Anda di halaman 1dari 18

TINJAUAN PUSTAKA

TETANUS

Dary Gunawan 1302006175


I Gusti Bagus Teguh Pramana 1302006209
Anak Agung I A Detritha S P 1302006216
Made Wulan Utami Dewi 1302006229

Pembimbing:
Dr.dr. Thomas Eko Purwata, SpS(K), FAAN
PENDAHULUAN
BAB 1
TETANUS

CLOSTRIDIUM
SPASME OTOT
TETANI

AKUT TETANOSPASMIN

MASUK TANPA
PERANTARA
Perkiraan mortalitas di negara
berkembang adalah 800.000-
1.000.000 orang pertahun.

Di RSUP Sanglah didapatkan 54


kasus pada tahun 2004 dengan
angka mortalitasnya 47%.
Toksoid DPT
Pencegahan
sebagai Injeksi booster
tetanus
profilaksis
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

Tetanus atau Lockjaw merupakan penyakit akut yang menyerang susunan saraf
pusat yang disebabkan oleh racun tetanospasmin yang dihasilkan oleh
Clostridium Tetani. Tetanus adalah penyakit infeksi akut disebabkan eksotoksin
yang dihasilkan oleh Clostridium tetani, ditandai dengan peningkatan kekakuan
umum dan kejang-kejang otot rangka.

Laksmi NK. Penatalaksanaan Tetanus. IAI. 2014; 41(11) : 823-27


Penatalaksanaan Tetanus. Disadur dari: https://www.scribd.com/document/252953198/Penatalaksanaan-Tetanus-pdf [Diakses 11 Maret 2018].
ETIOLOGI

Kuman tetanus yang dikenal sebagai Clostridium Tetani berbentuk batang


yang langsing dengan ukuran panjang 2–5 um dan lebar 0,3–0,5 um, termasuk
gram positif dan bersifat anaerob. Kuman ini dapat memasuki tubuh seseorang
dengan beberapa cara, antara lain dpada luka yang terkontaminasi kotoran
ataupun hewan yang terinfeksi, luka oleh benda yang menusuk kulit, luka bakar,
dan jaringan mati pada tubuh.

Cdc.gov. (2018). Tetanus. Causes and Transmission. Lockjaw. CDC. Disadur dari: https://www.cdc.gov/tetanus/about/causes-transmission.html [Diakses 11 Maret 2018].
Lipman J. Tetanus. In: Bersten AD, Soni N, eds. Oh’s. Intensive Care Manual. Edisi ke-6. Philadelphia: Butterworth Heinemann Elsevier; 2009.p.593-7.
Taylor AM. Tetanus. Continuing education in anesthesia, critical care & pain. Vol. 6 No. 3. [Internet]. 2006 [Sitasi: 12 Maret 2018]. Disadur dari: http://www.ceaccp.oxfordjournals.org
content/6/4/164.3.full.pdf.
Mahadewa TGB, Maliawan S. Diagnosis & Tatalaksana Kegawat Daruratan Tulang Belakang.Jakarta: CV Sagung Seto;2009.
Penyakit tetanus disebabkan oleh Clostridium tetani (Tetanospasmin)

Masuk melalui ulkus, gangren, luka bakar, infeksi gigi maupun telinga,
pembedahan

1. Secara lokal: diabsorbsi melalui mioneural junction pada ujung–ujung


saraf motorik ke cornu anterior susunan saraf pusat dan susunan saraf perifer.
2. Toksin diabsorbsi melalui pembuluh limfe lalu ke sirkulasi darah untuk
seterusnya susunan saraf pusat.
PATOGENESIS CONT...
Tetanospasmin merupakan Tetanospasmin
zinc dependent mempengaruhi jalur inhibisi,
Tetanospasmin kemudian endopeptidase memecah kemudian toksin akan
ditransport secara vesicle associated membrane memecah VAMP II dan
retrograde menuju SSP protein II (VAMP II) , suatu mencegah pelepasan glisin
molekul yang penting untuk dan γ-amino butyric acid
transmisi neurotransmitter (GABA).

Pada tetanus berat, gagalnya


Kegagalan hambatan refleks
penghambatan aktivitas
motorik yang menimbulkan
otonom menyebabkan
aktivitas saraf motorik tak
hilangnya kontrol otonom,
terkendali, peningkatan tonus
aktivitas simpatis yang
dan rigiditas otot berupa
berlebihan dan peningkatan
spasme otot yang tiba-tiba
kadar katekolamin.
MANIFESTASI KLINIS
Derajat Manifestasi Klinis
I : Ringan Trismus ringan sampai sedang;spastisitas umum tanpa spasme atau gangguan
pernapasan;tanpa disfagia atau disfagia ringan
II : Sedang Trismus sedang; rigiditas dengan spasme ringan sampai sedang dalam waktu singkat; laju
napas>30x/menit; disfagia ringan
III : Berat Trismus berat; spastisitas umum; spasmenya lama; laju napas>40x/menit; laju nadi >
120x/menit, apneic spell, disfagia berat

IV : Sangat (derajat III + gangguan sistem otonom termasuk kardiovaskular) Hipertensi berat dan
berat takikardia yang dapat diselang-seling dengan hipotensi relatif dan bradikardia, dan salah satu
keadaan tersebut dapat menetap

Laksmi NK. Penatalaksanaan Tetanus. IAI. 2014; 41(11) : 823-27


DIAGNOSIS

• Gejala Klinik : Kejang tetanic, trismus, dysphagia, risus sardonicus ( sardonic smile).
• Kultur : C. tetani (+)
• Uji Spatula : (+) bila terjadi kontraksi rahang involunter (menggigit spatula) dan (-) berupa refleks
muntah
• Lab : SGOT,CPK meninggi, myoglobinuria
Laporan singkat The American Journal of Tropical Medicine and Hygiene menyatakan bahwa uji spatula memiliki spesifisitas tinggi (tidak
ada hasil positif palsu) dan sensitivitas tinggi (94% pasien terinfeksi menunjukkan hasil positif).
PENATALAKSANAAN

Membuang sumber
• Antibiotik
Tetanospasmin

• Antitoksin
Netralisasi toksin
• Tetanus Toksoid

Pengobatan
• Antikonvulsan
suportif
PROGNOSIS

Total Skor:
<9 severitas ringan
9-18 severitas sedang
>18 severitas berat

Cdc.gov. (2018). Tetanus. Causes and Transmission. Lockjaw. CDC. Disadur dari:
https://www.cdc.gov/tetanus/about/causes-transmission.html [Diakses 11 Maret 2018].
Laksmi NK. Penatalaksanaan Tetanus. IAI. 2014; 41(11) : 823-27
PROGNOSIS

Total Skor:
0-1 severitas ringan dengan mortalitas 10%
2-3 severitas sedang dengan mortalitas 10-20%
4 severitas berat dengan mortalitas 20-40%
5-6 severitas sangat berat dengan mortalitas >40%

Cdc.gov. (2018). Tetanus. Causes and Transmission. Lockjaw. CDC. Disadur dari:
https://www.cdc.gov/tetanus/about/causes-transmission.html [Diakses 11 Maret 2018].
Laksmi NK. Penatalaksanaan Tetanus. IAI. 2014; 41(11) : 823-27
BAB 3
RINGKASAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Cdc.gov. (2018). Tetanus | Causes and Transmission | Lockjaw | CDC. Available at: https://www.cdc.gov/tetanus/about/causes-transmission.html [Accessed 11 Mar. 2018].
2. Laksmi NK. Penatalaksanaan Tetanus. IAI. 2014; 41(11) : 823-27
3. Penatalaksanaan Tetanus.pdf. Available at: https://www.scribd.com/document/252953198/Penatalaksanaan-Tetanus-pdf [Accessed 11 Mar. 2018].
4. Thwaites CL, Yen LM. Tetanus. In: Fink MP, Abraham E, Vincent JL, Kochanek PM, editors. Textbook of Critical Care. 5th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2005.p.1401-4.
5. Lipman J. Tetanus. In: Bersten AD, Soni N, eds. Oh’s Intensive Care Manual. 6th ed. Philadelphia: Butterworth Heinemann Elsevier; 2009.p.593-7.
6. Taylor AM. Tetanus. Continuing education in anesthesia, critical are & pain. Vol. 6 No. 3. [Internet]. 2006 [cited 2018 March 12]. Available from: http://www.ceaccp.oxfordjournals.org
content/6/4/164.3.full.pdf.
7. Mahadewa TGB, Maliawan S. Diagnosis & Tatalaksana Kegawat Daruratan Tulang Belakang.Jakarta: CV Sagung Seto;2009.
8. Edlich RF, Hill LC, Mahler CA, Cox MJ, Becker DG, Horowitz JH, et al. Management and prevention of tetanus. Niger J Paed. 2003;13(3):139-54.
9. Towey R. Tetanus: a review. Update in Anesthesia. Vol 43 No. 19. [Internet]. 2005 [cited 2018 March 12]. Available from: http://www.update.anaesthesiologist.org/wp-content/tetanus-areview.pdf.
10. Cook TM, Protheroe RT, Handel JM. Tetanus: a review of the literature. Br J Anaesth.2001;87(3):477-87.
11. Bhatia R, Prabhakar S, Grover VK. Tetanus. Neurol India.2002;50:398-407.
12. Quasim S. Management of tetanus.World Anaesthesia Tutorial of the Week. Vol 87 No. 3. [Internet]. 2001 [cited 2018 March 12]. Available from: http://www.aagbi. org/sites/default/fi
les/17management-of-tetanus.pdf.
13. Farrar JJ, Yen LM, Cook T, Fairweather N, Binh N, Parry J, et al. Neurological aspects of tropical disease: tetanus. J Neurol Neurosurg Psychiatry.2000;69:292-301.
14. Torbey MT, Suarez JI, Geocadin R. Less common causes of quadriparesis and respiratory failure. In: Suarez JI, editor. Critical care neurology and neurosurgery. 1st ed. New Jersey: Humana Press;
2004.p.493-5.
15. Dawn MT, Elisson RT. Tetanus. In: Irwin RS, Rippe JM, editors. Irwin and Rippe’s intensive care medicine. 6th ed. Massachusetts: Lippincot Williams & Wilkins. 2008.p.1140-1.
16. WHO. Current recommendations for treatment of tetanus during humanitarian emergencies. WHO Tech Note. [Internet]. 2010 [cited 2018 March 12]. Available at: http://www.whqlibdoc.
who.int/hq/2010/WHO_HSE_GAR_DCE_2010.2_eng.pdf.
17. Witt MD, Chu LA. Infections in the critically ill. In: Bongard FS, Sue DY, eds. Current critical care diagnosis and treatment. 2nd ed. California: McGraw-Hill; 2003.p.432-4.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai