Anda di halaman 1dari 60

PROGRAM UJI COBA PELATIHAN

KADER POSYANDU LANSIA SESUAI


SPM TERHADAP PERUBAHAN
KINERJA KADER POSYANDU LANSIA
DI PUSKESMAS PASUNDAN

Oleh :dr. Diandhara Nuryadin


Pendamping :dr. Deni Wardani
Latar Belakang
Setiap pelayanan yang diberikan oleh puskesmas memiliki standar pelayanan
minimal yang mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.

Setiap warga negara Indonesia usia 60 tahun ke atas mendapatkan skrining


kesehatan sesuai standar.

Berdasarkan data yang didapat, capaian kinerja Puskesmas Pasundan Kota


Samarinda tahun 2017 untuk pelayanan kesehatan pada usia lanjut (0%).

Target capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam upaya skrining


kesehatan sesuai standar pada warga negara usia 60 tahun ke atas di wilayah
kerjanya adalah 100%.
Capaian kinerja yang jauh dari target tersebut salah
satunya disebabkan oleh tidak terlatihnya kader posyandu
lansia dan pemegang program serta tidak tersosialisasinya
dimasyarakat mengenai hak peserta lanjut usia untuk
mendapatkan skrining lanjut usia sesuai standar setahun
sekali.
• Bagaimana gambaran hasil
kinerja kader posyandu
lansia terkait pencapaian
skrining lansia sesuai SPM di
Rumusan Puskesmas Pasundan?
Masalah • Bagaimana perubahan kinerja
kader posyandu lansia
terkait pencapaian skrining
lansia setelah pelatihan di
Puskesmas Pasundan?
Tujuan
Mengetahui gambaran hasil kinerja kader posyandu lansia dan
perubahan kinerja kader posyandu lansia terkait pencapaian
skrining lansia setelah pelatihan di Puskesmas Pasundan
Manfaat
• Bertambahnya pengetahuan dan
ketrampilan para kader dan tenaga
Bagi kesehatan mengenai skrining kesehatan
lansia.

Puskesmas • Mendukung upaya pemantauan kesehatan


dan pengendalian penyakit yang diderita
lansia di wilayah kerja Puskesmas
Pasundan Samarinda.

• Memfasilitasi masyarakat, terutama


lansia untuk melakukan skrining
Bagi kesehatan guna meningkatkan derajat
kesehatan dan mutu kehidupan untuk
Masyarakat mencapai masa tua yang bahagia dan
berdaya guna dalam kehidupan
keluarga dan masyarakat.
• Meningkatkan
pengalaman dan
ketrampilan
Bagi penulis dalam
menganalisis
Dokter persoalan yang
ada di masyarakat
Internsip dan melakukan
upaya intervensi
terkait pelayanan
pada peserta
lanjut usia.
KAJIAN
PUSTAKA
Pelayanan Kesehatan pada Usia Lanjut

Pelayanan kesehatan minimal pada usia


lanjut merupakan salah satu bagian
pelayanan kesehatan yang menjadi hal
penting Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 43 Tahun 2016.
Lanjut Usia (Lansia)

Menurut World Health Organisation


(WHO), lansia adalah seseorang yang telah
memasuki usia 60 tahun ke atas. Lansia
merupakan kelompok umur pada manusia
yang telah memasuki tahapan akhir dari fase
kehidupannya.
Batasan Lanjut Usia
Menurut World Health Organitation (WHO)
lansia meliputi :
 Usia pertengahan (middle age) antara usia 45 -
59 tahun.
 Lanjut usia (elderly) antara usia 60 - 74 tahun.
 Lanjut usia tua (old) antara usia 75 - 90 tahun.
 Usia sangat tua (very old) di atas usia 90
tahun.
Posyandu Lansia

Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu utuk


masyarakat lansia di suatu wilayah tertentu yang sudah
disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka
bisa mendapatkan pelayanan kesehatan.
Tujuan Posyandu Lansia

Meningkatkan cakupan dan


Meningkatnya kemudahan kualitas pelayanan lansia, Perkembangan posyandu
bagi lansia dalam khususnya aspek lansia yang aktif
mendapatkan pelayanan peningkatan dan melaksanakan kegiatan
kesehatan dasar dan pencegahan tanpa dengan kualitas yang baik
rujukan. mengabaikan aspek secara berkesinambungan.
pengobatan dan pemulihan.
Manfaat Posyandu Lansia
 Meningkatnyapengetahuan lansia, yang menjadi dasar
pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau
motivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan
posyandu lansia sehingga lebih percaya diri dihari
tuanya.
Sasaran Posyandu Lansia

Sasaran Langsung :
Kelompok Lansia.
Kelompok Lansia dengan resiko tinggi.
Sasaran Tidak Langsung :
Keluarga dimana lansia berada.
Organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan lansia.
Masyarakat luas.
Upaya Kegiatan Posyandu Lansia

• Memberikan penyuluhan tentang perilaku hidup sehat, gizi,


penyakit degeneratif, kebugaran jasmani, pemeliharaan
Kegiatan kemandirian serta produktivitas lanjut usia.
Promotif

• Mencegah sendini mungkin terjadinya penyakit dan


komplikasi melalui deteksi dini dan pemantauan kesehatan
lansia.
Kegiatan • Kegiatan ini dapat dilakukan dikelompok lansia/posbindu
dengan menggunakan kartu menuju sehat (KMS) lanjut usia.
Preventif
• Kegiatan pengobatan ringan bagi lansia yang sakit
dapat dilakukan di Puskesmas serta bagi yang
membutuhkan penanganan dengan fasilitas lebih
Kegiatan lengkap dapat dirujuk ke Rumah Sakit.
Kuratif

• Kegiatan ini dapat berupa upaya medis,


psikososial, edukatif maupun upaya lain yang
dapat semaksimal mungkin mengembalikan
Kegiatan kemampuan fungsional dan kepercayaan diri
Rehabilitatif lansia.
Mekanisme Pelayanan Posyandu Lansia

A. Meja 1 : Tempat pendaftaran.


B. Meja 2 : Penimbangan berat badan dan
pengukuran tinggi badan.
C. Meja 3 : PengukuranTD, pemeriksaan
kesehatan, dan pemeriksaan status mental.
D. Meja 4 : Pemeriksaan laboratorium
sederhana.
E. Meja 5 : Penyuluhan dan konseling.
Pengorganisasian Posyandu Lansia
Swadaya masyarakat dengan bantuan teknis dari
puskesmas, pemerintah daerah, organisasi sosial, dinas
pendidikan, pertanianan, agama dan Lembaga
Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD).

Penyelenggaraan kegiatan posyandu itu sendiri adalah


kader dan koordinator kader yang telah
mendapatkan pelatihan teknis. Pada prinsipnya
pelatihan dilaksanakan untuk meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan dan sikap individu, tim, dan
organisasi.
Indikator Keberhasilan Posyandu Lansia

 Meningkatkan sosialisasi masyarakat lansia dengan


berkembangnya jumlah organisasi masyarakat lansia dengan
berbagai aktivitas pengembangannya.
 Berkembangnya jumlah lembaga pemerintah/swasta yang
memberikan pelayanan kesehatan bagi lansia.
 Berkembangnya jenis pelayanan kesehatan pada lembaga.
 Berkembangnya jangkauan pelayanan kesehatan bagi lansia.
 Penurunan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit
pada lansia antara lain : hipertensi, diabetes mellitus, penyakit
jantung dan lain-lain baik di rumah maupun di puskesmas.
KERANGKA BERPIKIR,
KONSEP, DAN HIPOTESIS
PENELITIAN

KERANGKA BERPIKIR
Identifikasi Masalah
No. Indikator SPM Target Capaian Masalah
1 Pelayanan kesehatan ibu hamil 100% 94,04% Kesadaran masyarakat masih
Pelayanan antenatal dengan memenuhi kurang
kriteria 10 T, minimal 4 kali selama Terdapat pasien yang lebih
kehamilan memilih memeriksakan
kandungannya rutin ke spesialis
kandungan dengan biaya
sendiri

2 Pelayanan kesehatan ibu bersalin 100% 98,11% Terdapat pasien yang dirujuk
Pelayanan persalinan normal sesuai PMK namun tidak kembali lagi ke
No.97 Tahun 2014 Puskesmas.

3 Pelayanan kesehatan bayi baru lahir 100% 5,02% Pelayanan ini dikerjakan di
Pelayanan yang diberikan pada bayi usia FKTL dan data didapatkan dari
0-28 hari dan mengacu kepada Pelayanan FKTL. Namun tidak semua
Neonatal Esensial sesuai PMK No.25 FKTL yang jadi tempat rujukan
Tahun 2014 berada di wilayah kerja
Puskesmas Pasundan
4 Pelayanan kesehatan balita 100% belum ada data Kegiatan sudah dilakukan.
Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada Namun pencatatan sesuai SPM
anak berusia 0-59 bulan belum ada

5. Pelayanan Kesehatan pada usia 100% Belum ada Kegiatan sudah dilakukan.
pendidikan dasar data Namun pencatatan sesuai SPM
Penjaringan kesehatan yang meliputi belum ada
penilaian status gizi, penilaian tanda vital,
penilaian kesehatan gigi dan mulut,
penilaian ketajaman indera pendengaran
dengan garpu tala. Minimal 1 kali pada kelas
1 dan kelas 7
6 Pelayanan kesehatan pada usia produktif 100% 0% Belum adanya poli khusus usia
Warga negara Indonesia usia 15–59 tahun produktif di Puskesmas Pasundan.
mendapatkan skrining kesehatan (minimal 1 Belum terdapat program yang
tahun sekali) yaitu terstruktur untuk mewujudkan
a. deteksi obesitas (TB dan BB dan LP) pelayanan kesehatan pada usia
b. deteksi hipertensi (TD) produktif meskipun beberapa dari
c. deteksi DM (gula darah) poin skrining sudah diterapkan di
d.Gangguan mental emosional dan perilaku Poli Umum Puskesmas Pasundan
e. Pemeriksaan ketajaman penglihatan
f. Pemeriksaan ketajaman pendengaran
g. Deteksi dini kanker dengan IVA untuk
wanita usia 30-59 tahun
7 Pelayanan kesehatan pada usia lanjut 100% 0% Belum terdapat program yang
Warga negara Indonesia usia ≥60 tahun terstruktur untuk mewujudkan
mendapatkan skrining kesehatan pelayanan kesehatan pada usia
(minimal 1 tahun sekali) yaitu produktif meskipun beberapa
a. Deteksi hipertensi (TD) dari poin skrining sudah
b. Deteksi DM (gula darah) diterapkan di Poli Umum
c. Deteksi Kolesterol Puskesmas Pasundan
d. Deteksi gangguan mental emosional
dan perilaku (Mini Cog atau MMSE atau
AMT dan GDS)

8 Pelayanan kesehatan penderita 100% 41,15% Kurangnya kesadaran pasien


hipertensi untuk memeriksakan secara
a.Pemeriksaan dan monitoring tekanan rutin ke Puskesmas.
darah Penyebabnya antara lain malas
b. edukasi menunggu antrian dan lebih
c. pengaturan diet seimbang memilih membeli di apotek.
d. aktivitas fisik
e. pengelolaan farmakologis

9 Pelayanan kesehatan penderita 100% tidak ada data Kegiatan sudah dilakukan.
Diabetes Melitus Namun pencatatan sesuai SPM
a. Edukasi belum ada.
b. Aktivitas fisik
c. Terapi nutrisi medis
d. Intervensi farmakologis
10 Pelayanan kesehatan orang dengan 100% 55% Kurangnya kesadaran keluarga
gangguan jiwa berat pasien untuk mendukung agar
a. Edukasi dan evaluasi tentang : tanda pelayanan kesehatan terhadap
gejala gangguan jiwa, kepatuhan minum pasien terpenuhi.
obat dan informasi lain terkait obat, Misalnya tidak mengizinkan
mencegah tindakan pemasungan, psien dijemput ambulance namun
kebersihan diri, sosialisasi, kegiatan rumah tidak mengantar juga ke RS Atma
tangga dan aktivitas bekerja sederhana Husada, atau tidak
b. tindakan kebersihan diri ODGJ berat mengambilkan obat pasien.

11 Pelayanan kesehatan orang dengan TB 100% 97% Terkendala di pasien yang pindah
a. Penegakan diagnosis TB secara domisili
bakteriologis dan klinis
b. Pemantauan kemajuan pengobatan pada
akhir pengobatan intensif, bulan ke 5, dan
akhir pengobatan
c. pengobatan dengan menggunakan OAT
dengan panduan OAT standar

12 Pelayanan kesehatan orang dengan risiko 100% 100% tidak terdapat masalah
terinfeksi HIV
Pemeriksaan HIV terhadap orang beresiko
terinfeksi HIV yang datang ke fasyankes
Prioritas Masalah

Untuk penentuan prioritas masalah,


dilakukan menggunakan Analisis USG dengan
mempertimbangkan, Kriteria berikut :
NILAI URGENSY SERIOUSNEES GROWTH

5 Sangat penting Sangat serius Sangat berkembang

4 Cukup penting Cukup serius Cukup berkembang

3 Penting Serius Berkembang

2 Kurang penting Kurang serius Kurang berkembang

1 Sangat kurang penting Sangat kurang serius Sangat berkembang


Analisis Penetapan Prioritas Masalah
No. Permasalahan Urgency Seriousness Growth Jumlah

1 Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut 2 5 4 11


0%

2 Pelayanan Kesehatan Usia Produktif 2 4 4 10


0%

3 Pelayanan DM (tidak ada data) 2 4 3 9

4 Pelayanan HT 41,2% 2 4 3 9

5 Pelayanan ODGJB 55% 2 3 3 8


Perumusan Masalah
No. Masalah Kesehatan Yang Terkena Masalah Besarnya Masalah
1. Rendahnya Capaian Pelayanan Keluarga Pasien -Tidak terskriningnya TD,
Kesehatan Usia Lanjut Jasa Fasilitas Kesehatan gula darah, dan kolesterol
Pemerintah (GO) dapat menyebabkan
gagalnya penanganan dini
dari penderita HT dan DM.
-Berisiko mengalami
komplikasi serius dari
penyakit HT dan DM
seperti stroke dan gagal
ginjal yang akan menambah
pembiayaan untuk
penanganan komplikasi dari
penyakit tersebut.
-Tidak ada data yang akurat
untuk memonitor
kesehatan peserta lansia.
2. Rendahnya Capaian Pelayanan Keluarga Pasien -Tidak terskriningnya TD, gula
Kesehatan Usia Produktif Jasa Fasilitas Kesehatan darah, status mental,
Pemberi Lapangan Pekerjaan penglihatan, pendengaran, dan
Pemerintah (GO) kanker serviks dapat
menyebabkan gagalnya
penanganan dini dari penderita
HT, DM, gangguan penglihatan,
ganguan pendengaran, dan
kanker serviks.
-Berisiko mengalami
komplikasi serius dari penyakit
di atas yang akan menambah
pembiayaan untuk penanganan
komplikasi dari penyakit.
-Bagi penderita yang bekerja
akan mempengaruhi kinerjanya
jika terlambat ditangani secara
dini.
-Tidak ada data yang akurat
untuk memonitor kesehatan
peserta lansia.

3. Rendahnya Capaian Pelayanan Penderita Pasien dan Keluarga -Berisiko mengalami komplikasi
DM Pemberi Lapangan Pekerjaan serius dari penyakit DM yang akan
Jasa Fasilitas Kesehatan menambah pembiayaan untuk
Pemerintah (GO) penanganan komplikasi dari penyakit
DM.
-Bagi penderita yang bekerja akan
mempengaruhi kinerjanya jika tidak
dimonitoring dengan baik.
-Tidak ada data yang akurat untuk
memonitor kesehatan peserta
lansia.
4. Rendahnya Capaian Pelayanan penderita HT Pasien dan Keluarga -Berisiko mengalami
Pemberi Lapangan Pekerjaan komplikasi serius dari
Jasa Fasilitas Kesehatan penyakit HT yang akan
Pemerintah (GO) menambah pembiayaan
untuk penanganan
komplikasi dari
penyakit HT.
-Bagi penderita yang
bekerja akan
mempengaruhi
kinerjanya jika tidak
dimonitoring dengan
baik.

5. Rendahnya Capaian Pelayanan Penderita ODGJB Masyarakat -Beresiko melukasi


Jasa Fasilitas Kesehatan masyarakat.
Pemerintah (GO) -Beresiko menambah
pembiayaan oleh asuransi
pemerintah apabila pasien
melukai dirinya atau orang
lain.
Fishbone
Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
No. Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
1. Menentukan Masalah. Melihat proses dan hasil skrining
pelayanan kesehatan usia lanjut dari
kunjungan di Posyandu lansia.

2. Menentukan dan mengumpulkan subjek Melakukan evaluasi hasil kinerja


yang akan dijadikan sampel (kader posyandu kader Posyandu lansia Puskesmas
lansia). Pasundan di tahun 2017.

3. Menentukan item yang dibutuhkan untuk Berdiskusi dengan pemegang


pelatihan terhadap kader posyandu lansia program.
sesuai SPM.
4. Pembuatan materi untuk pelatihan terhadap Mempersiapkan materi penyuluhan
kader posyandu lansia. terhadap kader posyandu lansia.

5. Persiapan untuk pelatihan kader posyandu Melakukan penyuluhan dan


lansia. pelatihan terhadap kader posyandu
lansia.
6. Pelatihan Posyandu Lansia. Melakukan uji coba pemeriksaan TD,
pemeriksaan laboratorium sederhana, dan
5 meja di Posyandu lansia terpilih.

7. Monitoring dan Evaluasi. Melihat perubahan kinerja kader


posyandu lansia melalui pelatihan kader.
KONSEP PENELITIAN
HIPOTESIS PENELITIAN
Kader posyandu lansia mampu melakukan pemeriksaan
tekanan darah dan pelaksanaan posyandu dengan sistem 5
meja namun belum mampu melakukan pemeriksaan
Laboratorium sederhana sesuai SPM di Puskesmas
Pasundan.
METODE MINI PROJECT
Rancangan Mini Project
Tempat
Desain
dan Waktu
Deskriptif Puskesmas
Pasundan

Kinerja kader Maret 2018 dan


posyandu lansia sesuai dimonitoring
SPM di Puskesmas hingga bulan
Pasundan setelah April 2018.
dilakukan intervensi
program pelatihan
kader posyandu
lansia.
Posyandu lansia yang terpilih Posyandu Lansia
Cendrawasih dengan alasan sebagai berikut :
1. Urutan posyandu lansia dengan angka kunjungan
terendah di tahun 2017 adalah Poslansia
D’Terong (4%), Poslansia Tanjung (7%), Poslansia
Cendrawasih (13%), Poslansia Cempaka Jawa
(21%), Poslansia Mutiara (24%), Poslansia Merapi
(44%).
 Dari urutan di poin a, kader Posyandu
lansia yang bersedia turut serta dalam
penelitian ini adalah Posyandu lansia
Cendrawasih. Kader Posyandu lansia
D’terong dan Tanjung berhalangan
bekerjasama pada bulan diadakannya
penelitian ini.
Subjek dan Sampel

Teknik
Kriteria
Variabilitas Penentuan
Subjek
Sampel
Populasi Target 
Seluruh kader Kriteria Inklusi 
posyandu lansia yang Kader posyandu
terdaftar di wilayah lansia cendrawasih
kerja Puskesmas yang aktif.
Pasundan.
Total Sampling 
Semua kader yang
aktif di posyandu
lansia cendrawasih.
Kriteria Ekslusi 
Populasi Terjangkau Kader posyandu
 Seluruh kader lansia cendrawasih
posyandu lansia menolak untuk
cendrawasih. diikutsertakan dalam
penelitian.
Variabel Penelitian

Variabel Bebas Variabel Terikat


Pelatihan kader posyandu lansia Perubahan kinerja setelah pelatihan
cendrawasih. posyandu lansia cendrawasih.
Definisi Operasional Variabel
Pemeriksaan TD Pemeriksaan Lab. Sederhana Sistem 5 Meja
Pemeriksaan TD dengan Berupa pemeriksaan gula darah Posyandu lansia dengan sistem
menggunakan alat dan kolesterol dengan 5 meja. Prosesnya yaitu meja
tensimeter dan stetoskop. menggunakan alat pertama adalah pendaftaran
Prosesnya yaitu diawali accucheck/easytouch. Prosesnya lanjut usia sebelum
dengan memasang manset yaitu persiapkan alat yang terdiri pelaksanaan pelayanan. Meja
di lengan atas dan dari accucheck/easytouch, kassa kedua adalah penimbangan BB
meletakkan stetoskop  alkohol, jarum penusuk (lancet), danTB . Meja ketiga adalah
pompa manset sampai pengukuran TD, pemeriksaan
dan test strip  gunakan kassa
denyut menghilang lalu kesehatan, dan pemeriksaan
alkohol untuk membersihkan
lepas secara perlahan katup status mental. Meja keempat
manset  bila bunyi
ujung jari yang akan ditusuk dan adalah pemeriksaan
pertama terdengar disebut tusukkan jarum  tempelkan laboratorium sederhana. Meja
tekanan sistolik dan bila ujung test strip ke bulatan darah kelima adalah pemberian
bunyi terakhir terdengar sampai merata. penyuluhan dan konseling
disebut tekanan diastolik. kepada lansia.
Kader yang sudah dilatih Kader yang sudah dilatih dianggap Kader yang sudah dilatih
dianggap mampu bila mampu bila melakukan dianggap mampu bila setelah
melakukan pemeriksaan TD pemeriksaan laboratorium pelatihan kader mengadakan
walaupun di bawah sederhana walaupun di bawah posyandu lansia dengan
supervisi. supervisi. sistem 5 meja.
Bahan dan Instrumen Penelitian
Pelatihan TD Pelatihan Lab. Sederhana Sistem 5 Meja

Tensimeter Accucheck/Easytouch Meja

Stetoskop Test Strip Gula Darah Kursi

Test Strip Kolesterol Alat Tulis

Kassa Alkohol Kartu Skrining


Protokol Penelitian
Jadwal Kegiatan
HASIL DAN PEMBAHASAN
MINI PROJECT
Karakteristik Responden
N (%)
Karakteristik
(N=5)
Usia (tahun)
• 45 s/d 55 3
• 56 s/d 60
2
• > 60
Jenis Kelamin
• Laki-laki
• Perempuan 5
Pendidikan
• SD 1
• SMP 2
• SMA
2
• PT
Pekerjaan
• PNS
• IRT 5
• Swasta
Keaktifan Kader
• Aktif 4
• Tidak Aktif 1
Karakteristik Sebelum Pelatihan Setelah Pelatihan
Pemeriksaan TD
-Kasmiati Belum Paham Paham
-Fariah Belum Paham Paham
-Sumiati Belum Paham Paham
-Sapiah Belum Paham Tidak Paham
-Aniah Tidak Aktif Tidak Aktif

Pemeriksaan Lab Sederhana


-Kasmiati Belum Paham Tidak Dilakukan
-Fariah Belum Paham Tidak Dilakukan
-Sumiati Belum Paham Tidak Dilakukan
-Sapiah Belum Paham Tidak Dilakukan
-Aniah Tidak Aktif Tidak Dilakukan

Pelaksanaan Sistem 5 Meja Belum Terlaksana Terlaksana


Pembahasan
Kader posyandu lansia cendrawasih terdiri dari 5 orang wanita, 3 orang
berusia 45-55 tahun, 2 orang berusia 56-60 tahun dan hanya 4 orang
kader yang masih aktif. Pendidikan terakhir 2 orang SMP, 2 orang SMA,
dan 1 orang SD. Semua kader bekerja sebagai IRT.

Setelah dilakukan intervensi  terlihat perubahan kinerja kader posyandu lansia


cendrawasih  0 belum paham dalam melakukan pemeriksaan tekanan darah
menjadi sejumlah 3 orang paham dan terlaksananya posyandu dengan sistem 5
meja.

Pemeriksaan laboratorium sederhana tidak dilakukan dikarenakan kurangnya alat


dan melihat latar belakang kader yang bukan dari bidang medis  PMK 67
tentang penyelenggaraan pelayanan kesehatan lanjut usia bahwa pemeriksaan
laboratorium sederhana dilaksanakan/dilakukan oleh petugas kesehatan.
Tidak ada persyaratan yang spesifik untuk menjadi seorang kader
posyandu lansia, seperti yang disebut dalam panduan pelatihan kader
posyandu bahwa persyaratan peserta kader dari aspek fisik :
 pria/wanita berusia 18-50 tahun.
 berbadan sehat jasmani dan rohani.
 mau bekerja secara sukarela mengelola posyandu.

aspek pendidikan :
 baik yang lama maupun yang baru direkrut ataupun yang masih
calon, berpendidikan paling sedikit sekolah dasar atau yang
sederajat.
Keterbatasan Penelitian
 Terbatasnya alat, waktu, dan tempat untuk
pelaksanaan pelatihan kader posyandu
lansia.
 Terbatasnya jadwal untuk mengingatkan
kembali tugas-tugas kader di posyandu
lansia.
PENUTUP
Simpulan

Hasil kinerja kader posyandu lansia cendrawasih di


Puskesmas Pasundan sebelum dilakukan intervensi :
0 orang kader yang belum paham melakukan
pemeriksaan tekanan  peningkatan sejumlah 3 orang
kader yang paham melakukan pemeriksaan tekanan
darah.
Terlaksananya posyandu lansia dengan sistem 5 meja.
Pelatihan kader posyandu lansia mengenai skrining lansia
memberi perubahan pada program kesehatan lansia sesuai
SPM di posyandu lansia.
Saran
 Meningkatkan promosi skrining lansia sesuai
SPM kepada kader posyandu lansia.
 Memantau setiap pelaksanaan posyandu
lansia agar terus berjalan sistem 5 meja.
 Menambahkan alat, waktu, dan tempat serta
petugas untuk membina dan melatih kader
dalam pelaksanaan pelatihan kader
posyandu lansia.
 Menambahkan jadwal untuk merefresh
kembali tugas-tugas kader di posyandu
lansia.
Daftar Pustaka
1. Ridio IA. Model Puskesmas Era Desentralisasi.2008.
2. Kementerian Kesehatan. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2016 Tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan. Departemen Kesehatan RI. 2016.
3. Puskesmas Pasundan. Lokakarya Mini Bulan Januari 2018. 2018.
4. Puskesmas Pasundan. Profil Puskesmas tahun 2017. 2017.
5. Effendi, Ferry. Makhfudli. Keperawatan Kesehatan Komunitas, Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.2009.
6. Trihono. Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat. Jakarta: CV Sagung Seto. 2005.
7. Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. The Seventh
Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure
(JNC-VII). Bethesda: NIH Publication; 2003.
8. James PA, Oparil S, Carter BL, Cushman WC, Himmelfarb CD, Handler J, et al. Evidence-Based Guideline for the
Management of High Blood Pressure in Adults Report From the Panel Members Appointed to the Eighth Joint National
Committee (JNC 8). Bethesda: NIH Publication 03-5233; 2014.
9. Kaplan HI, Saddock BJ, Grabb JA. Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Prilaku Psikiatri Klinis. Tangerang:
Bina Rupa Aksara; 2010.
10. Bickley LS. Buku Saku pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan Bates Edisi 5. Jakarta: EGC; 2006.
11. American Diabetic Asociation. American Diabetic Asociation Guidelines 2010. Amerika. 2010.
12. Boedhi, Darmojo, R. Buku Ajar Geriatic (Ilmu Kesehatan Lanjut Usia) edisi ke – 4. Jakarta : Balai Penerbit FKUI; 2011.
13. Pokjanal. Modul Panduan Pelatihan Kader Posyandu. 2012. Available from :
http://dp2m.umm.ac.id/files/file/Modul%20Pelatihan%20Kader%20Posyandu.pdf [Accessed 29 April 2018].
14. M. Rusmin, Emmi B, Nur HB. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Posyandu Lansia di Wilayah Kerja
Puskesmas Somba Opu Kabupaten Gowa Tahun 2015. Al-Sihah Public Health Science Journal. 2015 Januari; 3 (2): 9-18.
LAMPIRAN
Penyuluhan Kader Posyandu Lansia di Puskesmas Pasundan
Pelatihan Kader di Posyandu Lansia Cendrawasih
RT. 25 TLI
Posyandu Lansia Cendrawasih dengan
Sistem 5 Meja

Anda mungkin juga menyukai