Anda di halaman 1dari 19

Analisis Pelayanan Kesehatan

1. Pelayanan Kesehatan Dasar (kesehatan ibu


hamil)

Cangkupan kunjungan ibu hamil K4 (%) Jawa Barat tahun 2013 (Kemenkes RI, 2013).
Analisis Pelayanan Kesehatan
2. Pelayanan Kesehatan 3. Pelayanan Kesehatan
Dasar (kesehatan ibu Dasar (kesehatan ibu nifas)
bersalin)

Capaian kunjungan
nifas untuk daerah
Pertolongan persalinan Jawa Barat sebesar
oleh tenaga kesehatan
rendah 53,09%, sisanya 97,23%
oleh dukun bersalin

Capaian meningkat
Masyarakat yang ada di karena adanya BOK
Kabupaten Tasikmalaya
relatif pendidikannya
pada tahun 2010
rendah dan lokasi yang sulit
terjangkau
Analisis Pelayanan Kesehatan
4. Pelayanan Kesehatan Dasar (kesehatan
neonatal)

Cakupan Kunjungan Neonatal Kunjungan menggunakan Selama periode tahun 2010-2014,


Pertama atau KN1 merupakan pendekatan Manajemen Terpadu indikator KN1 selalu mencapai
indikator yang menggambarkan Balita Muda (MTBM) termasuk target Renstra dengan rata-rata
upaya kesehatan yang dilakukan konseling perawatan bayi baru peningkatan cakupan dari tahun
untuk mengurangi risiko kematian lahir, ASI eksklusif, pemberian 2010-2014 sebesar 3,2%. Pada
pada periode neonatal yaitu 6-48 vitamin K1 injeksi, dan Hepatitis akhir tahun 2014 cakupan KN1
jam setelah lahi B0 injeksi bila belum diberikan telah mencapai 97%.
Analisis Pelayanan Kesehatan
5. Pelayanan Keluarga 6. Pelayanan Imunisasi
Berencana
Partisipasi masyarakat Partisipasi masyarakat
dalam keluarga Tasikmalaya dalam
berencana di kabupaten mengikuti
Tasikmalaya juga dinilai penyelenggaraan
masih sangat rendah imunisasi masih rendah

Dari total 391.221


Pasangan Usia Subur Dikarenakan minimnya
(PUS) tahun 2013, yang pengetahuan
menjadi akseptor KB masyarakat
adalah sebesar 64,91 %
Analisis Pelayanan Kesehatan
7. Pelayanan Kesehatan Rujukan

Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan yang Bekerja Sama Dengan BPJS Kesehatan
Analisis Pelayanan Kesehatan
8. Gizi Masyarakat

Data Dinas Kesehatan Menurut Kepala Dinas


Kabupaten Tasikmalaya
Kabupaten Tasikmalaya Kesehatan Tasikmalaya
merupakan salah satu
menyebutkan, mulai tahun pada tahun 2007 sebanyak
kabupaten dengan jumlah
2001 hingga 2006 jumlah 16.386 balita yang
balita penderita gizi buruk
penderita gizi buruk di tersebar di 39 kecamatan
dan gizi kurang yang cukup
Kabupaten Tasikmalaya telah dinyatakan
signifikan
terus meningkat. mengalami kekurangan gizi
Analisis Perilaku Kesehatan
Kasus penyakit yang berhubungan dengan perilaku hidup bersih dan sehat seperti diare
masih cukup tinggi, terutama pada anak di bawah 5 tahun (555 kasus), pnemonia dan
ISPA juga masih menjadi posisi 10 besar

Rendahnya cakupan jamban keluarga yaitu 38,3% dari target 100 % pada tahun 2012,
serta masih terbatasnya akses air bersih (63,71%) dari target 100% pada tahun 2012

D/S sebesar 67,7% dan masih ditemukannya Balita dengan gizi kurang sebesar 7,6%

Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan sebesar 77,93%, ditemukannya Angka
Kematian Ibu (AKI) 2 orang dan Angka Kematian Balita 20 orang pada tahun 2012. Bayi
yang mendapatkan ASI Eksklusif sebesar 72,45% dari target nasional 85%
Analisis Lingkungan
1. Angka Bebas Jentik 2. Rumah Sehat
(ABJ)

Pada tahun 2013, angka


bebas jentik (ABJ) di kota
Tasikmalaya mencapai 89%,
lebih rendah dari ketetapan
pemerintah sebesar 95% .
Analisis Lingkungan
3. Jamban Sehat 4. Cakupan Keluarga
dengan Air Minum
Terlindungi
Analisis Lingkungan
5. Tempat Umum Pengolahan Makanan

Persentase Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Sehat Menurut


Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2012
Penyebaran Penyakit di Daerah Sekitar Pasar
Cikurubuk Tasikmalaya
Tinea pedis Diare

• Lebih dikenal • Buang air besar


dengan kutu air dengan
yaitu infeksi frekuensi yang
dermatofita tidak normal
pada kaki, (meningkat),
terutama pada konsistensi tinja
sela jari dan menjadi lebih
telapak kaki. lembek atau
cair.
Epidemiologi

Tinea pedis Diare

• Prevalensi • Penyebab
tinea pedis diare ditinjau
pada populasi dari host,
umum sebesar agent dan
2,9% (4,2% environment.
untuk laki-laki
dan 1,7%
untuk
perempuan).
Klasifikasi
Tinea Pedis Diare
• Diare akut
diare yang berlangsung kurang dari 14
hari tanpa diselang-seling berhenti
lebih dari 2 hari
• Diare persisten
diare yang berlangsung 15-30 hari,
merupakan kelanjutan dari diare akut
atau peralihan antara diare akut dan
kronik
• Diare kronik
diare hilang-timbul, atau berlangsung
lama dengan penyebab non-infeksi
Tanda Gejala

Tinea
• Maserasi, erosi di celah-celah jari V
• Penebalan kulit disertai sisik terutama pada
bagian telapak kaki, tepi kaki, dan punggung
kaki

Pedis • Perasaan gatal yang hebat

• Tinja cair dan mungkin disertai dengan


darah

Diare • Warna tinja semakin lama berubah menjadi


kehijau-hijauan
• Anus dan daerah sekitarnya lecet
• Dehidrasi
• Berat badan menurun
Etiologi Pedis Tinea

Dari ketiga genus Spesies terbanyak yang


Terdapat tiga genus
tersebut telah ditemukan menjadi penyebab
penyebab dermatofitosis,
41 spesies, terdiri dari 17 dermatofitosis di
yaitu Trichophyton,
spesies Microsporum, 22 Indonesia adalah:
Microsporum, dan
spesies Trichophyton, 2 Trichophyton rubrum (T.
Epidermophyton
spesies Epidermophyton. rubrum)
Etiologi Diare
1. Faktor Infeksi 3. Faktor makanan
- Infeksi enteral : infeksi 4. Faktor psikologis
bakteri, virus, dan parasit 5. Faktor pendidikan
- Infeksi parenteral : diluar 6. Faktor pekerjaan
alat pencernaan
7. Faktor umum balita
2. Faktor Malabsorbsi
8. Faktor lingkungan
- Malabsorbsi karbohidrat
9. Faktor gizi
- Malabsorbsi lemak
- Malabsorbsi
Patogenesis Pedis Tinea
• Transmisi dari manusia ke manusia
• Ditularkan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui lantai kolam
renang dan udara sekitar rumah sakit/klinik
Antropofilik • Dengan atau tanpa reaksi keradangan (silent“carrier”).

• Transmisi dari hewan ke manusia


• Ditularkan melalui kontak langsung maupun tidak langsung melalui bulu binatang
yang terinfeksi dan melekat di pakaian, atau sebagai kontaminan pada rumah /
tempat tidur hewan, tempat makanan dan minuman hewan
Zoofilik • Sumber penularan utama adalah anjing, kucing, sapi, kuda dan mencit.

• Transmisi dari tanah ke manusia


• Secara sporadis menginfeksi manusia dan menimbulkan reaksi radang
Geofilik
Patogenesis Diare
• Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi
pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus. Isi rongga usus yang
Gangguan berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul
osmotik diare.

• Akibat rangsangan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya
Gangguan diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
sekresi

• Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk


menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltic usus
menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya
Gangguan dapat menimbulkan diare pula.
motilitas usus
Faktor resiko
Tinea Pedis Diare
• Kaki yang sering berkeringat • Faktor lingkungan (tersedianya
air bersih, jamban keluarga,
• Kaos kaki kurang dijaga
pembuangan sampah,
kebersihannya pembuangan air limbah)
• Sepatu terlalu tertutup • Perilaku hidup bersih dan sehat
• Kekebalan tubuh
• Infeksi saluran pencernaan
• Alergi
• Malabsorbsi
• Keracunan
• Imunodefisiensi

Anda mungkin juga menyukai