jiwa karena ditemukan gejala, pola perilaku dan psikologis yang secara klinis cukup bermakna dan menimbulkan penderitaan ( distress) dan hendaya dalam kehidupan sehari – hari dan fungsi psikososial. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami suatu gangguan jiwa sesuai defenisi yang tercantum dalam PPDGJ III. • Pada pasien ini ditemukan riwayat darah tinggi dan gangguan Ginjal. Pasien tidak pernah mengalami trauma kepala, maupun kejang sebelumnya sehingga Gangguan Organik ( F00- F09) belum dapat disingkirkan. • Pasein ini tidak terdapat riwayat penggunaan alcohol maupun obat – obatan yang dapat menstimulasi maupun mendepresi susunan saraf pusat, sehingga kemungkinan adanya Gangguan mental akibat Zat Psikoaktif ( F10- F19) dapat disingkirkan. • Pada pasien ini tidak didapatkan gangguan persepsi dan gangguan isi piker, halusinasi,dan waham. Sehinggga gangguan Skizoprenia dan gangguan yang terkait (F20-29) dapat disingkirkan. • Dari anamnesis dan pemeriksaan psikiatri pada pasien ini didapatkan beberapa sindrom yaitu : • Sindrom Depresi : • Afek disforik (+) • Hipoaktif (+) • Waham berdosa / nihilistic (-) • Gejala Utama depresi : • Afek depresif ( +) • Kehilangan minat dan kegembiraan (+) • Berkurangnya energy yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah dan menurunnya aktivitas (+) • Gejala penyerta : • Konsentrasi dan perhatian berkurang (+) • Harga diri dan kepercayaan diri berkurang (+) • Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna (+) • Tidur terganggu(+) • Nafsu makan berkurang(+) • Pandangan masa depan suram dan pesimistik(+) • Gangguan atau perbuatan yang membahayakan diri atau bunuh diri (+) • Sindrom Cemas: • Kekhawatiran berlebihan (was- was, khawatir) (+) • Ketegangan motoric( tidak dapat santai ) (-) • Hiperaktivias saraf otonom( takikardia, perut kembung, takipnae, mulut kering, pusing) (-) • Berdasarkan hasil temuan diatas, maka pasien ini kami differential diagnostic sebagai berikut. • Gangguan Campuran anxietas dan depresi (F41.2) • Episode Depresi berat tanpa gejala psikotik (F32.2) Diagnosis Pedoman Diagnostik Kondisi pada pasien F41.2 Gangguan Campuran Anxietas dan Menurut PPDGJ - III Depresi 1 Terdapat gejala-gejala anxietas Terpenuhi maupun depresi, dimana masing- masing tidak menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk menegakkan diagnosis tersendiri. Untuk anxietas, beberapa gejala otonomik harus ditemukan walaupun tidak terus-menerus, disamping rasa cemas atau kekhawatiran berlebihan. 2 Bila ditemukan anxietas berat disertai terpenuhi depresi yang lebih ringan, maka harus dipertimbangkan kategori gangguan anxietas lainnya atau gangguan anxietas fobik 3 Bila ditemukan sindrom depresi dan terpenuhi anxietas yang cukup berat untuk menegakkan masing-masing diagnosis, maka kedua diagnosis tersebut harus dikemukakan, dan diagnosis gangguan campuran cemas tidak dapat digunakan. Jika karena sesuatu hal hanya dapat dikemukakan satu diagnosis maka gangguan depresif harus diutamakan 4 Bila gejala tersebut berkaitan erat terpenuhi dengan stress kehidupan yang jelas, maka harus digunakan kategori F43.2 Pedoman Diagnostik (F32.2) Episode Depresi berat tanpa gejala Kondisi pada pasien Menurut PPDGJ - III psikotik
1 Semua gejala depresi harus ada terpenuhi
2 Ditambah sekurang- kurangnya 4 gejala lainnya, dan beberapa di terpenuhi antaranya harus berintensitas berat 3 Bila ada gejala penting( misalnya agitasi atau retardasi terpenuhi psikomotor ) yang mencolok , maka pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan banyak gejala secara rinci. Dalam hal demikian, penilaian secara menyeluruh terhadap episode depresif berat dapat dibenarkan
4 Episode depresif biasanya harus berlangsung sekurang – terpenuhi
kurangnya 2 minggu, akan tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat, maka masih dibenarkan untuk menegakkan diagnosis dalam kurun waktu kurang dari 2 minggu
5 Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan terpenuhi
social, pekerjaan atau urusan rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat terbatas.