Anda di halaman 1dari 26

Orientasi Pelaksanaan

Maternal Death Surveillance and Response (MDSR)


atau
Surveilans Kematian Ibu (SKI)

Kementerian Kesehatan RI – UNFPA – FKM UI


KEGIATAN MDSR
• Maternal Death Surveillance and Response (MDSR) atau disebut juga
Surveilans Kematian Ibu.
• MDSR atau SKI adalah kegiatan terus-menerus yang menghubungkan
sistem informasi kesehatan dan proses peningkatan kualitas dari tingkat
lokal hingga nasional.
• MDSR atau SKI mencakup identifikasi rutin, pemberitahuan pengumpulan
data, penentuan penyebab dan hal-hal yang dapat dicegah dari semua
kematian ibu, serta penggunaan informasi ini untuk merespon dengan
tindakan yang akan mencegah kematian ibu dimasa depan (WHO, 2013).
• Pada kegiatan ini, kematian ibu akan diidentifikasi dari kematian wanita
usia subur (15-49 tahun).
LATAR BELAKANG
• Angka kematian ibu masih tinggi di Indonesia
• Masih ada kasus kematian yang tidak dilaporkan, sedangkan
pelaporan kasus kematian sangat penting untuk dapat
mengetahui penyebab dan masalah (pelayanan , akses atau
sosial) yang menjadi faktor pendukung terjadinya kematian.
• Diperlukan adanya surveilans kematian ibu pada semua
tingkat administratif.
KEPENDUDUKAN
Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting (kelahiran, lahir
mati, kematian, perkawinan, dan perceraian, dll) yang dialami
oleh seseorang merupakan kejadian yang harus dilaporkan
karena membawa implikasi perubahan data identitas atau surat
keterangan kependudukan.

Untuk itu, setiap Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting


memerlukan bukti yang sah untuk dilakukan peng-
administrasian dan pencatatan sesuai dengan ketentuan
undang-undang.
PERATURAN TENTANG KETERLIBATAN DESA DALAM PENCATATAN
DAN PELAPORAN
UU No.6 Th.2014, Pasal 72 Ayat (2) UU No.24 Th.2013, Pasal 44 ayat (1):

Bagian Penjelasan, tentang “Setiap kematian wajib dilaporkan


keuangan desa menyebutkan, oleh ketua rukun tetangga atau
bahwa “anggaran yang bersumber nama lainnya di domisili penduduk
dari APBN dihitung berdasarkan kepada instansi pelaksana
jumlah desa dan dialokasikan setempat paling lambat 30 (tiga
dengan memperhatikan jumlah puluh) hari sejak tanggal kematian”.
penduduk …” Penjelasan tentang pelaporan
kematian dilaksanakan secara
berjenjang kepada rukun warga,
kelurahan/ desa, dan kecamatan.
PERATURAN TENTANG PENCATATAN SIPIL
UU No. 23 Tahun 2006 pasal 68 ayat (1) Surat Edaran MENDAGRI NO.472.12/2701/DUKCAPIL

Kutipan akta pencatatan sipil terdiri 1.Perintah kepada Kadin Dukcapil aktif
atas kutipan akta (huruf b.) melakukan jemput bola untuk mencatatkan
kematian” kematian berdasarkan pelaporan yang
disampaikan oleh keluarga atau yang
mewakili (RT/RW).
2.Perintah untuk membuat Buku Pokok
Pemakaman yang berisi: No, NIK, Nama,
Tempat/Tanggal Meninggal, Tanggal
Pemakaman, Nama Pelapor, NIK Pelapor,
Nama Keluarga yang dapat dihubungi,
Keterangan.
TUJUAN
• Pertemuan Orientasi ini bertujuan untuk:
• Menyampaikan informasi kegiatan MDSR/SKI yang akan
dilaksanakan di Kabupaten Loteng/Sampang
• Menjelaskan tata cara pelaporan dan format pelaporan yang akan
digunakan
• Menjelaskan cara pengisian format pelaporan
• Peserta diharapkan dapat mengetahui dan mengerti tata cara
pelaporan dan cara mengisi format pelaporan yang digunakan
GAMBAR ALUR SKRINING KEMATIAN IBU DI MASYARAKAT
Kematian WUS (15-49 tahun) di masyarakat dan
fasilitas kesehatan

Otopsi Verbal menggunakan format


Pemberitahuan oleh informan desa menggunakan format
OVM (Proses AMP) pelaporan kematian WUS

Bidan di Desa memberitahu kematian ibu Petugas Surveilans Bidan di Desa Kades
ke Bidan Koordinator puskesmas di tingkat
puskesmas

Bidan di Desa mencatat semua


kematian WUS di desa
Bidan di Desa mengirimkan format ke
puskesmas

Bidan di Desa mengidentifikasi kasus yang diduga Bidan di Desa membuat daftar
sebagai kematian ibu menggunakan format kematian WUS di desa
notifikasi kematian maternal Wawancara keluarga menggunakan
format MAMA-IN
KRITERIA KEMATIAN YANG DICATAT
1. Kematian Wanita Usia Subur (WUS) yaitu usia 15-49 tahun
2. Kematian warga desa atau yang tercatat sesuai KTP bertempat
tinggal di desa informan
3. Kematian oleh “sebab apapun” dan “di manapun”
4. Kematian oleh sebab kehamilan, Persalinan dan Nifas (dalam 6
minggu setelah berakhirnya kehamilan, termasuk setelah
keguguran/digugurkan)
5. Kematian oleh sebab kehamilan, Persalinan dan Nifas yang terjadi
pada wanita berusia kurang dari 15 tahun atau lebih dari 49 tahun.
PERAN INFORMAN DESA
Bidan di Desa, Kader dan Kaur Desa disebut sebagai
INFORMAN DESA, memiliki peran:
–Aparat Desa:
a. Mendorong informan di masyarakat (RT/RW, Kader, Dukun, Kaur, petugas
masjid/makam) untuk mencatat dan melaporkan semua kematian WUS
dengan informasi lengkap.
b. Berkoordinasi dengan Bidan di Desa terkait laporan data kematian yang
diterima.
–Informan Desa (Kader, Kaur):
a. Mencatat semua kematian WUS yang terjadi di wilayahnya menggunakan
formulir “Pelaporan Kematian WUS” paling telat 3 x 24 jam
b. Menjelaskan tentang pencatatan dan pelaporan kematian kepada semua
kader di desanya
c. Melaporkan semua kematian WUS kepada Bidan di Desa, aparat desa (Kaur
atau Kades) dan petugas surveilans PKM.
–Bidan di Desa:
a. Mencatat semua kematian WUS/ibu yang diketahuinya menggunakan
formulir “Pelaporan Kematian WUS”
b. Membuat daftar kematian WUS menggunakan formulir “Daftar Kematian
WUS”
c. Melakukan validasi terhadap seluruh kematian WUS dengan mengunjungi
keluarga dan mewawancara salah satu angggota keluarga yang paling
mengetahui tentang kematian Almh., menggunakan formulir “MAMA-IN”
d. Melaporkan kematian ibu ke PKM (Bidan Koordinator) menggunakan formulir
“Pemberitahuan Kematian Maternal”
e. Berkoordinasi dengan desa tentang laporan data kematian yang diterima.
Formulir Pencatatan dan Pelaporan Kematian
PEMBERITAHUAN DAFTAR
PELAPORAN DAFTAR
MAMA-IN KEMATIAN KEMATIAN
KEMATIAN WUS KEMATIAN WUS
MATERNAL MATERNAL

Diisi oleh Masyarakat Bi-Des Bi-Des Bi-Des Faskes Publik/


(RT/RW, Bi- Privat (PKM,
Des, Kader, Klinik, RS)
Dukun, Kaur,
petugas
masjid/
makam)
Bi-Des, Kaur
dan PKM dan
Dilaporkan ke PKM PKM Dinkes
Surveilans Desa
PKM
FORMULIR PELAPORAN KEMATIAN WUS

• Kematian WUS adalah kematian wanita usia 15-49 tahun yang


ada di desa, bertempat tinggal di desa (sesuai KTP), tanpa
membedakan lokasi kematian, oleh sebab apapun

• Form Pelaporan Kematian WUS diisi oleh Masyarakat (RT/RW,


Bi-Des, Kader, Dukun, Kaur, petugas masjid/ makam)

• Dilaporkan ke Bidan di Desa, Kaur Desa dan Surveilans PKM


Nama Pelapor :
Alamat :

1. Nama Ibu/Wanita

2. NIK
Kampung:
Desa/Kelurahan:
3. Alamat Ibu/Wanita
Kecamatan:
Kabupaten:
4. Usia ibu/wanita _________ tahun

5. Tanggal kematian ____/____/_____


1. Saat meninggal diduga sedang hamil
2. Saat meninggal sedang bersalin
6. Dugaan sebab kematian
3. Saat meninggal diduga sedang dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan)
4. Lain-lain, _____________________
1. Keluarga
7. Pelapor 2. Masyarakat (tetangga, petugas makam, petugas rumah ibadah, dll)
3. Kader kesehatan.
FORMULIR DAFTAR KEMATIAN WUS
• Formulir Daftar Kematian WUS merupakan formulir rekapan semua
kematian WUS, yang disalin berdasarkan informasi kematian dari setiap
formulir Pelaporan Kematian WUS.

• Formulir ini diisi oleh Bidan di Desa dengan mencatat semua kematian WUS
yang telah dilaporkan oleh Masyarakat/Kader/RT-RW.

• Untuk mengisi formulir ini Bidan di Desa diharapkan berkoordinasi dengan


desa untuk menyamakan laporan kematian WUS yang diterima desa.

• Kematian WUS (Wanita Usia Subur) adalah yaitu kematian wanita berusia
15-49 tahun oleh sebab apapun.
DUGAAN SEBAB KEMATIAN
TANGGAL SEDANG
NO NAMA NIK ALAMAT USIA SEDANG SEDANG PELAPOR
KEMATIAN DALAM LAINNYA
HAMIL BERSALIN
MASA NIFAS
FORMULIR MAMA IN
Form MAMA-IN harus diisi berdasarkan informasi hasil kunjungan Bi-
Des ke keluarga yang diduga merupakan kematian ibu.

Kematian yang dicatat dalam MAMA IN adalah seluruh kematian WUS


(15-49 th) yang terjadi di desa dan faskes, oleh sebab apapun.

Jika ditemui kematian WUS yang dicurigai sebagai kematian ibu, maka
dilaporkan sebagai kematian ibu kepada bidan koordinator untuk
dilakukan otopsi verbal
Jika ditemukan kasus kematian ibu pada usia <15 atau >49 tahun, akan
dihitung sebagai kematian ibu dan dilakukan proses pengkajian kasus
melalui AMP.
Nama Desa/Kelurahan :
Kecamatan :
Kabupaten :
Nama Bidan di Desa :

Meninggal
dalam waktu 6
Nama Meninggal jam setelah
Alamat Hamil Jumlah Jumlah Tanggal Tempat Sebab Meninggal
No Nama Ibu NIK Umur Rumah saat bayi lahir
Lengkap Ke Persalinan Keguguran Kematian Kematian Kematian saat Hamil
Sakit Melahirkan sampai 42 hari
setelah
melahirkan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
FORMULIR PEMBERITAHUAN KEMATIAN MATERNAL

• Formulir ini diisi oleh Bidan di Desa setelah melakukan kunjungan


dan/atau wawancara kepada semua keluarga dengan kematian WUS,
kemudian dilaporkan kepada Bidan Koordinator Puskesmas sebagai
notifikasi kematian ibu.

• Kematian Ibu adalah kasus kematian seorang perempuan yang


diakibatkan oleh proses yang berhubungan dengan kehamilan (termasuk
hamil ektopik), persalinan, abortus (termasuk abortus mola), dan masa
dalam kurun waktu 42 hari setelah berakhirnya kehamilan tanpa melihat
usia gestasi, dan tidak termasuk didalamnya sebab kematian akibat
kecelakaan atau kejadian incidental (Bunuh Diri).
KEMENTERIAN KESEHATAN
FORMULIR PEMBERITAHUAN KEMATIAN MATERNAL
(DEATH NOTIFICATION)
1. LOKASI TERJADINYA KEMATIAN IBU
1.1 Provinsi
1.2 Kabupaten/Kotamadya
1.3 Institusi
1.4 Lokasi kejadian
2. RINCIAN TENTANG IBU MENINGGAL
2.1 Nama
2.2 NIK
2.3 Alamat Pasien Kampung:
Desa/Kelurahan:
Kecamatan:
Kabupaten:
2.4 Usia ibu _________ tahun
2.5 Usia kehamilan _________ bulan
2.6 Tanggal kematian ____/____/_____
2.7 Dugaan sebab kematian 1. Saat meninggal diduga sedang hamil
2. Saat meninggal sedang bersalin
3. Saat meninggal diduga sedang dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan)
4. Lain-lain, _________________________________
3. FORMULIR INI DIISI OLEH:
Nama
Jabatan
Telepon Fax
Tanggal ____/____/_____ Tanda tangan:
FORMULIR DAFTAR KEMATIAN MATERNAL
• Formulir ini diisi oleh fasilitas kesehatan, mencakup seluruh kematian
maternal yang terjadi di fasilitas kesehatan.

• Kematian Ibu adalah kasus kematian seorang perempuan yang


diakibatkan oleh proses yang berhubungan dengan kehamilan
(termasuk hamil ektopik), persalinan, abortus (termasuk abortus
mola), dan masa dalam kurun waktu 42 hari setelah berakhirnya
kehamilan tanpa melihat usia gestasi, dan tidak termasuk didalamnya
sebab kematian akibat kecelakaan atau kejadian incidental (Bunuh
Diri).
CONTOH LATIHAN PENCATATAN KASUS
• Jenis kematian apakah ini? Nama Almh. akan tercatat dalam formulir
apa saja?
• RT melaporkan: Nur Azizah, usia 16 tahun, meninggal karena Demam
Berdarah, tanggal 19 Mei 2017, alamat Dsn. Bali, Ds. Kuta, Kec. Anyer, Kab.
Karang.

• Jenis kematian apakah ini? Nama Almh. akan tercatat dalam formulir
apa saja?
• Petugas Masjid mengumumkan: Annisah, usia 26 tahun, alamat Dsn. Bali,
Ds. Kuta, Kec. Anyer, Kab. Karang, meninggal 16 hari setelah melahirkan
karena demam tinggi, tanggal 30 September 2017.
CONTOH LATIHAN PENCATATAN KASUS
• Jenis kematian apakah ini? Nama Almh. akan tercatat dalam formulir
apa saja?
• Kader melaporkan: Maemunah, usia 39 tahun, saat ini dalam kondisi hamil
besar, karena tertabrak sepeda motor meninggal pada tanggal 03 Juli 2017,
alamat Dsn. Bali, Ds. Kuta, Kec. Anyer, Kab. Karang.
• Jenis kematian apakah ini? Nama Alm. akan tercatat dalam formulir
apa saja?
• RT melaporkan: Adin Tarju, usia 31 tahun, meninggal karena kanker
payudara pada tanggal 23 Agustus 2017, alamat Dsn. Bali, Ds. Kuta, Kec.
Anyer, Kab. Karang.
RENCANA TINDAK LANJUT
• Bidan di Desa dan kader yang saat ini mengikuti orientasi di PKM harus
menjelaskan kembali tentang pencatatan dan pelaporan kematian
WUS kepada kader lainnya yang ada di desanya secara swadana
melalui kegiatan yang ada di desa (misalnya pada saat Posyandu).
• Pertemuan Rekap Data Kematian HANYA bagi wilayah PKM yang
memiliki kasus Kematian Ibu.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai