Anda di halaman 1dari 42

•LEARNING

OBJERCTIVES &
JAWABAN
PEMICU 5
LEARNING OBJECTIVES
1. Definisi : - Sinar Pengion dan Non Pengion
- Dosis
2. Jenis dan Manfaat Sinar Pengion dan Non
Pengion
3. Mekanisme Pembuatan Foto dan Proyeksi
Dasar
4. Dampak dan Preventif dari Sinar Pengion
5. Alternatif Pemeriksaan Imaging
LO. 1 Definisi :
- Sinar Pengion dan
Non Pengion
- Dosis
 Definisi
 - Sinar Pengion : menimbulkan efek ionisasi
pada bahan yang diradiasi.
 Contoh : X-ray, alfa-ray, betta-ray, gamma-ray,
radiasi neutron ,dll.
 - Non Pengion : tidak meimbulkan efek ionisasi
pada bahan yang diradiasi.
 Contoh : Sinar matahari, sinar lampu, radiasi
suara, radiasi pada USG.
• Definisi Sinar X adalah
pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis dengan
gelombang listrik, radio, inframerah panas, cahaya, sinar
gamma , sinar kosmik dan sinar ultraviolet tetapi dengan
panjang gelombang yang sangat pendek.
Fungsi sinar x
Berguna bagi bidang kedokteran:
• seperti penyembuhan penyakit kanker kulit.
• Rontgen
• CT- scan
• Terapi
Dosis sinar x
• Dosis radiasi yang diterima oleh seseorang dalam menjalankan
suatu kegiatan tidak boleh melebihi nilai batas dosis yang telah
ditetapkan
• Dengan menggunakan program proteksi radiasi yang disusun dan
dikelola secara baik, maka semua kegiatan yang mengandung risiko
paparan radiasi cukup tinggi dapat ditangani sedemikian rupa
sehingga nilai batas dosis yang telah ditetapkan tidak akan
terlampaui.
• ICRP mendifinisikan dosis maksimum yang diijinkan diterima
seseorang sebagai : dosis yang diterima dalam jangka waktu
tertentu atau dosis yang berasal dari penyinaran intensif seketika,
yang menurut tingkat pengetahuan dewasa ini memberikan
kemungkinan yang dapat diabaikan tentang terjadinya cacat
somatik gawat atau cacat genetik.
Dosis sinar x
• Dosis pada organ tubuh karakteristik fisik
radio nuklida:
- radiasi/ partikel yang dipancarkan
- energinya
- lama radio nuklida dalam organ
1. Dosis serap
Dosis Serap (absorbed dose)
Dosis serap didefinisikan sebagai energi rata-rata yang diserap bahan
persatuan massa bahan tersebut. Secara matematis dosis serap
dituliskan sebagai berikut:
D = dE/ dm

• dE adalah energi yang diserap oleh bahan yang mempunyai massa


dm.
• Satuan dosis serap dalam SI adalah Joule/kg atau sama dengan gray
• (Gy).
• Satu gray adalah energi rata-rata sebesar 1 joule yang diserap
bahan dengan massa 1 kg.
• 1 gray (Gy) = 1 joule/kg
1. Dosis serap
Satuan lama adalah rad. Satu rad adalah energi rata-rata sebesar 100 erg
yang diserap bahan dengan massa 1 gram.
1 gray (Gy) = 100 rad

Besaran dosis serap ini berlaku untuk semua jenis radiasi dan semua jenis
bahan yang dikenainya. Berbeda dengan paparan yang hanya berlaku
untuk radiasi gamma dan sinar-X dengan medium udara.
2. Dosis ekuivalen
• Dosis Ekivalen (equivalent dose)
Ternyata dosis serap yang sama tetapi berasal dari jenis radiasi yang
berbeda akan memberikan efek biologi yang berbeda pada sistem tubuh.
Hal ini terjadi karena daya ionisasi masing-masing jenis radiasi berbeda.
Makin besar daya ionisasi, makin tinggi tingkat kerusakan biologi yang
ditimbulkannya. Dosis ekivalen mengeliminasi masalah ini dengan
memasukkan faktor konversi lain yaitu faktor bobot radiasi (Wr) dengan
H adalah dosis ekivalen.
Satuan dosis ekivalen dalam SI adalah sievert (Sv) dan satuan lama
adalah rem. Hubungan antara kedua satuan tersebut adalah:

1 sievert (Sv) = 100 rem


3. Dosis efektif
• Dosis Efektif (E t )
Pada penyinaran seluruh tubuh di mana setiap organ/jaringan
meneri dosis ekivalen yang sama ternyata efek biologi setiap
organ/jaringan berbeda.
Hal ini disebabkan oleh perbedaan sensitvitas organ/jaringan
tersebut terhadap radiasi. Dalam hal ini efek radiasi yang
diperhitungkan adalah efek stokastik.

Oleh sebab itu diperlukan besaran dosis lain yang disebut dosis
efektif, dengan simbol Et.Tingkat kepekaan organ atau jaringan
tubuh terhadap efek stokastik akibat radiasi disebut faktor bobot
organ atau faktor bobot jaringan tubuh, dengan simbol wT.
Dosis Radiasi dalam Kedokteran Nuklir
• Tergantung karakteristik fisik radionuklida
(radiasi partikel yang dipancarkan, senergi,
lama radionuklida dalam organ)
• Faktor penentu:
– Umur paruh fisika
– Umur paruh biologi

T1/2 eff = (T1/2 bio) (T1/2 phy)


(T1/2 bio) + (T1/2 phy)
Toleransi Dosis
Organ Efek Toleransi Dosis - Rad
(peluang dalam 5 th)
5% 50%
Kulit Ulcer, severefibrosis 5500 7000
Lambung Ulcer, perforation 4500 5000
Hati Failure, ascites 3500 4500
Ginjal Nephosclerosis 2300 2800
Jantung Perikarditis, pancarditis 4000 >10000
Tulang Necrosis, fraktur 6000 15000
Lensa mata Katarak 500 1200
Tiroid Hipotyroidism 4500 15000
Otot No development 2000-3000 4000-5000
Sumsum Hypoplasia 200 550
Janin Death 200 400
Dosis Maksimum dan Batas Dosis
Daerah radiasi Pekerja Radiasi (MPD) Masyarakat (Batas Dosis)
Seluruh tubuh, sumsum 5 rem /tahun atau 0,5 rem /tahun
tulang, kelenjar kelamin 3 rem/3 bulan, dosis
seluruhnya tidak melebihi
5(N-18); N = umur
Kulit, tulang. Kelenjar tiroid 30 rem/tahun 3 rem /tahun
< 16 tahun: 1,5 rem/tahun
untuk kelenjar tiroid
Tangan lengan bag bawah, 75 rem/tahun 7,5 rem/tahun
pangkal kaki
Bagian lain dari tubuh 15 rem/tahun 1,5 rem/ tahun
SIFAT-SIFAT SINAR X
1. Daya tembus
 Sangat besar & digunakan dalam radiografi.
 Makin tinggi tegangan tabung (besarnya KV) yang digunakan,
makin besar daya tembusnya.
 Makin rendah berat atom atau kepadatan suatu benda, makin
besar daya tembusnya.
2. Pertebaran
 Apabila berkas sinar X melalui suatu bahan atau suatu zat,
maka berkas sinar tersebut akan bertebaran keseluruh arah,
menimbulkan radiasi sekunder (radiasi hambur) pada
bahan/zat yang dilalui.
 Menyebabkan terjadinya gambar radiograf dan pada film
akan tampak pengaburan kelabu secara menyeluruh.
 Untuk mengurangi akibat radiasi hambur, diletakkan grid
antara subjek dengan film rontgen.
 Grid: potongan timah tipis yang sejajar.
3. Penyerapan
 Makin tinggi kepadatan/berat atom, makin besar penyerapan.
4. Fluororensi
• Sinar X menyebabkan bahan-bahan tertentu seperti kalsium
tungstat atau zink sulfide memendarkan cahaya (luminisensi).
• Luminisensi ada 2 jenis yaitu :
a. Fluoresensi, yaitu memendarkan cahaya sewaktu ada radiasi
sinar X saja.
b. Fosforisensi, pemendaran cahaya akan berlangsung beberapa
saat walaupun radiasi sinar X sudah dimatikan (after – glow).
5. Ionisasi
• Efek primer dari sinar X apabila mengenai suatu bahan atau zat
dapat menimbulkan ionisasi partikel2 atau zat tersebut.
6. Efek biologi
• Sinar X akan menimbulkan perubahan-perubahan biologi pada
jaringan.
• Efek biologi ini yang dipergunakan dalam pengobatan
radioterapi.
• 2. Jenis dan Manfaat
Sinar Pengion dan
Non Pengion
Manfaat Sinar X
• Efek dari radiasi elektromagnetik dalam kehidupan,
bervariasi tergantung panjang gelombang
– Gelombang TV dan radio dimana berada di atsmosfir tidak
mempunyai efek pada jaringan manusia.
– Microwave dengan energi radiasi yang rendah dapat
menghasilkan energi panas dalam jaringan organik yang
juga bekerja pada microwave ovens.
– Elektromagnetik dengan energi yang sangat rendah dapat
menyebabkan ionisasi seperti yang ada pada MRI
(magnetic resonance imaging) untuk diagnostik.
– Kemampuan sinar x menghasilkan gambar
mengindikasikan sinar x dapat menembus kulit, jaringan
dan tulang.
• LO 3. Mekanisme
Pembuatan Foto dan
Proyeksi Dasar
Mekanisme pembuatan sinar X :
• Diperlukan sebuah tabung rontgen hampa udara di mana
terdapat elektron-elektron yang diarahkan dengan kecepatan
tinggi pada suatu target.
• Elektron sebagian besar diubah menjadi panas 99% dan
sebagian kecil 1% menjadi sinar X.
• Suatu tabung pesawat rontgen mempunyai beberapa
persyaratan :
– Mempunyai sumber elektron
– Gaya yg mempercepat gerakan elektron
– Lintasan elektron yg bebas dalam ruang hampa udara
– Alat pemusat berkas elektron (focusing cup)
– Penghenti gerakan elektron
• Sumber elektron
– Adalah kawat pijar/filamen pada katode di dalam tabung pesawat
Rontgen dan dipanaskan dgn transformator khusus.
• Gaya yg mempercepat gerakan elektron
– Bergantung pada tegangan yg dipasang pada tabung rontgen.
• Lintasan elektron yang bebas dalam ruang hampa udara
– Terdapat dalam ruang yang praktis hampa udara diantara katoda
dan anoda.
• Alat pemusat berkas elektron (focusing cup)
– Menyebabkan elektron2 tidak bergerak terpencar-
pencar,tetapi terarah ke bidang focus (focal spot).
• Penghenti gerakan elektron
– Keping Wolfarm : ditanamkan didalam tembaga pd
tabung Rontgen anoda diam.
– Piring Wolfarm : diatas tangkai molybdenum pd tabung
rontgen anoda putar,terdapat rotor (angker) motor listrik.
Wolfarm adlah bahan fokus yg mempunyai titik lebur yg tinggi,
mencapai 34000C dan nomor atom 74.

Tabung pesawat Rontgen terdiri atas:


• Tabung gelas silindrik hampa udara
• Katoda dengan filamen yang terbuat dari kawat tungsten yg
mempunyai titik lebur tinggi yg terdapat dalam alat pemusat
berkas elektron (focusing cup).
• Anoda dimana trdpt bidang fokus (focal sport) yg merupakan
target yg akan ditubruk elektron2.
• Percepatan gerakan elektron diperoleh dari generator
tegangan tinggi (transformator).
• Bagian2 tabung sinar X :
– Tabung gelas silindrik hampa udara
– Filamen
– Transformator
– Target (sasaran)
– Pelindung timah (perisai timah)
– Jendela
– Radiator pendingin
– Autotransformator
– Pengukur miliampere
Mekanisme pembuatan dan cara kerja sinar X
serta proyeksi sinar X
Katoda / filamen dipanaskan (20.0000C)
 Hingga menyala
Elektron dari filamen lepas

Dihubungkan dgn transformator teg tinggi

Gerakan elektron ke anoda dipercepat

Dipusatkan ke focusing cup

Filamen dibuat (-) terhadap target

Awan elektroda dihentikan secara mendadak

Panas (>99%), sinar X (<1%)

Keluaran sinar X dicegah oleh perisai timah

Panas yg tinggi didinginkan
PROSES PENCUCIAN DAN
PENGOLAHAN FILM RONTGEN
Film rontgen  disinar  disimpan dalam kaset

Kamar gelap  film dikeluarkan  digantung di film hanger

Dimasukkan ke cairan pembangkit (developer)  dicelupkan ke H20

Dicuci dalam bak air yang mengalir  Dimasukkan ke cairan penetap

Dikeringkan dengan kipas angin / dryer
Proyeksi sinar x
1. Langsung, teknik analog

Dengan teknik ini, final X-ray gambar dibuat langsung


pada media, yaitu detektor, tanpa langkah-langkah perantara
rumit.
Film dan layar adalah detektor analog kedua X-ray,
yang berarti bahwa respon mereka terhadap peningkatan yang
stabil dan terus-menerus dalam dosis radiasi, juga mantap dan
berkesinambungan, sebagai lawan bertahap.
.
Para radiografi Film merespon dengan menghitam, layar
neon dengan memancarkan cahaya (fluoresensi).
Dua utama langsung, teknik analog adalah:
a) radiografi langsung, dan
b) fluoroskopi langsung.
Proyeksi sinar x
2. Langsung radiografi

Ini adalah, asli berarti tradisional radiografi dimana X-ray, setelah


melewati pasien, membuat gambar langsung pada film fotografi

Film ini tertutup, biasanya pada kedua sisi, dengan emulsi


fotografi. emulsi terdiri dari lapisan gelatin mengandung kristal
perak bromida kecil. (Dimensi rata-rata linier sekitar 1 m..) Emulsi
peka terhadap foton memiliki berbagai energi; sinar-X, radiasi
ultraviolet, dan cahaya tampak semua dapat menghitamkan film.
Kristal perak bromida terionisasi oleh energi foton. Jumlah
ion perak (Ag +) sehingga dibuat, bervariasi dengan jumlah foton
dikirim ke film, semakin tinggi dosis radiasi, semakin tinggi
jumlah ion perak.
Kepadatan bervariasi ion-ion perak menciptakan gambar
laten dalam emulsi, gambar hanya menjadi terlihat setelah
pengobatan dengan pengembang cair. Ketika film ini
dikembangkan, perak logam hitam adalah endapan dari kristal
yang mengandung ion perak. Kristal non-terionisasi bromida
perak tetap tidak berubah dan tidak terlihat.
Setelah dikembangkan, film ini dicuci, tetap, dan dikeringkan.
fiksatif mengangkat kristal perak bromida, meninggalkan perak
metalik belakang, sehingga membuat film tidak sensitif terhadap
cahaya.
Proyeksi sinar x
3. Teknik digital

Semua teknik radiologi dan modalitas yang analog pada titik awal dari
pencitraan. Intensitas cahaya pada layar fluorescent, arus listrik yang
diinduksi oleh sinar-X dalam CT detektor, oleh echo di USG transduser,
atau oleh magnet di penerima MR koil , semua analog, respon kontinu.

Tiga terakhir modalitas , computed tomography ( CT ), ultrasonografi


(AS) dan resonansi magnetik (MR) imaging, masih dianggap teknik digital
karena respons analog (arus listrik) adalah digital (diberi nilai numerik
tertentu), teknik digital dapat diterapkan dalam proyeksi X-ray imaging
juga, dan digital radiografi istilah umum digunakan dalam arti yang
terbatas saja.
• LO 4. Dampak dan
Preventif dari Sinar
Pengion
Dampak positif dan negatif sinar X

• Dampak Positif :
– Perobatan
• Sinar-X lembut digunakan untuk mengambil gambar foto yang
dikenal sebagai radiograf. Sinar-X boleh menembusi badan
manusia tetapi diserap oleh bahagian yang lebih tumpat seperti
tulang. Gambar foto sinar-X digunakan untuk mengesan
kecacatan tulang, mengesan tulang yang patah dan menyiasat
keadaan organ-organ dalam badan.

• Sinar-X keras digunakan untuk memusnahkan sel-sel kanser.


Kaedah ini dikenal sebagai radioterapi.
– Perindustrian
Dalam bidang perindustrian, sinar-X boleh digunakan
untuk,
• mengesan kecacatan dalam struktur binaan atau
bahagian-bahagian dalam mesin dan enjin.
• menyiasat rekahan dalam paip logam, dinding konkrit dan
dandang tekanan tinggi.
• memeriksa retakan dalam struktur plastik dan getah.

– Penyelidikan
• Sinar-X digunakan untuk menyelidik struktur hablur dan
jarak pemisahan antara atom-atom dalam suatu bahan
hablur.
• Dampak negatif :
– Walaupun sinar-X sangat berguna kepada manusia, tetapi
pendedahan secara berlebihan kepada sinar-X mungkin
menyebabkan,

• pemusnahan sel-sel dalam badan.


• perubahan struktur genetik suatu sel.
• penyakit kanser barah.
• kesan-kesan buruk seperti rambut gugur, kulit menjadi
merah dan berbisul.
• 1. Luka permukaan yang dangkal:
– kerusakan kulit (skin damage)
– epilasi (epilation)
– kuku rapuh (britleness of nails)
• 2. Kerusakan homopoetik
– Limfopeni
– Leukopeni
– Anemi
– Leukemi
– Kehilangan respons thd daya tahan spesifik
 Induksi Keganasan (indiction of malignancy) :
 Leukimia

 Karsinoma kulit

 Sarkoma

 Berkurangnya kemungkinan hidup ( treduction of life span)


 Abrasi Genetik (Genetik Aberrations)
 1. mutasi gen langsung

 2. perubahan kromosom ( chromosomal alteration)

 Efek -efek lainnya


 1. katarak lentikuler

 2. obesitas

 3. sterilitas , sementara (temporary) dan tetap ( permanent)


• LO 5. Alternatif
Pemeriksaan Imaging

Anda mungkin juga menyukai