PERTEMUAN KE 10 DAN 11
Apa itu Ground Penetration Radar ?
Pengukuran radar merupakan metode yang tepat untuk mendeteksi benda kecil
dekat permukaan bumi ( 0.1 hingga 3 meter ) dengan resolusi yang tinggi. Survei
dilakukan pada tanah yang kering dan hampir homogen pada resitivitas elektrik
yang tinggi ( kontanta dielektrik rendah ).
Semakin konduktif objek yang dikenai, maka semakin jelas sinyal yang ditangkap.
Contoh : kabel listrik adalah tembaga yang berkonduktivitas sangat baik, sehingga
akan memberikan pola yang jelas. Sinyal terang menggambarkan tegangan positif,
sementara warna gelap menggambarkan tegangan negatif. Warna abu-abu
menggambarkan tegangan mendekati nol.
Prinsip kerja Ground Penetration Radar ?
Faktor yang berpengaruh dalam menentukan tipe antena yang
digunakan, sinyal yang ditransmisikan, dan metode pengolahan
sinyal yaitu :
1. Jenis objek yang akan dideteksi.
2. Kedalaman objek.
3. Karakteristik elektrik medium tanah atau properti elektrik.
(konstanta dielektrik)
Light and Radar
Light and Radar
Light Vs. Radar
Tipe sistim radar
• Sistem GPR terdiri atas pengirim (transmitter), yaitu antena yang
terhubung ke sumber pulsa (generator pulsa) dengan adanya pengaturan
timing circuit, dan bagian penerima (receiver), yaitu antena yang
terhubung ke LNA (low noise amplifier) dan ADC (alternative distribution
channels) yang kemudian terhubung ke unit pengolahan (data processing)
serta display sebagai tampilan outputnya.
Berdasarkan blok diagram tersebut masing – masing blok mempunyai fungsi
yang cukup penting dan saling ketergantungan. Hal ini dikarenakan GPR
merupakan suatu sistem mulai dari penghasilan pulsa pada pulse generator
lalu melewati blok-blok yang ada kemudian sampai pada blok display dimana
kita dapat melihat bentuk dan kedalaman objek yang dideteksi. Namun dalam
hal ini antena memegang peranan yang sangat penting karena menentukan
unjuk kerja dari sistem GPR itu sendiri.
Dari proses pendeteksian seperti di atas, maka akan didapatkan suatu
citra dari letak dan bentuk objek yang terletak di bawah tanah atau
dipermukaan tanah.
Jika tanah bersifat homogen, maka sinyal yang dipantulkan akan sangat
kecil. Jika pulsa menabrak suatu inhomogenitas di dalam tanah, maka
akan ada sinyal yang dipantulkan ke antena penerima. Sinyal ini
kemudian diproses oleh rangkaian penerima.
Skin depth
Skin depth adalah kedalaman dimana sinyal telah berkurang menjadi 1/e (ca.37%) dari
nilai awal. Skin depth (d ) dirumuskan pada peramaan berikut :
dimana :
Δ = skin depth (meter)
ρ = resistivitas (Ω.m)
f = frekuensi (Hz)
μr = permeabilitas relatif (H/m)
μ0 = permeabilitas magnet di udara /ruang vakum = 4π × 10 -7 (H/m)
Perumusan GPR
Rumus yang digunakan adalah Maxwell yang merupakan kombinasi
antara geolistrik dan geomagnet:
Persamaan yang menghubungkan sifat fisik medium dengan medan yang
timbul pada medium tersebut dapat dinyatakan dengan :
Keterangan:
ε0 = permitivitas listrik ruang hampa ( 8, 85 × 10 -12 C 2/Nm 2 )
ρ = tahanan jenis ( Ω.m )
B = medan magnet ( tesla )
E = medan listrik (N/C)
μ = permeabilitas magnetik
J = rapat arus (A/m2
Untuk menyederhanakan masalah, sifat fisik medium diasumsikan tidak bervariasi
terhadap waktu dan posisi (homogen isotropi). Maka persamaan Maxwell dapat
ditulis sebagai berikut :
Pada material dielektrik murni suseptibilitas magnetik (μ) dan permitivitas listrik
(є) adalah konstan dan tidak terdapat atenuasi dalam perambatan gelombang.
Tidak sama halnya jika berhadapan dengan material dielektrik yang ada.
Sifat-sifat dari material bumi bergantung dari komposisi dan kandungan air
material tersebut. Keduanya ini mempengaruhi cepat rambat perambatan
gelombang dan atenuasi gelombang elektromagnet.
Metoda GPR bergantung pada variasi bawah permukaan yang dapat menyebabkan
gelombang tertransmisikan. Perbandingan energi yang direfleksikan disebut
koefisien refleksi (R) yang ditentukan oleh perbedaan cepat rambat gelombang
elektromagnet dan lebih mendasar lagi yang merupakan perbedaan dari konstanta
dielektrik relatif dari media yang berdekatan.
Dalam semua kasus, besarnya R terletak antara -1 dan 1. bagian dari energi yang
ditransmisikan sama dengan 1-R. Persamaan diatas daplikasikan untuk keadaan
normal pada permukaan bidang datar. Dengan asumsi tidak ada sinyal yang hilang
sehubungan dengan amplitudo sinyal.
Jejak yang terdapat pada rekaman georadar merupakan konvolusi dari koefisien
refleksi dan impulse georadar ditunjukkan oleh persamaan :
Keterangan :
r(t) = koefisien refleksi
A(t) = amplitudo rekaman georadar
F(t) = impulse radar
n(t) = noise radar
Besar amplitudo rekaman georadar r(t) akan tampak pada penampang rekaman
georadar berupa variasi warna. Refleksi atau transmisi di sekitar batas lapisan
menyebabkan energi hilang. Jika kemudian ditemukan benda yang memiliki
dimensi yang sama dengan panjang gelombang dari sinyal gelombang
elektromagnet maka benda ini menyebabkan penyebaran energi secara acak.
Absorbsi ( mengubah energi elektromagnet menjadi energi panas ) dapat
menyebabkan energi hilang.
Penyebab yang paling utama hilangnya energi karena atenuasi fungsi kompleks
dari sifat lstrik dan dielektrika media yang dilalui sinyal radar. Atenuasi (α)
tergantung dari konduktifitas (σ), permeabilitas magnetik (μ), dan permitivity (є) dari
media yang dilalui oleh sinyal dan frekuensi dari sinyal itu sendiri (2πf).
Aplikasi?
Aplikasi :
GPR baik digunakan untuk deteksi target untuk karakteristik stratigrafi bawah
permukaan, hidrogeologi, arkeologi, assesment pencemaran limbah dan
geoteknik.
Keuntungan GPR
High-resolution data in certain cases.
1. Tidak bising
2. Memerlukan 1 atau 2 orang untuk mengoperasikannya
3. Murah dan cepat
4. Mudah mengkover dengan jangkauan yang luas dan dibantu
dengan truk .
Kerugian
1. Harga alat mahal.
2. Penetrasi kedalaman terbatas.
3. Hanya dapat digunakan untuk spesiifik sedimen-bedrock terrains.
4. Dibutuhkan tenaga yang berpengalaman.
5. Memerlukan software dan komputer yang canggih
6. Information about dielectric properties must be known in order to
convert to wave return times to depths.
Pola pengaturan antena
Karena property elektrik tanah sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca, dalam
survey GPR biasanya sangat sulit untuk menjaga kestabilan impedansi input
karena jenis tanah yang benar-benar berbeda untuk setiap tempat dan kondisi
cuaca yang berbeda.
Pola pengaturan antena
Late time ringing merupakan osilasi yang mengikuti pulsa yang dikirimkan yang
akan mengaburkan pulsa yang dikirim. Pengendaliannya adalah menggunakan
antena dipole dan diletakkan di atas tanah
Dimana
K = Konstanta propagasi (εr )
Depth = Kedalaman penetrasi antenna
antena
Antena GPR beroperasi dekat dengan permukaan tanah dan harus dapat
mengirimkan medan elektromagnetik melalui interface antena tanah secara
efektif. Tetapi, ketika antena di letakan dekat dengan tanah, interaksi antena-
tanah akan berpengaruh besar terhadap impedansi input antena, bergantung
jenis tanah dan elevasi antenanya [Turner,1993].
Karena karakter elektrik tanah sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca, dalam
survey GPR biasanya sangat sulit untuk menjaga kestabilan impedansi input
karena jenis tanah yang benar-benar berbeda untuk setiap tempat dan
kondisi cuaca yang berbeda. Ini mengakibatkan sulitnya mempertahankan
kondisi match, antara antena dan feed line untuk memperkecil mismatch loss.
Pemilihan jenis antena GPR yang dipakai didasarkan juga pada objek apa yang
akan dideteksi.
Apabila target objek mempunyai objek yang panjang maka sebaiknya
menggunakan antena yang dengan footprint yang lebih panjang.
Ada berbagai cara untuk mengurangi late time ringing khususnya dari
penggunaan antena dipole yaitu dengan penggunaan lumped resistor.
Hal ini sesuai dengan metode Wu King. Namun, penggunaan metode ini
sesuai untuk antena dipole yang dibuat pada PCB (Printed Circuit Board).
Untuk antena wire dipole, hal ini bisa diatasi dengan meletakkan antena
tepat di atas permukaan. tanah karena sifat lossy dielektrik tanah
tersebut mampu meredam sifat ringging dari antena wire dipole,
sehingga sinyal tersebut dapat dianalisa dengan akurat.
Menentukan kedalaman GPR
D = (5.9t)/sqrt of (Er)
D = depth of target (in)
t = wave travel time (nanosec)
5.9 = a constant incorporating speed of light and unit conversions
Er = dielectric constant of subsurface material
Konstanta Dielectrik
Berapa kedalaman pipa yang terdeteksi Air 1
dengan 46 ns dalam pasir kering (Er = 4) Pure water 81
Jawab:
Fresh water (ice) 4
D = (5.9 x 46) / sqrt (4) Granite (dry) 5
D = 135.7 in Clay (saturated) 8-12
Sand (dry) 4-6
Sand (saturated) 30
Conductive = High Dielectric Constant
= Reflective
Non-conductive = Low Dielectric
Constant = Non-Reflective
Akuisisi data GPR
T R T R
reflector reflector
2. Wide Agle Reflection and Refraction (WARR) atau
Common Mid Point
Cara WARR sounding ini dilakukan dengan menaruh transmitter
pada posisi yang tetap dan receiver dibawa pada area
penyelidikan. WARR sounding diterapkan pada kasus dimana
bidang reflector relatif datar atau memiliki kemiringan yang
rendah, karena asumsi ini tidak selalu benar pada kebanyakan
kasus maka digunakan CMP sounding untuk mengatasi
kelemahan tersebut. Pada CMP sounding kedua antenna
bergerak menjauhi satu sama lainnya dengan titik tengah pada
posisi yang tetap.
T R R R R
T T T R R R
3. Transillumination atau Radar Tomography
Metoda ini dilakukan dengan cara menempatkan
transmitter dan receiver pada posisi yang berlawanan.
Sebagai contoh jika transmitter diletakan pada satu satu sisi,
maka receiver diletakan pada sisi yang lain dan saling
berhadapan. Umumya metoda ini digunakan pada kasus
non-destructive testing (NDT) dengan menggunakan
frekuensi antenna yang tinggi sekitar 900 MHz.
T R
R
Spektrum Gelombang Elektromagnetik
TERIMA KASIH