Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN MINI PROJECT

Penyuluhan Kesehatan dan Demonstrasi

F7
Cuci Tangan kepada Siswa Kelas IV dan V di SD Negeri 2 Pulosari
Desa Pulosari Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes

(Pengaruh Pemberian Penyuluhan tentang Mencuci Tangan


terhadap Pengetahuan dan Sikap Mencuci Tangan pada Siswa Kelas
IV dan V di SD Negeri 2 Pulosari Brebes)
PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
KABUPATEN BREBES
2016
• film
BAB I
LATAR BELAKANG
Puskesmas merupakan salah satu lini
terdepan dalam pelayanan kesehatan
masyarakat

Salah satu upaya


pokok kesehatan UPAYA Poin ke-6 MDGS
yang di tetapkan 2015
oleh pemerintah P3M
Penyakit menular menjadi
perhatian karena angka
kesakitan nya yang tinggi, yaitu
ISPA (Infeksi Saluran
Pernapasan Akut) dan Diare.

Di Indonesia ISPA dan Diare


termasuk dalam 5 besar angka
kesakitan tertinggi penyakit
menular.
Faktor yang Mempengaruhi Tingginya Angka Kesakitan
ISPA dan Diare

Genetik Perilaku
Dapat
dimodifi
kasi
Pelayanan
Lingkungan
Kesehatan

HL.Blum
Trias Penyakit Menular

Host

Environ
ment Agent
10 indikator PHBS dalam Rumah Tangga
Persalinan
ditolong oleh Penggunaan air Penimbangan
tenaga bersih bayi dan balita
kesehatan

Cuci tangan
menggunakan
ASI eksklusif Tidak merokok
sabun dan air
bersih

Melakukan Makan buah


Memakai
aktivitas fisik dan sayur tiap
jamban sehat
tiap hari hari

Memberantas
jentik nyamuk
Grafik Proporsi Tercapainya Komponen PHBS

Sumber: Riskesdas, 2013


Mencuci tangan Mengkonsumsi
dengan air bersih Olah raga yang jajanan di
mengalir dan teratur dan terukur warung/kantin
sabun sekolah

Membuang
Memberantas
sampah pada
jentik nyamuk
tempatnya

Menimbang berat
Menggunakan
badan dan
Tidak merokok jamban yang
mengukur tinggi
bersih dan sehat
badan setiap bulan
Fokus program ini adalah Anak
sekolah sebagai "Agen Perubahan"

simbolisme bersatunya seluruh komponen


keluarga, rumah dan masyarakat dalam merayakan
komitmen untuk perubahan yang lebih baik dalam
berperilaku sehat melalui cuci tangan pakai sabun
(Depkes , 2010

Drs. Thosim, MM (Dinkes Jateng) pada penelitian


yang dilakukan di Bulukantil Surakarta : promosi
PHBS adalah anak sekolah terutama siswa kelas IV
dan V SD/sederajat kelompok umur yang mudah
menerima inovasi baru dan punya keinginan kuat
untuk menyampaikan pengetahuan dan informasi
yang diterimanya kepada orang lain (Wati, 2011).
Penelitian dilakukan di SD Negeri 2 Pulosari
diketahui belum pernah mendapat penyuluhan
tentang cara mencuci tangan yang baik dan benar.

peneliti tertarik  judul “Pengaruh Pemberian


Penyuluhan tentang Mencuci Tangan terhadap
Pengetahuan dan Sikap Mencuci Tangan pada Siswa
kelas IV dan V di SD Negeri 2 Pulosari, Brebes.”
PERNYATAAN MASALAH

Diperlukan adanya Upaya Pencegahan Penyakit Menular


terutama ISPA dan Diare melalui Promosi PHBS.
Diperlukan adanya identifikasi apakah program
penyuluhan bermanfaat meningkatkan pengetahuan
mengenai PHBS yaitu cuci tangan sehingga dapat
meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
khususnya cuci tangan di kelas IV dan V SD N 02 Pulosari
Kec. Brebes Kab. Brebes.
TUJUAN
Mempromosikan pentingnya

KHUSUS
cuci tangan dengan benar
pada siswa sdn 2 pulosari
brebes
Melihat adanya perubahan
UMUM

perilaku yaitu kebiasaan Mengajarkan dan


cuci tangan dengan benar mendemostrasikan langkah-
setiap hari sebagai salah langkah cuci tangan dengan
satu upaya pencegahan benar pada siswa sdn 2
ISPA dan Diare setelah pulosari brebes
diberikan pengetahuan Memastikan siswa-siswi
mengenai cuci tangan dapat menirukan cara cuci
dengan benar di wilayah tangan dengan benar secara
Puskesmas Pemaron mandiri
Mengevaluasi perubahan
perilaku pada siswa sdn 2
pulosari brebes setelah
diberi pengetahuan
mengenai cuci tangan
MANFAAT
Meningkatkan Sebagai pengalaman Kegiatan ini

Penyelenggara

Masyarakat umum
Peserta

pengetahuan siswa- bagi penyelenggara merupakan salah satu


siswi tentang dalam menjalankan bagian dalam upaya
pentingnya cuci tangan program promosi meningkatkan derajat
Mendorong siswa-siswi kesehatan kesehatan masyarakat
untuk menerapkan Sebagai evaluasi bagi Kegiatan ini
kebiasaan hidup sehat penyelenggara diharapkan dapat
dengan cuci tangan mengenai keefektivan menjadikan
tiap hari program yang telah masyarakat untuk
Membekali siswa-siswi dilaksanakan membudayakan
mengenai salah satu Merupakan salah satu perilaku hidup bersih
cara pencegahan bentuk kontribusi dan dan sehat
penularan ISPA dan kepedulian
Diare penyelanggara
terhadap kesehatan
masyarakat
Memenuhi salah satu
tugas dalam Program
Internsip Dokter
Indonesia
BAB II
Cuci Tangan
Definisi Manfaat

• proses yang • Supaya tangan


secara mekanis bersih
melepaskan • Membasmi
kotoran dan tangan dari
debris dari kulit kuman dan
tangan dengan mikroorganisme
menggunakan • Mencegah
sabun biasa dan penularan
air. penyakit.
Cuci Tangan
Cuci Tangan
Kapan cuci tangan Akibat tidak cuci tangan

• Sebelum dan sesudah • Demam Thypoid


makan • Diare
• Setelah buang air • ISPA
besar • Infeksi cacing, mata,
• Setelah bermain dan penyakit kulit
• Sebelum dan sesudah • Hepatitis A
beraktivitas
• Setelah batuk, bersin
atau membersihkan
hidung
• Setelah memegang
benda-benda kotor,
berdebu dan berkarat.
77 Langkah Cuci Tangan
langkah Cuci Tangan
Promosi
Promosi Kesehatan
Kesehatan
merupakan pengembangan dari istilah
pengertian yang sudah dikenal selama ini,
seperti : Pendidikan Kesehatan, Penyuluhan
Kesehatan, KIE.

Peningkatan pengetahuan

Perubahan Sikap
Pengetahuan

Hasil dari tahu, dan terjadi Mengukur pengetahuan 


setelah orang melakukan wawancara atau angket
penginderaan terhadap suatu Mengukur pengetahuan
seseorang tentang apapun
objek tertentu. Penginderaan  diukur dengan
terjadi melalui panca indra membandingkan
manusia pengetahuan orang tersebut
Sebagian besar pengetahuan dalam kelompoknya dalam
manusia diperoleh melalui mata arti luas.
dan telinga (Wati, 2011).
Sikap
Perilaku
Sebagai contohnya yang
sudah melibatkan faktor
respons tertutup seseorang pendapat dan emosi yang
terhadap stimulus atau bersangkutan atau senang-
objek tertentu. tidak senang, setuju-tidak
setuju, baik-tidak baik, dan
sebagainya (wati, 2011).

merupakan evaluasi atau


reaksi perasaan
mendukung atau memihak
(favorable) maupun
perasaan tidak memihak
(unfavorable) pada objek
tertentu. (wati, 2011).
perkembangan anak usia sekolah
kognitif -tingkah laku yang
mengakibatkan orang
memperoleh pengetahuan
atau yang dibutuhkan untuk
menggunakan pengetahuan.

mencakup : mendeteksi, menafsirkan,


mengelompokkan dan mengingat informasi;
mengevaluasi gagasan, menyimpulkan
prinsip dan kaidah, mengkhayal
kemungkinan, menghasilkan strategi dan
berfantasi (Syaodih, 2010).
Tahapan perkembangan kognitif
Piaget : (1) tahap sensori motor,
(2) tahap praoperasional,
(3) tahap operasional konkrit
(4) tahap operasional formal.
Dari setiap tahapan itu urutannya tidak
berubah-ubah (Syaodih, 2010).

Tahap Sensorimotor (0 - 2 tahun)


Tahap Praoperasional (2 - 7 tahun)
Tahap Operasional Konkrit (7 - 11 Tahun)
Operasional Formal ( 11 - 16 tahun)
BAB III
DesainPENELITIAN
DESAIN Penelitian

Quasi Experimental

One Group Pretest posttest


design

01 X 02

Keterangan :

01 : Survei sebelum intervensi


02 : Survei sesudah intervensi
X : Kegiatan Intervensi
Populasi dan Sampel
POPULASI SAMPEL

Kriteria eksklusi
:
-Siswa-siswi selain
Populasi dari Kriteria inklusi : kelas IV dan V SD
penelitian ini seluruh -Seluruh SD 2 Pulosari kelas IV
2 Pulosari
siswa-siswi SD 2 dan V
- Seluruh siswa-siswi kelas IV
Pulosari kelas IV dan Siswa-siswi yang
dan V SD 2 Pulosari
V Kecamatan Brebes Bisa membaca dan menulis. tidak bersedia
Kabupaten Brebes. Siswa-siswi SD 2 Pulosari yang menjadi responden
bersedia menjadi responden.
Siswa yang tidak
hadir pada saat
penelitian.
Lokasi dan waktu penelitian

LOKASI WAKTU
• Februari – April 2016
PENELITIAN
• SD 2 Pulosari
yang berlokasi di
desa Pulosari,
Kabupaten
Brebes .
PROSEDUR PENGUMPULAN
Prosedur pengumpulan data
DATA
1 • Ijin dari Kepala Puskesmas Pemaron

2 • Mencari Data Penelitian

3 • Memberikan penjelasan tentang tujuan penelitian

4
• Melakukan Pretest

5 • Memberikan Penyuluhan

6 • Melakukan Posttest

7 • Pengumpulan data untuk diolah


Alat Pengumpulan
ALAT PENGUMPUL Data
DATA

Pretest dan
Slide Video
Posttest
• Slide berisikan 7 • Video berisikan • Kuesioner yang
langkah cuci langkah-langkah berisikan point
tangan cuci tangan PENGETAHUAN
diiringi lagu yang dan SIKAP
menarik
Analisis Data

ANALISIS ANALISIS
UNIVARIAT BIVARIAT

Proses analisis data menggunakan


Program Statistical Program for Social Sciences 20.0

• Data Terdistribusi Normal • Data Tidak Terdistribusi Normal

Wilcoxon Signed
Paired T-test
Rank Test
Langkah KEGIATAN
LANGKAH Kegiatan

Intervensi awal Sarana dan prasarana

Point penilaian mengenai


Pretest Pengetahuan dan Sikap cuci
tangan

Pemberian materi Cara melakukan cuci


Penyuluhan pentingnya cuci tangan tangan yang benar
Demo cuci tangan

Evaluasi Evaluasi jangka pendek


Evaluasi jangka panjang
Indikator KEBERHASILAN
INDIKATOR Keberhasilan

Siswa dapat
Adanya peningkatan
menerapkan hasil
hasil belajar siswa
pembelajaran dalam
sesudah dan sebelum
kegiatan sekolah
pembelajaran materi.
sehari-hari

Adanya kurikulum atau


mata pembelajaran
rutin yang dilakukan
tiap hari oleh siswa
dipimpin oleh guru
BAB IV
Intervensi
Intervensi kegiatan
SD 2 PULOSARI

Sarana
Siswa & siswi
prasarana
SARANA DAN PRASARANA
Memberikan pralon air yang
telah diberi lubang

intervens
Memberikan 2 buah sabun
i cair untuk cuci tangan

Memberikan 2 buah lap kain


Kegiatan
Hasil Pretest menunjukan
pengetahuan : cukup
Dan sikap : baik

Di lakukan penyuluhan

Peragaan cucitangan yang


benar dengan sabun dan air
mengalir

Di lakukan post test


Hasil
Hasil Kegiatan
kegiatan
Februari-april 2016

Analisis
Sample univariat Analisis bivariat

Karakteristik
Memenuhi kriteria responden Hasil analisis bivariat
inklusi : 37 anak (Tabel 4.2) (Tabel 4.3)
Karakteristik Responden
No. Variabel N % SD Mean 95% CI
1. Usia 1,037 2,62
2,28-2,97
14 tahun 1 2,7
12 tahun 6 16,2
11 tahun 10 27,0
10 tahun 17 45,9
9 tahun 3 8,1
2. Jenis Kelamin 0,463 1,70
1,55-1,86
Perempuan 11 29,7
Laki-laki 26 70,3
3. Nilai Pretest pengetahuan 0,548 1,76
1,57-1,94
Baik 11 29,7
Cukup 24 64,9
Kurang 2 5,4
4. Nilai Posttest Pengetahuan 1,46
0,558
1,27-1,65
Baik 21 56,8
Cukup 15 40,5
Kurang 1 2,7
5. Nilai Pretest Sikap 0,507 1,49 1,32-1,66
Baik 19 51,4
Kurang 18 48,6
6. Nilai Posttest Sikap 0,435 1,27 1,10-1,39
Baik 28 75,7
Kurang 9 24,3
Klasifikasi pengetahuan cuci tangan

Pengetahuan Pre test Post test


No
Cuci Tangan Jumlah % Jumlah %
Baik
1
11 29,7 21 56,8

Cukup
2
24 64,9 15 40,5

Kurang
3
2 5,4 1 2,7
Klasifikasi Sikap cuci tangan

Sikap Cuci Pre test Post test


No
Tangan Jumlah % Jumlah %
Baik
1
19 51,4 28 75,7

Kurang
2
18 48,6 9 24,3
Analisis Bivariat

Variabel Shapiro Wilk Wilcoxon


Signed Rank
Test
Pretest-postest p = 0,000 p = 0,005
Pengetahuan
Pretest-postest Sikap p = 0,000 p = 0,013

Uji normalitas data


: tidak terdistribusi
N
P< 0,05 = Signifikan
BAB V
Penelitian Terdahulu
Penelitian Terdahulu
Pada bulan Agustus-September 2015 dan Oktober – Desember
2015, kedua kelompok dokter internsip terdahulu melakukan
penelitian serupa di TK Islam Terpadu Assyiyadah Desa
Pulosari dan TK Pertiwi di desa Padasugih

Hasil dari kedua penelitian tsb : terjadi


peningkatan hasil pada postest

Perubahan signifikan yang telah terjadi kami tertarik untuk


melakukan penelitian mengenai pengetahuan dan sikap
siswa siswi di tingkat yang lebih tinggi yaitu lingkungan SD
SD 2 Pulosari  apakah metode yang diterapkan oleh
kelompok terdahulu dapat diterapkan pada anak di tingkat
yang lebih tinggi
Hasil Penelitian Pengetahuan
Pengetahuan dan Sikap

Uji bivariat  analisis


Wilcoxon signed rank test  p Hasil tersebut menunjukkan
value p = 0,005 adanya perbedaan pengetahuan
(Pengetahuan) tentang langkah langkah cuci
tangan sebelum dan sesudah
p = 0,013 (sikap )
dilakukan intervensi
atau p<0,05.
Hasil Penelitian
PengetahuanPengetahuan

Terjadi Diah Nur (2012) :


31 siswa kelas III
peningkatan Sesuai berusia 8-11 tahun
pengetahuan menunjukkan
penelitianTaufik pengaruh
responden H (2013) : signifikan
dalam 70siswa kelas
klasifikasi IV dan V SD Zaidina Umar
cukup dan Numpupadi (2008)  SD
SumBar  terdapat
peningkatan dalam kategori pengaruh perilaku
sikap dalam baik49 anak cuci tangan pakai
(70,0%) sabun (Umar,
klasifikasi 2008).
baik
WHO menganalisis bahwa
yang menyebabkan seseorang
berperilaku tertentu

Pemikiran dan Tokoh penting Sumber-sumber Perilaku


perasaan sebagai daya normal,
(thougts and panutan. (resources) kebiasaan
feeling)

Sikap
Pengetahuan Kepercayaan
menggambark
an suka atau
tidak
Karakteristik Kognitif Periode Operasional Konkret pada Anak SD

anak usia sd  periode operasional Piaget: perkembangan kekekalan pada


konkret anak periode operasional konkret
Operasi berfikir revesibel  1. Kekekalan bilangan (5-6 tahun)
berkembang kemampuan berfikir 2. kekekalan subtensi (7-8 tahun)
logis logika matematika. Piaget : 3. kekekalan panjang yang berkembang
ciri utama periode oprasional (7-8 tahun)
konkret  transportasi revesibel dan 4. kekekalan luas, bersamaan dengan
sistem kekekalan. berkembangnya kekekalan panjang.
5. kekekalan berat (9-10 tahun)
kekekalan volume (11/12 tahun)
Usia lebih mudah dididik daripada masa
sebelumnya mengerti pentingnya cuci
tangan dengan video animasi dan praktek
secara langsung menggunakan air
mengalir dan sabun  sifat khas pada
masa ini (realistik dan ingin selalu
mengetahui dan ingin belajar) (Syamsu
Usia lebih mudah dididik daripada masa
sebelumnya mengerti pentingnya cuci
tangan dengan video animasi dan praktek
secara langsung menggunakan air
mengalir dan sabun  sifat khas pada
masa ini (realistik dan ingin selalu
mengetahui dan ingin belajar) (Syamsu
Yusuf, 2004).

Media penyuluhan berupa video dan


presentasi dapat merangsang indra
penglihatan dan pendengaran siswa.
Pengetahuan siswa diukur Kuesioner yang terbagi
ke dalam 2 tahap, pre dan post penyuluhan.

Perbedaan hasil penilaian kuesioner menjadi lebih


tinggi pada kuesioner post penyuluhan.

Melihat siswa yang bertambah pengetahuan,


kesadaran dan sikap positif selama penyuluhan
perubahan perilaku pada siswa.
Keterbatasan penelitian

1.Penelitian dilakukan dalam waktu yang


singkat dan dekat dengan minggu ujian,
2. Penyuluhan ditujukan hanya kepada
siswa dan tidak melibatkan guru.
3.Peralatan pendukung penyuluhan yang
terbatas.
4.Sulit diterapkan di tempat umum
(sekolah)

Hambatan :
1. Ruangan sempit
2. Guru pengajar tidak dapat memberikan
contoh yang baik bagi siswa.
3. Tidak ada sarana prasarana yang memadai
BAB VI
• Hasil Analisis bivariant menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan signifikan
• sesuai dengan teori usia yang mudah
Kesimpulan menerima inovasi baru dan punya keinginan
kuat untuk menyampaikan pengetahuan dan
informasi yang diterimanya kepada orang lain.

• Evaluasi yang kami : evaluasi jangka pendek


belum tentu menjadi cerminan perubahan sikap
jangka lebih panjang.
• Mengubah sikap ≠ intervensi sesaat. Perlu upaya
promkes yang kontinu dan berkesinambungan
Saran • Kami menyarankan Promosi Cuci Tangan dapat
menjadi bagian dari kurikulum pendidikan TK
dan/atau SD
• Perlu dilakukan pemerataan sarana dan
prasarana kebersihan di tingkat pendidikan TK
dan/atau SD
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai