Negara Maju 12 % 7% 3% 14 % 11 %
Negara 51 % 46 % 26 % 59 % 47 %
Berkembang
Dunia 43 % 37 % 18 % 51 % 35 %
Prevalensi Anemia
• 30% penduduk dunia / 1.500 juta
• Di indonesia (Husaini dkk, 1989)
– Anak pra-sekolah : 30-40%
– Anak sekolah : 25-35%
– Wanita dewasa : 30-40%
– Wanita hamil : 50-70%
– Pria dewasa : 20-30%
– Pekerja b’penghasilan rendah : 30-40%
LO 2
MM Klasifikasi, berdasarkan
Morfologi dan Etiologi
B’dasarkan Morfologi & Etiologi
Anemia Hipokromik Mikrositer, Anemia Makrositer, MCV >95 fl
MCV <80fl & MCH <27pg Bentuk Megaloblastik
A. Def Fe A. def Asam Folat
Thalassemia major A. def B12, tmsk A. Pernisiosa
A. akibat peny. Kronik Bentuk Non-Megaloblastik
A. Sideroblastik A. pd Peny. Hati Kronik
Anemia Monokromik Normositer, A. pd Hipotiroidisme
MCV 80-95 fl & MCH 27-34 pg A. pd sindrom Mielodisplastik
A. pasca P’darahan akut
A. Aplastik
A. Hemolitik Didapat
A. akibat Peny. Kronik
A. pd Gagal Ginjal Kronik
A. pd Sindrom Mielodisplastik
A. pd Keganasan Hematologik
Klasifikasi
Menurut Etiopatogenesis
1. Anemia krn G3 p’bentukan Eritrosit dlm 2. Anemia akibat Hemoragi.
sum” tulang
A. pasca P’darah Akut
Kekurangan bhn Esensial p’bentuk eritrosit
A. akibat P’darahan Kronik
A. Defisiensi Besi
A. Defisiensi Asam Folat 3. Anemia Hemolitik
A. Defisiensi Vit B12 A. hemolitik Intrakorpuskular
G3 penggunaan (utilisasi) Besi G3 Membran Eritrosit (Membranopati)
A. akibat Peny. Kronik G3 Enzim Eritrosit (Enzimopati), akibat def G6PD
A. Sideroblastik G3 Hb (Hemogobinopati)
Thalassemia
Kerusakan sum” Tulang
Hemoglobinopati struktural : HbS, HbE, dll
A. Aplastik
A. Mieloptisik A. Hemolitik Ekstrakorpuskuler
A. pada Keganasan Hematologi A. Hemolitik Autoimun
A. Diseritropoietik A. Hemolitik Mikroangiopatik
A. pada sindrom Mielodisplastik Lain”
Thalasemia
Heme Globin
Anemia Def Besi
Infeksi Kronis Anemia
Sideroblastik
Hemoglobin Hemoglobin
KLASIFIKASI
– Anemia Def Fe
– Anemia Sideroblastik
– Thalasemia
GEJALA
• Gejala umum anemia & mengalami glositis yg
tidak nyeri
• stomatitis angularis
• kuku rapuh, b’gerigi/kuku sendok (koilonikia)
• disfagia akibat adanya selaput faring (sindrom
Paterson-Kelly atau plummer-Vinson)
• keinginan makan yang tidak biasa (pica)
• pada anak, dapat menyebabkan iritabilitas, fungsi
kognitif yg buruk & pe↓ p’kembangan
psikomotorik
LABORATORIUM
• Darah Tepi
Anemia Def Fe Thalasemia Anemia
Sideroblastik
Anemia Def Fe
o SI↓
o TIBC ↑
o Saturasi besi ↓(<5%)
o Feritin ↓(<12mg/dl)
• ELEKTROFOSA Hb
– Anemia Def. Fe Normal
Hb F <1%
– Anemia Sideroblastik Hb A2 <3,5%
– Thalasemia BETA
• Hb F tinggi
• Hb A2 tinggi
– Thalasemia ALFA
• Hb A2, Hb F, Hb A1 ↓
• Hb Bart + (γ4)
• Hb H + (β4)
ANEMIA DEFISIENSI BESI
ANEMIA DEFISIENSI BESI
• Definisi
• ADB : anemia yang timbul akibat b’kurangnya
penyediaan besi u/ eritropoesis karena cadangan
besi kosong (depleted iron store) yang pada
akhirnya mengakibatkan p’bentukan Hb b’kurang.
• Epidemiologi
• Insiden 30% Populasi : 43% balita & 51% wanita
hamil
• 500 juta orang di seluruh dunia
Etiologi
P’darah kronik
Uterus
GIT, misalnya ulkus peptikum, varises esofagis, ingesti aspirin (atau obat anti-inflamasi non
steroid lain), gastrektomi parsial, karsinoma lambung, sekum, kolon atau rektum, cacing
tambang, angiodisplasia, kolitis, hemoroid, divertikulosis dll
Saluran Genitalia Perempuan : menorrhagia/metrorhagia
Saluran kemih : hematuria
Saluran nafas : hemoptoe
Yang jarang : hematuria, hemoglobinuria, hemosiderosis pulmonal, kehilangan darah yang
ditimbulkan sendiri
Kebutuhan me↑ : bayi prematur, anak masa p’tumbuhan, wanita hamil, terapi
eritropoetin
Intake Fe kurang :
Diet rendah Fe
Absorbsi t’g3 : akhlorhidria, Post-gastrektomi, Malabsorpsi (enteropati yang diinduksi gluten,
gastrektomi)
Kehilangan Fe :
P’darahan (Hemoorhoid, tukak lambung, cacing, haid yang banyak & lama)
G3 hemostasis
Hemoglobinuria, Hemosiderinuria
Gejala
Gejala Umum
Hb < 8 g/dl
Badan lemah & lesu
Cepat lelat
Mata b’kunang”
Telinga b’denging
Gejala Khusus
Koilonychia : kuku sendok (spoon nail), kuku menjadi rapuh, b’garis”
vertikal & menjadi cekung
Atropi papil lidah : p’mukaan lidah mjadi licin & m’kilap karena papil
lidah m’hilang
Stomatitis angularis (cheilosis) : adanya keradangan pd sudut mulut shg
tampak sbg b’cak b’warna pucat keputihan
Disfagia : nyeri menelan karena kerusakan epitel hipofaring
Atrofi mukosa gaster → akhloridia
Pica : keinginan u/ memakan bahan yg tidak lazim
Cadangan Fe Tubuh
– Besi serum ↓ (N: 70-80 mg/dl)
– Daya ikat besi total ↑ (N:250-400 mg/dl)
– Saturasi transferin : SI/TIBC x 100% (N:20-45%)
Saturasi <5% : pasti Anemia Def. Fe
– Feritin & Hemosiderin ↓
BESI
• Metabolisme Besi
Kompartemen besi dalam Tubuh
• Besi t’dapat dalm b’bagai jar dalam tubuh berupa :
• Senyawa Besi Fungsional, yaitu besi yang m’bentuk senyawa
yang b’fungsi dlm tubuh
• Besi cadangan, senyawa besi yg dip’siapkan bila masukkan
besi b’kurang
• Besi Transport, besi yg b’kaitan dg protein t’tentu dlm
fungsinya u/ mengangkut besi dari satu mompartemen ke
kompartemen yg lain.
• *besi dlm tubuh tdk pernah t’dapat dlm bentuk logam
bebas (free iron) tetapi selalu b’ikatan dg protein t’tentu.
• *Besi bebas akan merusak jar, m’punyai sifat radikal
bebas
Kandungan besi seorang Laki-laki dg BB 75 kg Besi tubuh (%)
TOTAL 3803 mg
Distribusi & Transportasi Besi
• Transferin → eritrosit yang dipecah dlm
makrofag sistem retikuloendotelial & besi
yang dilepaskan dr Hb serta memasuki
plasma. Transferin kemudian dipkai ulang.
• Besi disimpan dlm bentuk :
– Feritin : komplek besi-protein yg larut dlm air
– Hemosiderin : komplek besi protein yg tidak larut
dlm air
Absorbsi Besi
Plg byk t’jdi pd bag proksimal duodenum disebabkan o/pH dari
asam lambung & kepadatan protein t’tentu yg diperlukan dlm
absorbsi besi pd epitel usus.
3 Fase :
Fase luminal : besi dlm makanan diolah dlm lambung kemudian
diserap di duodenum.
Besi dlm makanan t’dapat dlm 2 bentuk :
Besi Heme : t’dapat dlm daging & ikan, tingkat absorbsi tinggi
Besi Non-Heme : t’dapat dlm tumbuh”an, tingkat absorbsinya rendah.
Fase mukosal : proses penyerapan dlm mukosa usus (duodenum &
jejenum proksimal) yg merupakan suatu proses aktif.
Fase Korporeal : meliputi proses transportasi besi dlm sirkulasi,
pengeluaran besi o/ sel” yg memerlukan & penyimpanan besi o/
tubuh
Yang m’pengaruhi Penyerapan Fe :
Yang m’permudah Yang mengurangi
Bentuk ferro Bentuk ferri
Besi anorganik Besi organik
Asam, HCl, vit C Alkali-antasida, sekresi
Zat” palarut, co: gula, pankreas
as. Amino Zat pengendap : fitat,
Def Fe fosfat, oksalat
Eritropoesis ↑ Kelebihan Fe
Kehamilan Eritropoesis ↓
Hemokromatosis Infeksi
primer Teh
Desferioksamin
Mekanisme Regulasi Absorbsi Besi
1. Regulasi Dietetik.
Diet dg biovailabilitas tinggi : besi heme (hewani) + faktor enhancer
→ me↑an absorbsi besi
Besi yg b’asal dari sumber nabati & byk mengandung inhibitor akan
disertai prosentase absorpsi besi yg rendah.
Pd dietary regulator ini juga dikenal adanya mucosal block.
2. Regulasi Simpanan
Cadangan Besi tinggi → penyerapan Besi rendah, begitu jg
sebaliknya.
Mekanisme blm diketahui pasti, diperkirakan melalui crypt-cell
programming sehubungan dg respon saturasi transferin plasma dg
besi
3. Regulasi Eritropietik
Besarnya absorbsi b’hubungan kecepatan eritropoesis.
Erytropoietic regulator m’punyai kemampuan regulasi absorbsi Besi
> tinggi drpd store regulator.
Tahap def. Fe
Tahap” Def. Fe Feritin Saturasi Kadar Besi eritrosit Cadangan
transferin Hb Besi
I : Prelaten ↓ N N N ++
II : Laten ↓ ↓ N N -
III : Def. Fe ↓ ↓ ↓ Mikrositik -
hipokrom,
VER↓,HER↓,
KHER↓
Patogenesis
P’darahan menahun
Kehilangan Fe
Total Fe ↓↓
• Didapat
– Primer
• Mielodisplasia(anemia refrakter dgn sideroblas
cincin)
– Sekunder
pembentukan sideroblas cincin juga dpt terjadi di
sumsum tulang pada:
penyakit keganasan sumsum tulang lain,mis: jenis
mielodisplasia lain,mielofibrosis,leukemia
mieloid,mieloma.
Patofisiologis
G3 inkorporasi besi ke dlm
Protoporfirin