Anda di halaman 1dari 80

cryptos (Yunani) : tersembunyi

terminologi
Orchis (latin) : testis

Kriptorkismus = undesensus testis


Undesensus testis adalah suatu keadaan di mana setelah usia
definisi satu tahun, satu atau kedua testis tidak berada di dalam
kantong skrotum, tetapi berada di salah satu tempat sepanjang
jalur desensus yang normal

Angka kejadian kriptorkismus pada bayi prematur kurang lebih


30% yaitu 10 kali lebih banyak daripada bayi cukup bulan (3%).
Dengan bertambahnya usia, testis mengalami desensus secara
epidemiolog
spontan, sehingga pada saat usia 1 tahun, angka kejadian
i
kriptorkismus tinggal 0,7– 0,9 %. Setelah usia 1 tahun, testis
yang letaknya abnormal jarang dapat mengalami desensus testis
secara spontan.
Disgenesis gonad
Mekanis/kelainan anatomis lokal
etiologi Endokrin/hormonal
Genetik/herediter
Nervus genitofemoralis
Undescended testis
Congenital — boys who are born with undescended testes.
• In babies born early (premature babies), the testes may not have
dropped down yet (usually happens in the eight month of pregnancy).
• Some hormone and genetic disorders can cause undescended testes
• Usually doctors cannot find the cause.

Acquired — boys who develop undescended testes after birth.


• This can happen between 1-10 years of age.
• A boy is born with the testes in the normal place (in the scrotum).
• As the boy grows the cord attached to the testes (spermatic cord), fails
to grow at the same rate. It ends up too short and pulls the testes back
up into the groin.
Testis yang berlokasi di luar jalur desensus yang normal
disebut sebagai testis ektopik

Testis yang terletak tidak di dalam skrotum tetapi dapat


Keterangan
didorong masuk ke dalam skrotum dan menaik lagi bila
dilepaskan dinamakan pseudokriptorkismus atau testis
retraktil.

Mekanik/anatomik (perlekatan-perlekatan, kelainan


kanalis inguinalis, dan lain-lain)
Klasifikasi Endokrin/hormonal (kelainan aksis hipotalamus-hipofise-
berdasarkan testis)
etiopatogenesis Disgenetik (kelainan interseks multiple)
Herediter/genetik

Skrotal tinggi (supra skrotal) : 40%


Intra kanalikular (inguinal) : 20%
Intra abdominal (abdominal) : 10%
Klasifikasi Terobstruksi : 30%
berdasarkan (1) Intra abdominal
lokasi (2) Inguinal
(3) Preskrotal
(4) Skrostal
Faktor yang mempengaruhi penurunan testis ke dalam
skrotum, antara lain: (1) adanya tarikan dari gubernakulum
testis dan refleks dari otot kremaster, (2) perbedaan
pertumbuhan gubernakulum dengan pertumbuhan badan, dan
(3) dorongan dari tekanan intraabdominal.

Suhu di dalam rongga abdomen ± 10C lebih tinggi daripada


suhu di dalam skrotum, sehingga testis abdominal selalu
mendapatkan suhu yang lebih tinggi daripada testis normal; hal
ini mengakibatkan kerusakan sel-sel epitel germinal testis.

Pada usia 2 tahun, sebanyak 1/5 bagian dari sel-sel germinal


patofisiologi
testis telah mengalami kerusakan, sedangkan pada usia 3
tahun hanya 1/3 sel-sel germinal yang masih normal.
Kerusakan ini makin lama makin progresif dan akhirnya testis
menjadi mengecil.

Karena sel-sel Leydig sebagai penghasil hormon androgen


tidak ikut rusak, maka potensi seksual tidak mengalami
gangguan.

Akibat lain yang ditimbulkan dari letak testis yang tidak berada
di skrotum adalah mudah terpuntir (torsio), mudah terkena
trauma, dan lebih mudah mengalami degenerasi maligna.
Pasien biasanya dibawa berobat ke dokter karena orang tuanya
tidak menjumpai testis di kantong skrotum, sedangkan pasien
dewasa mengeluh karena infertilitas yaitu belum mempunyai
anak setelah kawin beberapa tahun.
Gambaran Klinis
Kadang-kadang merasa ada benjolan di perut bagian bawah
yang disebabkan testis maldesensus mengalami trauma,
mengalami torsio, atau berubah menjadi tumor testis.

Anamesa
Pemeriksaan Fisik
Palpasi  Bila palpable, kemungkinannya adalah: retraktil testis;
undescended testis; ascending testis syndrom atau ektopik
testis.
Bila impalpable, kemungkinannya adalah testisnya bisa berada di
intra kanalikular, di intra abdominal, testisnya lebih kecil, atau
testisnya tidak ada sama sekali.
Diagnosis Inspeksi  pd regio skrotum terlihat hipoplasia kulit skrotum k/
tdk pernah ditempati oleh testis.
Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Radiologis
Laparoskopi
Buccal smear atau analisa kromosom
Biopsi
Teknik pemeriksaan testis. A: Menyusuri kanalis inguinalis dimulai dari SIAS. B&C: Bila teraba
testis, ‘menggiring ‘ testis dengan ujung-ujung jari. D: Memanipulasi ke-dalam skrotum.
(Dikutip dari : Docimo SG, Silver RI, Cromie W. The Undescended Testicle: Diagnosis and
Management. Am Fam Physician 2000; 62: 2037-44)
Periksa kadar Hari ke 5 : kadar ↑ 10x Testis memang ada M
testosteron awal lebih tinggi dari kadar
semula
A
L
T
D
E
Injeksi hCG 2000 U/hari E
S
selama 4 hari S
T
E
I
N
S
S
U
S
• Pemeriksaan Pencitraan
USG menentukan lokasi testis terutama di daerah
inguinal, di mana hal ini akan mudah sekali
dilakukan perabaan dengan tangan (tergantung
dari pengalaman dan kwalitas alat)
CT scan dan •ketepatan yang lebih tinggi dibandingkan USG terutama
MRI diperuntukkan testis intra-abdomen (tak teraba testis)
•untuk anak-anak yang lebih besar (belasan tahun) baik
•mendeteksi kecurigaan keganasan testis

angiografi •Dengan ditemukannya metode-metode yang non-


(venografi) invasif
•mendeteksi testis yang tidak teraba menjadi semakin
berkurang
•paling baik digunakan untuk menentukan vanishing
testis ataupun anorchia
USG, CT scan maupun MRI tidak dapat dipakai untuk mendeteksi
vanishing testis ataupun anorchia.
Pemeriksaan Laboratorium

Pada anak dengan UDT unilateral tidak memerlukan pemeriksaan


laboratorium lebih lanjut.

Pada UDT bilateral tidak teraba testis dengan disertai hipospadia dan
virilisasi, diperlukan pemeriksaan analisis kromosom dan hormonal
(yang terpenting adalah 17-hydroxyprogesterone) untuk menyingkirkan
kemungkinan intersex.

UDT bilateral dengan usia < 3 bulan dan tidak teraba testis, pemeriksaan
LH, FSH, dan testosteron akan dapat membantu menentukan apakah
terdapat testis atau tidak.

Bila umur telah mencapai di atas 3 bulan pemeriksaan hormonal tersebut


harus dilakukan dengan melakukan stimulasi test menggunakan hCG
(human chorionic gonadotropin hormone).

Ketiadaan peningkatan kadar testosteron disertai peningkatan LH/FSH


setelah dilakukan stimulasi mengindikasikan anorchia.
Diagnosis Banding Retraktil testis
Anorchia bilateral
Virilisasi dari Hiperplasi adrenal kongenital
Ektopik testis

Komplikasi Hernia
Torsio  kedua
Trauma
Neoplasma
Infertilitas  utama
Psikologis

Terapi Terapi hormonal


Human Chorio Gonadotropic Hormone
Luteinizing-Hormone-Releasing-Hormone
Kombinasi LHRH dengan HCG
Terapi bedah
orchidopexy
Pembedahan

Apabila hormonal telah gagal, terapi standar pembedahan untuk kasus


UDT adalah orchiopexy.
75 % kasus UDT akan mengalami penurunan testis spontan sampai umur
1 tahun, maka pembedahan biasanya dilakukan setelah umur 1 tahun,
setelah 1 tahun akan terjadi perubahan morfologis degeneratif testis
yang dapat meningkatkan risiko infertilitas.
Keberhasilan orchyopexy berkisar 67-100 % bergantung pada umur
penderita, ukuran testis, contralateral testis, dan keterampilan ahli
bedah.

Indikasi ORCHIDOPEXY
Memperbaiki spermatogenesis
Degenerasi maligna
Menghindari trauma
Menghindari torsi
Psychologis
An orchiopexy is used to repair
an undescended testicle in
childhood.
An incision is made into the
abdomen, the site of the
undescended testicle, and
another is made in the
scrotum (A). The testis is
detached from surrounding
tissues (B) and pulled out of
the abdominal incision
attached to the spermatic cord
(C). The testis is then pulled
down into the scrotum (D) and
stitched into place (E). (
Illustration by Argosy.
Algoritma penatalaksanaan UDT pada anak. Anak yang lebih besar sebaiknya segera dirujuk saat
diagnosis ditegakkan. LH=luteinizing hormone; FSH=follicle-stimulating hormone; MIS=mullerian
inhibiting substance; hCG=human chorionic gonadotropin (Dikutip dari : Docimo SG, Silver RI, Cromie
W. The Undescended Testicle: Diagnosis and Management. Am Fam Physician 2000; 62: 2037-44)
Testis Retraktil / Pseudokriptorkismus

definisi Retraktil testis merupakan kelainan dimana testis sudah


mengalami penurunan yang sempurna tetapi tidak berada di
tempat yang sesuai yaitu di skrotum.

Sangat sulit membedakan retraktil testis dengan undesensus


testes secara klinis.

Testis retraktil disebabkan oleh hiperaktivitas


m.kremaster,terutama sewaktu ada rangsangan karena dingin
atau sentuhan.

Testis retraktil kadang sukar dibedakan dari kriptorkismus karena


keadaan retraksi sewaktu anak menghadapi pemeriksaan.

Dengan kesabaran testis sering dapat diturunkan dengan picitan


halus.

Keadaan testis retraktil selalu bersifat sementara.


Gliding Testis
Gliding testis atau sliding testis adalah istilah yang dipakai
pada
keadaan UDT dimana testis dapat dimanipulasi hingga
bagian atas
skrotum, tetapi segera kembali begitu tarikan dilepaskan
Gliding testis harus dibedakan dengan testis yang retraktil.
gliding testis terjadi akibat tidak adanya gubernaculum
attachment
definisi dan mempunyai processus vaginalis yang lebar sehingga
testis sangat
mobile dan meningkatkan risiko terjadinya torsi.
Dengan melakukan overstrecht selama + 1 menit pada saat
pemeriksaan fisik (untuk melumpuhkan refleks cremaster),
testis yang
retraktil akan menetap di dalam skrotum, sedangkan gliding
testis
akan tetap kembali ke kanalis inguinalis
Terminologi Hypo : di bawah
Spadon : keratan yang panjang

Definisi Suatu keadaan abnormal dari perkembangan uretra anterior,


dimana meatus uretra eksterna terletak di bagian ventral dan
letaknya lebih proksimal dari letak yang normal dan disertai
adanya fibrosis pada bagian distal MUE yang menyebabkan
bengkoknya penis (chordae).

Epidemiologi 1 : 350 kelahiran bayi laki – laki


Hipospadia distal : 80 – 90 %
Hipospadia proksimal 10 – 20 %

Faktor Resiko Penggunaan terapi hormon progesteron pada masa


kehamilan dapat meningkatkan angka kejadian hipospadia

Kadar hormon testosteron yang berfluktuasi atau tubuh yang


gagal merespon testosteron pada saat masa gestasi juga
dapat meningkatkan resiko terjadi hipospadia
Etiologi 1. Gangguan dan ketidakseimbangan hormon
Hormon androgen  mengatur organogenesis kelamin (pria),
dihasilkan testis dan placenta.

- reseptor hormon androgen di dalam tubuh kurang atau tidak


ada.
- enzim yang berperan dalam sintesis hormone androgen tidak
adekuat (5 α reduktase).
2. Genetika
Terjadi karena gagalnya sintesis androgen. Hal ini biasanya
terjadi karena mutasi pada gen yang mengode sintesis androgen
tersebut sehingga ekspresi dari gen tersebut tidak terjadi.

3. Lingkungan
Polutan dan zat yang bersifat teratogenik yang dapat
mengakibatkan mutasi  endocrine discrupting chemicals
(bersifat eksogen maupun antiandrogenik)  polychlorobiphenyl,
dioxin, furan, pestisida organochlorin, alkilphenol
polyethoxsylates, phtalites
Penile hypospadia

Glandular Scrotal
Penile hypospadia
hypospadia hypospadia
Patofisiologi Kegagalan tunas sel-sel ektoderm yg berasal dari ujung
glans untuk tumbuh kedalam massa glans bergabung
dengan sel-sel entoderm sepanjang uretra penis 
mengakibatkan terjadinya OUE terletak di glans atau korona
glandis di permukaan ventral.

Kegagalan bersatunya lipatan genital untuk menutupi alur


uretra – uretral groove ke dalam uretra penis 
mengakibatkan OUE terletak di batang penis.
Begitu pula kegagalan bumbung genital bersatu dengan
sempurna  OUE bermuara di penoskrotal atau perineal.

Tanda dan - Pembukaan uretra di lokasi selain ujung penis


Gejala - Semprotan air seni yang keluar abnormal
- Lubang penis tidak terdapat di ujung penis, tetapi berada di
bawah
atau di dasar penis
- Penis melengkung ke bawah
- Penis tampak seperti berkerudung karena adanya kelainan
pada
kulit depan penis
Diagnosis Anamnes Sulit mengarahkan pancaran urine, penis melengkung
a saat ereksi, infertilitas (umumnya pada tipe periskrotal
dan skrotal)

PF Inspeksi : lubang uretra berada di ventral, penis


melengkung kebawah, penis tampak berkerudung.

PP Ultrasound prenatal  mendeteksi hipospadia pada


janin
Urethroscopy  memastikan organ seks internal
terbentuk secara normal

Cytoscopy  idem

Excretory urography  mendeteksi ada tidaknya


abnormalitas kongenital pada ginjal dan ureter.
Penatalaksanaa farmako -
n
Non- operatif :
farmako
Tahap 1 : chordectomy / eksisi chordae
Setelah insisi dari hipospadia telah dilakukan
dan flap telah diangkat, seluruh jaringan yang
dapat mengakibatkan bengkok diangkat dari
sekitar meatus dan dibawah glans. Setelah itu
dilakukan tes ereksi artificial. Bila korde tetap
ada, maka diperlukan reseksi lanjutan.

Tahap 2 : uretroplasty / MAGPI (Meatal


Advancement and Glanuloplasty
Incorporated)
Penutupan kulit bagian ventral dilakukan
dengan memindahkan prepusium dorsal dan
kulit penis mengelilingi bagian ventral dalam
tahap uretroplasti.
Penatalaksanaan

Umur 6 – 18 bulan

Sirkumsisi  KI absolut

Prosedur operasi diusahakan selesai sebelum anak masuk


sekolah.

Langkah – langkah pada operasi hipospadia


1. Koreksi meatus
2. Koreksi chordee bila ada
3. Rekonstruksi uretra
4. Pengalihan kulit dorsal penis yang berlebihan ke
ventral
5. Koreksi malformasi – malformasi yg berhubungan
Teknik y-v modifikasi mathieu
Teknik lateral based flap
komplikasi Komplikasi awal yang terjadi adalah perdarahan, infeksi,
jahitan yang terlepas, nekrosis flap, dan edema.

Komplikasi lanjut :
1. Stenosis sementara karena edema atau hipertropi scar
pada tempat anastomosis
2. Kebocoran traktus urinaria karena penyembuhan yang
lama.
3. Fistula uretrocutaneus
4. Striktur uretra
5. Adanya rambut dalam uretra
prognosis Pada umumnya baik
definisi Suatu kelainan bawaan pada bayi laki-laki, dimana lubang
uretra terdapat di bagian punggung penis, atau uretra tidak
berbentuk tabung tetapi terbuka.

epidemiologi 1 : 30.000 kelahiran

klasifikasi Lubang uretra terdapat di puncak kepala penis


Seluruh uretra terbuka di sepanjang penis
Seluruh uretra terbuka dan lubang kandung kemih terdapat
pada dinding perut

gejala Lubang uretra terdapat di punggung penis


Lubang uretra terdapat di sepanjang punggung penis

penunjang IVP
USG kemih-kelamin

tatalaksana pembedahan
PHIMOSIS
KETERANGAN
Prepusium penis yang tidak dapat diretraksi (ditarik) ke
Definisi proksimal sampai ke korona glandis

•Phimosis bisa terjadi secara bawaan sejak lahir, bisa juga


terjadi kemudian

•Berkaitan dengan :
Kebersihan (higiene) alat kelamin yang buruk,
Etiologi Peradangan kronik glans penis dan kulit preputium
(balanoposthitis kronik),
Penarikan berlebihan kulit preputium (forceful
retraction) pada phimosis kongenital yang akan
menyebabkan pembentukkan jaringan ikat (fibrosis) dekat
bagian kulit preputium yang membuka.
PHIMOSIS
KETERANGAN
 Pada lapisan dalam preputium terdapat kelenjar sebacea
yang memproduksi smegma.
 Cairan ini berguna untuk melumasi permukaan preputium.
 Letak kelenjar ini di dekat pertemuan preputium dan glans
penis yang membentuk semacam “lembah” di bawah
korona glans penis (bagian kepala penis yang berdiameter
paling lebar).
 Ke dalam lembah ini terkumpul keringat, debris/kotoran,
Patofisiolog sel mati dan bakteri.
i  Bila tidak terjadi phimosis, kotoran ini mudah dibersihkan.

 Pada kondisi phimosis, pembersihan tersebut sulit


dilakukan karena preputium tidak bisa ditarik penuh ke
belakang.
 Bila yang terjadi adalah perlekatan preputium dengan
gland penis, debris dan sel mati terkumpul di lembah dan
tidak bisa dibersihkan.
PHIMOSIS
KETERANGAN
 Penis membesar dan menggelembung akibat tumpukan
urin
 Biasanya bayi menangis dan mengejan saat buang air kecil
karena timbul rasa sakit
 Kulit penis tak bisa ditarik ke arah pangkal ketika akan
dibersihkan
 Air seni keluar tidak lancar. Kadang-kadang menetes dan
Tanda dan kadang-kadang memancar dengan arah yang tidak dapat
gejala diduga
 Infeksi prepusium (postitis), infeksi glans penis (balanitis),
infeksi glans dan prepusium penis (balanopostitis)
 Benjolan lunak di ujung penis (korpus smegma  terdiri
dari sel-sel mukosa prepusium dan glans penis yang
mengalami deskuamasi oleh bakteri di dalamnya)
 Bisa juga disertai demam
 Iritasi pada penis
PHIMOSIS
KETERANGAN
•Tidak dilakukan dilatasi atau retraksi yang dipaksakan
karena dapat menimbulkan luka dan terbentuk sikatriks
pada ujung prepusium
•Fimosis + balanitis xerotika obliterans  salep
Penatalaksanaa
dexametasone 0,1% yang dioleskan 3-4 kali
n
•Indikasi sirkumsisi:
•Ada keluhan berkemih, menggelembungnya ujung
prepusium saat berkemih
•Disertai infeksi postitis
PHIMOSIS
KETERANGAN
 Ketidaknyamanan/nyeri saat berkemih
 Akumulasi sekret dan smegma di bawah preputium yang
kemudian terkena infeksi sekunder dan akhirnya terbentuk
jaringan parut.
 Pada kasus yang berat dapat menimbulkan retensi urin.
 Penarikan preputium secara paksa dapat berakibat kontriksi
dengan rasa nyeri dan pembengkakan glans penis yang
disebut paraphimosis.
Komplikas  Pembengkakan/radang pada ujung kemaluan yang disebut
i ballonitis.
 Timbul infeksi pada saluran air seni (ureter) kiri dan kanan,
kemudian menimbulkan kerusakan pada ginjal.
 Phimosis merupakan salah satu faktor risiko terjadinya
kanker penis.
 komplikasi yang paling sering dialami akibat phimosis
adalah infeksi saluran kemih (UTI).
 Pada pria yang lebih tua, phimosis bisa diakibatkan dari
iritasi berkepanjangan atau balanoposthitis berulang.
PHIMOSIS
KETERANGAN
•Sebaiknya setelah BAK penis dibersihkan dengan air hangat,
menggunakan kasa. Membersihkannya sampai selangkang.
Jangan digosok-gosok. Cukup diusap dari atas ke bawah,
dengan cara satu arah sehingga bisa bersih dan yang kotor
Pencegah
bisa hilang.
an
• Setiap selesai BAK, popok selalu diganti agar kondisi penis
tidak iritasi.
•Setelah BAK penis jangan dibersihkan dengan sabun yang
banyak karena bisa menyebabkan iritasi.
PHIMOSIS
KETERANGAN
•Jangan gunakan diapers sepanjang hari. Cukup saat tidur
malam atau bepergian.
•Jangan ganti-ganti merek diapers. Gunakan hanya satu merek
yang cocok untuk bayi Anda.
•Lebih baik gunakan popok kain. Jika terpaksa memakai
diapers, kendurkan bagian paha untuk ventilasi dan seringlah
Edukasi menggantinya (tiap kali ia habis buang air kecil/besar).
•Tak ada salahnya sesekali membiarkan bokongnya terbuka.
Jika perlu, biarkan ia tidur dengan bokong terbuka. Pastikan
suhu ruangan cukup hangat sehingga ia tak kedinginan.
•Jika peradangan kulit karena popok pada bayi Anda tak
membaik dalam 1-2 hari atau bila timbul lecet atau bintil-bintil
kecil, hubungi dokter .
PARAPHIMOSIS
KETERANGAN
Prepusium penis yang diretraksi sampai di sulkus
Definisi koronarius tidak dapat dikembalikan pada keadaan semula
dan timbul jeratan pada penis di belakang sulkus koronarius
•Anak yang prepusiumnya diretraksi terlalu kuat atau yang
lupa utk menurunkan kembali prepusiumnya setelah mandi
•Remaja atau dewasa yang datang dengan paraphimosis
akibat aktivitas seksual
Epidemiologi
•Pria dengan balanoposthitis kronik
•Pasien yang memakai kateter tapi perawatnya lupa utk
mengembalikan prepusium ke tempat semula setelah
prosedur kateterisasi selesai
PARAPHIMOSIS
KETERANGAN
•Menarik (retraksi) prepusium ke proksimal biasanya
dilakukan pada saat bersenggama / masturbasi atau
sehabis pemasangan kateter.
•Jika prepusium tidak secepatnya dikembalikan ke tempat
Patofisiologi semula  gangguan aliran balik vena superfisial
(sedangkan aliran arteri tetap berjalan normal)  edema
glans penis
•Jika dibiarkan  bagian penis di sebelah distal jeratan
makin membengkak  nekrosis glans penis
•Prepusium teretraksi di belakang glans penis dan # bisa
dikembalikan ke posisi normalnya
•Prepusium membentuk cincin yang kencang & kontraksi di
sekeliling glans
•Batang penis  lembek pada area paraphimosis terlihat
(kecuali kalau disertai dengan balanoposthitis atau infeksi
Pemeriksaan
pada penis)
•Glans penis  eritematous dan edematous
•Glans penis awalnya berwarna merah muda (normal) dan
PARAPHIMOSIS
KETERANGAN
Prepusium diusahakan untuk dikembalikan secara
manual dengan teknik memijat glans selama 3 – 5 menit
Penatalaksanaa  diharapkan edema berkurang & secara perlahan-
n lahan prepusium dikembalikan pada tempatnya
Dorsum insisi pada jeratan  prepusium kembali pada
tempatnya
VARIKOKEL
KETERANGAN
Dilatasi abnormal dari vena pada pleksus pampiniformis
Definisi
akibat gangguan aliran darah balik vena spermatika interna
•15% pada pria
Epidemiolog
•Varikokel  salah satu penyebab infertilitas pada pria dan
i
didapatkan 21-41% pria yang mandul menderita varikokel
•Penyebab masih belum diketahui
•Pengamatan  varikokel sebelah kiri (70-93%) lebih
sering dijumpai daripada sebelah kanan  karena vena
spermatika interna kiri pada vena renalis kiri dengan arah
tegak lurus, sedangkan yang kanan bermuara pada vena
kava dengan arah miring
Etiologi
•Vena spermatika interna kiri lebih panjang daripada yang
kanan dan katupnya lebih sedikit dan inmompeten
•Varikokel kanan atau varikokel bilateral  curigai adanya
kelainan pada rongga retroperitoneal (obstruksi vena
karena tumor), muara vena spermatika kanan pada vena
renalis kanan, atau adanya situs inversus
Varikokel dapat menimbulkan gangguan proses
spermatogenesis melalui beberapa cara, antara lain:
1. Terjadi stagnasi darah balik pada sirkulasi testis sehingga
testis mengalami hipoksia karena kekurangan oksigen.
2. Refluks hasil metabolit ginjal dan adrenal (antara lain
katekolamin dan prostaglandin) melalui vena spermatika
interna ke testis.
patofisiologi
3. Peningkatan suhu testis.
4. Adanya anastomosis antara pleksus pampiniformis kiri dan
kanan, memungkinkan zat-zat hasil metabolit tadi dapat
dialirkan dari testis kiri ke testis kanan sehingga menyebabkan
gangguan spermatogenesis testis kanan dan pada akhirnya
terjadi infertilitas.

1. Derajat kecil: adalah varikokel yang dapat dipalpasi setelah


pasien melakukan manuver valsava
2. Derajat sedang: adalah varikokel yang dapat dipalpasi tanpa
Klasifikasi
melakukan manuver valsava
secara klinis
3. Derajat besar: adalah varikokel yang sudah dapat dilihat
bentuknya tanpa melakukan manuver valsava.
VARIKOKEL
KETERANGAN
koreksi secara bedah dan embolisasi.
Pada literatur disebutkan terdapat 4 indikasi pembedahan,
antara lain
1. Kualitas sperma yang terganggu
Terapi
2. Nyeri yang teramat
3. Indikasi kosmetik
4. Kegagalan testis untuk tumbuh (pada pasien muda

•Bertambahnya volume testis


Evaluasi •Perbaikan hasil analisis semen
•Pasangan itu menjadi hamil
adalah penumpukan cairan yang berlebihan di antara lapisan
parietalis dan viseralis tunika vaginalis.
definisi
Dalam keadaan normal, cairan yang berada di dalam rongga itu
memang ada dan berada dalam keseimbangan antara produksi
dan reabsorbsi oleh sistem limfatik di sekitarnya
•Belum sempurnanya prosesus vaginalis  aliran cairan
peritoneum ke prosesus vaginalis
•Belum sempurnanya sistem limfatik di daerah skrotum dalam
etiologi
melakukan cairan hidrokel
•Orang dewasa : idiopatik & sekunder

•Bersifat transluminasi
•Bila ada hidrokel : testis dgn epididimis tedorong ke dorsal
oleh ruang tnika vainalis yang membesar
•E/: ransangan patologik radang / tumor testis
Hidrokel
•Dapat dikosongkan dengan pungsi, tetapi sering kambuh
Testis
kembali
•Hernia inguinalis lateralis / indirek yang mengandung sedikit
cairan rongga perut  hidrokel komunikans
patfis Lapisan viseral dan parietal tunika vaginalis adalah membran yang
memproduksi sekret (cairan) secara kontinu berupa plasma
transudat. Cairan ini kemudian akan diserap melalui saluran limfatik.
Hidrokel terjadi akibat adanya obstruksi (penyumbatan) limfatik yang
menyebabkan berkurangnya penyerapan.

Penyebab terjadinya obstruksi limfatik tidak diketahui dengan jelas


dan tidak mudah didiagnosis.
Pada penderita berusia lebih tua bisa terjadi karena ekstensi lokal
dari kanker prostat atau buli-buli.

Hidrokel dapat juga terjadi karena meningkatnya produksi cairan oleh


membran yang merupakan fenomena yang relatif sering terjadi.
Kerusakan pada testis sering menyebabkan peningkatan produksi
cairan yang mengakibatkan hidrokel.
Infeksi atau trauma epididimis, juga karsinoma testis dapat
menyebabkan hidrokel sekunder.

Pada banyak kasus akan terjadi penyerapan spontan bila proses


yang menstimulasi produksi cairan yang berlebihan telah hilang.
Gambaran klinis •Benjolan di kantong skrtum yang tidak nyeri
•Konsistensi kistus
•Adanya transluminasi

Hidrokel Keterangan
Hidrokel testis • Seolah-olah mengelilingi testis
• Testis tak dapat teraba
• Besarnya tidak berubah
Hidrokel funikulus • Berada di funikulus, kranial testis
• Testis dapat teraba
• Besarnya tidak berubah
Hidrokel • Terdapat hub antara prosesus vaginalis
komunikan dgn rongga peritoneum  prosesus
vaginalis terisi cairan peitoneum
• Besarnya berubah-ubah
• Bertambah besar saat menangis
• Kantong hidrokel terpisah dari testis dan
dapat dimasukkan ke rongga abdomen
terapi •Pada bayi, tunggu mencapai usia 1 th (prosesus vaginalis menutup)
•Mengatasi cairan hidrokel : aspirasi dan operasi
•Aspirasi cairan hidrokel tidak dianjurkankarena angka kekambuhan
tinggi
•Indikasi operasi hidrokel :
–Hidrokel besar yang dapat menekan p.d
–Indikasi kosmetik
–Hidrokel permagna
Torsio Testis
definisi suatu keadaan dimana funikulus spermatikus terpuntir
sedemikian rupa sehingga terjadi gangguan vaskulariasi dari
testis dan struktur jaringan di dalam skrotum.

epidemiologi 1 diantara 4000 pria yang berumur < 25 tahun, paling banyak
diderita oleh anak pada masa pubertas (12-20 tahun).

Torsi testis yang sering terjadi pada lelaki dewasa muda  torsi
funikulus spermatikus intravaginalis.

Sedangkan torsi testis yang sering terjadi pada janin atau


neonatus  torsi funikulus spermatikus ekstravaginalis

etiologi perubahan suhu mendadak (seperti pada saat berenang),


ketakutan, latihan yang berlebihan, batuk, celana yang terlalu
ketat, defekasi, atau trauma yang mengenai skrotum
patofisiologi 2 jenis torsio testis berdasarkan patofisiologinya yaitu
intravagina dan ekstravagina torsio
Torsio intravagina terjadi di tunika vaginalis krn abnormalitas
dari tunika pada spermatic cord di dalam scrotum. Normalnya,
fiksasi posterior dari epididymis & investment yg tidak komplet
dari epididymis &testis posterior oleh tunika vaginalis
memfiksasi testis pada sisi posterior dari scrotum. Kegagalan
fiksasi menimbulkan ‘bell-clapper’ deformitas testis
mengalami rotasi pada cord sehingga potensial terjadi torsio.

Ekstravagina torsio terjadi bila seluruh testis & tunika terpuntir


pada axis vertical akibat dari fiksasi yang tidak komplet /non
fiksasi dari gubernakulum terhadap dinding scrotum  rotasi
bebas di dalam scrotum.
Testis normal permukaan anterior & lateral
dikelilingi tunika vaginalis yg terdiri atas 2 lapis :
lap. viseralis yg menempel ke testis, Seluruh permukaan testis dikelilingi
lap.parietalis menempel ke muskulus dartos tunika vaginalis cegah insersi
pada dinding skrotum epididimis ke dinding skrotum 
testis & epididimis mudah bergerak
Janin & neonatus lap.parietal belum banyak di tunika vaginalis menggantung
jaringan penyanggahnya  testis, epididimis, pada funikulus spermatikus 
tunika vaginalis mudah bergerak  anomali bell-clapper  torsio
memungkinkan terpeluntir pada sumbu testis intravaginal
funikulus spermatikus  torsio testis
ekstravaginal
gejala · Nyeri perut bawah
· Pembengkakan testis
· Darah pada semen
diagnosis anamnesa Timbul mendadak, nyeri hebat & bengkak dalam
skrotum, sakit perut hebat, disertai mual muntah.
Testis yang bersangkutan dan dirasakan
membesar.
Terjadi retraksi dari testis kearah kranial, karena
funikulus spermatikus terpuntir tadi memendek
PF Testis pada sisi yang terkena sering lebih tinggi jika
dibandingkan dengan sisi testis yang lain.
sangat nyeri tekan dan elevasi tidak
menghilangkan nyeri seperti sering terjadi pada
epididimis akut.
Funikulus menebal, kadang dapat diraba suatu
simpul.
Bila telah lama berlangsung maka testis menyatu
dengan epididimis dan sukar dipisahkan, keduanya
membengkak, hiperemia, udema kulit dan
subkutan
Penatalaksanaan
• Detorsi manual  mengembalikan posisi
testis ke asalnya, dengan jalan memutar testis
ke arah berlawanan dengan arah torsio
• Operasi  mengembalikan testis ke arah yang
benar  penilaian testis masih hidup atau
udah nekrosis
• Jika masih hidup  orkidopeksi (fiksasi testis)
pada tunika dartos  orkidopeksi pada testis
kontralateral
• Orkidopeksi  benang yang tidak diserap
pada 3 tempat  mencegah terpeluntir
kembali
• Testis yang sudah nekrosis  pengangkatan
testis (orkidektomi)  orkidopeksi pada testis
kontralateral
• Jika dibiarkan  merangsang terbentuknya
antibodi antisperma  mengurangi
kemampuan fertilitas
DD Epididymio-orchitis
Hydrocele
Varicocele
Hernia incarserata
Tumor testis
Torsio appendix testis/epididymis
Edema scrotum idiopati

Komplikasi · Infark testis


· Hilangnya testis
· Infeksi
· Infertilitas sekunder
· Deformitas kosmetik

Prognosis Diagnosis dan koreksi dini (5-6 jam) : baik


Keterlambatan intervensi : buruk, atrofi testis
Spermatokel adalah kista retensi bagian kepala epididimis atau
tubulus rete testis.

Spermatokel dapat meneruskan cahaya pada pemeriksaan


transiluminasi.

Hal yang penting untuk diagnosis adalah terabanya spermatokel


definisi yang dapat dengan mudah dibedakan dengan testis.

Pada palpasi spermatokel teraba kenyal,berbentuk bulat atau


lonjong dan pada umumnya tidak sakit.

Bila spermatokel masih kecil tidak memerlukan terapi khusus.


Tetapi bila spermatokel membesar atau menimbulkan rasa sakit
memerlukan tindakan operasi pengangkatan.

Anda mungkin juga menyukai