Di antara syarat beriman kepada hari akhir adalah beriman
kepada semua kejadian yang terjadi setelah kematian sampai sebelum hari kiamat, atau yang biasa kita kenal dengan alam barzakh. Kejadian di alam barzakh yang dimaksud di sini adalah fitnah kubur, nikmat kubur bagi lulus darinya dan siksa kubur bagi yang gagal darinya. Dan ketiga hal ini telah ditunjukkan dalam nash-nash Al-Qur`an dan hadits yang mencapai taraf mutawatir. • Adapun fitnah kubur, maka yang dimaksud dengannya adalah pertanyaan munkar dan nakir kepada mayit setelah dia dikuburkan. Dia ditanya tentang Rabbnya, agamanya, dan nabinya. Adapun orang yang beriman maka Allah Ta’ala akan mengokohkannya dengan jawaban yang benar, sehingga dia akan berkata: Rabbku adalah Allah, agamaku Islam, dan nabiku Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Adapun orang kafir dan musyrik maka Allah Ta’ala akan menyesatkan mereka sehingga mereka hanya bisa berkata: Saya tidak tahu, dan orang munafik serta yang ragu dengan agamanya akan berkata: Saya tidak tahu, saya mendengar orang lain bilang demikian maka akupun mengikutinya. • Inilah yang diisyaratkan oleh Allah Ta’ala dalam firman-Nya: يثبت هللا الذين آمنوا بالقول الثابت في الحياة الدنيا وفي اآلخرة ويضل هللا الظالمين ويفعل هللا ما يشاء “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.” (QS. Ibrahim: 27) • Dari Al-Barra` bin Azib radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi wasallam tentang ayat di atas: ُّللا َ ي َ ب ا ْلقَ ْب ِر فَيُقَا ُل لَهُ َم ْن َربُّ َك فَيَقُو ُل َر ِب ِ عذَا َ نَ َزلَتْ فِي َ علَ ْي ِه َو سلَ َم َ صلَى َ ُّللا َ َونَ ِب ِيي ُم َح َم ٌد “(Ayat ini) turun berkenaan dengan adzab kubur. Ia ditanya, “Siapa Rabbmu?” Ia menjawab, “Rabbku Allah, nabiku Muhammad shallallahu alaihi wasallam.” (HR. Muslim • Dari Asma` bintu Abi Bakar radhiallahu anhuma bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: يب ِم ْن ِفتْنَ ِةَ ور ُك ْم ِمثْ َل أ َ ْو قَ ِرِ ُون فِي قُب َ ُي أَنَ ُك ْم ت ُ ْفتَن َ َي ِإل َ وح ِ ُ فَأ.ارُ َامي َحتَى ا ْل َجنَةُ َوالن ِ َش ْي ٍء لَ ْم أَك ُْن أ ُ ِريتُهُ ِإ ََّل َرأ َ ْيتُهُ فِي َمق َ َما ِم ْن َت َوا ْل ُهدَى فَأ َ َج ْبنا َ ْ َ ِ ّللا َجا َءنا بِالبَيِنا ِ َ سو ُل ُ َ ْ َ ْ ُ الر ُج ِل؟ فأ َما ال ُم ْؤ ِمنُ أ ْو ال ُموقِنُ فيَقو ُل ُه َو ُم َح َم ٌد َرَ َ َ ْ َ َ يُقا ُل َما ِعل ُمكَ بِ َهذا.سيحِ ال َد َجا ِل ِ ا ْل َم اسَ َس ِم ْعتُ الن َ اب فَ َيقُو ُل ََّل أَد ِْري ُ َ ق أ َ ْو ا ْل ُم ْرت ُ َوأ َ َما ا ْل ُمنَا ِف.ع ِل ْمنَا ِإ ْن ُك ْنتَ لَ ُمو ِقنًا ِب ِه َ فَيُقَا ُل نَ ْم.َوات َ َب ْعنَا ُه َو ُم َح َم ٌد ث َ ََلثًا َ صا ِل ًحا قَ ْد َ ُش ْيئ ًا فقُ ْلتُه َ ون َ ُيَقُول “Tidak ada sesuatu yang belum diperlihatkan kepadaku, kecuali aku sudah melihatnya dari tempatku ini hingga surga dan neraka, lalu diwahyukan kepadaku: bahwa kalian akan terkena fitnah dalam kubur kalian seperti -atau hampir berupa- fitnah Al-Masih Ad-Dajjal. Akan ditanyakan kepada seseorang (didalam kuburnya); “Apa yang kamu ketahui tentang laki-laki ini?” Adapun orang beriman atau orang yang yakin, maka dia akan menjawab: ‘Dia adalah Muhammad Rasulullah telah datang kepada kami membawa penjelasan dan petunjuk. Maka kami sambut dan kami ikuti. Dia adalah Muhammad, ‘ diucapkannya tiga kali. Maka kepada orang itu dikatakan: ‘Tidurlah dengan tenang, sungguh kami telah mengetahui bahwa kamu adalah orang yang yakin’. Adapun orang Munafiq atau orang yang ragu, maka dia menjawab, “Aku tidak tahu siapa dia, aku mendengar manusia membicarakan sesuatu maka akupun mengatakannya.” (HR. Al-Bukhari no. 84) Fitnah dan pertanyaan ini, semua makhluk akan mengalaminya kecuali beberapa makhluk yang Allah Ta’ala kecualikan seperti para nabi dan para syuhada`. dari Al Miqdam bin Ma’dikarib dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam • dari Al Miqdam bin Ma’dikarib dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ُصا ٍل يَ ْغ ِف ُر لَهُ فِي أ َ َو ِل د ُْفعَ ٍة ِم ْن د َِم ِه َويُ َرى َم ْقعَ َده َ ستُّ ِخ ِ َ ِللش َِهي ِد ِع ْن َد ِ ّللا َب ا ْلقَ ْب ِر َويَأ ْ َم ُن ِم ْن ا ْلفَ َزع ْاْل َ ْكبَ ِر َويُ َحلَى ُحلَة ِ ع َذا َ ار ِم ْن ُ ِم ْن ا ْل َجنَ ِة َويُ َج ِ سانًا ِم ْن أَقَ ِار ِب ِه َ ين ِإ ْن َ شفَ ُع فِي َ س ْب ِع َ ُين َويِ ور ا ْل ِع ِ ج ِم ْن ا ْل ُح ُ ان َويُ َز َو ِْ ِ اْلي َم “Orang yang mati syahid mendapatkan enam hal di sisi Allah: Diampuni dosa-dosanya sejak pertama kali darahnya mengalir, diperlihatkan kedudukannya di surga, diselamatkan dari siksa kubur, dibebaskan dari ketakutan yang besar, dihiasi dengan perhiasan iman, dikawinkan dengan bidadari dan dapat memberikan syafaat kepada tujuh puluh orang kerabatnya.” (HR. At- Tirmizi no. 1586 dan Ibnu Majah • Dari Salman Al-Farisi radhiallahu anhu dia berkata: Saya pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: علَ ْي ِه َ ام ِه َو ِإ ْن َماتَ َج َرى ِ َش ْه ٍر َوقِي ُ ِربَا َ ط يَ ْو ٍم َولَ ْيلَ ٍة َخ ْي ٌر ِم ْن ِصيَ ِام انَ َ علَ ْي ِه ِر ْزقُهُ َوأ َ ِم َن ا ْلفَت َ يَ ان يَ ْع َملُهُ َوأ ُ ْج ِر َ ع َملُهُ الَ ِذي َكَ “Ribath (berjaga-jaga di perbatasan) sehari semalam lebih baik daripada puasa dan shalat malam sebulan penuh, jika dia meninggal maka amalannya senantiasa mengalir sebagaimana yang pernah dia amalkan, mengalir pula rizkinya dan terbebas dari fitnah.” (HR. Muslim no. 3537) • Termasuk di dalamnya fitnah kubur. Abdullah bin ‘Amr bin Al-’Ash radhiallahu anhuma berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: ي فِتْنَةَ ا ْلقَ ْب ِر َ َِم ْن َماتَ يَ ْو َم ا ْل ُج ُمعَ ِة أ َ ْو لَ ْيلَةَ ا ْل ُج ُمعَ ِة ُوق “Barangsiapa meninggal di hari jum’at atau malam jum’at maka akan dihindarkan dari fitnah kubur.” (HR. At-Tirmizi no. 994 dan Ahmad no. 6753 dengan sanad yang shahih) • Dalam hadits yang shahih, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: َ ََم ْن قَتَلَهُ َب ْطنُهُ فَلَ ْن يُ َعذ ب ِفي قَ ْب ِر ِه “Barangsiapa meninggal karena sakit perut, maka ia tidak akan disiksa di dalam kuburnya.” (HR. At-Tirmizi no. 984 dan Ahmad no. 17592) Adapun azab kubur, maka dia diperuntukkan bagi orang-orang yang zhalim dari kalangan orang-orang munafik dan orang-orang kafir, serta orang- orang fasik yang tidak menjawab pertanyaan munkar dan nakir. Allah Ta’ala berfirman tentang Fir’aun dan para pengikutnya: النار يعرضون عليها غدوا وعشيا ويوم تقوم الساعة أدخلوا آل فرعون أشد العذاب “Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras.” (QS. Ghafir: 46) • Dari Zaid bin Tsabit radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi wasallam beliau bersabda: ُس َم ُع ِم ْنه ْ َ ب ا ْلقَب ِْر الَذِي أ ِ ع َذا َ س ِمعَ ُك ْم ِم ْنْ ُّللا أ َ ْن ي َ َ ُ فَلَ ْو ََّل أ َ ْن ََّل تَدَافَنُوا لَ َدع َْوت.ور َهاِ ُإِ َن َه ِذ ِه ْاْل ُ َمةَ ت ُ ْبتَلَى فِي قُب ِ َ ب النَ ِار فَقَا َل تَعَ َوذُوا ِب اَّلل ِم ْن ِ ع َذا ِ َ ب النَ ِار قَالُوا نَعُوذُ ِب َ اَّلل ِم ْن ِ ع َذا ِ َ علَ ْينَا ِب َوجْ ِه ِه فَقَا َل تَعَ َوذُوا ِب َ اَّلل ِم ْن َ ث ُ َم أ َ ْقبَ َل ُاَّلل ِم ْن ا ْل ِفت َ ِن َما َظ َه َر ِم ْن َها َو َما َب َط َن قَالُوا نَعُوذِ َ ب ا ْلقَب ِْر قَا َل ت َ َع َوذُوا ِب ِ ع َذا ِ َ ب ا ْلقَب ِْر قَالُوا نَعُوذُ ِب َ اَّلل ِم ْن ِ ع َذاَ ِ َ ِاَّلل ِم ْن فِتْنَ ِة ال َد َجا ِل قَالُوا نَعُوذُ ب اَّلل ِم ْن فِتْنَ ِة ال َد َجا ِل ِ َ ِاَّلل ِم ْن ا ْل ِفت َ ِن َما َظ َه َر ِم ْن َها َو َما بَ َط َن قَا َل تَعَ َوذُوا ب ِ َ ِب “Sesungguhnya ummat ini diuji dikuburnya. Andai kalian tidak saling menguburkan, niscaya aku berdoa kepada Allah agar memperdengarkan adzab kubur pada kalian seperti yang aku dengar.” Setelah itu beliau menghadapkan wajah ke arah kami lalu bersabda: “Berlindunglah diri kepada Allah dari adzab neraka.” mereka berkata: Kami berlindung diri kepada Allah dari adzab neraka.” beliau bersabda: “Berlindunglah diri kepada Allah dari adzab kubur.” mereka berkata: Kami berlindung diri kepada Allah dari adzab kubur.” Beliau bersabda: “Berlindunglah diri kepada Allah dari fitnah-fitnah yang nampak dan yang teresmbunyi.” Mereka berkata: Kami berlindung diri kepada Allah dari fitnah-fitnah yang nampak dan yang tersembunyi.” Beliau bersabda: “Berlindunglah diri kepada Allah dari fitnahnya Dajjal.” mereka berkata: Kami berlindung diri kepada Allah dari fitnahnya Dajjal.” (HR. Muslim no. 5112) • Sementara nikmat kubur, maka dia dikhususkan bagi kaum mukminin yang jujur dalam keimanannya. Dari Al-Barra` bin Azib radhiallahu anhu bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda tentang mayit yang telah menjawab pertanyaan munkar dan nakir: ْ شوهُ ِم ْن ا ْل َجنَ ِة َو افت َ ُحوا لَهُ بَابًا ِإلَى ُ ع ْبدِي فَأ َ ْف ِر َ َقَ صدَ اء أ َ ْن قَ ْد ِ س َمَ فَيُنَادِي ُمنَا ٍد ِم ْن ال َ َسو ُه ِم ْن ا ْل َجنَ ِة قَا َل فَيَأ ْ ِتي ِه ِم ْن َر ْو ِح َها َو ِطي ِب َها قَا َل َويُ ْفت َ ُح لَهُ ِفي َها َم َد ب ص ِر ِه ُ ا ْل َجنَ ِة َوأ َ ْل ِب “Kemudian ada suara dari langit yang menyeru, “Benarlah apa yang dikatakan oleh hamba-Ku, hamparkanlah permadani untuknya di surga, bukakan baginya pintu-pintu surga dan berikan kepadanya pakaian surga.” beliau melanjutkan: “Kemudian didatangkan kepadanya wewangian surga, lalu kuburnya diluaskan sejauh mata memandang.” (HR. At-Tirmizi no. 4127, Ibnu Majah no. 3784, dan Ahmad no. 1615) • Al-Barra' bin Azib ra berkata,"Kami keluar bersama Rasulullah SAW menghantar jenazah seorang Ansar, maka kami berhenti di muka kubur dan ketika akan dimakamkan di liang lahat, Rasulullah SAW duduk menghadap kiblat dan kami duduk mengelilingi nabi dan tiba-tiba di atas kepala kami terdapat burung dan burung tersebut memainkan ranting yang ada dikakinya dengan membolak-balikkan di tanah, maka mulailah si burung sekali-sekala menoleh ke langit dan ke bumi dan mulailah ia mengangkat pandangannya kemudian menundukkannya, hal ini berlangsung 3 kali." • • Maka Baginda bersabda,"Berlindunglah kamu sekalian dari siksa kubur," Baginda mengulang ucapannya dua atau tiga kali kemudian Baginda bersabda,"Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari siksa kubur," Baginda mengulanginya tiga kali kemudian bersabda," Sesungguhnya seorang hamba yang beriman jika telah terputus dari dunia dan masuk ke alam akhirat, turun malaikat dari langit, wajahnya putih seolah-olah wajah mereka laksana matahari, bersama mereka kain kafan dari kain kafan syurga, wangiannya (al-Hanuth-wangian yang dicalit pada badan dan kain kafan orang yang meninggal) dari wangian syurga, sampai mereka duduk disisinya dengan bilangan sepanjang mata memandang. • • Kemudian datang Malaikat Maut alaihissalaam (Izrail) duduk diposisi kepalanya, dan ia berkata,"Wahai jiwa yang bersih, keluarlah kamu kepada ampunan Allah dan redhaNya." Maka keluarlah roh tersebut sebagaimana mengalirnya titisan air dari tempat takungannya kemudian malaikat mengambilnya." •
• Dalam riwayat lain disebutkan,"Apabila roh seseorang
telah keluar, seluruh malaikat yang berada di antara langit dan bumi memanjatkan doa keselamatan baginya, • begitu pula semua malaikat yang berada dilangit, kemudian dibukakan pula pintu-pintu langit. Dan tidak ada satu pun malaikat yang menjaga pintu tersebut kecuali berdoa kepada Allah sampailah roh itu sampai kepada mereka. Apabila telah sampai, maka roh itu digenggamnya dan tidak dilepaskannya. Kemudian mereka mengenakan kain kafan yang bertabur wangi- wangian, hal ini sesuai dengan firman Allah SWT : • • Ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajipannya • (Al-An'am : 61) • • Kemudian keluar dari roh itu bau minyak misk yang sangat harum, lalu para malaikat beserta roh tersebut naik ke atas dan setiap kali roh itu melewati para malaikat yang lain, maka mereka selalu bertanya,"Roh siapakah ini yang begitu agung?" Maka malaikat lainnya menjawab,"Ini adalah roh Fulan bin Fulan" Kemudian, Roh itu dipanggil dengan nama yang indah, yang dulu mereka pergunakan semasa hidup di dunia.Kemudian, terus sampai ke atas batas akhir langit dunia, maka para malaikat meminta kepada penjaga langit agar membukakan pintu, maka pintu langit kedua pun terbuka dan dalam setiap langit para ahli langit mengerubungi roh itu, terus demikian sampai langit ketujuh. Maka, Allah berfirman," Catatkanlah amal hambaKu ini di Illiyyin!" FirmanNya lagi," Tahukah kamu apakah Illiyyin itu? Iaitu kitab yang tertulis, yang disaksikan oleh malaikat-malaikat yang didekatkan (kepada Allah)" • • Kemudian, dikatakan kepadanya,"Wahai para malaikat, kembalikanlah roh tersebut ke bumi, maka sesungguhnya Aku telah berjanji kepada mereka sesungguhnya Akulah yang menciptakan mereka dan Kamilah yang mengembalikan mereka serta mengeluarkan mereka pada waktu kedua kali." (Bangunnya jasad saat Kiamat berlaku) • • Lalu Rasulullah SAW meneruskan,"Maka kembalikanlah roh tersebut ke bumi dan dimasukkan roh tersebut ke dalam jasadnya kembali. Sesungguhnya ia mampu mendengar derap langkah sepatu para saudaranya yang menghantar, maka datanglah dua malaikat yang berwajah garang dan duduk disampingnya lalu bertanya,"Siapakah Tuhanmu?" Maka orang itu menjawab,"Tuhanku Allah" maka keduanya bertanya lagi,"Apa agamamu?" maka ia menjawab,"Agamaku Islam" maka keduanya bertanya,"Siapakah lelaki yang diutuskan kepadamu sekalian?" ia menjawab,"Beliau adalah Rasulullah SAW" Kemudian keduanya bertanya kembali,"Apa ilmu yang kamu miliki?" Maka ia menjawab,"Aku telah membaca Al-Quran, maka aku mengimani apa yang ada di dalamnya, dan aku membenarkannya." Maka Nabi melanjutkan pertanyaan; siapa Tuhanmu, apa agamamu, siapa nabimu. Itu semua adalah ujian akhir yang diberikan kepada orang yang beriman. • Maka demikian itu sesuai dengan firman Allah SWT; • • Allah meneguhkan iman orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh dalam kehidupan di dunia dan di akhirat dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan Dia melakukan apa yang Dia kehendaki • (Ibrahim : 27) • • Maka ia (roh tadi) berkata,"Tuhanku Allah, agamaku Islam, Nabiku Muhammad SAW." Maka tiba-tiba ada suara yang menyeru dari langit,"Sesungguhnya hambaKu itu benar, maka masukkanlah ia ke dalam syurga dan pakaikanlah ia pakaian syurga dan bukakanlah untuknya pintu-pintu syurga." • • Maka didatangkan roh tersebut beserta amal-amal kebajikannya, dilapangkan kuburannya itu seluas mata yang memandang. Nabi melanjutkan; maka didatangkan amal kebajikannya, pada riwayat yang lain; amal kebajikannya menyerupai lelaki yang berwajah lawa, berpakaian indah dan wangi mengharumkan. Maka berkata amal itu,"Bergembiralah dengan segala kemudahan yang ada, bergembiralah dengan redha dari Allah SWT dan syurga yang penuh dengan kenikmatan yang telah disiapkan untuk orang-orang yang tinggal di dalamnya. Inilah hari yang telah dijanjikan. • • Maka orang itu bertanya,"Kamu bergembiralah dengan semua kebaikan yang Allah berikan padamu, tetapi siapakah kamu yang sebenarnya?" Maka ia menjawab,"Aku adalah amal solehmu, maka demi Allah, aku tidak mengetahui kecuali engkau cepat bergegas melakukan ketaatan kepada Allah dan engkau menghindari serta enggan melakukan kemaksiatan kepada • Allah SWT, maka Allah membalas dengan sesuatu yang lebih baik."Kemudian dibukakan baginya satu pintu syurga dan satu pintu neraka, maka seseorang mengatakan,"Inilah rumahmu; jika kamu bermaksiat kepada Allah, Allah akan menggantikannya dengan yang ini (neraka)" Apabila hamba tersebut melihat kenikmatan yang ada di dalam syurga, ia berkata,"Tuhan, percepatkanlah datangnya Hari Kiamat agar aku dapat kembali ke keluargaku dan hartaku." Maka, Malaikat berkata kepadanya,"Tinggallah kamu di dalamnya." • • • Sumber : 101 Wasiat Rasul Kepada Wanita • • Nikmat dan adzab kubur ini adalah hal yang haq. Dalil-dalil yang mutawatir dari Nabi Muhammad SAW, dan dari para sahabat telah menunjukkan kebenarannya secara pasti dan kita wajib mengimaninya karena merupakan tuntutan keimanan kita kepada hari kiamat yang merupakan rukun iman keenam dimana tidak sah iman seseorang kecuali harus beriman kepada semua rukun iman yang enam. Ahlus Sunnah mengimani tentang adanya adzab dan nikmat kubur. Keduanya adalah benar berdasarkan Al Qur;an dan As Sunnah serta Ijma’ Salafus Shalih • Diantara dalil dari Al Qur’an tentang adanya adzab kubur ( siksa ) kubur adalah friman Allah Ta’ala : “ nanti mereka akan Kami siksa dua kali, lalu mereka akan dikembalikan kepada adzab yang besar. “ ( Q.S. At Taubah : 101) Menurut penjelasan Iman Hasan Al Bashri dan Qatadah ra. Bahwa yang dimaksud dengan “ nanti mereka akan Kami siksa dua kali “ yaitu adzab di dunia dan adzab kubur. ( Tafsir Ibnu Katsir II / 423 : Cetakan darrussalam ) Firman Allah Ta’ala : “ Dan pasti akan Kami timpakan kepada mereka sebagian siksa yang dekat ( di dunia ) sebelum adzab yang lebih besar ( di Akhirat ). Q.S. As Sajadah 21 ) • Menurut pendapat al Bara’ bin ‘Azib ra, Mujahid dan Abu Ubaidah bahwa yang dimaksud dengan adzab yang dekat adalah adzab Kubur “ ( Tafsir Ibnu Katsir III / 509: Cetakan darrussalam ) Firman Allah Ta’ala : Kepada mereka diperlihatkan Neraka pada pagi dan petang dan pada hari terjadinya kiamat, ( lalu kepada Malaikat diperintahkan ) “ masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam adzab yang sangat keras” ( Q.S. Al Mukminun : 46 ) • Al Hafizh Ibnu Katshir mengatakan : Ayat ini merupakan prinsip terbesar yang dijadikan oleh Ahlus Sunnah tentang adanya Adzab kubur. Tafsir ibnu Katsir ( IV/ 85- 86 ). Cet. Daarus Salaam. • Sedangkan dalil dari As Sunnah adalah hadist Nabi Muhammad SAW, dari sahabat Ibnu Abbas ra, ia berkata : Rasulullah SAW, berjalan melewati salah satu kebun di kota Madianah, lalu Beliau SAW mendengar suara dua orang yang sedang disiksa di dalam kubur, lalu Beliau SAW, bersabda : “ keduanya sedang disiksa, dan keduanya disiksa karena perbuatan dosa besar. Salah seorang dari keduanya tidak menjaga kebersihan dirinya dari air kencing dan yang lainnya senantiasa namimah ( mengadu domba ). H.R. Al Bukhari ( no.216 dan no. 218 ) dengan lafadz “ Rasulullah SAW, melewati dua kuburan. “ Lihat Fathul Baari ( I/ 317 ) dan muslim ( no. 292 ) Rasulullah SAW menganjurkan ummatnya untuk senantiasa berdo’a memohon perlindungan kepada Allah Ta’ala dari adzab kubur di setiap akhir tasyahud sebelum salam ketika shalat. Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari adzab jahannam, dari adzab kubur, dari fitnah hidup dan mati, serta dari kejahatan fitnah al Masih ad Dajjal.” H.R. Muslim ( no. 588 ( 128) ) dari sahabat Abu Hurairah ra. Bantahan terhadap pengingkaran adzab kubur • Keimanan seorang hamba kepada Allah Ta’ala, malaikat-malaikat-Nya, dan hari akhir mengharuskannya beriman kepada alam kubur, kenikmatannya, dan apa saja yang terjadi di dalamnya. Sebab, itu semua termasuk perkara-perkara ghaib. Jika seseorang mempercayai sebagian sesuatu, maka menurut akal ia harus mengimani sebagian satunya. • Alam kubur, kenikmatannya, pertanyaan dua malaikat bukan merupakan sesuatu yang mustahil menurut akal. Bahkan akal yang sehat mengakuinya member kesaksian terhadapnya. • Mereka mengatakan : Kita melihat orang yang sudah mati yang disiksa dalam kubur, namun ketika dibongkar kembali jasadnya tetap tidak berubah, demikian juga kadang- kadang orang yang mati karena dimangsa binatang buas dan tidak dikubur, bagaimana siksa kubur berlaku atasnya ? • Jawabannya : Bahwa apa yang mereka saksikan adalah hanya secara dhahir-nya saja, karena yang dapat merasakan adanya siksa adalah sebagian ruh, dan tidak mesti siksa itu nampak pada gerakan atau perubahan badan. Atau bisa saja ketika kita membongkar kembali kuburan maka Allah Taalaa mengembalikan tubuhnya seperti sedia kala sebagai ujian bagi keimanan karena Allah Taalaa Berkuasa atas segalagalanya. • Dan ini pun kadang bisa kita rasakan dalam kehidupan kita, yaitu ketika seorang yang tidur bermimpi baik, mendapatkan kenikmatan yang sangat besar, dia bisa merasakannya, tapi kita tidak bisa mengetahuinya, begitu juga ketika bermimpi yang tidak baik, dia bisa merasa kesakitan seolah benar terjadi, Kenikmatan dan siksa di alam mimpi tersebut betul-betul terjadi pada ruhani. Dan ruhani terpengaruh dengannya tanpa ia rasakan dan bisa dilihat oleh kita, serta tidak ada seorang pun yang memungkirinya. • Bagaimana terhadap siksa alam kubur, dan kenikmatannya yang pada dasarnya sama persis dengan mimpi tersebut ? padahal kita melihatnya tidak ada perubahan pada jasadnya. Jadi kalau untuk dunia ini saja bisa terjadi apalagi berkaitan dengan orang yang mati yang sudah berada didunia lain. Ini tidak mustahil secara akal sehat. • Secara akal sehat ini, perkara ini sangat mungkin terjadi walaupun golongan Mutazilahmengingkarinya karena mereka hanya mengandalkan akal mereka dalam menerima atau menolak suatu perkara dari syariat. • Mereka menolaknya karena dalilnya adalah hadits- hadits yang ahad (perawinya adalah satu orang ), dimana hadits ahad kebenarannya bersifat dzanni (tidak pasti) sehingga untuk perkara ini tidak bisa dijadikan hujah. Atau barangkali perawi haditsnya secara dhahirnya terlihat baik dan shaleh (tsiqot) namun dia pendusta atau munafik didalam batinnya.Mereka mencontohkan dengan riwayat ketika Umar bin Khattab radhiallahu anhu menolak haditsnya Abu Musa Al Asyari radhiallahu anhu tentang izin bertamu tiga kali ketika tidak dijawab kita harus pergi. Mereka mengatakan inilah Umar bin Khattab radhiallahu anhu tidak menerima riwayat sahabat yang mulia, ini menunjukkan bahwa riwayat satu orang (ahad) diragukan kebenarannya. • Jawaban : riwayat Umar bin Khattab r.a ini tidak menunjukkan kalau Beliau menolak hadits ahad, namun Beliau ingin lebih memastikan berita tersebut, sehingga tidak menggampangkan setiap orang mengatakan tentang Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tanpa ilmu yang benar, jadi ketika Beliau merasa bahwa hadits tersebut shahih karena adanya penguat-penguat maka beliau menerimanya, begitu pula dengan riwayat- riwayat yang lain. Keterangan singkat tentang hadist ahad : Hadist ahad bukanlah Hadits dhaif ( hadits yang lemah dari segi periwayatannya, sehingga kekuatannya dari segi tsubut masih diragukan.) • Hadits ahad punya pengertian yang jauh berbeda dengan hadits dhaif. Hadits ahad adalah hadits yang diriwayatkan oleh satu orang perawi. Dan keberadaan hanya satu orang perawi dalam sebuah thabaqat tidak berpengaruh apa-apa terhadap kekuatan sebuah periwayatan. Yang penting perawi yang sendirian itu tsiqah serta tidak punya cacat atau luka (majruh). Sehingga sebuah hadits ahad bisa saja tetap berstatus shahih, bila perawinya memenuhi syarat keshahihan suatu hadits. Sebab lawan dari hadits ahad bukanlah hadits shahih, melainkan hadits mutawatir. Sedangkan lawan dari hadits shahih adalah hadits dhaif. • Seandainya kita menolak hadits ahad hanya karena bersifat dzanni, maka berapa banyak perkara syariat yang kita tolak karena kebanyakannya berasal dari hadits-hadits ahad, padahal Rasulullah shallallahu alaihi wasallam biasa mengutus para sahabat sendiri- sendiri untuk menyebarkan Islam, seandainya hadits ahad tidak diterima, tentunya dakwah mereka akan ditolak orang-orang, tidak berbeda apakah itu dalam perkara akidah maupun furu’ (cabang). • Apalagi hadits-hadits mengenai siksa kubur bukanlah hadits ahad sebagaimana kata ulama, yaitu merupakan hadits mutawatir. Lihat Al Azharul Mutanatsirah Lil Ahadits Mutawatirah oleh Imam Suyuthi, dan An Nadzam Al Mutanatsir Fil Hadits Mutawatir oleh Imam Al Kattabi. • Jadi menolak siksa kubur sebenarnya merupakan pemahaman dan keyakinan Mutazilah bukan keyakinan Ahlu Sunah Wal Jamaah. • Apalagi hadits-hadits mengenai siksa kubur bukanlah hadits ahad sebagaimana kata ulama, yaitu merupakan hadits mutawatir. Lihat Al Azharul Mutanatsirah Lil Ahadits Mutawatirah oleh Imam Suyuthi, dan An Nadzam Al Mutanatsir Fil Hadits Mutawatir oleh Imam Al Kattabi. • Jadi menolak siksa kubur sebenarnya merupakan pemahaman dan keyakinan Mutazilah bukan keyakinan Ahlu Sunah Wal Jamaah.