Mata
Mata
SIMPATETIK OFTALMIA
ANATOMI MATA
DEFINISI
Oftalmia simpatika merupakan penyakit
mata autoimun dimana didapatkan setelah
trauma tembus pada satu mata yang akan
menyebabkan inflamasi pada mata yang
tidak terluka.
Mata yang cidera Exciting eyes.
Stadium Lanjut
Menyerupai gejala yang terdapat pada iridocyclitis akut.
GAMBARAN KLINIS
Pencegahan utama oftalmia simpatika adalah
dengan melakukan enukleasi bola mata yang
terkena trauma (exciting eye), sebaiknya
dilakukan secepatnya, paling lama 2 minggu
setelah trauma.
GAMBARAN KLINIS
Tanda awal yang ditemukan pada pemeriksaan
fisik antara lain :
Derajat rendah, uveitis presisten yang berhubungan
dengan granulomatosa (Mutton Fat)
Presipitat keratik putih
Pada iris nodul infiltrasi, sinekia anterior perifer,
neovaskularisasi iris, oklusi pupil, katarak, ablasi
retina eksudatif, dan papilitis
Penipisan iris difus atau iris noduler, lesi
korioretinal putih kekuningan (Dalen-Fuchs
Nodul)
Penipisan dan infiltrasi koroid
GAMBARAN KLINIS
Mutton Fat Dalen-Fuchs Nodul
PATOGENESIS
Keterlibatan Autoimunitas
Sarcoidosis
PENATALAKSANAAN
Enukleasi
Enukleasi yang dilakukan pada mata yang terluka
dalam 2 minggu setelah trauma, merupakan
pencegahan perkembangan oftalmia simpatika
prognosis visual yang lebih baik.
Apabila dilakukan enukleasi lebih dini akan
memberikan tajam penglihatan yang lebih baik dari
20/50 dan lebih sedikit terjadi kekambuhan daripada
yang dilakukan enukleasi terlambat.
Enukleasi disarankan dilakukan pada mata yang
sudah tidak memiliki persepsi terhadap cahaya.
Biasanya tidak dianjurkan untuk dialakukan kecuali
pada pasien endoftalmitis atau pada pasien yang
memiliki keadaan umum yang buruk, yang tidak
memungkinkan melakukan enukleasi.
PENATALAKSANAAN
Kortikosteroid
Dosis awal kortikosteroid dosis tinggi dan
dilanjutnya sampai 6 bulan setelah adanya perbaikan
inflamasi.
Minggu pertama diberikan dosis oral 100 – 200 mg
prednisone dosis awal dapat diturunkan kira-kira 5
mg/minggu, sampai respon inflamasi dapat dikendalikan.
Dosis rumatan 5-10 mg/hari.
Pasien yang diterapi dengan kortikosteroid harus diawasi
tekanan darah dan level glukosa darah. Apabila
didapatkan infeksi harus ditangani terlebih dahulu
sebelum pemberian kortikosteroid.
Kortikosteroid tidak dapat mencegah
perkembangan oftalmia simpatika.
PENATALAKSANAAN
Agen imunosupresan
Ppenggunaan kortikosteroid jangka panjang sebaiknya
dihindari pada pasien yang memiliki masalah kesehatan
dan komplikasi oftalmologi atau sistemik, seperti pada
diabetes mellitus, glaucoma tak terkontrol.
Terapi alternative dengan agen imunosupresan
efektif dalam menekan inflamasi, sehingga dapat
dilakukan penurunan dosis kortikosteroid.
Cyclosporine A (5 mg/kg/hari) pada pasien usia muda
sampai 40 tahun.
Azathioprine (2 mg/kg/hari yang dibagi dalam 3 dosis) pada
pasien usia tua.
Dosis yang disarankan untuk kombinasi cyclosporine dan
kortikosteroid adalah : Cyclosporine A (3-5 mg/kg/hari)
dan Prednisone ( 15-20 mg/hari).
PROGNOSIS
Quo ad Vitam : dubia ad bonam.
Quo ad Functionam : dubia ad malam.
Quo ad Sanationam : dubia ad malam.
KOMPLIKASI
Kebutaan.
TERIMAKASIH...