Anda di halaman 1dari 11

PENDISTRIBUSIAN DAN

MEKANISME KETERSEDIAAN
ALOKON
OLEH :
SEKRETARIS DINAS DALDUK, KB DAN P3A
KAB. BARITO UTARA
 UU Nomor 52 Tahun 2009 Tentang
Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga
 Pasal 27 disebutkan bahwa setiap orang
dilarang memalsukan dan
menyalahgunakan alat, obat dan cara
kontrasepsi di luar tujuan dan prosedur
yang ditetapkan
 Pasal 28 ditegaskan bahwa penyampaian
informasi dan/ atau peragaan alat, obat
dan cara kontrasepsi hanya dapat
dilakukan oleh tenaga kesehatan dan
tenaga lainnya yang terlatih serta
dilaksanakan ditempat dan dengan cara
yang layak
Tenaga kesehatan dan
tenaga lainnya yang
terlatih

 Penyaluran alat kontarsepsi hendaknya memenuhi


persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam undang-
undang yakni : petugas keluarga berencana meliputi
tenaga kesehatan dan tenaga lain yang terlatih seperti
halnya penyuluh KB, petugas lapangan KB. Berdasarkan
ketentuan pasal 29 ayat 1 PP 87 Tahun 2014 tentang
Perkembangan Kependudukan, Pembangunan Keluarga,
Keluarga Berencana dan Sistem Informasi Keluarga
dinyatakan bahwa :
 Penyampaian informasi dan/ atau peragaan
alat, obat dan cara kontrasepsi hanya dapat
dilakukan oleh tenaga kesehatan dan tenaga
lainnya yang terlatih serta dilaksanakan
ditempat dan dengan cara yang layak.
 Selanjutnya pada ayat (2) Penentuan tempat
dan cara yang layak untuk mempertunjukkan
dan memperagakan alat, obat, dan/atau cara
kontasepsi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), dilakukan dengan memperhatikan
sasaran, norma agama, etik dan sosial budaya
masyarakat.
VISI DAN MISI BKKBN
 Visi :
 Penduduk tumbuh seimbang 2015
 Misi :
 Mewujudkan pembangunan yang berwawasan
kependudukan dan mewujudkan keluarga
kecil bahagia dan sejahtera. Dimana salah
satu tugas pokok fungsinya dalam
pengelolaan sarana program yaitu melakukan
perencanaan kebutuhan alat/obat kontrasepsi
(alkon) dan non kontrasepsi (non alkon)
 Perencanaan kebutuhan alkon dan non
alkon ini merupakan bagian dari siklus
logistik yang terdiri dari 5 aspek, yaitu :
1. Perencanaan dan pembelian
2. Seleksi produk
3. Distribusi
4. Pelayanan kepada klien
5. Sistem informasi manajemen logistik
Mekanisme Pendistribusian
Alkon

 Setiap tempat pelayanan KB (Klinik KB) mengajukan


permintaan alkon ke gudang Kabupaten
 Bendahara materiil SKPD-KB Kabupaten dan Kota
menganalisis permintaan alkon dari setiap tempat pelayanan
KB (klinik KB) dengan memperhatikan catatan tentang
persediaan barang untuk kelayakan permintaan tersebut
 Dilakukan analisis kelayakan permintaan alkon dan sarana
penunjang tersebut dengan memperhatikan : jarak tempuh
pengiriman dalam perhitungan Ratio perkiraan persediaan
barang, serta persediaan barang minimun dan maksimum
 Dilakukan pengecekkan
ketersediaan alkon dan sarana
penunjang yang diminta setiap
tempat pelayanan KB (Klinik
Kb) tentang jenis dan
jumlahnya
 Konfirmasi permintaan alkon
segera dilakukan sesuai
kondisi ketersediaannya
 Koordinasi dengan pihak
pengirim
 Konfirmasi bahwa alkon telah
dikirim ke setiap tempat
pelayanan KB (Klinik KB)
dengan memberikan identitas
pengirimnya
Pencatatan dan Pelaporan
 Dilakukan mulai dari alat/obat kontrasepsi
diterima sampai dengan alat/obat kontrasepsi
dikeluarkan
 Pelaporan alat kontrasepsi adalah
penghitungan fisik semua alat/obat
kontrasepsi yang ada di gudang klinik yang
tertuang dalam laporan F/II/KB dan
selanjutnya direkapitulasi pada laporan
F/V/KB
 Setiap 6 bulan dilakukan stock opname
barang-barang persediaan dengan format
sebagaimana ketentuan yang berlaku

Anda mungkin juga menyukai