Kuliah Hidrologi 3 Hujan
Kuliah Hidrologi 3 Hujan
Presipitasi
• Presipitasi : turunnya air dari atmosfer ke
permukaan bumi, yang bisa berupa hujan,
hujan salju, kabut, embun dan hujan es.
• Di daerah tropis, termasuk Indonesia,
yang memberikan sumbangan paling
besar adalah hujan, sehingga seringkali
hujanlah yang dianggap sebagai
presipitasi.
Tipe Hujan
• Hujan terjadi karena udara
basah yang naik ke atmosfer
mengalami pendinginan
sehingga terjadi proses
kondensasi.
• Naiknya udara ke atas dapat
terjadi secara siklonik,
orografik dan konvektif.
HUJAN KONVEKTIF
• Hujan jenis ini biasanya
terjadi sebagai hujan
dengan intensitas yang
tinggi, akibat massa udara
yang terangkat ke atas oleh
pemanasan lahan. Hujan
jenis ini biasanya terjadi di
daerah yang relatif luas dan
bergerak sesuai dengan
pergerakan angin.
Pembentukan hujan konvektif
HUJAN SIKLONIK
• Hujan jenis ini biasanya
terjadi karena udara lembab
panas terangkat ke atas
oleh lapisan udara yang
lebih dingin dan lebih rapat.
Penyebaran hujan jenis ini
sangat dipengaruhi oleh
landai pertemuan antara
udara panas dan dingin dan
biasanya merupakan hujan
dengan daerah penyebaran
terbatas dan dalam waktu Pembentukan hujan siklonik
pendek.
HUJAN OROGRAFIK
• Hujan jenis ini terjadi karena massa udara lembab
terangkat ke atas oleh angin karena adanya
gunung/pegunungan. Udara lembab yang melintasi
daerah pegunungan akan naik dan mengalami
pendinginan, sehingga terbentuk awan dan hujan.
Bucket
Silinder dibungkus
kertas berskala Pan
Pena Pemberat
ALAT PENAKAR HUJAN JENIS TIMBA JUNGKIT
Saringan
Tipping bucket
Pipa pembuang
Penakar hujan jenis pelampung
• Prinsip mekanisme kerja alat penakar hujan otomatis
tipe ketiga yaitu float adalah dengan memanfaatkan
gerakan naik pelampung dalam bejana akibat
tertampungnya curah hujan. Pelampung ini berhubungan
dengan sistem pena perekam di atas kertas berskala
yang menghasilkan grafik rekaman data hujan. Alat ini
dilengkapi dengan sistem pengurasan otomatis, yaitu
pada saat air hujan yang tertampung telah mencapai
kapasitas receivernya akan dikeluarkan dari bejana dan
pena akan kembali pada posisi dasar kertas rekaman
data hujan.
Penakar hujan jenis pelampung
Corong
Jam pencatat
Kertas
perekam data
hujan
Pelampung
Sifon
Syarat teknis Penempatan dan pemasangan
alat pada stasiun hidrologi
• Penakar hujan ditempatkan pada lokasi sedemikian
sehingga kecepatan angin di tempat tersebut sekecil
mungkin dan terhindar dari pengaruh penangkapan air
hujan oleh benda lain di sekitar alat penakar hujan.
• Penempatan setasiun hujan hendaknya berjarak
minimum empat kali tinggi rintangan terdekat.
• Lokasi di suatu lereng yang miring ke satu arah
tertentu hendaknya dihindarkan.
• Penempatan corong penangkap hujan diusahakan
dapat menghindari pengaruh percikan curah hujan ke
dalam dan disekitar alat penakar sebaiknya ditanami
rumput atau berupa kerikil, bukan lantai beton atau
sejenisnya.
Penentuan Hujan Kawasan/Hujan DAS
p i p1 p2 p3 ..... pn
p i 1 p
n n
• dengan:
p = hujan rerata di suatu DAS
pi = hujan di tiap-tiap stasiun
n = jumlah stasiun
Contoh Ilustrasi
Hitung hujan rerata dengan
metode aljabar!
D = 25 mm
p1 p2 p3 ..... pn
p
n
p A pB pC
B = 28 mm C = 30 mm p
3
22 28 30
p
A = 22 mm 3
p 26,67mm
A2
A3
A4
Prosedur hitungan ini dijelaskan pada
persamaan dan gambar berikut ini.
A1.P1 A2 .P2 ...... An .Pn
P
Atotal
AB = 53 km2
A = 22 mm
AA = 50 km2
AB = 37 km2
C = 30 mm
B = 28 mm
AC = 41 km2
A = 22 mm
AA = 50 km2
Hujan rerata cara Thiessen
9180000
BANJARNEGARA
WONOSOBO
U
Z
$
K42 a
9170000
9170000
K8 a K76 b
Z
$ Z
$ Skala 1 : 350.000
MAGELANG Legenda :
K7 a
Z
$ Z
$ Sungai
K43 Batas Luar WS Bogowonto - Lukulo
Waduk Z
$ Garis Pantai
9160000
9160000
Wadaslintang
K41 Batas Kabupaten
Z
$ Z
$ K49 b Batas Kecamatan
Z
$ K50 Waduk
DAS
Z
$ Z
$
Lukulo Polig on T hiese n
K33 K46 K 47a Z
$ K. 2 8a
Z
$
KEBUMEN $
Z DAS K58
K14 K31 Z
$ Z
$ Z
$ Loka si dan No Sta siun Hujan
Z
$ WawarK45 Z
$ K54 a$ Z
$ K53
Z
$ Z
$ Z Kelas Jalan
9150000
K17
9150000
Z
$ Z K49 a
$ Jalan Kolektor
Z
$ PURWOREJO
K20 K55 Jalan Arteri
K11 K36 K49 Z
$
Z
$ Z
$ Jalan Lokal
K60
K19 b
$$
ZZ
Z
$ Jalan Kereta Api
Z
$ K B SDA K60 a
Z
$ 250000 300000 350000 400000 450000 500000
Z
$
DAS K56 a DAS Inzet
K22 Z
$
9140000
9140000
Cokroyasan
9250000
9 250000
Bogowonto
Z
$
K37
Z
$ K36 a K62 a KULON PROGO
9200000
9 200000
Z
$ K61
Z
$ Z
$ Jawa Tengah
K61 a
9 150000
9150000
Z
$ D I.
Samudera Yogyakarta
Indo
ne si
9100000
9 100000
a
9130000
9130000
250000 300000 350000 400000 450000 500000
K63
Z
$
0 8 16 24 Km Sumber :
1. Peta Rupa Bumi Indonesia, Skala 1 : 25.000,
mU
Tahun 1999.
2. Data Hujan Balai PSDA Probolo.
350000 360000 370000 380000 390000 400000 mT 3. Hasil Analisis.
3. Metode Isohiet
• Pada prinsipnya isohiet adalah garis yang
menghubungkan titik-titik dengan
tinggi/kedalaman hujan yang sama,
Kesulitan dari penggunaan metode ini
adalah jika jumlah stasiun di dalam dan
sekitar DAS terlalu sedikit. Hal tersebut
akan mengakibatkan kesulitan dalam
menginterpolasi.
Metode pembuatan garis Isohiet
sebagai berikut:
• Pada peta yang ditinjau, digambarkan lokasi
daerah hujan dan kedalaman hujan.
• Di stasiun hujan yang saling berdampingan
dinilai kedalaman hujannya dan dibuat
interpolasinya. Kemudian hasil interpolasi yang
mewakili kedalaman hujan yang sama
dihubungkan satu sama lain.
• Luas daerah diantara 2 garis isohiet diukur
luasnya, dan dikalikan dengan nilai rerata di
kedua garis isohiet. Kemudian jumlah dari
hasil hitungan tersebut dibagi dengan total
luasan daerah yang ditinjau.
A1
I1=100
A2
I2=95
A3
I3=90
A4
I4=85
I5=80
Hujan DAS menggunakan Isohiet dapat dihitung
dengan persamaan:
n
I i I i 1
Ai
2
p i 1
n
A
i
i
I1 I 2 I 2 I3 I n I n 1
A1 A2 ..... An
p 2 2 2
A1 A2 ..... An
Dengan:
p = hujan rerata kawasan
Ai = luasan dari titik i
Ii = garis isohiet ke i
Catatan: tinggi hujan dalam mm
A = 18 B = 22
30 D = 33
A1 = 50 km2 35
I1
C = 36 E = 41 A6 = 25 km2
A3 = 180
40 km2 45
I2 A2 = 20 km2
A4 = 45 km2 50
I3 F = 42
G = 65 60 I = 63
A5 = 15 km2
I5 H = 49
I4
I6
Hujan DAS menggunakan Isohiet
I1 I 2 I 2 I3 I n I n 1
A1 A2 ..... An
p 2 2 2
A1 A2 ..... An
I1 I 2 I I I I I I I I I I
A1 A2 3 3 A3 2 4 A4 4 5 A5 5 5 A6 4 6
p 2 2 2 2 2 2
A1 A2 A3 A4 A5 A6
30 35 40 40 35 45 45 60 60 60 50 50
50 20 180 45 15 25
p 2 2 2 2 2 2
50 20 180 45 15 25
14.137,5
p 42,20 mm
335
KONDISI DAN SIFAT DATA
Tahun 1991
R R R
r 1 rA rB rC
3 R
A RB RC
dengan:
R = curah hujan rata-rata setahun di tempat pengamatan R
datanya harus lengkap
rA = curah hujan ditempat pengamatan RA
RA = curah hujan rata-rata setahun di A
• PETA WILAYAH SUNGAI DI PROVINSI
JAWA TENGAH(A3).pdf
PETA DAS KALI WULAN
CAT SEMARANG-DEMAK
• "Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai
pembawa berita gembira di muka kedatangan
rahmatNya (hujan), hingga apabila angin itu
telah membawa awan mendung, Kami halau ke
suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan
hujan di daerah itu. Maka Kami keluarkan
dengan sebab hujan ini pelbagai macam buah-
buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan
orang-orang yang telah mati, supaya kamu
mengambil pelajaran."
• Surat 7 (Al A’Raaf),ayat 57
• "Tidakkah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan,
kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)Nya,
kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka
kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya,
dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari
langit (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti)
gunung-gunung maka ditimpakannya (butiran-butiran) es
itu kepada siapa yang dikehendakiNya dan
dipalingkannya dari siapa yang dikehendakiNya. Kilauan
kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan
penglihatan."
• Surat 24 (An Nuur,ayat 43)
Pekerjaan Rumah
• Hitunglah tinggi/kedalaman
hujan rerata dengan metode:
– Aritmatika
– Poligon Thiessen
– Isohiet
Dari suatu DAS yang:
– Luasnya anda tentukan sendiri
– Jumlah stasiun hujan anda tentukan sendiri
– Kedalaman hujan di setiap stasiun anda tentukan
sendiri