Anda di halaman 1dari 77

PENGKAJIAN SISTEM

INTEGUMEN
PRINSIP YANG HARUS
DIPERTIMBANGKAN SEBELUM
PENGKAJIAN SISTEM INTEGUMEN ;

• Cedera atau kerusakan kulit 


predisposisi klien terhadap infeksi
• Hidrasi kulit dan membran
mukosa  memperlihatkan
kemampuan tubuh meregulasi
suhu tubuh
• Perubahan suhu tubuh  adanya
gangguan aliran darah
• Kondisi kulit atau penyakit dibawah
kulit mungkin dapat terdeteksi
• Karakter (kulit dapat merefleksikan
tingkat higiene seseorang )

AREA YANG DIKAJI  KULIT, KUKU,


RAMBUT TERMASUK MEMBRAN
MUKOSA
I. BIODATA
1. IDENTITAS KLIEN
– Nama
– Umur
– Jenis kelamin
– Suku bangsa
– Status marital
– Pendidikan
– Pekerjaan ,. Dli
2. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
RIWAYAT KESEHATAN

• KELUHAN UTAMA  PQRST


• MASALAH WAKTU DIDATA
- Permulaan serangan ( awal
kejadian) :
•Apa
•Kapan
•Mengapa
– Tindakan yang sudah
dilakukan
– Lamanya ( berulang, selang
seling, musimam )
– tempat, (berpencar,
lama/baru, arah)
– Faktor predisposisi
( pekerjaan , lingkungan,
geografis)
MASALAH WAKTU DIDATA
– Tanda-tanda ( gatal, nyeri, demam)
– Kegiatan /aktifitas sekarang (dibatasi
atau berubah)
– Terapi sekarang dan yang lalu ( efek
terapi)
– Dampak penyakit terhadap gaya
hidup, dan konsep diri
– Faktor psikologis (kehilangan,
cemas, stress)
– Perasan pasen
RIWAYAT KESEHATAN YANG
LALU
• Apa klien menggunkan obat
topikal atau ramuan sendiri ke
kulit
• Cara perawatan kulit, kesalon
perawatan kulit, menggunakan
lampu pemanas atau pil
perawatan kulit
• Reaksi kulit terhadap alergi
(musim atau situasional)
RIWAYAT KESEHATAN YANG
LALU
• Tanya kepada klien adanya lesi
kemerahan atau memar akibat terkena
gangguan panas, dingin atau stress
• Tanyakan apakah klien sering terpapar
sinar matahari, apakah menggunakan
pelindung atau tidak
• Kebiasaan mandi, berapa kali mandi ,
jenis sabun yang digunakan
RIWAYAT KESEHATAN
KELUARGA
• Adakah keluarga yang menderita
penyakit kulit yang serius,
contohnya kanker kulit , atau
psoriasis
– Genetik  genogram
– Menular  daftar keluarga yang
serumah / sering kontak
PENGKAJIAN FISIK
• ALAT KHUSUS
– sarung tangan disposible
– Pencahayaan yang cukup

• PERSIAPAN KLIEN
– Untuk pengkajian seluruh permukaan kulit,
klien harus melakukan beberapa posisi
– Area yang diperiksa sebaiknya terbuka
penuh
– Bersihkan daerah yang akan diperiksa bila
daerah itu tidak bersih
• TEKNIK PENGKAJIAN  HARUS
SISTEMATIS

PERSIAPAN PERAWAT
– Cuci tangan
– Gunakan sarung tangan pada klien
yang mempunyai lesi lembab atau
terbuka
PELAKSANAAN

Inspeksi
• Warna dan pigmentasi kulit , normal
tergantung pada bahan dasarnya; melanin,
keratin, Hb dll :

• Kecoklatan
• Kebiruan
• Kemerahan
• Kekuning-kuningan
• Pucat
INSPEKSI
• Perhatikan daerah kulit yang terjadi
variasi warna
• Inspeksi warna bibir, kuku, telapak
tangan dan konjungtiva
• Inspeksi adanya lesi , kaji warna,
ukuran, lokasi, jenis, kelompok dan
cara penularannya
• Inspeksi setiap area yang terjadi
edema mengenai lokasi, warna dan
bentuk
PALPASI
• Dengan ujung jari , palpasi permukaan
kulit  u/ mendeteksi kelembabannya.
Kulit normal kering, kecuali daerah
lipatan. Kelembaban kulit tergantung
kepada :
– Aktivitas
– Temperatur
– Status emosi
– Usia
– Latihan
– Demam
– Lingkungan
– kecemasan
PALPASI

• Palpasi suhu kulit dengan bagian


punggung tangan, bandingkan bagian
yang simetris , dan bandingkan bagian
atas dan bawah,  normalnya suhu
kulit hangat
• U/ tekstur kulit, tekan secara ringan
kulit dengan ujung jari  Tekstur kulit
tidak sama pada seluruh tubuh
• Palpasi kulit untuk memeriksa
kelembutan, ketegangan dan
kedalaman lesi permukaan
PALPASI
• Kaji turgor kulit, dengan mencubit
daerah punggung tangan atau lengan
bawah dan lepaskan,  kulit yang
normal usia kurang dari 65 tahun
biasanya cepat kembali keposisi awal
• Palpasi daerah edema terhadap
,mobilitas, konsistensi dan nyeri tekan.
Tekan dengan kuat kira-kira 5 detik
dan lepaskan :
PENYIMPANGAN DARI NORMAL
• kelainan warna kulit
• kulit yang sangat kering  terjadi dehidrasi
• adanya kehangatan setempat  Inflamasi
atau infeksi
• perubahan setempat  reaksi alergi /
kosmetik
• perubahan tekstur kulit terjadi karena ,
tekanan. Gesekan, iritasi dll
• turgor kulit dapat hilang karena edema atau
dehidrasi
• Pengerasan daerah setempat dibawah kulit
PENGKAJIAN KUKU

• Kuku dapat merefleksikan


keadaan kesehatan, status nutrisi
dan pekerjaan seseorang
• Alat yang dipakai ; pencahayaan
yang cukup dan sarung tangan
disposible bila ada drainage
• Pada saat pemeriksaan klien bisa
duduk atau berbaring
PENGKAJIAN KUKU
• Kaji riwayat kesehatan klien
tentang ;
• Adakah riwayat trauma pada kuku
saat ini atau sebelumnya
• Riwayat pekerjan klien
• Perawatan kuku
• Penyakit pada kuku tangan dan
kaki sebelumnya
TEKNIK PENGKAJIAN
KUKU

• Inspeksi
– warna dasar kuku
– Ketebalan
– bentuk
– tekstur
– kondisi jaringan sekitar kuku
TEKNIK PENGKAJIAN
KUKU
• Kuku normal biasanya transparan,
halus dan cembung dengan kulit ari
disekitarnya
• Inspeksi sudut antara kuku dan dasar
kuku,  normal sudut dasar kuku
adalah 160 o
• Palpasi dasar kuku , kemudian kaji CRT
,  normal kuku dasarnya kokoh , CRT
antara 2-3 detik
PENYIMPANGAN DARI
NORMAL
• Pertumbuhan kuku terganggu oleh
adanya cedera langsung atau
penyakit umum
• Kuku berwarna biru menunjukan
adanya sianosis, warna putih
pucat pada dasar kuku
menunjukna terjadinya anemia
• Pada kuku juga dapat menunjukan
terjadinya defisiensi nutrisi
PENYIMPANGAN DARI
NORMAL
• Perdarahan di bawah kuku
menunjukkan telah terjadi trauma,
sirosis, penyakit DM, hipertensi dan
endokarditis
• Pada penyakit sistemik akan terjadi
perubahan bentuk atau lengkung kuku
• CRT lambat menandakan terjadinya
ketidak cukupan sirkulasi arteri
• Kuku yang digigit akan tampak pendek
dan kasar bergerigi
PENGKAJIAN RAMBUT
• Alat yang dipakai pada pengkajian
rambut adalah pencahayaan yang
cukup dan sarung tangan disposible
bila perlu
• Jelaskan pada klien tentang
pentingnya memisah-misahkan rambut
untuk mendeteksi masalah yang
mungkin timbul
• Tanyakan kepada klien apakah klien
menggunakan rambut palsu atau tidak,
jika pakai minta klien untuk
melepaskannya
PENGKAJIAN RAMBUT
• Tanyakan pada klien apakah klien
melihat perubahan pada
rambutnya
• Identifikasi jenis shampo, produk
perawatan rambut yang lain dan
alat pengeriting yang digunakan
• Tanya juga apa klien ini sedang
menerima pengobatan kemoterapi
atau tidak
TEKNIK PEMERIKSAAN
RAMBUT
• Inspeksi penyebaran, ketebalan,
tekstur dn lubrikasi dari batang
rambut
• Inspeksi lesi-lesi yang terjadi
pada kepala dan folikel rambut
pada kulit kepala untuk mengkaji
ada tidaknya kutu rambut, luka
gigitan atau erupsi pustular
TEKNIK PEMERIKSAAN
RAMBUT
• rambut biasanya tersebar merata
tidak terlalu kering dan berminyak

• Ujung rambut normal berwarna


hitam, coklat, merah bervariasi
tergantung ras dan jenis kulit
PENYIMPANGAN DARI
NORMAL
• Penyebaran pertumbuhan rambut yang
tidak merata kemungkinan terjadi
gangguan hormonal
• Wanita hirtutisme berambut pada bibir
atas(kumis), pipi dan dagu, rambut
halus sebelum pubertas lebih kasar
• Ram but rontok biasanya terjadi karena
gangguan penyakit pada kulit kepala,
gangguan fungsi tubuh ( demam) dan
pemberian anestesi umum
PENYIMPANGAN DARI
NORMAL
• Rambut terlalu berminyak akibat
gangguan hormon androgen
• Rambut atau bulu kering kasar
dapat terjadi akibat gangguan
nutrisi yang buruk
• Rambut kering dan rapuh akibat
sampo atau pemakaian kimiawi
yang berlebihan
BENTUK-BENTUK KELAINAN KULIT
Menurut SIEMENS (1958)

• Setinggi permukaan kulit : macula


• Bentuk peralihan :
– tdk terbatas pada permukaan kulit :
• Eritema
• Telangiektase
– Diatas permukaan kulit :
• Urtika
• Vesikel
• Bula
• Bentuk peralihan , tdk terbatas
pada suatu lapisan saja:
- Sikatrik ( Hipotrofi / hipertrofi )
– Anetoderma erosi
– Ekskoriasi
– Ulkus
• Yang melekat di permukaan kulit
(deposit):
– Skuama
– Krusta
– dll
 Bentuk peralihan , tdk terbatas
pada suatu lapisan saja
– Kista
– Pustul
– Abses
– Papul
– Nodus
– Tumor
– Vegetasi
DEFINISI MACAM-MACAM
KELAINAN
• Makula  kelainan kulit berbatas tegas
berupa perubahan warna semata-mata 
melanoderma , leukoderma purpura petekie,
ekimose

• Eritema  kemerahan pd kulit yg disebabkan


pelebaran pembuluh darah kapiler reversible

• Urtika  edema setempat yang timbul


mendadak dan hilang perlahan –lahan
• Abses  kumpulan nanah dalam
jaringan , batas antara ruangan yang
berisi nanah dna jaringan disekitar tdk
jelas , terbentuk dr infiltrat radang

• Papul  Penonjolan di atas permukaan


kulit , sirkumkrip, ukuran < ½ cm ,
berisi zat padat , dgn bentuyk yg
bermacam-macam

• Nodus  massa padat sirkumkrip ,


terletak di kutan dan subkutan, dpt
menonjol. Bila diameter <  Nodulus
• Vesikel  gelembung berisi serum,
beratap berukuran kurang dari ½ cm
garis tengah dan mempunyai dasar.
Bila berisi darah (vesikel hemorargik)

• Pustul  versikel yg berisi nanah

• Bula  Versikel yg berukuran lebih


besar

• Kista  ruangan berdinding dan berisi


cairan , sel maupun sisa sel. , bukan
akibat perdangan
• Tumor  istilah umum ntk benjolan yg
berdasarkan pertumbuhan sel a/
jaringan

• Vegetasi  pertumbuhan berupa


peninjolan bulat a/ runcing yg menjadi
satu . bisa timbul di bawah permukaan
kulit ( tukak)

• Sikatrik  jaringan tak utuh, relief kulit


tdk normal, eprmukaan kulit licin, dan
tdk tdpt adneksa kulit  atropik /
hipertropik
• Anetoderma  bila kulit kehilangan
elastisitas tanpa perubahan berarti
pada bagian kulit yg lain, dpt dilihat pd
bagian yg bila ditekan dgn jari seakan-
akan berlubang  strie gravidarum

• Erosi  kelainan yg disebabkan


kehilangan jaringan yg tdk melampaui
stratum basal c/ kulit digaruk sampai
stratum spinosum ( keluar cairan )

• Ekskoriasi  Hilangnya jaringan kulit


sampai stratum papilla Garukan >
dlm hingga tergores sampai ujung papil
( selain serum drh akan keluar)
• Ulkus  hilangnya jaringan yg > dlm dr
ekskoriasis  berdinding, dasar dan isi

• Skuama  lap stratum korneum yg


terlepas dr kulit , dpt halus a/ kasar ,
tebal, luas sep lembaran kertas

• Krusta  cairan badan yg mengering,


dpt bercampur dgn jaringan nekrotik
maupun benda asing
• Likenifikasi  Penebalan kulit diserta
relief kulit yg makin jelas

• Guma  Infiltrat sirkumkrip, menahun ,


destruktif, biasanya melunak

• Eksantema  kelianan kulit yg timbul


dlm waktu yg singkat , tdk berlangsung
lama , umumnya didahului oleh demam

• Fagedenikum  proses yg menjurus ke


dalam dan meluas ( Ulkus Tropikum)
• Telebrans  proses yg menjurus ke
dalam
• Monomorf  Kelainan kulit , hanya stu
macam ruam kulit

• Polimorf  Kelainan kulit yg sedang


berkembang terdiri atas bermacam-
macam efloresensi
• Telangiektase  Pelebaran embuluh
darah kapiler yg menetap pada kulit

• Roseola  eksantema berwarna merah


tembaga pada sifilis dan frambusia
ISTILAH, UKURAN, SUSUNAN,
PENYEBARAN DAN LOKASI LESI
• Ukuran
– Miliar : sebesar kepala jarum
pentul
– Lentikular : sebesar biji jagung
– Numular : sebesar uang logam
1000 rupiah
– Plakat : lebih besar dari
nummular
• Susunan kelainan /bentuk
– Liniar : seperti garis
lurus
– Sirsinar / anular : sep lingkaran
– Arsinar : berbentuk bulan sabit
– Polisiklik : bentuk pinggiran yg
sambung menyambung
– Korimbiformis : susunan sep induk
ayam yg dikelilingi
anaknya
– Bentuk : teratur / tdk teratur
Penyebaran dan lokalisasi

• Sirkumkrip : berbatas tegas


• Difus : tdk berbatas tegas
• Generalisata : tersebar pd sebagian
besar tubuh
• Regional : mengenai daerah tertentu
badan
• Universalis : seluruh / hampir seluruh
tubuh
• Solitary : hanya satu lesi
• Herpetiformis : vesikel berkelompok
seperti pd herper zoster
• Konfluens : dua atu lebih lesai yg
menjadi satu
• Diskret : terpisah satu dgn yg
lainnya
• Serpiginosa : proses yg menjalar ke
satu jurusan diikuti o/

penyembuhan pd bag yg
ditinggalkan
• Irisformis : eritema berbentuk bulat
lonjong dengan vesikel

warna yg > gelap ditengahnya


• Simetrik : mengenai kedua belah badan
yg sama
• Bilateral : mengenai kedua belah badan
• Unilateral : mengenai sebelah badan
PROSEDUR DIAGNOSTIK
PADA GANGGUAN SISTEM
INTEGUMEN
1. Biopsi kulit ( punch biopsy)
– Tujuan  mendapatkan jaringan
bagi pemeriksaan mikroskopik
yang dilakukan melalui eksisi
dengan scalpel atau penusukan
dengan alat khusus
– Yang diambil bagian tengah
jaringan
• Dilakukan oleh team medis
dilakukan pada :
– nodul kulit yg asalnya tdk jelas
( maligna ? )

– plak dgn bentuk dan warna tdk lazim

– diagnostik yg tepat pada


pembentukan lepuh atau kelainan
kulit yg lain
• Caranya :
– Pilih lesi yg paling dewasa dan
tumbuh sempurna

– Bila ada bula pilih lesi yg paling


awal. Usahakan bula tepat utuh

– Bersihkan daerah biopsy deg alcohol


perlahan-lahan dan hati –hati agar
skuama, krusta dan vesikel tetap
utuh
– Daerah biopsy dianastesi dgn
lidokain 0,5 – 2 % dgn 1: 1000
epinefrin ke dlm dermis bag dalam
(utk menghambat perdarahan)

– Gunakan scalpel atau alat punch


biopsy utk mengambil jaringan

– Renggangkan kulit disekitar lesi


dengan arah tegak lurus thd lipatan
kulit
– Punch biopsy ditekan kuat-kuat ke
bawah lesi dgn gerakan berputar yg
memotong ke depan dan ke belakang
sampai jaringan sub kutan

– Jika punch diangkat akan tertinggal


bekas luka berbentuyk epilsoid
• Jaringan diambil dengan foreps atau
jarum , Pangkal jaringan dipotong dgn
gunting a/ scalpel tajam sampai ke
jaringan lemak

• Specimen diangkat masukan ke dlm


formalin 10 %

• Penekanan dilakukan utk mengatasi


perdarahan , atau bisa juga dijahit
( jahitan dibuka sesudah 7-14 hari)
2. Shave Biopsi
• Biopsi irisan
• Mengambil bagian kulit yg meninggi di
atas permukaan jaringan sekitar
• Bermanfaat untuk :
– biopsy
– pengambilan berbagai pertumbuhan tumor
epidermis yg benigna ( keratosis, nevus)
– Penegasan diagnosa histologis lesi maligna
( basal cell carsinoma)
• Caranya ;
– bersihkan dan anestesi daerah yg
akan dibiopsi
– Bila tepi jaringan sekitar dan bawah
lesi diperlukan , irisan dilakukan
segera sesudah injeksi anestesi
ketika jaringan jaringan masih
menonjol
– Jaringan diambil dgn pemotongan dr
lateral dgn scalpel setinggi
permukaan kulit
• Bila lesi yg menonjol saja yg
diperlukan , pengambilan
dilakukan beberapa menit
sesudah anestesi sampai
pembengkakan menyusut kembali
• Masukan jaringan ke dlm formalin
 kirim untk pem patologis
• Utk hemostasis  tekan daerah
irisan, atau dikaustik atau dgn
elektrodesikasi
3. Imunoflurosensi ( IF)

• untuk mengidentifikasi lokasi suatu


reaksi imun
• mengkombinasikan antigen a/
antibody dgn zat warna fluorokrom
• tes If pd kulit (direk test  teknik
pemeriksaan untuk mendeteksi
autoantibodi thd bagian-bagian kulit
• indirek  mendeteksi antibody yg
spesifik dlm serum
4. pengerokan kulit ( biakan
jamur)
• Konfirmasi segera terhadap adanya
infeksi jamur
• Dilakukan pada semua lesi yg
berskuama  dari semua bagian tubuh
• Pelaksanaan :
– Bersihkan kulit dgn alkohol  biarkan
kering
– Kerok dgn slakpel a/ tepi gelas obyek
bagian lesi yg aktif, kumpulkan jaringan pd
pada bagi tengah gelas obyek
Pelaksanaan
– Fragmen yg tipis dan kecil dpt
diperiksa langsung, sedangkan yang
besar da tebal hrs dipotong dgn
scalpel
– Bubuhi dgn cat Swartz- Medrik Stain
(SMS) atau 10-20 % KOH , tutup dgn
gelas penutup ( dekglas)  panaskan
dgn hati-hati , jangan sampia
mendidih selama 15-20 detik
– Preparat dgn SMS diperiksa segera.
Kalau dgn Koh dinginkan dulu 10
menit
Pelaksanaan

– Preparat dgn SMS diperiksa dibawah


scaning lens sedangkan preparat
KOH diperiksa secara kering dgn
pembesaran kuat
– Dgn SMS  hifa dan spora berwarna
biru dgn latar belakang merah,
sedangkan dgn KOH tampak sbg
pipa dgn benda oval yg refraktil dgn
latar belakang sel dan debris
* Untuk rambut dan kuku
– Periksa kulit kepala dgn lampu wood.
– Apabila yg fluoresensi lesi tunggal,
cabut 10-15 helai rambut utk
pemeriksaan
– Lesi tdk tunggal  periksa skuama
dan 10-15 helai rambut scr acak
ditempat yg terkena lesi
– Kuku yg berubah bentuk, distrofi,
hipertrofi atau berfigmen dikerat-
kerat pada sebuah kaca
pemeriksaan
– Panaskan diatas obyek glass atau
dlm tabung reaksi dgn KOH 10-40 %
dan biarkan mendingin dlm 15-30
menit
– Jaringan dpt dicat dgn SMs a/
lagsung diperiksa
5. pemeriksaan apus tzanck

• dgn pemeriksaan memungkinkan


lesi majemuk dpt diperiksa
secara berulang dan
memungkinakn konfirmasi
diagnosa beberapa proses
penyakit dgn segera
Cara pemeriksaan
• Pilih lesi awal yg tdk menunjukan tanda-
tanda adanya trauma a/ infeksi
• Pisahkan a/ angkatlah atap gelembung
dgn scalpel atau guting yg tajam.
Seraplah cairan yg melimpah dgn kain
kasa
• Scr hati-hati ambil isi gelembung dan
keroklah dasar vesikula dgn scalpel a/
kuret  jangan terjadi perdarahan
• Buat usapan tipis pd gelas obyek yg
bersih
• Keringkan di udara jaringan difiksasi
dgn memasukannya ke dlm etanol
sebanyak 4-5 kali a/ direndam dalam
larutan tsb selama 1-2 menit
• Dicat dgn cat Wright, giemsa ( 1 tts / 1
mm air) selama 30 menit . atau giemsa
yg tdk siencerkan selama 5 menit.
• Periksa dgn mikroskop mula-mula yg
lemah dulu
• Untuk yg > kuat dgn menggunakan
minyak imersi
Gambaran mikroskopik
• Herpes simplex, herpes zoster ,
varicella  sel raksasa dgn
bentuk aneh , mononuclear /
multinuclear
• Isi moluskum  massa majemuk,
besar, oval smapai bundar ,
berbatas halus
• Erupsi bullosa  sel inflamasi saja
6. pemeriksaa cahaya Wood
• tes ini tergantung pd lampu khusus
utk memproduksi cahaya ultraviolet
gelombang panjang  sinar berpendar
berwarna ungu-gelap yg khas
• warna lebih ejals pd tempat yg gelap
• utk membedakan lesi epidermis dgn
lesi dermis dan lesi hipopigmentasi
serta hiperpigmentasi dgn kulit
normal
• cahaya tdk berbahaya bagi pasen 
jelaskan kpd pasen
• tujuan :
– menemukan dan mengontrol jamur
pd kulit kepala
– menemukan infeksi jamur lain
– menemukan infeksi bakteri
7. Pemeriksaan foto klinis

Foto klinis dibuat untuk


memperlihatkan sifat serta
luasnya kelainan kulit dan
digunakan utk menentukan
progresifitas a/ perbaikan
setelah dilakukan terapi




Anda mungkin juga menyukai