tata niaga) belum diberlakukan
KEGIATAN DI KB
KB - LDP (Ekspor)
- KB Lain
- LDP
IN OUT - Kawasan
- KB Lain
Bebas
- TLDDP Proses Produksi - TLDDP (max
- Kawasan
25% dari
Bebas
realisasi ekspor
dan antar KB)
in out
Sub
Perusahaan Industri Lain
Kontrak
(TLDDP & KB)
Proses Produksi
SYARAT PENDIRIAN KB
SYARAT UMUM :
1. Perusahaan berbadan hukum dan berkedudukan di Indonesia
2. Perusahaan Industri (melakukan kegiatan pengolahan) dengan
orientasi penjualan EKSPOR
3. Berlokasi di Kawasan Industri (atau Kawasan Peruntukan
Industri untuk perusahaan dengan kriteria tertentu)
4. Fisik bangunan sesuai dengan yang dipersyaratkan (di pagar
keliling, satu pintu utama, terdapat ruang untuk pengawasan
DJBC, dll)
5. Tidak diajukan oleh Perusahaan/orang yang pernah
melakukan tidak pidana kepabeanan atau pernah dinyatakan
pailit (10 tahun teakhir)
6. Melampirkan kelengkapan dokumen yang dipersyaratkan
5. GUDANG BERIKAT
DASAR HUKUM
FASILITAS FISKAL
Importasi barang ke GB diberikan Penangguhan BM, Pembebasan
Cukai, dan Tidak dipungut PDRI
FASILITAS LAIN
1. Tidak dilakukan pemeriksaan fisik di pelabuhan bongkar
2. Pengeluaran barang dari pelabuhan relatif lebih cepat
3. Ketentuan pembatasan impor (tata niaga) belum diberlakukan
KEGIATAN DI GB
GUDANG BERIKAT
Distribusi Ekspor
MENIMBUN BARANG IMPOR
MELAKUKAN PEKERJAAN SEDERHANA : Supporting
Pengemasan/pengemasan kembali Industry
IMPOR Penyortiran Manufacturing
Penggabungan (kitting)
Pengepakan
Penyetelan Supporting
Pemotongan TBB
SYARAT UMUM :
1. Perusahaan berbadan hukum dan berkedudukan di Indonesia
2. Melakukan supporting ke Perusahaan Industri, ke TBB, atau
untuk distribusi tujuan ekspor
3. Fisik bangunan sesuai dengan yang dipersyaratkan (di pagar
keliling, satu pintu utama, terdapat ruang untuk pengawasan
DJBC, dll)
4. Tidak diajukan oleh Perusahaan/orang yang pernah
melakukan tidak pidana kepabeanan atau pernah dinyatakan
pailit (10 tahun teakhir)
5. Melengkapi dokumen yang dipersyaratkan
6. BEA MASUK DITANGGUNG
PEMERINTAH (BMDTP)
A. ATAS IMPOR BARANG/BAHAN UNTUK INDUSTRI SEKTOR
TERTENTU DAPAT DIBERIKAN FASILITAS BMDTP
B. SEKTOR INDUSTRI :
A. SORBITOL
B. PLTU
C. PESAWAT TERBANG
D. KAPAL
E. PLASTIK
F. KENDARAAN BERMOTOR
G. KAWAT BAN
H. KABEL
I. KEMASAN INFUS
J. ELEKTRONIKA
K. BALLPOINT
L. ALAT BESAR
M. TELEKOMUNIKASI
N. KARPET
C. Barang belum diproduksi di Indonesia, atau
sudah diproduksi tetapi spesifikasi tidak
memenuhi atau volume tidak mencukupi
D. Rencana Impor Barang disetujui dan disyahkan
oleh Pembina Sektor
E. Dilakukan Verifikasi Teknis oleh Surveyor
F. Mengajukan Permohonan kepada DJBC
dilengkapi adminstrasi yang diperyaratkan
6. FASILITAS KEPADA INDUSTRI
PERTAMBANGAN
FASILITAS PERTAMBANGAN
KONTRAK
Penandatanganan kontrak dilakukan sebelum atau sesudah Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi atau Undang-Undang Nomor
27 Tahun 2003 tentang Panas Bumi
SUBYEK
Fasilitas diberikan kepada Kontraktor Kontrak Production Sharing (KKPS) dan
Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk kegiatan usaha hulu migas, serta
Kontraktor Kontrak Operasi Bersama (KKOB) untuk kegiatan usaha panas bumi.
KEGIATAN
Usaha yang dilakukan KKPS/KKKS/KKOB adalah kegiatan eksplorasi dan/atau
eksploitasi hulu migas dan panas bumi.
STATUS BARANG
Seluruh barang yang dibeli dan telah dilakukan importasi menggunakan fasilitas
menjadi Barang Milik Negara.
PMK TERKAIT FASILITAS PERTAMBANGAN