Kelompok 13
Bunda, Air Seniku Tidak Memancar Lurus
Pemeriksaan fisik:
•orificium urethra externum terdapat dibawah pangkal penis,
•penis melengkung ke bawah
•scrotum kiri tidak teraba testis
•menangis/ mengedandaerah inguinal sinistra teraba massa sebesar biji rambutan
LO
1. Menjelaskan tentang kelainan kongenital
2. Menjelaskan tentang kriptorkismus &
hipospadia
LO 1. KELAINAN KONGENITAL
Epispadia
Hipospadia
Paraphimosis
Hidrokel
Maldesensus testis
Varikokel
Torsio testis
LO 2. HIPOSPADIA
MALDESENSUS TESTIS
Hipospadia….
Penoscrotal
hipospadia
hipospadia proksimal
hipospadia proksimal
Tanda dan Gejala
• Pada penis terdapat chordae.
• Gangguan berkemih saat berdiri.
• Pancaran urine yang tidak lurus.
• Posisi duduk/jongkok saat berkemih pada pria.
• Terkadang dapat juga terjadi maldesensus testis.
• Dapat disertai :
– Hernia inguinal
– Malformasi ginjal
– Hidrokel
Diagnosis
• Anamnesis
– Kesulitan mengarahkan pancaran urine.
– Gangguan ereksi.
– Penderita harus miksi dalam posisi duduk pada
tipe perineal & penoscrotal.
Diagnosis
• Pemeriksaan fisik
– Pada inspeksi terdapat korda & batang penis
melengkung ke arah ventral.
• Pemeriksaan penunjang
– Urethroscopy & cystoscopy untuk memastikan
organ-organ seks internal terbentuk secara
normal.
– Excretory urography / Pielografi Intra Vena
untuk mendeteksi ada tidaknya abnormalitas
kongenital pada ginjal dan ureter.
Tatalaksana
• Operasi dilakukan dengan beberapa tahapan:
– Chordectomy, membentuk penis menjadi lurus saat ereksi
dengan cara menghilangkan jaringan chorde sebebas
mungkin.
– Uretroplasty, membuat uretra sehingga muara uretra
eksterna terletak di ujung penis.
Operasi 1 : Chordectomy
DD
• Testis retraktil
Komplikasi
• Infertilitas
• Tumor dalam testis yang tidak turun
– Pada dekade ke3 atau 4 kehidupan
– Terutama yang tidak diobati atau dikoreksi selama
atau sesudah pubertas
• Hernia inguinalis indirek
– Selalu ditemukan pada testis tidak turun sejati
• Torsi dan infark testis yang tidak turun
• Pengaruh psikologis
Penatalaksanaan
• Koreksi bedah paling baik pada usia 2 tahun
• Testes ekstrabdomen
– Testis dibawa ke scrotum
– Hernia yang terkait dikoreksi (orkhiopeksi)
• Bila testis tidak teraba laparoskopik prabedah
• Testis sangat atrofi orkhiektomi
• Prosthesis testikuler mengatasi dampak psikologis
• Pengobatan hormonal dengan HCG atau LH-RH
– Tidak dapat menggantikan penanganan bedah
– Hanya berhasil membawa testis retraktil kebawah
– Sebagai operasi prabedah mempermudah bedah
KESIMPULAN
• Dari anamnesa dan pemeriksaan fisik,
anak laki-laki usia 1.5 tahun ini diduga
menderita hipospadia dan kriptorkismus.
SARAN
• Sebaiknya dilakukan pemeriksaan penunjang
(CT Scan,MRI), kemudian diberikan terapi
operatif agar dapat tumbuh secara normal
kembali.
DAFTAR PUSTAKA
• Robert M Kliegman, Hal B Jenson, Richard E Behrman, Bonita
F Stanton. Nelson Textbook of Pediatrics. Edisi 18. Amerika
Serikat : Saunder Elsevier, 2007.
• Purnomo BB. Dasar-dasar Urologi. Edisi 2. Jakarta : Sagung
Seto, 2003.
• Sadler TW, Embriologi Kedokteran Langman, Edisi 7, Jakarta :
EGC, 2000.
• Suriadi . Rita, Yuliani . 2001 . Asuhan Keperawatan Pada Anak.
Jakarta : CV. Sagung Seto
• Hassan, Rusepno.(ed).1985.Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta :
Infomedika
• Wahab, Samik.(ed). 2000. Ilmu Kesehatan Anak. Ed 15 vol 2.
Jakarta : Buku Kedokteran EGC