STUDI KASUS
Disusun oleh :
Khoirunnisa
3351171046
Apoteker XXIV A
Kasus 1
Reza, dr, Sp.S (K)
SIP : DU/66/I/2009
Alamat : Jl Manggis No 1 Bandung
Bandung, 26/12/2017
R/ Cilostazol 50 mg No XXX
S 1 dd 1 pc Ђ
R/ Amlodipin 10 mg No XXX
S 1d d I pc Ђ
R/ Atorvastatin 20 mg No XXX
S 1 dd 1 pc Ђ
R/ Glikuidon 30 mg NO LX
S 2 dd 1 pc Ђ
Pro : tuan GS
Umur : 71 tahun
Alamat : Jl Seroja 5
Kajian Administratif
Analisis
Ada Tidak Keterangan
Masalah
Nama Pasien
√ Tn. GS
Umur Pasien
√ 71 tahun
Jenis Kelamin Pasien
√ Laki-laki
Berat Badan Pasien
√ Perlu ditanyakan kepada pasien
atau keluarga pasien
Nama Dokter
√ Dr. Reza Sp.S (K)
Nomor Surat Izin Praktik
Dokter
√ SIP : DU/66/I/2009
Alamat Praktik
√ Jl. Manggis No 1 Bdg
Nomor Telepon Dokter
√
Paraf Dokter
√
Tanggal Penulisan Resep
√ 26-12-2017
Kajian Farmasetika
Analisis
Ada Tidak Keterangan
Masalah
Nama Obat
√ Cilostazol, amlodipin, atorvastatin,
glikuidon
Bentuk Sediaan
√
Kekuatan Obat
√ Cilostazol 50 mg, amlodipin 10 mg,
atorvastatin 20 mg, glikuidon 30 mg
Jumlah Obat
√ Cilostazol 30 , amlodipin 30,
atorvastatin 30, glikuidon 60
Kajian Klinis
√ Tidak Ada
Terdapatnya duplikasi
A. Problem
• Resep tidak lengkap komponennya
• Dosis Cilostazol terlalu rendah
• Terdapat cara penggunaan obat yang tidak tepat yaitu
Cilostazol seharusnya diminum saat perut kosong
• Terdapat ketidaktepatan aturan pakai obat Cilostazol
seharusnya sehari 2x 1 tablet 100 mg
• Adanya interaksi obat antara amlodipin dan glikuidon.
• Pasien menderita penyakit diabetes
• Pasien merupakan kelompok pasien geriatri
METODE PAM
B. Assesment
• Pemakaian Cilostazol ditingkatkan
menjadi sehari 2x 2 tablet (tablet 50 mg)
• Cilostazol diminum ½ jam sebelum
makan atau 2 jam setelah makan
METODE PAM
C. Monitoring
• Dilakukan Pemantauan Kadar Kolesterol
• Dilakukan pemantauan tekanan darah
• Dilakukan pemantauan kadar SGOT, SGPT
• Dilakukan pemantauan efek samping obat
• Dilakukan pemantauan terhadap cara minum atau cara
penggunaan obat pasien apakah sudah benar atau
belum
• Pastikan kepatuhan pasien
• Sarankan untuk merubah pola hidup
• Sarankan untuk diet sehat hindari natrium dan lemak.
• Sarankan untuk rutin berolahraga
• Sarankan untuk istirahat yang cukup
INFORMASI YANG DIBERIKAN
KEPADA PASIEN
Analisis
Ada Tidak Keterangan
Masalah
Nama Pasien
√ Nona HN
Umur Pasien
√ 20 tahun
Jenis Kelamin Pasien
√ Wanita
Berat Badan Pasien
√ Perlu ditanyakan kepada pasien
atau keluarga pasien
Nama Dokter
√ Dr. Roy
Nomor Surat Izin Praktik
Dokter
√ SIP : DU/14/XI/2009
Alamat Praktik
√ Jl Sentosa No 2 Bdg
Nomor Telepon Dokter
√
Paraf Dokter
√
Kajian Farmasetika
Analisis
Ada Tidak Keterangan
Masalah
Nama Obat
√ Rifampisin, INH, PZA, Vit B6
Bentuk Sediaan
√
Kekuatan Obat
√ Rifampicin 450 mg, INH 300 mg,
PZA 1500 mg, Vit B6 10 mg
Jumlah Obat
√ Masing-masing obat berjumlah 30
Kajian Klinis
Analisis
Ya Tidak Keterangan
Masalah
Ketepatan indikasi Perlu dilakukan wawancara atau melihat
rekam medis pasien
Ketepatan cara √
penggunaan
Analisis
Ada Tidak Keterangan
Masalah
Indikasi yang tidak √ Obat maag
diterapi
Penggunaan obat tanpa √
indikasi
Dosis kurang √
Dosis lebih √
Reaksi obat yang √ Belum diketahui
merugikan
Interaksi obat
METODE PAM
A. Problem
• Tidak ada keterangan berat badan pasien, alamat
pasien, paraf dokter dan no tlp dokter
• Tidak ada rekam medis pasien
• Lama penggunaan obat TBC tidak tepat seharusnya
penggunaan awal minimal 2 bulan
• Terdapat efek samping dari obat INH
• Perlu ditanyakan pula kepada pasien mengenai alergi
pasien
• Nn HS menderita Tuberculosis dan gastritis (Maag).
• Efek samping rifampisin : Hepatotoksik, gangguan ginjal
akut, warna merah pada urin, nyeri otot & sendi
• Efek samping isoniazid : Neuritis Perifer, hepatotoksik,
kesemutan, mual, muntah, mudah mengantuk
• Efek samping pirazinamid : Kelainan hati, anoreksia
Assesment
• Diagnosa fase awal untuk Pasien baru, sputum BTA positif (+)
• Jika pasien Nn. HN baru terinfeksi TBC maka pengobatannya sebaiknya
dilakukan secara rutin 2 bulan untuk tahap intensif (2HRZE), dan
dilanjutkan dengan tahap lanjutan (4H3R3).
• Jadi sebaiknya dikonsultasikan kembali dengan dokter untuk
penambahan Etambutol untuk pengobatan fase awal selama 1 bulan
(HRZE). untuk 1 bulan berikutnya diharapkan pasien kembali ke dokter
tersebut sebelum obatnya habis. Dengan tujuan agar pengobatan TBC
Nn HN bisa dikontrol dan tetap dilanjutkan.
• Vit B6 digunakan untuk mengatasi efek samping dari INH (Isoniazid)
yaitu neuropati perifer atau peradangan pada saraf.
• Komunikasikan dengan dokter sebelum obat diberikan kepada pasien
terutama masalah dosis obat.
• Hubungi dokter terkait legalitas resep.
• Cara penggunaan :
– Rifampicin paling baik diberikan pada saat perut kosong 1 jam sebelum
atau 2 jam sesudah makan.
– Pirazinamid digunakan bersama makanan
– Isoniazid dan Ethambutol paling baik diberikan pada saat perut kosong 1
jam sebelum atau 2 jam sesudah makan, dapat diberikan bersama
makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada saluran Gastro
Intestinal
Pengumpulan Data Nn. HN mengenai Keluhan
Maag
• Apakah maag nya berat atau ringan ? Disertai dengan mual
muntah atau tidak ?
– Jika ringan, sebaiknya atur pola makan (jam makan, porsi
makan, frekuensi makan, tekstur makanan) bisa diberikan
antasida/ Gol. antihistamika 2 (Ranitidin)
– Jika berat, disertai dengan melena (feses hitam), muntah
darah, perut kembung, sendawa bisa diberikan gol.PPI
(Lanzoprazol)
• Apakah Nn. HN kebiasaan terlambat makan atau telah
mengonsumsi makanan yang mengandung asam yang banyak,
pedas atau tidak ?
– Jika karena makanan, sebaiknya dihindari. Dan perbaiki
pola makannya Nn. HN
• Jika gastritis (maag) Nn. HN masih dalam kategori ringan bisa di
berikan ranitidin 10 tablet, penggunaannya 2x1 diminum pada
saat perut kosong
METODE PAM
C. Monitoring
• Monitoring efek samping obat dari INH,
Rifampisin, Pirazinamid, etambutol
• Dilakukan pemeriksaan dahak dan Monitoring
BTA (Bakteri Tahan Asam)
• Monitoring kepatuhan pasien dalam
penggunaan obat
• Monitoring maag (Gastritis)
• Monitoring cara penggunaan obat
• Monitoring fungsi hati (SGOT& SGPT)
INFORMASI YANG DIBERIKAN
KEPADA PASIEN
• Menginformasikan tanggal kadaluarsa obat & Perhatikan
kemasan obat
• Jadwal minum obat diberikan pada pasien jika perlu
• Pola hidup dan pola makan Nn. HN harus dijaga
• Memberikan motivasi kepada pasien agar tidak lupa minum
obat, karena pengobatan TBC harus dilakukan secara rutin
selama 2 bulan untuk pengobatan awal
• Jika Nn. HN sudah merasa sembuh atau sehat jangan hentikan
pengobatannya karena dapat menyebabkan kegagalan dalam
pengobatan dan menyebabkan pengobatan TBC nya akan
semakin lama
• Sebaiknya Nn HN tetap berkonsultasi ke dokter jika obat yang 1
bulan pertama sudah mau habis
• Cara minum obatnya pada jam yang sama untuk tiap harinya
INFORMASI YANG DIBERIKAN
KEPADA PASIEN
Rifampisin
• Indikasi : Untuk mengobati TBC
• Pemberian obat pada saat perut kosong 30 menit
sebelum makan atau 2 jam setelah makan
• Obat disimpan di suhu ruangan (sejuk), dijauhan
dari jangkauan anak-anak dan sinar matahari
langsung
• Memberikan informasi kepada Nn.HN jika buang
air kecil dan kencingnya berwarna merah Nn.HN
tidak perlu khawatir karena itu menandakan
bahwa obat sudah mulai berefek
INFORMASI YANG DIBERIKAN
KEPADA PASIEN
Isoniazid (INH)
• Indikasi : untuk pengobatan dan pencegahan TBC
• Obat disimpan di suhu ruangan (sejuk), dijauhkan
dari jangkauan anak-anak dan sinar matahari
langsung
• Cara minum obatnya harus dengan jam yang sama
untuk tiap harinya
Pirazinamid
• Digunakan untuk pengobatan tuberkulosis
• Obat disimpan di suhu ruangan (sejuk), dijauhkan
dari jangkauan anak-anak dan sinar matahari
langsung
INFORMASI YANG DIBERIKAN
KEPADA PASIEN
Etambutol
• Digunakan untuk pengobatan tuberkulosis
• Obat disimpan di suhu ruangan (sejuk), dijauhkan
dari jangkauan anak-anak dan sinar matahari
langsung
Vit B6
• Digunakan untuk mengatasi efek samping dari INH
(Isoniazid) karena INH menyebabkan neuropati
perifer atau peradangan pada saraf
• Obat disimpan di suhu ruangan (sejuk), dijauhkan
dari jangkauan anak-anak dan sinar matahari
langsung
Kasus 3