3. Hak Pasien
a. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku.
b. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
c. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa
diskriminasi.
d. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan
standar profesi dan standar prosedur operasional.
e. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien
terhindar dari kerugian fisik dan materi.
f. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan.
g. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya
dan peraturan yang berlaku.
h. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter
lain yang mempunyai Surat Izin Praktik ( SIP ) baik di dalam maupun
di luar Fasilitas Kesehatan.
i. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang di derita
termasuk data-data medisnya.
j. Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan
medis, tujuan tindakan medis, alternative tindakan, resiko dan
komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan
yang di lakukan serta perkiraan biaya pengobatan.
k. Memberikan persetujuan atau penolakan atas tindakan yang akan di
lakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
l. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
m. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang
dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.
n. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan.
o. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan terhadap dirinya.
p. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan
agama dan kepercayaan yang dianutnya.
q. Menggugat dan atau menuntut apabila diduga memberikan
pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata
ataupun pidana.
r. Mengeluhkan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar
pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang- undangan.
4. Kewajiban Pasien
a. Setiap pasien mempunyai kewajiban atas pelayanan yang
diterimanya.
b. Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban pasien diatur dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 69 Bab III
Pasal 28 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 04 Bab III Pasal 26 Tahun 2018 Tentang
Kewajiban Pasien:
1. Mematuhi peraturan yang berlaku.
2. Menggunakan fasilitas secara bertanggung jawab.
3. Menghormati hak-hak pasien lain, pengunjung dan tenaga
kesehatan serta petugas lainnya yang bekerja.
4. Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai
kemampuan dan pengetahuannya tentang masalah
kesehatannya.
5. Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan
jaminan kesehatan yang dimilikinya.
6. Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga
kesehatan di Puskesmas dan disetujui oleh pasien yang
bersangkutan setelah mendapatkan penjelasan sesuai
ketentuan perundang-undangan
7. Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk
menolak rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga
kesehatan dan/atau tidak mematuhi petunjuk yang diberikan
oleh tenaga kesehatan dalam rangka penyembuhan penyakit
atau masalah kesehatannya.\
8. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
c. Membawa kartu identitas (KTP/KK).
d. Membawa kartu berobat Puskesmas.
e. Membawa kartu asuransi (BPJS/KIS/Askes/Jamkesmas).
f. Mengikuti alur pelayanan di UPT Puskesmas Kasembon.
Proses 1. Jam buka pelayanan sesuai dengan 08.00 s/d 13.00 100%
ketentuan
Setiap hari kerja
Jum’at : 08.00 –
11.00
Target
No. Indikator Pencapaia Unit Terkait
n
1 Ketepatan Identifikasi Pasien Poli Umum, Poli Gigi,
100%
UGD, KIA, Rawat Inap
2 Peningkatan Komunikasi yang Semua unit pelayanan
100%
Efektif
3 Obat dengan Kewaspadaan Poli Umum, Poli Gigi,
100 %
Tinggi UGD, KIA, Rawat Inap
4 Kepastian tepat lokasi, tepat Poli Umum, Poli Gigi,
prosedur, dan tepat pasien 100 % UGD, KIA, Rawat Inap
operasi
5 Pengurangan Resiko Infeksi Poli Umum, Poli Gigi,
100%
Terkait Pelayanan Kesehatan UGD, KIA, Rawat Inap
6 Pengurangan Resiko Pasien Poli Umum, Poli Gigi,
100%
Jatuh UGD, KIA, Rawat Inap
Setiap indikator keselamatan, monitoring pasien dilakukan oleh
masing-masing unit pelayanan setiap bulan sekali.
Semua kejadian KTD, KPC, KNC dilaporkan secara langsung
kepada ketua tim mutu UKP melalui form yang sudah dibagikan ke masing-
masing unit pelayanan, ketua tim mutu UKP kemudian melakukan grading
tingkat keparahan kejadian, kejadian tersebut kemudian ditindaklanjuti
sesuai grading keparahannya. Selain dilaporkan kepada ketua tim mutu,
setiap unit juga wajib membuat laporan jumlah pencapaian indikator
keselamatan atau keadian KTD, KPC, KNC ke ketua tim mutu.
Keterangan :
Rentang nilai OCC mulai 0-10; dimana 0 = tidak mungkin terjadi dan
10 = sangat sering terjadi
Rentang nilai SV mulai 0-10 ; dimana 0 = tidak gawat dan 10 = sangat
gawat
Rentang nilai DT mulai 0-10 ; dimana 0 = mudah dideteksi dan 10 =
sangat sulit dideteksi
4. Evaluasi risiko
Evaluasi risiko dilakukan pada kasus yang tepilih berdasarkan
kegawatan risiko. Evaluasi dilakukan dengan mencari penyebab
masalah menggunakan Analisis Akar Masalah (RCA/ Root Cause
Analysis) kemudian ditentukan apakah memerlukan tindakan
perbaikan (treatment) ataukah tidak.
5. Tindakan/ treatment terhadap risiko
Jika diperlukan tindakan perbaikan maka Tim Manajemen Mutu
merekomendasikan rencana tindakan perbaikan dan monitoring
terhadap tindakan perbaikan. Setiap tindakan perbaikan
dikonsultasikan kepada kepala puskesmas dan dikomunikasikan
kepada petugas puskesmas lainnya.
6. Upaya meminimalkan risiko
Upaya untuk meminimalkan risiko yang mungkin terjadi
diantaranya dengan membuat SOP yang bisa mencegah terjadinya
risiko-risiko tersebut, berikut daftar SOP untuk meminimalkan risiko:
Unit Layanan Resiko SOP Pencegahan
Loket - Kesalahan pemberian - SOP identifikasi pasien
Pendaftaran / identitas rekam medis
RM - Kesalahan - SOP mengambil rekam
pengambilan rekam medis
medis
POLI UMUM - Kesalahan diagnosis - SOP pelayanan klinis
- Kesalahan identifikasi - SOP identifikasi pasien
pasien/ salah orang
- Insiden tertusuk jarum - SOP cara menyuntik
bekas pakai aman
UGD - Kesalahan diagnosis - SOP pelayanan klinis
- Kesalahan identifikasi - SOP identifikasi
pasien/ salah orang
- Paparan dengan luka - SOP pemakaian APD
terbuka atau cairan
tubuh pasien
- Kesalahan - SOP Pengambilan
pengambilan keputusan
keputusan untuk
rujuk/rawat inap/ rawat
jalan
Laboratorium - Kegagalan - SOP pengambilan
pengambilan sampel specimen, pelatihan
sehingga phlebotomy
menimbulkan - SOP penerimaan
perlukaan pasien
- Kesalahan pemberian
label sampel - SOP pencatatan dan
laboratorium pelaporan hasil
- Kesalahan penulisan pemeriksaan
hasil pemeriksaan
laborotirium
Kamar Obat - Kesalahan membaca - SOP pelayanan obat
resep
- Kesalahan pemberian - SOP yang menjamin
obat (pasien, dosis, tidak terjadinya
jenis, aturan pakai) kesalahan pemberian
obat
- Kesalahan edukasi - SOP informasi
cara minum/
pemakaian obat - SOP pelayanan resep
- Kesalahan identifikasi
pasien - SOP pemberian obat
- Kesalahan penulisan kepada pasien dan
label pelabelan
RANAP - Terjadi phlebitis - SOP pemasangan
infus,
- Kejadian tertusuk SOP pelaksanaan TTV
jarum bekas pasien - SOP menyuntik aman
- Kesalahan menerima
informasi dari dokter - SOP konsul pertelepon
saat konsul via telepon
- Terputusnya informasi
tentang pasien antar - SOP operan dokter
dokter yang merawat
GIZI - Pasien tidak - Pasien tidak
mengambil PMT mengambil PMT
- Kesalahan hasil - SOP kalibrasi alat,
penimbangan berat kalibrasi alat secara
badan dan tinggi rutin, SOP menimbang
badan dan mengukur berat
- Keterlambatan badan
pemberian jadwal
makan pasien rawat
inap
- Pasien tidak
memahami KIE
petugas gizi
PENGOLAHAN - Saluran Buntu - SOP Perawatan
LIMBAH - Pompa rusak ( Saluran
Terbakar ) - SOP Pemeliharaan
POLI GIGI - Efek samping obat - SOP anastesi gigi
anastesi gigi
- Kesalahan lokasi - SOP anafilatik,
anestesi gigi penyediaan obat
emergensi
- Petugas tertusuk - SOP penyuntikan
jarum bekas pakai aman
pasien
- Listrik mati saat
pelayanan
KIA/ KB - Kesalahan identitas - SOP pengisian
pasien identitas pasien
- Kesalahaan - SOP pemberian
memberikan aturan pil inforasi KB pil
KB - SOP pemberian
- Kesalahan informasi informasi jadwal
imunisasi yang imunisasi
dimajukan pihak - SOP menyuntik aman
pasien
- Petugas tertusuk - SOP imunisasi
jarum bekas pakai
pasien
- Terjadinya Kejadian
Ikutan Pasca
Imunisasi (KIPI)