AGINGNISA
AGINGNISA
dengan aging
Penelitian mengenai aging pada saat ini banyak
dilakukan karena :
Human lifespan yang makin panjang
Peningkatan persentase dari populasi orang tua
Epidemiologi Aging didunia
Peningkatan populasi orang tua tahun 1985-2025
Normal aging berbeda dengan phatologic aging
Pathologic aging : Proses aging yang disebabkan
penyakit seperti arthritis
Catarac Normal Aging
Top ten Biological processes yang menurun
pada Aging
1. Sistem endokrin
2. Sistem imun
3. Sistem metabolisme
4. Sistem Kardiovaskuler
5. Sistem gastrointestinal
6. Sistem reproduksi
7. Sistem syaraf
8. Fungsi otak
9. Sistem muskularis
10.Sistem sensoris
Teori Aging
Secara umum teori mengenai aging diklasifikasikan atas:
Programmed Aging
Aging disebabkan kerusakan dari sel didalam translasi
DNA sebagai akibat peningkatan kerusakan DNA
Wear and Tear
Kerusakan disebabkan karena overuse dan abuse
Stochastic
Kerusakan terhadap molekul vital
Pada saat ini teori dari aging dikategorikan sebagai :
Teori evolusi
Teori molekuler
Teori cellular
Teori systemic
Teori ini over lap satu sama lain
Teori yang banyak dianut adalah :
Teori DNA dan genetik
Teori neuroendokrin
Teori radikal bebas
Teori membran
Teori penurunan mitokondria
Teori glikosilasi (the cross-linking theory)
Evolutionary theories of Aging
Ada 3 teori evolusi yang utama :
1. The Theory of Programmed Death
2. The Mutation Accumulation Theory of Aging
3. The Antagonist Pleiotrophy of Aging
Reaktivitas tinggi
+ Molekul
Radikal baru
+ Molekul
Radikal baru
dst
Reaksi radikal bebas terbagi atas :
Radikal bebas yang terbentuk :
Merusak molekul elektron yang ditarik
Menyebabkan :
- Kerusakan sel
- Gangguan fungsi sel
- Kematian
Mempunyai reaktivitas tinggi
Tidak stabil
Umur pendek
Sulit terdeteksi
Radikal bebas berasal dari :
Dalam tubuh (endogenous free radical)
Luar tubuh (exogenous free radikal)
Endogenous free radical
Reaksi redoks biokimiawi yang melibatkan oksigen
Kaskade asam arakhidonat menjadi prostaglandin
Oksigen :
o Dibutuhkan oleh makhluk hidup
o Diutilisasi terutama di Mitokhondria untuk
menghasilkan ATP untuk melepaskan energi
(Sistem rantai transport elektron)
Hasil proses transformasi energi ini mempunyai efek
samping, terbentuknya senyawa radikal bebas
Bila molekul dioksidasi dengan oksigen, maka oksigen
akan mengalami reduksi
Reduksi oksigen memerlukan pengalihan empat
elektron dalam empat tahap
Klasifikasi senyawa oksigen reaktif
Anti oksidan
Secara kimia
Merupakan senyawa pemberi elektron
Secara biologi
Senyawa yang dapat mencegah atau menghambat
oksidasi dari substrat, sehingga kerusakan sel,
jaringan, organ dapat dicegah
Peran anti oksidan
Scavenger
Interceptor Radikal bebas
Sequester
Pelindung biomolekul
Menurut tempat kerjanya, anti oksidan dapat dibedakan:
1. Bekerja ditingkat sel, sebagai pencegah terbentuknya
radikal hidroksil
Contoh :
- Enzim superoksid dismutase
- Enzim katalase
- Enzim glutation peroksidase
2. Bekerja di membran Sel
Berfungsi sebagai pemutus rantai
Contoh : Vitamin E, Betakaroten, Koenzim Q
3. Bekerja Extraseluler
Mencegah terbentuknya logam transisi Fe dan Cu
Contoh : Transferin, Laktoferin, Seruloplasmin
Stres Oksidatif
Ketidak seimbangan antara produksi ROS dengan sistem
pertahanan anti oksidan.
Kerusakan Oksidatif
Kerusakan jaringan tubuh yang timbul akibat stres
oksidatif
Secara prinsip stres oksidatif disebabkan oleh :
1. Kekurangan anti oksidan
2.Peningkatan produksi ROS
Reaksi berantai
(peroksidasi lipid)
Peroksidasi lipid terbentuk melalui
Terdiri atas 3 tahap :
1. Inisiasi
2.Propagasi
3.Terminasi
Inisiasi
Hidroksil (OH0) Allyc Hidrogen Pemisahan atom H (H0)
Radikal Alkoksil (RO0) pada atom karbon dari group metilen
Radikal peroksil (ROO0) diantara ikatan
rangkap dua
LH + OH0 L0 + H2O
(lipid radikal)
Propagasi
Oxygen-centered lipid
Karbon radikal + O2 peroxy radical
(LOO0)
kematian sel
2. Modifikasi Basa
Menyebabkan mutasi
Contoh :
ROS
G–C 8 OH G-C 8OHG… A T–A
≠
G-C
3.Terjadi Ikatan lipid peroksida dengan DNA
mutasi
Kerusakan oksidatif DNA
Dapat diukur
8 OH d G merupakan pemeriksaan signifikan
Radikal bebas dan Aging
Disamping produk diatas yang dihasilkan pada
kerusakan membran sel, juga dihasilkan lipofuscin
Excess lifofusin :
- Age spots
Kulit menjadi gelap pada beberapa tempat, akibat
excess wasting product dari penghancuran sel
- mengganggu kesanggupan sel untuk memperbaiki
diri dan beregenerasi
- Mengganggu sintesis DNA dan RNA
- Menghancurkan enzim seluler
Radikal bebas juga menyerang kolagen dan elastin,
dimana substansi tersebut berguna menjadi kulit :
Lembab
Halus
Flexibel
Elastik