PPh 23
PPh 26
Bersifat Kompleks :
Diatur dalam banyak pasal UU PPh (Ps 4 ayat (2), 15, 21, 23/26 dan 22)
Teknis pelaksanaan diatur melalui PP, PMK dan Per DJP
Variatif (Objek, tarif, final/tidak final, DPP, saat terutangnya)
Positif Negatif
Keuntunga bagi otoritas Menimbulkan beban
pajak administrasi
4
PAJAK
PENGHASILAN
PASAL 22
Dasar Hukum Pemungutan PPh Pasal 22
UU •
(KUP)
UU No.7 Tahun 1983 sttd UU No.36 Tahun 2008 (PPh)
PP
PP No. 8 Tahun 2007 (Peraturan Pelaks.UU KUP)
PERMENKEU
- PMK No.190/PMK.03/2007 (Pengembalian pajak yg seharusnya tdk terutang)
- PMK No.253/PMK.03/2008 (Pembelian atas penjualan barang yang sangat mewah)
- PMK No. 90/PMK.03/2015 (Perubahan I PMK no.253/PMK.03/2008)
- PMK No. 92/PMK.03/2019 (Perubahan I PMK no.253/PMK.03/2008)
PEMBAYARAN
ATAS PENYERAHAN/
IMPOR PEMBELIAN
BARANG
DI DALAM NEGERI
Impor - Dikecualikan dari Pemungutan
PPh Pasal 22
IMPOR BARANG YG DIBEBASKAN DARI BEA MASUK :
1. BARANG PERWAKILAN NEGARA ASING BESERTA PARA PEJABATNYA YG BERTUGAS DI INDONESIA BERDASAR ASAS TIMBAL BALIK;
2. BARANG UNTUK KEPERLUAN BADAN INTERNASIONAL YANG DIAKUI DAN TERDAFTAR PADA PEMERINTAH INDONESIA BESERTA
PEJABATNYA YANG BERTUGAS DI INDONESIA DAN TIDAK MEMEGANG PASPOR INDONESIA;
3. BARANG KIRIMAN HADIAH UTK KEPERLUAN IBADAH UMUM,AMAL,SOSIAL, ATAU KEBUDAYAAN;
4. BARANG UNTUK KEPERLUAN MUSEUM, KEBUN BINATANG, DAN TEMPAT LAIN SEMACAM ITU YANG TERBUKA UNTUK UMUM;
5. BARANG UNTUK KEPERLUAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN ;
6. BARANG UTK KEPERLUAN KHUSUS KAUM TUNA NETRA DAN PENYANDANG CACAT LAINNYA;
7. BARANG PINDAHAN;
8. PETI ATAU KEMASAN LAIN YG BERISI JENAZAH ATAU ABU JENAZAH;
9. BARANG PRIBADI PENUMPANG, AWAK SARANA PENGANGKUT, PELINTAS BATAS, DAN BARANG KIRIMAN SAMPAI BATAS NILAI
PABEAN ATAU JUMLAH TERTENTU;
10. BARANG YG DIIMPORT OLEH PEMERINTAH PUSAT ATAU DAERAH YG DITUJUKAN BAGI KEPENTINGAN UMUM;
11. PERSENJATAAN, AMUNISI, DAN PERLENGKAPAN MILITER, TERMASUK SUKU CADANG YANG DIPERUNTUKAN BAGI KEPERLUAN
HANKAM NEGARA;
12. BARANG DAN BAHAN YG DIPERGUNAKAN UNTUK MENGHASILKAN BARANG BAGI KEPERLUAN HANKAM NEGARA;
13. VAKSIN POLIO DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM PIN;
14. BUKU PELAJARAN UMUM, KITAB SUCI DAN BUKU PELAJARAN AGAMA;
15. KAPAL LAUT, KAPAL ANGKUTAN SUNGAI., DANAU DAN UNTUK PENYEBRANGAN., KAPAL PANDU, KAPAL PENANGKAP IKAN, KAPAL
TONGKANG DAN SUKU CADANG, ALAT KESELAMATAN PELAYARAN ATAU KESELAMATAN MANUSIA YG DIIMPOR DAN DIGUNAKAN
PERUS. PELAYARAN NIAGA NASIONAL ATAU PERUSAHAAN PENAGKAPAN IKAN NASIONAL;
16. PESAWATUDARA DAN SUKU CADANG SERTA ALAT KESELAMATAN PENERBANGAN ATAU ALAT KESALAMATAN MANUSIA, PERALATAN
UTK PERBAIKAN ATAU PEMELIHARAAN YG DIIMPOR DAN DIGUNAKAN OLEH PERUSAHAAN ANGK.UDARA NIAGA NASIONAL
17. KERETA API DAN SUKU CADANG SERTA PERALATAN UTK PERBAIKAN ATAU PEMELIHARAAN SERTA PRASARANA YG DIIMPOR DAN
DIGUNAKAN OLEH PT KERETA API INDONESIA
18. PERALATAN YG DIGUNAKAN UTK PENYEDIAAN DATA BATAS DAN PHOTO UDARA WILAYAH NEGARA RI YG DILAKUKAN OLEH TNI
Impor - Dikecualikan dari Pemungutan
PPh Pasal 22
IMPOR BARANG-BARANG YG BERDASARKAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN TIDAK TERUTANG PPh
• Tax Saving
Dengan memiliki Angka Pengenal Impor (API), maka akan didapatkan
tax saving sebesar 5% (tarif dengan API 2.5% dan tanpa API 7.5%)
16
Pinjam API Risk
17
Cash Flow Saving
Keluarkan Barang dari
pelabuhan : Impor atas
nama PT A , ajukan surat
PT A(BUMN) Fasilitas bebas keputusan barang strategis
impor barang strategis : bebas PPN, PPh 22
- PP no.12 2001 : impor, Bea Masuk
dibebaskan dari PPN Diubah
PP no.7 2007 ;
bebas Bea Masuk dan atau
PPN. Cash Flow
Saving karena
bebas PPn, PPh
22 impor, Bea
Masuk
18
PAJAK
PENGHASILAN
PASAL 23
Subjek & Objek PPh 23
Subjek Pajak Objek Pajak
20
TARIF & DASAR PEMOTONGAN
TARIF 15 % TARIF 2 %
PENGHASILAN BRUTO
Saat
Terutang
Saat Saat
Pembaya jatuh
ran tempo
Ketentuan Pidana bagi yang sengaja tidak
menyetorkan pajak yang telah dipotong (UU
KUP Pasal 39 ayat 1 huruf (i))
Pidana Penjara:
> Paling singkat 6 (enam) bulan
> Paling lama 6 (enam) tahun
Denda:
> Paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak
terutang yang tidak atau kurang bayar
> Paling banyak 4 (empat) kali jumlah
pajak terutang yang tidak atau kurang
bayar
Nilai Transaksi Gross Up
27
Penyebab Kurang Bayar
28
Pasal 2:
1. Wajib pajak dalam negeri yang :
Memiliki penyertaan modal langsung paling rendah 50% dari jumlah saham yang disetor
pada Badan Usaha Luar Negeri/BULN non-bursa; atau Secara Bersama –sama dengan
wajib Pajak dalam negeri lainnya memiliki penyertaan modal langsung paling rendah
50% dari jumlah saham yang disetor pada BULN nonbursa, ditetapkan memiliki
pengendalian langsung terhadap BULN nonburs
3. Wajib pajak dalam negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
memperoleh Deemed Dividend atas penyertaan modal langsung pada BULN nonbursa
terkendali langsung.
3(a). Deemed dividend sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berasal dari
penghasilan tertentu BULN nonbursa terkendali yang meliputi penghasilan sebagai
berikut :
Deemed Dividen dividen, kecuali dividen yang diterima dan/atau diperoleh dari BULN nonbursa
terkendali.
Bunga , kecuali bunga yang yang diterima dan/atau diperoleh dari BULN nonbursa
PMK no.93/PMK.03/2019 terkendali yang dimiliki oleh wajib pajak dalam negeri yang mempunyai izin usaha bank;
tanggal 26 Juni 2019 Sewa berupa :
1) sewa yang diterima dan/atau diperoleh dari BULN nonbursa terkendali sehubungan
dengan tanah dan/atau
bangunan .
2) Sewa selain sewa sebagaimana dimaksud pada angka (1) yang diterima dan/atau
diperoleh BULN nonbursa
terkendali yang berasal dari transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa
dengan BULN
nonbursa terkendali tersebut.
royalty;
Keuntungan karena penjualan atau pengalihan harta.
4. Penentuan besarnya penyertaan modal langsung sebagaimana dimaksud pada ayat
1 ditentukan pada akhir tahun wajib pajak dalam negeri.
Pasal 4 :
Besarnya deemed dividend dihitung dengan cara mengalikan
persentase penertaan modal wajib pajak dalam
Deemed Dividen negeri pada BULN nonbursa terkendali langsung dengan dasar
pengenaan deemed dividend.
PMK no.93/PMK.03/2019 Dasar pengenaan deemed dividend sebagaimana dimaksud pada
tanggal 26 Juni 2019 aayat 1 yaitu jumlah neto setelah pajak atas penghasilan tertentu
BULN nonbursa terkendali langsung sebagaimana dimaksud dalam
pasal 2 ayat 3
.
30
Deemed Divedend
PT ABC adalah wajib pajak dalam negeri pada akhir tahun pajak 2018 memiliki penyertaan
modal langsung sebesar 65% dari jumlah saham yang disetor XYZ Ltd di negara F. Saham
AXYZ , Ltd di negara G. Saham XYZ, Ltd tidak diperdagangkan di bursa efek. Tahun pajak
2018, XYZ Ltd memperoleh penghasilan tertentu dengan nilai bruto USD 60,000. Biaya
terkait penghasilan tertentu Usd 15,000 dan bagian PPh terkait penghasilan tertentu
tersebut sebesar USD 5,000. Kurs tanggal 30 September 2019 Rp.13.500/USD
31
PAJAK
PENGHASILAN
PASAL 26
PPh Pasal 26
Pajak atas penghasilan-penghasilan
yang dibayarkan kepada Wajib Pajak
Luar Negeri selain Bentuk Usaha Tetap
Disediakan
Jatuh Temponya
Dibayarkanny untuk
pembayaran
a Penghasilan dibayarkannya
penghasilan yang
penghasilan
bersangkutan
PPh Pasal 26
Objek dan Tarif PPh 26:
No Objek Pajak Tarif Pajak
1 Dividen
2 Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan
sehubungan dengan jaminan pengembalian utang
Undang – undang
P3B Domestik
Organization for
Economic
United Model (UN
Cooperation and
Model)
Development Model
(OECD Model)
41
Cara Memanfaatkan
Klausul P3B
42
Metode Gross Up
PT XYZ membayar bunga pinjaman kepada bank diluar negeri
sebesar Rp.100.000.000 yang sesuai dengan perjanjian, PPh
ditanggung oleh badan tersebut. Tarif PPh 26 adalah 20%.
43
PAJAK
PENGHASILAN
PASAL 4 ayat (2)
1. Bunga dan diskonto obligasi yang diperdagangkan
dan atau dilaporkan perdagangannya di BEI.
2. Penghasilan dari Transaksi Penjualan saham yang
diperdagangkan di BEI.
Obyek PPh 3. Bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI.
4. Penghasilam berupa hadiah atas undian
pasal 4 (2) 5. Penghasilan atas sewa tanah dan atau bangunan
6. Penghasilan dari usaha jasa konstruksi.
7. Penghasilan dari pengalihan harta berupa tanah dan
atau bangunan
8. Dividen yang diterima atau diperoleh wajib pajak
orang pribadi dalam negeri.
9. Bunga dan atau diskonto obligasi dan surat berharga
Negara (SBN)
10. Bunga simpanan yang dibayarkan oleh Koperasi
kepada Anggota Koperasi Orang Pribadi
PPh Pasal 4 ayat (2)
Tarif PPh 4 AYAT (2):
PPh Pasal 4 ayat (2)
Objek dan Tarif PPh 4 AYAT (2):
Obyek
No. Tarif Keterangan
Pemotongan/Pemungutan
DPP merupakan nilai lebih tinggi antara
2,5%
Pengalihan hak atas tanah dan nilai pengalihan atau NJOP dalam SPPT PBB
7.
bangunan 1% Pengalihan atas rumah susun sederhana
0% Pengalihan kepada pemerintah, BUMN atau BUMD
Bunga obligasi yang Apabila dibayarkan kepada WP LN tarif 20%
8. 15%
diperdagankan di BEI atau sesuai tax treaty
Diskonto obligasi yang 15% Untuk obligasi dengan kupon
9.
diperdagankan di BEI 0,25% Untuk obligasi tanpa kupon
Bunga atau diskonto obligasi 5% Untuk tahun 2014-2020
10.
yang diterima WP reksadana 10% Untuk tahun 2021 dan seterusnya
PPh Pasal 4 ayat (2)
Objek dan Tarif PPh 4 AYAT (2):
Manajemen Pajak
PPh Pot - Put
Permohonan Pembebasan dari
Pemotongan dan Pemungutan PPh