Anda di halaman 1dari 52

LEARNING

OBJERCTIVES &
JAWABAN
PEMICU 1
LEARNING OBJECTIVES
 Menjelaskan suhu tubuh (pembagian suhu
tubuh, faktor yang mempengaruhi suhu tubuh,
mekanisme pengaturan suhu tubuh).
 Menjelaskan cairan tubuh (pembagian cairan
tubuh, faktor yang mempengaruhi cairan tubuh,
mekanisme pengaturan cairan tubuh).
 Definisi Suhu :
Tingkat panas yang
dihasilkan dan
dipertahankan oleh
proses tubuh. Variasi
dan perubahan dalam
suhu tubuh
merupakan indikator
utama penyakit dan
kelainan lainnya.
 Suhu Tubuh
 Suhu tubuh normal seseorang bervariasi, tergantung
pada jenis kelamin, aktivitas, lingkungan, makanan
yang dikonsumsi, gangguan organ, waktu.
 Suhu tubuh normal, menurut American Medical
Association, dapat berkisar antara 97,8
derajat Fahrenheit, atau setara dengan 36,5 derajat
Celsius sampai 99 derajat Fahrenheit atau 37,2
derajat Celcius.
 Suhu tubuh terbagi atas 3 :

 Suhu inti Internal


 Pencerminan kandungan panas total tubuh. Alat
dalam tubuh seperti organ-organ abdomen dan
toraks, sistem saraf pusat, serta otot rangka,relatif
konstan, berkisar kurang lebih 37,8oC (100oF).
Namun dapat bervariasi antara 35,6o-40oC (96-
104oF).
 Suhu Perifer
 Pada kulit dan jaringan subkutis membentuk
lapisan disebelah luar yang umumnya lebih dingin
dan berubah-ubah sesuai lingkungan. Suhu kulit
berfluktuasi antara 20oC (68oF)dan 40oC(104oF).
 Suhu Tubuh Rata-Rata
 Suhu Oral istirahat rata-rata adalah 37oC (98,6oF),
rentang normal (36,1-37,2oC (97-99oF).
 Suhu Rektum rata-rata sekitar 0,6oC (1oF) lebih
tinggi,yaitu 37,6oC, rentang normal 36,1-37,8oC
(97-100oF)
 Suhu inti internal rata2 sekitar 37,8oC (100oF)
Suhu rata-rata = 0,7 suhu inti + 0,3 suhu perifer
 Suhu tubuh seseorang dapat diambil melalui :

 Oral
Suhu dapat diambil melalui mulut baik
menggunakan termometer kaca klasik atau yang lebih
modern termometer digital yang menggunakan probe
elektronik untuk mengukur suhu tubuh.

 Dubur
Suhu yang diambil melalui dubur (menggunakan
termometer gelas atau termometer digital) cenderung
0,5-0,7 derajat lebih tinggi daripada ketika diambil
oleh mulut.
 Aksilaris
Temperatur dapat diambil di bawah lengan dengan
menggunakan termometer gelas atau termometer
digital. Suhu yang diambil oleh rute ini cenderung 0,3-
0,4 derajat lebih rendah daripada suhu yang diambil
oleh mulut.
 Telinga
Termometer khusus dengan cepat dapat
mengukur suhu gendang telinga, yang
mencerminkan suhu inti tubuh (suhu dari organ-
organ internal).
Mungkin suhu tubuh abnormal karena demam
(suhu tinggi) atau hipotermia (suhu rendah).
Demam ditandai ketika suhu tubuh meningkat
di atas 37 derajat Celsius secara oral atau 37,7
derajat celcius melalui dubur, menurut American
Medical Association. Hipotermia didefinisikan
sebagai penurunan suhu tubuh di bawah 35
derajat Celsius.
 Faktor Yang Mempengaruhi Suhu Tubuh
1. Kecepatan metabolisme basal
2. Rangsangan saraf simpatis
3. Hormone pertumbuhan
4. Hormone tiroid
5. Hormone kelamin
6. Demam ( peradangan )
7. Status gizi
8. Aktivitas
9. Gangguan organ
10.Lingkungan
RESEPTOR DALAM TUBUH
Sebagai mahluk hidup, hewan & manusia
harus memiliki kemampuan menanggapi
rangsang atau stimulus.
• Stimulus merupakan informasi yang dapat
diterima oleh hewan & manusia.
• Stimulus dpt datang dari lingkungan luar
salinitas, suhu udara,kelembaban, cahaya.
• Stimulus dpt datang dari dalam tubuh suhu
tubuh, derajad keasaman (pH) darah/cairan
tubuh, kadar gula darah, kadar kalsium dalam
darah.
• Alat penerima rangsang reseptor, sedangkan
alat penghasil tanggapan disebut efektor.
 Berdasarkan Jenis Rangsang :
1. KHEMORESEPTOR
Peka terhadap rangsang kimia, baik asam,basa,
maupun garam anorganik dan organik.
2. THERMORESEPTOR
Peka terhadap suhu baik suhu panas maupun suhu
dingin.
3. MECHANORESEPTOR
Peka terhadap pukulan, cubitan, sentuhan, tekanan.
4. PHOTORESPTOR
Peka terhadap cahaya matahari atau lampu.
5. MEGNETORESEPTOR
Peka terhadap kekuatan magnet.
6. ELEKTRORESPTOR
Peka terhadap medan listrik. Umumnya untuk
penyembuhan seperti keram,semutan, jantung.
PUSAT INTEGRASI : HIPOTALAMUS
 Hipotalamus adalah
bagian yang sangat peka,
yang merupakan pusat
integrasi utama untuk
memelihara
keseimbangan energi dan
suhu tubuh berfungsi
sebagai termostat tubuh,
dengan menerima
informasi dari berbagai
bagian tubuh di kulit.
 Penyesuaian dikoordinasi dengan sangat rumit dalam
mekanisme penambahan dan pengurangan suhu
sesuai dengan keperluan untuk mengorekasi setiap
penyimpangan suhu inti dari nilai patokan normal.
Hipotalamus mampu berespon terhadap perubahan
suhu darah sekecil 0,01ºC.
 Hipotalamus mendapat informasi mengenai suhu kulit
dan suhu inti melalui reseptor khusus yang peka
terhadap suhu yang disebut termoreseptor (reseptor
hangat, dingin dan nyeri di perifer). Sensasi suhu
primer diadaptasi dengan sangat cepat. Suhu inti
dipantau oleh termoreseptor sentral yang terletak di
hipotalamus serta di susunan syaraf pusat dan organ
abdomen
Termoreseptor sentral memiliki umpan balik
negatif esensial untuk mempertahankan suhu inti
sedangkan termoreseptor periper berfungsi
menghantar sinyal ke pusat integrasi dingin di
hipotalamus.
Hipotalamus melayani seluruh refleks integrasi
suhu dan mengirimkan sinyal kembali melalui saraf
simpatis autonom ke kelenjar keringat, pembuluh
darah kulit, kelenjar adrenalis, dan melalui neuron
motoris pada otot skeletal.
 Mekanisme pengaturan suhu
Kulit --> Reseptor perifer --> hipotalamus
(posterior dan anterior) --> Preoptika
hypotalamus --> Nervus eferent -->
kehilangan/pembentukan panas
HOMEOSTASIS SUHU TUBUH
 Suhu tubuh di atur oleh keseimbangan antara
pembentukan panas dan pengeluaran panas.
Pembentukan Panas Pengeluaran Panas

• metabolisme basal
•Aktivitas otot • Radiasi
• thyroxine dan
epinephrine • Konduksi &
(merangsang tingkat Konduksi
pada metabolisme) • Evaporasi
• pengaruh suhu pada
sel
PEMBENTUKAN PANAS
 Pembentukan panas adalah produk tambahan
metabolisme yang utama. Sebagian besar
produksi panas di dalam tubuh di hasilkan pada
organ dalam, terutama hati, otak, jantung,dan
otot rangka selama kerja.
 Produksi panas ditentukan oleh :
 Laju metabolisme basal dari semua sel tubuh
 Laju cadangan yang disebabkan oleh aktivitas
otot
 Metabolisme tambahan yang disebabkan oleh
pengaruh tiroksin (sebagian kecil hormon lain,
seperti hormon pertumbuhan dan
testosterone)
 Metabolisme tambahan yang disebabkan oleh
efek epinephrine, norepinefrin, dan
perangsangan simpatis terhadap sel,
Metabolisme tambahan yang disebabkan
aktifitas kimiawi di dalam sel, terutama bila
temperatur meningkat.
Pembentukan panas dapat dipengaruhi oleh :
1. Suhu Lingkungan
2. Produksi suhu karena makanan – Makan makanan
yang kaya protein akan menghasilkan peningkatan
produksi panas.
3. Aktivitas otot – aktivitas otot akan meningkatkan
kontraksi otot. Selama bergerak atau berolahraga atau
menggigil, akan menstimulasi peningkatan BMR.
4. Kelebihan berat badan dan Obesitas
5. Gangguan Konsumsi Makan - Anorexia nervosa
6. Tinggi, berat dan luas permukaan tubuh,
7. Jenis kelamin dan umur
8. Kondisi emosional
PENGELUARAN PANAS
 Pengeluaran panas ditentukan oleh dua faktor :
 Kecepatan konduksi dari tempat panas dihasilkan
dalam inti tubuh ke kulit, dan Kecepatan panas
dihantarkan dari kulit ke lingkungan luar.
Kulit, jaringan subkutan, dan terutama lemak dari
jaringan subkutan merupakan suatu penyekat
panas dari tubuh.
 Kecepatan aliran darah yang tinggi menyeabkan
konduksi panas yang disalurkan dari inti tubuh ke
kulit sangat efisien. Kulit merupakan sistem
pengatur “radiator panas” yang efektif, dan aliran
darah kekulit adalah mekanisme penyebaran panas
yang yang paling efektif dari inti tubuh.
 Peningkatan konduksi panas hampir delapan
kali lipat antara keadaan vasokonstriksi penuh
dan vasodilatasi penuh. Kehilangan panas dari
kulit kelingkungan luar dengan cara radiasi,
konduksi, konveksi, dan evaporasi.
 Radiasi
adalah perpindahan panas dari permukaan satu objek
ke permukaan lain tanpa kontak langsung antara
keduanya (Holtzclaw, 1998)
Radiasi terjadi karena perpindahan kalor melalui
gelombang elektromagnetik.
 Konduksi

adalah perpindahan panas dari satu objek ke objek


lain dengan kontak langsung.
Kehilangan panas melalui konduksi sekitar 3 % ke
benda-benda lain seperti kursi atau tempat tidur,
sedangkan konduksi ke udara cukup besar sekitar
15%.
 Konveksi
adalah perpindahan panas melalui pergerakan udara.
Panas konduksi ke udara terlebih dahulu sebelum
dibawa aliran konveksi. Kehilangan panas melalui
konveksi sekitar 15%.
 Evaporasi

Adalah perpindahan energi panas dengan penguapan.


Selama suhu kulit lebih tinggi dari suhu lingkungan,
panas dapat hilang melalui radiasi dan konduksi.
Tetapi ketika suhu lingkungan lebih tinggi dari suhu
kulit, tubuh memperoleh panas melalui radiasi dan
konduksi. Dalam keadaan seperti ini, satu-satunya
cara tubuh melepaskan panas adalah dengan
evaporasi.
Input dan output panas

Produksi panas
internal

Suhu inti

total tubuh panas


Heat Input Heat Output
konten

Panas meningkat

Lingkungan
luar Panas menurun
MEKANISME EFEKTOR NEURONAL

 Peningkatan Suhu • Penurunan suhu


 Vasodilatasi - Vasokontriksi
 Berkeringat - Piloereksi
- Peningkatan
 Penurunan
pembentukan panas
pembentukan panas
MEKANISME TUBUH KETIKA SUHU TUBUH
MENINGKAT
 Vasodilatasi
Vasodilatasi pembuluh darah perifer hampir dilakukan
pada semua area tubuh. Vasodilatasi ini disebabkan oleh
hambatan dari pusat simpatis pada hipotalamus
posterior yang menyebabkan vasokontriksi sehingga
terjadi vasodilatasi yang kuat pada kulit, yang
memungkinkan percepatan pemindahan panas dari
tubuh ke kulit hingga delapan kali lipat lebih banyak.
 Berkeringat
Pengeluaran keringat melalui kulit terjadi
sebagai efek peningkatan suhu yang melewati
batas kritis, yaitu 37°C. pengeluaran keringat
menyebabkan peningkatan pengeluaran panas
melalui evaporasi. Peningkatan suhu tubuh
sebesar 1°C akan menyebabkan pengeluaran
keringat yang cukup banyak sehingga mampu
membuang panas tubuh yang dihasilkan dari
metabolisme basal 10 kali lebih besar.
Pengeluaran keringat merupakan salah satu
mekanisme tubuh ketika suhu meningkat
melampaui ambang kritis.
Pengeluaran keringat dirangsang oleh
pengeluaran impuls di area preoptik anterior
hipotalamus melalui saraf simpatis ke seluruh
kulit tubuh kemudian menyebabkan rangsangan
pada saraf kolinergic kelenjar keringat, yang
merangsang produksi keringat. Kelenjar
keringat juga dapat mengeluarkan keringat
karena rangsangan dari epinefrin dan
norefineprin.

 Penurunan pembentukan panas


Beberapa mekanisme pembentukan panas,
seperti termogenesis kimia dan menggigil
dihambat dengan kuat.
MEKANISME TUBUH KETIKA SUHU
TUBUH MENURUN
 Vasokontriksi kulit di seluruh tubuh
Vasokontriksi terjadi karena rangsangan pada pusat
simpatis hipotalamus posterior.
 Piloereksi
Rangsangan simpatis menyebabkan otot arektor pili yang
melekat pada folikel rambut berdiri. Mekanisme ini tidak
penting pada manusia, tetapi pada binatang tingkat
rendah, berdirinya bulu ini akan berfungsi sebagai
isolator panas terhadap lingkungan.
 Peningkatan pembentukan panas
Pembentukan panas oleh sistem metabolisme meningkat
melalui mekanisme menggigil, pembentukan panas
akibat rangsangan simpatis, serta peningkatan sekresi
tiroksin.
 Cairan tubuh merupakan cairan yang terdapat di
dalam tubuh manusia atau hewan yang memiliki
fungsi fisiologis tertentu. Air adalah bagian terbesar
dari komposisi tubuh manusia (60%) berat tubuh.
Hampir semua reaksi di dalam tubuh memerlukan
cairan. Bila konsumsi air sangat sedikit, maka reaksi
yang terjadi dalam tubuh akan terganggu.

 Contoh cairan tubuh adalah:


 Darah dan plasma darah
 Sitosol
 Korpus vitreum maupun humor vitreous
 Serumen
 Cairan limfa
 Cairan pleura
 Cairan amnion
Jumlah cairan total (TBW) bervariasi dan dipengaruhi oleh
umur, jenis kelamin dan obesitas.
Perbandingan cairan tubuh pada laki-laki dengan wanita :

Umur Laki-laki Wanita


(tahun) (%) (%)
Baru lahir 80 75
1–5 65 65
10 - 16 60 60
17 – 39 60 55
40 – 59 55 47
60 keatas 50 45
 Cairan tubuh terdiri dari:
 Cairan ekstrasel (CES) :20%
 Cairan interstisial = 15%

Merupakan medium di tengah-tengah sel hidup, sel


menerima garam,makanan serta oksigen dan
melepaskan semua hasil buangannya ke dalam
cairan itu juga.
 Plasma darah = 5%

Merupakan cairan non seluler dan sistem transport


yang melayani semua sel melalui medium Cairan
ekstraselular.
 Cairan transelular

Terdapat pada rongga khusus seperti cairan pleura,


parikardium, cairan sendi, cairan pada lumen
saluran cerna dll, dengan volume 1 – 3 % dari BB.
 Cairan intrasel (CIS) : 60%

Mengandung elektrolit, kalium, fosfat dan bahan


makanan seperti glukosa dan asam amino. Kerja enzim
dalam sel adalah konstan memecahkan dan membangun
kembali sebagaimana dalam semua metabolisme untuk
mempertahankan keseimbangan cairan.
FUNGSI CAIRAN TUBUH
1. Struktur dan fungsi organ/jaringan
2. Transportasi
• mengedarkan makanan, O2, elektrolit,
hormon
3. Ekskresi
• pembuangan produk sisa metabolisme
4. Regulasi
• pengaturan suhu tubuh
5. Lubrikasi
• pelumas sendi dan membran
6. Medium
• medium pencernaan makanan
PERTUKARAN CAIRAN DALAM JARINGAN
Pertukaran antaracairan intraseluler dan
ekstraselular juga tergantung pada tekanan
osmotik, akan tetapi membran sel mempunyai
permeabilitas selektif dan dilalui oleh beberapa
bahan seperti oksigen, karbondioksida, dan ureum
secara bebas, dan juga memompakan bahan lain
masuk atau keluar untuk mempertahankan
perbedaan konsentrasi dalamcairan intraselular
dan ekstraselular, misalnya kalium
dikonsentrasikan dalam intraselular sedangkan
natrium dipompakan keluar.
a) Pemasukan Air
Pemasukan air setiap harinya sebagian besar
berasal dari minuman dan makanan sebagian kecil
dari proses oksidasi hydrogen dalam makanan
berkisar 150 sampai 250 ml/ hari, tergantung
kecepatan metabolisme seseorang. Jumlah cairan
yang masuk termasuk hasil sintesa dalam tubuh
berkisar 2300 ml/ hari.
b) Pengeluaran air
Suhu Normal Suhu panas Latihan berat dan
lama
Kulit 350 350 350
Pernapasan 350 250 650
Urine 1400 1200 500
Keringat 100 1400 5000
Tinja 100 100 100
KOMPOSISI CAIRAN TUBUH
 Komposisi utama cairan tubuh adalah air dan
elektrolit
 Elektrolit terdiri atas kation dan anion
 Cairan ekstra sel mengandung banyak kation Na dan
Cl dan anion HCO dan nutrisi untuk sel seperti
oksigen, glukosa, asam lemak, dan asam amino. Juga
mengandung CO yang ditransport dari sel menuju ke
paru-paru untuk diekskresi.
 Cairan ekstrasel mengandung sedikit kation K , Ca ,
Mg dan anion HPO dan SO
 Cairan intrasel mengandung banyak kation K dan
Mg dan anion HPO dan SO
 Perbedaan komposisi cairan intrasel dan ekstrasel
disebabkan oleh adanya Na – K ATPase (Na – K
pump) dan permeabilitas membrane yang terbatas
terhadap fosfat organic dan protein.
DINAMIKA DAN KESEIMBANGAN CAIRAN
TUBUH
 Osmosis dan tekanan osmosis
 Bila suatu membran yang terletak diantara dua
ruangan yang berisi cairan permeable terhadap air
tetapi tidak terhadap bahan-bahan tertentu, maka
membran itu disebut semipermiabel
 Bila konsentrasi bahan tersebut lebih besar pada
salah satu sisi membran dibandingkan sisi lainnya,
maka air akan melewati membran menuju ke sisi
yang mempunyai konsentrasi yang lebih besar
 Tekanan yang dibutuhkan untuk menghentikan
proses osmosis disebut tekanan osmotik
 Tekanan osmotik untuk plasma adalah 5450 mmHg,
cairan interstitial 5430 mmHg dan cairan intrasel
5430 mmH.
Distribusi volume cairan plasma dan interstitial
Terdapat perbedaan tekanan sebesar 20 mmHg, antara
plasma dan cairan interstitial yang menyebabkan tekanan
hidrostatik kapiler lebih tinggi. Hal ini menyebabkan kapiler
cenderung mendorong cairan melalui porus yang terdapat
pada dinding kapiler keluar keruang interstitial.
 Sebaliknya, tekanan osmotic yang disebabkan oleh protein
plasma yang disebut tekanan koloid osmotic plasma atau
tekanan ontotik cenderung mendorong cairan bergerak
secara osmosis dari ruang interstitial ke plasma mencegah
hilangnya cairan dari plasma ke ruang interstitial.
Keseimbangan osmotik cairan ekstrasel dan
intrasel
 Bila tekanan osmotik pada salah satu sisi membran sel
meningkat. Dengan memasukkan sel ke dalam air, maka
pada kedua sisi membran tidak terjadi keseimbangan
osmotik
 Bila sel dimasukkan ke dalam larutan yang mempunyai
osmolalitas yang jauh lebih rendah dibandingkan
osmolalitas cairan intrasel maka terjadi osmosis air ke
dalam sel sehingga sel akan membengkan dan cairan
intrasel akan mengalami pengeceran sampai
osmolalitasnya sama.
 Sebaliknya, bila sel dimasukkan ke dalam
larutan yang mempunyai osmolalitas yang jauh
lebih tinggi dari cairan intrasel maka air akan
keluar dari sel melalui proses osmosis,
memekatkan cairan intrasel dan mengencerkan
cairan ekstrasel sel mengkerut sampai
konsentrasi intrasel dan ekstrasel menjadi
seimbang.
MEKANISME PUSAT HAUS
 Daerah sepanjang dinding anteroventral dan
ventrikel ketiga (↑ pelepasan ADH)

Peningkatan Rasa Haus Penurunan Rasa Haus


Kekeringan mulut Distensi lambung
↑ Osmolalitas ↓ Osmolalitas

↓ Volume darah ↑ Volume darah

↓ Tekanan darah ↑ Tekanan Darah

↑ Angiotensin II ↓ Angiotensin II
ISOTONITAS, HIPOTONITAS DAN
HIPERTONITAS
 Bila sel dimasukkan kedalam suatu larutan tanpa
menyebabkan sel membengkak atau mengkerut disebut
larutan isotonis. Contohnya: NaCL 0,9 % dan Dextrose 5%
 Larutan yang bila sel dimasukkan kedalamnya akan
menyebabkan sel membengkak disebut larutan hipotonis.
 Larutan hipertonis bila sel dimasukkan kedalamnya akan
menyebabkan sel menjadi mengkerut oleh karena
osmolalitas cairan ekstrasel akan meningkat dan
menyebabkan osmisis air keluar dari sel menuju cairan
ekstrasel.
SISTEM LIMFATIK
 Sistem limfatik merupakan jalur tambahan dimana cairan
dan protein dari ruang interstitial dapat masuk ke ruang
intravaskuler. Sistem limfatik terdapat pada hampir semua
jaringan hanya beberapa jaringan seperti bagian superfisial
kulit, susunan saraf pusat, endomesium dari otot dan tulang
yang tidak mempunyai saluran limfe.
 Fungsi Sistem Limfatik
 Mengembalikan protein, air dan elektrolit dari ruang
interstitial ke system sirkulasi
 Untuk absorspsi bahan-bahan nutrisi dari saluran
pencernaan
 Untuk mentranspor bakteri yang menyerang jaringan.
 Manfaat cairan tubuh :
 Memelihara Kulit
Air di dalam tubuh diperlukan untuk menjaga kelembaban,
kelembutan dan elastisitas kulit akibat pengaruh udara panas dari
luar tubuh.
 Memulihkan Penyakit
Asupan air yang cukup ketika sedang sakit berguna untuk
meredakan demam dan mengganti cairan tubuh yang terbuang
sehingga proses pemulihan bisa berlangsung lebih cepat.
 Pencernaan
Cairan sebagai pengangkat nutrisi dan oksigen melalui darah segera
mengirimkan ke sel-sel tubuh. Konsumsi air yang cukup akan
membantu kerja sistem pencernaan dalam usus besar sehingga
mencegah sembelit.
 Mengatur Suhu Tubuh
Kekurangan air akan menyebabkan suhu tubuh akan naik yang
tentunya akan mengganggu keseimbangan dan kesehatan tubuh.
 Membuang Racun dan Sisa Makanan
Air membantu membuang racun di dalam tubuh melalui keringat, air
seni dan pernapasan.
Mekanisme cairan tubuh

Pemasukan dari lingkungan


eksternal

Konsentrasi cairan Dikomsumsi


ekstrasel suatu bahan secara metabolis
didalam tubuh

Eksresi kelingkungan eksternal(melalui


ginjal, paru, sel pencernaan, atau tubuh
misal keringat, air mata, kulit
terkelupas)
HUBUNGAN HOMEOSTATIS, BERKERINGAT,
DAN HAUS

• Diantara faktor yang secara homeostatis


dipertahankan adalah ketersediaan nutrien kaya
energi bagi sel dan lingkungan internal.
• Hipotalamus membantu pemasukan makanan
yang sangat penting utnuk pemasukan energi.
• Hipotalamus juga mempertahankan suhu tubuh.
• Organ ini dapat mengubah produksi panas oleh
otot rangka dan dapat menyesuaikan
pengeluaran panas dari permukaan kulit dengan
mengubah jumlah darah hangat yang mengalir
ke pembuluh kulit dan dengan mengontrol
produksi keringat.
HUBUNGAN HOMEOSTATIS, BERKERINGAT,
DAN HAUS

Vasodilatasi
Olahraga di
maksimal, tp
lingkungan Evaporasi
panas tidk
panas
bisa keluar

Sensible
Insensible
Berkeringat

Denyut Konsentrasi
jantung ↑ air dan
garam↓

Haus
Suhu Inti Suhu Kulit

Termoreseptor Termoreseptor
Sentral Perifer

Termoreseptor
Hipotalamus

SS
Simpatis

Kelenjar
Keringat

Berkeringat

Osmolaritas ↑

Neuron
Osmoreseptor
hipotalam Rasa haus ↑
hipotalamus
us
DAFTAR PUSTAKA
 Despopoulos A, Sibernagie S. Color atlas of
physiology 5th ed. 2003. New York: Thieme.
 Guyton & Hall. Textbook of medical physiology
11th ed. 2006. Philadelphia: Elsevier.
 Guyton. Buku ajar fisiologi kedokteran edisi 7
bagian II. 1994. Jakarta: EGC.
 Sherwood L. Fisiologi manusia edisi 2. 2001.
Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai