Anda di halaman 1dari 30

Pemungut PPN

&

Pajak Penjualan atas Barang Mewah


(PPn BM)
Pemungut

Non
Bendahara
Bendahara

1. kontraktor kontrak kerja


sama pengusahaan minyak
dan gas bumi;
2. kontraktor atau pemegang
Badan
kuasa/pemegang izin
pengusahaan sumber BUMN Usaha
daya panas bumi Tertentu
Skema Umum Pemungutan PPN Biasa

NEGARA

Harga PPN
PKP
Penjual Pembeli

Barang &
Faktur Pajak
Jasa
Skema PPN pasal 16A oleh Pemungut

NEGARA

Harga
PKP
Penjual Pembeli

Barang &
Faktur Pajak
Jasa
Skema Umum Pemungutan PPN Biasa

NEGARA

PPN
Rp
Harga + PPN

PENJUAL Faktur Pajak PEMBELI


PKP
Barang/ Jasa
Skema PPN pasal 16A oleh Pemungut

NEGARA

Rp PPN

Harga

PENJUAL Faktur Pajak PEMBELI


PKP
Barang/ Jasa
PMK Nomor 85 /PMK.03/2012

Penunjukan BUMN sebagai Pemungut PPN

BUMN Berlaku sejak


1 Juli 2012

1. badan usaha
2. yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh
negara
3. melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari
kekayaan negara yang dipisahkan

tidak termasuk anak perusahaan dan joint operation atau


bentuk kerja sama lainnya.

BUMN
Persero (Pasal 9 UU No 19 Tahun 2003 Perum
tentang BUMN) seluruh modalnya dimiliki
minimal 51% sahamnya dimiliki
Pemerintah Pemerintah
1. badan usaha milik negara yang dilakukan restrukturisasi oleh
Badan Pemerintah setelah berlakunya Peraturan Menteri ini, dan
restrukturisasi tersebut dilakukan melalui pengalihan saham
milik negara kepada badan usaha milik negara lainnya
Usaha
Tertentu 2. badan usaha yang bergerak di bidang pupuk, yang telah
dilakukan restrukturisasi oleh Pemerintah yaitu
1) PT Pupuk Sriwidjaja Palembang,
2) PT Petrokimia Gresik,
3) PT Pupuk Kujang,
4) PT Pupuk Kalimantan Timur, dan
5) PT Pupuk Iskandar Muda

PMK-37/2015
SMB 01-04-2015
3. badan usaha tertentu yang dimiliki secara langsung oleh
Badan badan usaha milik negara yaitu
1) PT Telekomunikasi Selular,

Usaha 2) PT Indonesia Power,


3) PT Pembangkitan Jawa-Bali,
4) PT Semen Padang,
Tertentu 5) PT Semen Tonasa,
6) PT Elnusa Tbk,
7) PT Krakatau Wajatama,
8) PT Rajawali Nusindo,
9) PT Wijaya Karya Beton Tbk,
10) PT Kimia Farma Apotek,
11) PT Kimia Farma Trading & Distribution
12) PT Badak Natural Gas Liquefaction,
13) PT Tambang Timah,
14) PT Terminal Petikemas Surabaya,
15) PT Indonesia Comnets Plus,
16) Bank Syariah Mandiri,
PMK-37/2015 17) Bank BRI Syariah, dan
SMB 01-04-2015 18) Bank BNI Syariah
Yang Dikecualikan dari Pasal 16A
No Deskripsi Bendahara Selain
Bendahara
1 pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp1 juta Rp10 juta
termasuk jumlah PPN atau PPn BM yang
terutang dan tidak merupakan pembayaran yang
terpecah-pecah
2 pembayaran untuk pembebasan tanah Diatur Tidak Diatur
3 pembayaran atas penyerahan BKP/JKP yang Ya Ya
mendapat fasilitas PPN tidak dipungut atau
dibebaskan
4 pembayaran atas penyerahan bahan bakar Ya Ya
minyak dan bahan bakar bukan minyak oleh PT
Pertamina (Persero)
5 pembayaran atas rekening telepon Ya Ya
6 pembayaran atas jasa angkutan udara yang Ya Ya
diserahkan oleh perusahaan penerbangan
7 pembayaran lainnya untuk penyerahan BKP/JKP Ya Ya
yang tidak dikenai PPN dan/atau PPn BM
TGL JT SETOR KE KAS NEGARA
TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK
PMK 242/PMK.03/2014 tanggal 24 Desember 2014

1. Bendahara; 7 hari setelah pelaksanaan pembayaran


kepada PKP Rekanan melalui KPPN

1. Selain Bendahara; paling lama tanggal 15 (lima belas)


bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir
Pajak Penjualan Barang
Mewah
1. Karakteristik PPn BM
2. Jenis-jenis barang mewah & Tarifnya
3. Mekanisme pengenaan PPn BM
Karakteristik PPnBM

•PPnBM merupakan pungutan tambahan di samping


PPN
•PPnBM dikenakan hanya 1 (satu) kali pada waktu
penyerahan BKP yang tergolong mewah oleh
pengusaha yang menghasilkan atau pada waktu
impor BKP yang tergolong mewah
•PPnBM tidak dapat dikreditkan dengan PPN maupun
PPnBM
Tujuan Pengenaan PPnBM

•perlu keseimbangan pembebanan pajak antara


konsumen yang berpenghasilan
rendah dan konsumen yang berpenghasilan tinggi;
•perlu adanya pengendalian pola konsumsi atas
Barang Kena Pajak yang
tergolong mewah;
•perlu adanya perlindungan terhadap produsen kecil
atau tradisional; dan
•perlu untuk mengamankan penerimaan negara
Kriteria BKP yang Tergolong
Mewah
•barang yang bukan merupakan barang
kebutuhan pokok;
•barang yang dikonsumsi oleh masyarakat
tertentu;
•barang yang pada umumnya dikonsumsi oleh
masyarakat berpenghasilan
tinggi; dan/atau
•barang yang dikonsumsi untuk menunjukkan
status
DPP untuk Menghitung PPnBM
• untuk penyerahan kendaraan bermotor di
dalam daerah pabean, DPP nya Harga Jual
•Untuk impor kendaraan bermotor adalah Nilai
Impor
•Dalam hal terdapat hubungan istimewa,
sehingga Harga Jual < Harga Pasar Wajar,
maka DPP sebesar Harga Pasar Wajar
Aturan yang Berlaku
1. PP 41 Tahun 2013 stdd PP 22 Tahun
2014
2. PMK 64 Tahun 2014 tentang Jenis
Kendaraan Bermotor yang dikenakan
PPnBM … sttdd PMK 33 Tahun 2017
3. PMK 35 Tahun 2017 tentang Jenis BKP
tergolong Mewah selain Kendaraan
Bermotor yang dikenai PPnBM
PPn BM dikenakan
hanya satu Kali saat:
1. Penyerahan Barang Kena Pajak yang
tergolong mewah yang dilakukan oleh
pengusaha yang menghasilkan barang
tersebut di dalam Daerah Pabean dalam
kegiatan usaha atau pekerjaannya; dan
2. impor Barang Kena Pajak yang tergolong
mewah
Pasal 5 ayat 2 UU PPN berikut
penjelasannya
IMPOR EKSPOR

Proses
INPUT menghasilk OUTPUT
an

PENYERAHAN
Dasar Pengenaan Pajak
PPn BM
• Nilai Impor adalah nilai berupa uang yang
menjadi dasar penghitungan bea masuk
ditambah pungutan berdasarkan ketentuan
dalam peraturan perundang-undangan yang
mengatur mengenai kepabeanan dan cukai
untuk impor Barang Kena Pajak, tidak
termasuk Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah yang
dipungut menurut Undang-Undang ini.
Menghitung Nilai Impor
Nilai Impor Nilai Pabean Nilai Bea Masuk

Nilai Pabean Cost Insurance Freight

Nilai BM Tarif BM CIF


BKP YANG TERGOLONG MEWAH BERUPA
KENDARAAN BERMOTOR YANG DIKENAI PPn BM
PMK 33 TAHUN 2017
✓ Lampiran I Tentang Daftar Kendaraan Bermotor Yang Atas Penyerahan atau
Impornya Dikenai PPnBM dengan tarif sebesar 10 %.

✓ Lampiran II Tentang Daftar Kendaraan Bermotor Yang Atas Penyerahan atau


Impornya Dikenai PPnBM dengan tarif sebesar 20 %.

✓ Lampiran III Tentang Daftar Kendaraan Bermotor Yang Atas Penyerahan atau
Impornya Dikenai PPnBM dengan tarif sebesar 30 %.

✓ Lampiran IV Tentang Daftar Kendaraan Bermotor Yang Atas Penyerahan atau


Impornya Dikenai PPnBM dengan tarif sebesar 40 %.
✓ Lampiran V Tentang Daftar Kendaraan Bermotor Yang Atas Penyerahan atau
Impornya Dikenai PPnBM dengan tarif sebesar 50 %
= Semua jenis kendaraan untuk golf.
✓ Lampiran VI Tentang Daftar Kendaraan Bermotor Yang Atas Penyerahan atau
Impornya Dikenai PPnBM dengan tarif sebesar 60 %.

1. Kendaraan bermotor beroda dua dengan kapasitas isi silinder lebih dari 250 cc sampai
dengan 500 cc: Sepeda motor (termasuk moped) dan sepeda yang dilengkapi dengan
motor tambahan, dengan atau tanpa kereta pasangan sisi, termasuk kereta pasangan sisi.

2. Kendaraan khusus yang dibuat untuk perjalanan di atas salju, di pantai, digunung,
dan kendaraan semacam itu

✓ Lampiran VII Tentang Daftar Kendaraan Bermotor Yang Atas Penyerahan atau
Impornya Dikenai PPnBM dengan tarif sebesar 125 %.
PMK 35 Tahun 2017 tentang Jenis BKP tergolong
Mewah selain Kendaraan Bermotor yang dikenai
PPnBM
Contoh Saat Impor
(non Pabrikan)
Bu Desi PKP yang bergerak dalam perdagangan tas wanita
merek luar negeri. Mengimpor sebuah tas kulit, NI = Rp100
juta. Barang tersebut akan dikenakan PPn BM sebesar 40%
dari nilai impor atau senilai Rp40 juta oleh Bea Cukai.

Uraian Rp Tarif Rp Setor Kas Negara


Nilai Impor 100 juta PPn BM 40% 40 juta
PPN 10% 10 juta
Total : 50 juta
Contoh Saat Impor
(non Pabrikan)
Bu Desi, menjual kembali tas wanita merek luar negeri tsb.
Karena PPn BM tidak dapat dikreditkan, sedangkan Laba yang
diinginkan adalah senilai 60 juta, maka ia harus menjual dengan harga
Rp200 juta, rincian perhitungan:

Uraian Rp
Harga Impor Tas 100 juta
PPn BM telah dibayar 40 juta
Harga Pokok Barang 140 juta
Margin yang diinginkan 60 juta
Harga Jual Tas 200 juta
Contoh Saat Impor
(Pabrikan)
Bu Desi PKP yang bergerak dalam produsen tas wanita
merek TasDes. Mengimpor bahan kulit , NI Rp100 juta.
Barang tersebut akan dikenakan PPn BM sebesar 20% dari
nilai impor atau senilai Rp20 juta oleh Bea Cukai.

Uraian Rp Tarif Rp Setor Kas Negara


Nilai Impor 100 juta PPn BM 20% 20 juta
PPN 10% 10 juta
Total : 30 juta
Contoh Saat Penyerahan
(Pabrikan)
Harga pokok produksi akan dihitung:
Uraian Rp
Harga Impor Kulit 100 juta
PPn BM telah dibayar 20 juta
Harga Pokok Produksi 120 juta
Misal Margin yang diinginkan 80 juta
Harga Jual Tas 200 juta

Tas hasil pabrik bu Desi masuk dalam kelompok barang mewah


tarif 40%. Maka PPn Bm yang ditagih ke pembeli= Rp80 juta
(40%*Rp200 juta)

Anda mungkin juga menyukai