Anda di halaman 1dari 27

Kelompok 4

FADILLA PRAMESTIWI H1C016001


MUHAMMAD KHEMAL AMRULLAH H1C016019
LIANA HARDINI H1C016025
AKHMAD SAHLUT TAUFIQ H1C016041
Dicky Adi Praseto H1C016043
- Batu bara adalah salah satu bahan bakar fosil.
Pengertian umumnya adalah batuan sedimen
yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan
organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan
yang terbentuk melalui proses penggambutan
dan pembatubaraan yang dipengaruhi oleh faktor
fisik dan kimia. Unsur-unsur utamanya terdiri
dari karbon, hidrogen dan oksigen.
pendahuluan
- Tipe batubara berdasarkan lingkungan
pengendapan
pendahuluan
- Maseral
pendahuluan
- Proses pembentukan
pendahuluan
- Klasifikasi Batubara
pendahuluan
- Lingkungan pengendapan batu bara
pendahuluan
- Lingkungan pengendapan batu bara (Diesel, 1992)
Gravelly braid plain/braided plain
Subenvironment:
Bars, channel, overbank plains, swamps,
raised bogs
Coal Characteristics:
mainly dull coals, medium to low TPI,
low GI, low sulphur
pendahuluan
Sandy braid plain Subenvironment:
Bars, channel, overbank plains, swamp,
raised bogs
Coal Characteristics:
mainly dull coals, medium to high TPI,
low to medium GI, low sulphur
pendahuluan
Alluvial valley and upper delta plain

Subenvironment:
channels, point bars, floodplains and
basins, swamp, fens, raised bogs

Coal Characteristics:
mainly bright coals, high TPI, medium to
high GI, low sulphur
pendahuluan
Lower delta plain

Subenvironment:
Delta front, mouth bar, splays, channel,
swamps, fans and marshes

Coal Characteristics:
mainly bright coals, low to medium TPI,
high to very high GI, high sulphur
pendahuluan
Backbarrier strand plain

Subenvironment:
Off-, near-, and backshore, tidal
inlets, lagoons, fens, swamp, and
marshes

Coal Characteristics:
transgressive : mainly bright coals, medium
TPI, high GI, high sulphur
regressive : mainly dull coals, low TPI and
GI, low sulphur
pendahuluan
Estuary

Subenvironment:
channels, tidal flats, fens and
marshes

Coal Characteristics:
mainly bright coal with high GI and
medium TPI
Studi khusus

“Karakteristik batu bara di cekungan


Bengkulu”
Latar belakang

- Cekungan Bengkulu ditempati oleh batuan silisiklastik,


batubara, dan karbonat berumur Oligosen – Miosen.
Batubara yang merupakan salah satu energi alternatif sebagai
pengganti hidrokarbon, dijumpai dalam batuan sedimen
Formasi Lemau yang berumur Miosen Tengah sampai Akhir,
seperti yang teramati di daerah Ketaun, Bengkulu, dan Seluma
-Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
karateristik batubara di Cekungan Bengkulu.
-metode penampang terperinci dan terukur, serta
pengamatan terperinci, yang difokuskan pada sejumlah
horizon pembawa batubara.
Peta lokasi

1. Ketaun : di hulu Sungai Sebayur dan daerah Tanjungdalam


2. Bengkulu : di daerah Tabapenanjung (PT Danau Mas Hitam
& PT Bukit Sunur)
3. Seluma : di area pertambangan batubara PT Bukit Bara
Utama dan PT Bukit Indah Lestari.
1. Formasi hulusimpang : lava, breksi gunung api, dan tuff
(oligosen – Miosen awal )
2. Formasi Seblat : perselingan batu lempung, batu lempung
gampingan, batu lanau sisipan batu pasir, dan
konglomerat.
(Miosen awal-miosen tengah)
3. Formasi lemau : batulempung, batulempung gampingan,
batubara, batupasir, dan konglomerat
(Miosen Tengah - Akhir )
4. Formasi Simpangaur : batupasir konglomeratan, batupasir,
batulumpur mengandung cangkang
moluska, dan batupasir tufan
( Miosen Akhir – Pliosen )
5. Formasi Bintunan : batuan tufan, konglomerat polimik, tuf,
dan batulempung tufan dengan sisipan
lignit, dan sisa tumbuhan ( Plio-Plistosen )
Karakteristik batubara di cekungan
bengkulu
Karakteristik batubara di cekungan
bengkulu
Klasifikasi peringkat batubara berdasarkan reflectance vitrinite rata –
rata, Menurut (ASTM, 1994)
Batubara daerah ketaun
- Ketebalan : 50 sampai 200 cm
- Sifat fisik : warna hitam, kusam (dull-dull banded), gores coklat kehitaman,
ringan
- Petrografi : maseral vitrinit (72,2 - 89,6%)
maseral eksinit berkisar antara 0,4 sampai 2,0%
maseral inertinit adalah 4,6 - 19,2%
Mineral (mineral lempung (0 - 2,4%), pirit framboid (0 - 1,8%),
pirit normal (0,4 - 1,8%), dan mineral karbonat (0 - 0,6%)
Batubara daerah bengkulu
- Ketebalan : lapisan pertama 3,5 meter(diatas sill
andesit), lapisan kedua dan ketiga 1-3,5 m
( dibawah sill andesit)
- Sifat fisik : warna hitam, mengkilap
(bright-bright banded), gores warna hitam,
ringan, dan pecahan konkoidal
- Petrografi : maseral vitrinit (88,8 - 98,4%)
maseral eksinit berkisar antara 0,6 sampai 1,0%
maseral inertinit adalah 0 – 6,8%
Mineral (mineral lempung (0 - 1,0% ),
pirit normal (0 - 3,0%), dan mineral karbonat
(0 - 0,6%)
Batubara daerah bengkulu
Batubara daerah seluma
- Ketebalan : lapisan B 4,5 meter , lapisan C 3,25 meter
- Sifat fisik : warna hitam, mengkilap (bright banded),
gores hitam dengan pecahan konkoidal, dan ringan
- Petrografi : maseral vitrinit (87,4 - 99,0%)
maseral eksinit berkisar antara 0 sampai 1,4%
maseral inertinit adalah 0,4 – 8,8%
Mineral (mineral lempung (0 – 0,2% ),
pirit normal (0,6 - 2,4%)
Lingkungan pengendapan batubara

- Daerah ketaun :limnic atau limited influx


clastic marsh atau lower delta plain
- Daerah Bengkulu dan seluma : telmatic
atau upper delta plain atau wet forest
swamp
- GI (Gelification Index dan TPI (Tissue Presevation Index)
- GI (Gelification Index) berhubungan dengan kontinuitas kelembaban pada lahan
gambut serta menyatakan perbandingan antara maseral yang terbentuk karena
proses gelifikasi dan maseral yang terbentuk akibat proses oksidasi.

- TPI (Tissue Presevation Index) menyatakan perbandingan antara struktir jaringan


pada maseral yang terawetkan dan struktur jaringan yang tidak terawetkan
(terdekomposisi). TPI juga dapat menunjukkan derajat humifikasi yang terjadi pada
lahan gambut dalam proses penggambutan. Tingginya derajat humifikasi dapat
menyebabkan terjadinya penghancuran jaringan sel yang dinyatakan oleh harga TPI
yang kecil. Semakin meningkatnya harga TPI dapat menunjukkan semakin tingginya
presentasi kehadiran tumbuhan-tumbuhan kayu.
kesimpulan

- Lapisan batubara di Cekungan Bengkulu, yang dijumpai dalam Formasi Lemau berumur Miosen Tengah,
teramati di daerah Ketaun, Bengkulu, dan Seluma.
- Ketebalan lapisan batubara di daerah Ke-taun berkisar antara 50 sampai 200 cm, sedangkan di daerah
Bengkulu antara 100 - 350 cm, dan di daerah Seluma dapat mencapai 450 cm.
- Secara megaskopik, lapisan batubara di daerah Ketaun berwarna hitam agak kusam (dull – dull banded)
dengan gores warna hitam kecoklatan, sementara itu lapisan batubara di daerah Bengkulu dan Seluma
menunjukkan warna hitam mengkilap (bright banded) dengan gores warna hitam.
- Lapisan batubara di daerah Ketaun mempunyai nilai reflektan vitrinit rata-rata (Rv) antara 0,41 dan
0,49%, sedangkan lapisan batubara di daerah Bengkulu dan Seluma nilai reflektan vitrinit rata-ratanya
(Rv) berkisar antara 0,44 dan 1,12%.
- Secara umum, batubara di daerah Ketaun terbentuk di lingkungan yang relatif lebih ke arah laut ,lower
delta plain, di mana kerapatan pepohonannya berkurang , Bengkulu dan Seluma, secara umum relatif
lebih ke arah darat , delta plain di mana kerapatan pepohonannya bertambah.

Anda mungkin juga menyukai