1. Gaya total (F), ditinjau dari proses deformasi material, dapat diuraikan
menjadi dua komponen, yaitu:
Fs : Gaya geser yang mendeformasikan material pada bidang geser sehingga
melampaui batas elastik, dan
Fsn : Gaya normal pada bidang geser yang menyebabkan pahat tetap
menempel pada benda kerja.
.
2. Gaya total (F) dapat diketahui arah dan besarnya dengan
cara membuat dynamometer (alat ukur gaya dimana pahat
dipasang padanya dan alat tersebut dipasang pada mesin
perkakas) yang mengukur dua komponen gaya, yaitu:
Fv : Gaya potong, searah dengan kecepatan potong, dan
Ff : Gaya makan, searah dengan kecepatan makan
3. Gaya total (F) yang bereaksi pada bidang geram (Ay, face,
bidang pada pahat dimana geram mengalir) diuraikan menjadi
dua komponen untuk menentukan “koefisien gesek geram
terhadap pahat”, yaitu:
Fy : Gaya gesek pada bidang geram, dan
Fyn : Gaya normal pada bidang geram.
B. Pemotongan Miring (Obligonal Cutting)
Dalam sistem pemotongan miring (obligonal cutting) gaya total pemotongan (F)
dianggap dalam ruang yang akan diuraikan menjadi tiga komponen dalam sistem
koordinat tertentu. Tiga macam sistem koordinat dapat dikemukakan untuk
menerangkan lokasi mata pahat relatif terhadap mesin perkakas, yaitu
1. Koordinat normal, dengan sumbu Xn menempel pada mata potong mayor (S) dan
kedua sumbu lain yang saling tegak lurus, Yn dan Zn.
2. Koordinat tegak, dengan sumbu Xo menempel pada garis proyeksi mata potong
mayor pada bidang referensi (horizontal) dan kedua sumbu lain yang saling tegak
lurus, Yodan Zo.
3. Koordinat mesin, dengan sumbu Zf berlawanan arah dengan vektor kecepatan
makan dan kedua sumbu lain yang saling tegak lurus, Xf dan Zf.
Gaya pemotongan total F pertama-tama ditinjau dalam sistem koordinat
normal yang dianggap berasal dari tiga komponen gaya yaitu Fxn, Fyn, dan Fzn.
Selanjutnya masing-masing komponen gaya tersebut diuraikan lagi menjadi
komponen gaya yang lain pada sumbu koordinat tegak dan koordinat mesin.
Sebagai contoh, Fxn xo(komponen Fxn pada sumbu Xo) dan Fxn, yo (komponen
Fxn pada sumbu Yo).
Dengan cara menguraikan dan menjumlahkan akhirnya akan ditemukan
komponen gaya pada koordinat mesin yang berasal dari komponen gaya
pada koordinat normal. Komponen gaya pada koordinat mesin perlu
diketahui karena, selain dapat diukur secara langsung dengan dynamometer,
gaya tersebut menentukan gaya pemotongan.
ADAPUN PARAMETER PEMOTONGAN TERSEBUT
ANTARA LAIN:
1. KEDALAMAN PEMOTONGAN (MM)
2. HANTARAN PEMOTONGAN (MM/PUTARAN)
3. KECEPATAN PEMOTONGAN (M/MENIT)
Berdasarkan analisa geometrik yang ditunjang ilustrasi gambar
lingkaran gaya ( Merchant ), gaya potong Fv dapat dirumuskan
sebagai:
dimana:
Nc = daya potong yang merupakan hasil pengukuran dengan dinamometer (kW)
Nml = daya yang hilang (kW)
Efisiensi (daya guna) didefinisikan sebagai hasil bagi keluaran
dan masukan dikali seratus persen dan secara matematis
ditulis dengan persamaan sebagai berikut.
TOH AL
• Kecepatan potong :
v = nxdx3,14
1000
= 29,52 m / mnt
= 96,84 feet / min
• Massa pada defleksi
m = 100gr x D
Drata-rata
= 7,54 gr = 0,0075 kg
• Gaya potong
F = r v2 x m
= 328.75N
= 73,91 lb
• Horse Power
Hp = v x F
33000
= 0,22s hp
Dari data waktu permesinan dalam berbagai kondisi
pemotongan, maka perhitungan daya dan efisiensi
pemotongan sebagai berikut :
Untuk perhitungan awal digunakan data teoritik sebagai berikut :
THANK YOU