Anda di halaman 1dari 43

EVALUASI PROGRAM PENANGGULANGAN

DIARE DI PUSKESMAS NATAR PERIODE


JANUARI-DESEMBER 2014

OLEH:
RESTI FRATIWI FITRI, S.KED

PEMBIMBING:
DR. DIAN ISTI ANGRAINI, MPH

KEPANITERAAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015
PENDAHULUAN
BAB I
LATAR BELAKANG
Indonesia memiliki beban penyakit menular yang begitu besar, terutama
diare.
Diare berhubungan dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS),
kualitas lingkungan, pendidikan dan keadaan sosial ekonomi
masyarakat.
Angka kejadian diare Indonesia cukup tinggi, meningkat setiap tahun.
Diare KLB.
Puskesmas (Lini pertama) berperan penting menanggulangi diare,
tercantum dalam KMK RI No. 1457/MENKES/SK/X/2003.
Puskesmas diharapkan dapat melakukan upaya pencecgahan diare
untuk menurunkan angka kesakitan dan angka kematian diare.
MASALAH

Bagaimana evaluasi dan alternatif pemecahan masalah terkait


pencegahan dan pemberantasan diare di Puskesmas Natar
pada Januari-Desember 2014?
TUJUAN

TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS


Mendapatkan gambaran Diketahuinya pelaksanaan suatu
pelaksanaan Program Pencegahan keberhasilan program diare di
dan Pemberantasan Diare di Puskesmas Natar periode Januari-
Puskesmas secara menyeluruh. Desember 2014.
Diketahuinya penyebab masalah
dalam pelaksanaan Program
Pencegahan dan Pemberantasan
Penyakit Diare di Puskesmas Natar
periode Januari-Desember 2014.
Diketahuinya pemecahan masalah
untuk pelaksanaan Program
Pencegahan dan Pemberantasan
Penyakit Diare di Puskesmas Natar
periode Januari-Desember 2014.
MANFAAT

PUSKESMAS MAHASISWA UNIVERSITAS PEMERINTAH


TINJAUAN PUSTAKA
BAB II
PROGRAM PEMBERANTASAN
PENYAKIT MENULAR
Penyakit menular penyakit yang disebabkan oleh agent
infeksi atau toksinnya, yang berasal dari sumber penularan
atau reservoir, yang ditularkan atau ditrasmisikan kepada
pejamu atau host yang rentan.

Program pencegahan diperlukan melalui imunisasi,


penyuluhan kesehatan dan pemberantasan vector.
PROGRAM PEMBERANTASAN
PENYAKIT MENULAR
Cara penularan penyakit menular:

Kontak langsung Makanan &


atau tidak minuman tercemar

Suntikan, transfusi,
vektor
tindik atau tato

Hubungan seksual
DIARE
Diare perubahan pada konsistensi feses menjadi cair dan
atau frekuensi defekasi > 3 x dengan maupun tanpa lendir
atau darah.
Diare diklasifikasikan menjadi diare akut dan kronik
berdasarkan waktu.
Angka kejadian diare Indonesia 423 per 1000 penduduk
untk semua umur.
Angka kematian diare Indonesia 23 per 100.000 penduduk.
80% kematian terjadi pada dua tahun pertama kehidupan.
DIARE
Penyebab diare antara lain : Infeksi, imunodefisiensi, terapi
obat, tindakan trtentu, faktor psikologis. Infeksi menempati
urutan tertinggi penyebab diare.
Jenis pathogen Spesies pathogen Persentase kasus
Virus Rotavirus 15-25
Bakteri Eschericia coli enterotoksigenik 10-20
Shigella 5-15
Campylobacter jedesember 10-15
Vibrio cholera 5-10
Salmonella (non-typi) 1-5
Escherichia coli enteropatogenik 1-5
Protozoa Cryptosporidium 5-15
Tidak terdapat 20-30
pathogen
DIARE
Karakter feses Usus halus Usus besar
Keadaan umum Cair Berdarah/ mukoid
Volume Besar Kecil
Darah tak kasat mata terlihat kasat mata
Keasaman < 5,5 > 5,5
Test reduksi Dapat positif Negatif
Sel darah putih < 5 /LPB, Normal >10/ LPB, leukositosis
Organisme Virus : Rotavirus, Bakteri invasif : E colli, Shigella sp,
Adenovirus, Calicivirus, Salmonella sp, Campylobacter sp,
Astrovirus Yersinia sp
Bakteri entero toksik: E Aeromonas sp, Plesiominas sp
colli, Clostridium Bakteri toksik : Clostridium difficile
perfringens, Cholera sp, Parasit : Entamoeba organisme
Vibrio sp
Parasit: Giardia sp,
Cryptosporidium sp.
DIARE
Tatalaksana diare di sarana pelayanan kesehatan yaitu:
Rehidrasi oral dengan oralit
Memberikan cairan intravena dengan cairan RL untuk pasien
dengan dehidrasi berat atau tidak dapat minum
Penggunaan obat secara rasional
Nasihat tentang meneruskan pemberian makanan, rujukan,
dan pencegahan

Pemberian obat-obatan kausal rasional untuk diare adalah


simptomatik dan kausatif.
PENANGGULANGAN DIARE DI
PUSKESMAS
Program pencegahan dan pemberantasan penyakit diare
(P2Diare) adalah salah satu usaha pokok di puskesmas. Secara
umum program P2D meliputi penemuan kasus dini, diagnosis,
pengobatan, surveilans, penyediaan air bersih, distribusi logistik,
komunikasi informasi dan edukasi dan laboratorium.
18 target sasaran mutu P2D mesti dipenuhi oleh puskesmas
dalam rangka penanggulangan diare di wilayah tertentu.
Dokter umum sebagai pemeriksa dan perawat sebagai wasor
program dan petugas perawatan kesehatan masyarakat, dan
analis sebagai pemeriksa laboratorium.
Sumber Pembiayaan : APBN, APBD Tk I & II, LSM, dan swadana
masyarakat.
PENANGGULANGAN DIARE DI
PUSKESMAS
P2D menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat diare. Kegiatan:
Pendekatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
Tatalaksana diare di sarana kesehatan
Penanggulangan KLB
Pencatatan & pelaporan
Peran serta masyarakat
BAHAN & METODE
EVALUASI
BAB III
TOLOK UKUR PENILAIAN
Keputusan Menteri Kesehatan 1216/Menkes/SK/XI/2001
Tentang Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare.
Buku Pedoman kerja Puskesmas Jilid II Tahun 2004.
Buku Pedoman Pengendalian Diare, Dinas Kesehatan
Kabupaten Lampung Selatan 2010.
PENGUMPULAN DATA
Data primer
Wawancara dg koordinator program pelaksana P2D
Puskesmas Natar
Data sekunder
Dokumentasi puskesmas (Laporan bulanan P2D PKM Natar
Januari-Desember 2014)
CARA ANALISIS
Menetapkan tolok ukur

Menentukan satu tolok ukur yang akan digunakan

Membandingkan pencapaian keluaran program dg tolok ukur keluaran

Menentukan prioritas masalah

Membuat kerangka konsep masalah prioritas

Identifikasi penyebab masalah

Membuat alternatif pemecahan masalah

Menentukan prioritas cara pemecahan masalah


GAMBARAN WILAYAH
KERJA PKM NATAR
BAB IV
GAMBARAN UMUM
PKM Natar dapat dicapai melalui akses darat.
Luas area 131,91 km2, meliputi 5 desa binaan yaitu : Natar,
Merak Batin, Negara Ratu, Rejosari, dan Kalisari. Penduduk
terbanyak di Desa Merak Batin.
Batasan wilayah administratif PKM Natar yaitu:
Utara : PKM Tanjung sari
Selatan : PKM Hajimena
Barat : Gedong Tataan
Timur : PKM Hajimena
TOPOGRAFI
PKM Natar berada di dataran rendah, 400 di atas
permukaan laut, keadaan tanah berpasir.
UPT PKM Natar berada di desa Natar, jarak antara desa dg
puskesmas terdekat 300 m, terjauh 7 km.
Jalan menuju ibukota berupa jalan aspal, kecuali di desa
yang cukup jauh dari PKM berupa jalan batu.
Jarak PKM Natar ke Ibukota kabupaten 80 km, ke ibukota
provinis 25 km.
DEMOGRAFI
Jumlah penduduk th 2014 di PKM Natar adalah 55.066 Jiwa.
Penduduk laki-laki berbanding penduduk perempuan =
26.314 : 28.752 orang.
Laju pertumbuhan penduduk perempuan lebih tinggi
dibandingkan laki-laki
HASIL EVALUASI
BAB V
PENDEKATAN SISTEM
IDENTIFIKASI MASALAH
No Variabel Tolok ukur Pencapaian Masalah
1. Bidan Desa, Poskesdes, dan balai 100 % Pelaporan dari bidan desa, (-)
pengobatan swasta melaporkan poskesdes, balai pengobatan
kasus diare tepat waktu (tanggal 2 swasta sudah berjalan dengan baik
setiap bulannya),
2. Angka kematian 0%, 0 %, Sejak januari 2011 Maret 2012 (-)
tidak terdapat angka kematian
diare
3. Kejadian luar biasa (KLB) diare 0%, 0 %, Tidak terdapat KLB diare di area (-)
cakupan Puskesmas Natar
4. Masyarakat terlayani air bersih 90% 69% wrga Desa Natar memiliki (+)
sumber air bersih
5. Angka kesakitan < 1% (50 / 1000 21,4 % penduduk desa Natar (+)
penduduk) menderita diare pada tahun 2014
6. Kader terlatih tentang penanganan 80% (48 jumlah Terdapat 49 kader dari 12 desa (-)
penderita diare kader)
7. Penderita diare tertangani 100% Penderita 97,1% Penderita diare tertangani (+)
diare tertangani

8. Oralit tersedia di kader minimal 10 90% Oralit 90% Oralit tersedia di kader (-)
sacchet (@ 200 ml) tersedia di kader
IDENTIFIKASI MASALAH
No Variabel Tolok ukur Pencapaian Masalah
9. Tenaga medis dan paramedis 90% Tenaga medis dan 80% Tenaga medis dan paramedis (+)
melakukan tatalaksana diare paramedis melakukan melakukan tatalaksana diare (MTBS)
(MTBS), tatalaksana diare
(MTBS)
10. Ketepatan diagnosis 95% ketepatan Diagnosis dapat ditegakkan dengan (-)
diagnosis tepat sesuai dengan pedoman P2 diare

11. Puskesmas mempunyai protap 100% Puskesmas mempunyai protap (-)


tatalaksana diare tatalaksana diare
12. Penderita diare diobati dan 80% diobati dengan Tidak semua pasien diobati dnegan (-)
mendapat oralit oralit oralit karena sudah memiliki atau
mengerti cara pembuatan oralit
(larutan gula garam)
13. Penderita diare diobati dan 90% 95% pasien diare diobati dengan (-)
mendapat Zinc menggunakan zinc sulfat selama 10
hari sesuai dengan pedoman p2 Diare
14. Puskesmas mempunyai pojok 100% Puskesmas belum memiliki pojok oralit (+)
oralit
15. masyarakat menggunakan 90% warga desa Natar Hanya 69% warga desa Natar yang (+)
jamban sehat menggunakan jamban menggunakan jamban sehat
sehat
KERANGKA KONSEP
Dana yang tersedia
(input)

Sarana dan prasarana Promosi kesehatan


penunjang, serta obat (input)
(input)

Pemeriksaan Pasien Petugas kesehatan PSP masyarakat mengenai


(proses) (input) penyakit Diare (lingkungan)

Penentuan Penyakit Diare


Balai pengobatan
sesuai klinis (proses)
swasta (lingkungan)

Pengobatan pasien Pelaksanaan program Penemuan kasus baru


Diare pemberantasan penyakit (proses)
(proses) Diare (ouput)

Pemberantasan Jarak puskesmas dengan tempat


penyakit Diare tinggal (lingkungan)
(dampak) Keikutsertaan masyarakat
dalam program
(lingkungan)
METODE USG

MASALAH PENCAPAIAN U S G TOTAL

Angka diare yang ditangani 97,1% kasus diare ditangani 2 3 2 7


Masyarakat terlayani air 69% wrga Desa Natar memiliki 3 4 2 9
bersih sumber air bersih
Angka kesakitan 21,4 % penduduk desa Natar 4 5 3 12
menderita diare pada tahun
2014
Tenaga medis dan paramedis 80% Tenaga medis dan 1 2 1 4
melakukan tatalaksana diare paramedis melakukan
(MTBS) tatalaksana diare (MTBS)
Puskesmas mempunyai pojok Puskesmas belum memiliki 1 3 2 6
oralit pojok oralit
masyarakat menggunakan Hanya 69% warga desa Natar 3 4 2 9
jamban sehat yang menggunakan jamban
sehat
FISHBONE
PRIORITAS PENYEBAB MASALAH
Tabel kriteria matriks pemilihan prioritas penyebab masalah internal
No I T R JUM
Daftar Masalah P S RI DU SB PB PC IxTxR
1. Money
Pendanaan Promosi Kesehatan 4 4 3 2 4 2 3 5 4 46080

2. Method
Promosi Kesehatan 4 4 3 2 4 2 4 5 4 61440

Tabel kriteria matriks pemilihan prioritas penyebab masalah eksternal


No I JUM
T R
Daftar Masalah P S RI DU SB PB PC IxTxR
1. Machine
PSP masyarakat mengenai 4 4 2 3 2 2 3 4 5 23040
PHBS dan diare yang kurang
2. Miliu
Lingkungan tidak bersih 4 4 2 2 1 2 1 2 3 768
Iklim
4 3 2 2 1 1 1 1 1 48
ALTERNATIF PEMECAHAN
MASALAH
BAB VI
ALTERNATIF JALAN KELUAR
Masalah Penyebab Alternatif
Program Promosi Kurangnya pengetahuan masyarakat Penyuluhan mengenai PHBS oleh
Kesehatan mengenai Perilaku Hidup Bersih tenaga kesehatan pada
Sehat (PHBS) masyarakat melalui role play dan
simulasi.
Membagikan brosur dan leaflet
tentang pencegahan penyakit
diare dengan PHBS.
Pembuatan media iklan layanan
masyarakat berupa banner atau
spanduk yang dipajang di tempat-
tempat perkumpulan warga.

Tidak berjalannya peranan kemitraan Penyuluhan mengenai PHBS oleh


lintas program ataupun sektor dalam tenaga kesehatan pada kader dan
upaya promosi kesehatan tentang tokoh setempat.
PHBS
PRIORITAS
PEMECAHAN MASALAH INTERNAL
Efektivitas Efisiensi Jumlah
No Daftar Alternatif Jalan Keluar
M I V C (MIV/C)

1. Penyuluhan mengenai PHBS oleh 4 4 4 1 64


tenaga kesehatan pada masyarakat
melalui role play dan simulasi

Membagikan brosur dan leaflet


2. tentang pencegahan penyakit diare 4 2 3 2 12
dengan PHBS.

Pembuatan media iklan layanan


3. masyarakat berupa banner atau
spanduk yang dipajang di tempat- 4 3 3 2 18
tempat perkumpulan warga.

Penyuluhan mengenai PHBS oleh


tenaga kesehatan pada kader dan
4. tokoh setempat 4 4 3 2 24
MASALAH PROMKES
Promosi kesehatan merupakan salah satu kegiatan yang
penting dan sangat mempengaruhi keberhasilan
pencegahan dan penemuan penderita Diare.
PROMKES bertujuan untuk meningkatkan PSP masyarakat.
Promkes mesti menarik, baik penyuluhan maupun role play.
Promkes berisi materi mengenai PHBS dalam lingkungan
keluarga terutama untuk menghindari diare yaitu
Memberikan ASI ekslusif
Menggunakan air bersih
Mencuci tangan pakai sabun
Menggunakan jamban sehat
MASALAH ANGKA KESAKITAN
PENDERITA DIARE
Angka kesakitan penderita diare dipengaruhi oleh faktor
lingkungan dan peran serta masyarakat yang kurang dalam
pencegahan diare.
Faktor penyebab masalah mesti diperbaiki untuk mencapai
tujuan sesuai tolok ukur.
KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VII
KESIMPULAN
Berdasarkan evaluasi Program Pencegahan Penyakit
Diare di Puskesmas Natar periode Januari-Desember
2014, didapatkan masalah peningkatan angka kesakitan
melebihi nilai tolok ukur (<1% penduduk) yaitu 21,4%
penduduk.
Faktor penyebab masalah yang telah diidentifikasi
adalah masalah Promosi Kesehatan yang kurang
digalakkan.
Alternatif pemecahan masalah yang dapat
dipertimbangkan yaitu dengan menggalakkan promosi
kesehatan mengenai PHBS dalam lingkungan keluarga
dengan cara penyuluhan dan diskusi di masyarakat.
SARAN

PKM NATAR PENDIDIKAN KADER &


MAYSARAKAT
DAFTAR PUSTAKA
Azwar A. 1998. Sistem Kesehatan. Dalam: Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi 3. Jakarta: Bina Rupa Aksara.
Bustan. 2005. Pengantar epidemiologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Candra S, Djuffrie M, Soenarto SS. 2005. Faktor risiko kejadian hipernatremia pada anak balita dengan diare cair akut. Berkala Ilmu
Kedokteran; 37(4):28-36.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1999. Buku ajar diare. Pendidikan Medik Pemberantasan Diare. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2004. Program pedoman kerja puskesmas jilid II. Jakarta: Depkes RI
Departemen Kesehatan RI. 2005. Kepmenkes RI No. 1216/ MENKES/ SK/ XI/ 2001 Tentang Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare.
Edisi ke-4, Jakarta: Depkes RI.
Departemen Kesehatan RI. 2007. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2007. Jakarta: Depkes RI.
Departemen Kesehatan RI. 2011. Kementrian Kesehatan RI, Panduan Sosialisasi Tatalaksana Diare pada Balita. Jakarta: Depkes RI.
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. 2011. Angka kejadian diare masih tinggi. Diunduh dari: http:
//www.depkes.go.id. diakses tanggal 8 September 2015.
Edi Sunoto. 1999. Buku Ajar Diare. Jakarta: Dr. Departemen Kesehatan R.I.
Ghishan FK. 2004. Chronic diarrhea. Dalam: Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, editors. Nelson textbook of pediatrics 17th ed.
Philadelphia: Saunders; p.1276-1281.
Markum dkk. 1996. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Jilid I. Jakarta: BP FKUI
Notoatmojo. 2003. Prinsip-prinsip dasar ilmu kesehatan masyarakat. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Puskesmas Natar. 2014. Profil Puskesmas Natar. Natar: Puskesmas Natar
Setia BS. 2006. Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare. Journal Medica Nusantara 27(2):1-13.
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1 edisi V. Jakarta: Interna
Publishing.
Tim P2D. 2014. Laporan Bulanan Penanggung Jawab program P2Diare di Puskesmas Natar periode Januari 2014 Desember 2014.
Natar: Puskesmas Natar.
Tim Surveillans. 2014. Laporan Tahunan Puskesmas Natar periode Januari 2014 Desember 2014. Natar: Puskesmas Natar
LAMPIRAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai