Anda di halaman 1dari 23

Pendahuluan (1)

Pressure drops  for what ?


Perhitungan penurunan tekanan (pressure drops)
atau kerugian tekanan aliran yang melewati
saluran atau sistem perpipaan (piping system)
bisa dipakai untuk menentukan kurva
karateristik sistem perpipaan, kemudian dapat
digunakan untuk menentukan pompa yang
akan dipakai untuk mengalirkan fluida
melewati jaringan pipa tersebut, atau dipakai
untukmenentukan titik kerja pompa.
Pendahuluan (2)
Penurunan tekanan (pressure drops) disebabkan oleh 3 hal :
1. Karena gravitasi,
2. Karena gesekan (friction), dan
3. Karena percepatan (acceleration).
Penurunan tekanan (losses) karena gesekan ini, biasanya
mempunyai nilai yang terbesar, disebut juga major losses, sehingga
cara untuk memprediksi penurunan tekanan ini akan dibahas
secara khusus.
p = p f  pa  pg
Atau dalam bentuk gradien tekanan :

dp dp dp dp
  
dx dx f dx a dx g
Pendahuluan (3)
Penurunan tekanan (pressure drops) disebabkan oleh 3 hal,
yaitu karena gravitasi(1), gesekan (friction) (2), dan percepatan
(acceleration)(3).
Penurunan tekanan (losses) karena gesekan ini, biasanya
mempunyai nilai yang terbesar, disebut juga major losses, sehingga
cara untuk memprediksi penurunan tekanan ini akan dibahas
secara khusus.

Dalam menghitung pressure drop, terdapat beberapa metode dari


yang paling sederhana sampai ke metode yang kompleks.
Metode paling sederhana yang sering digunakan adalah Metode
Homogen dan kemudian berikutnya adalah Metode Terpisah.
Dalam Metode Terpisah ini ada beberapa cara penyelesaian secara
empiris, misalkan oleh Lockhart-Martinelli.
Model Homogen (1)
Dalam model ini aliran gas dan cair diasumsikan bercampur secara
merata/homogen sehingga kecepatan gas dan cair sama; serta
campuran tersebut bisa dianggap sebagai aliran satu fase ( single
fase ), dengan sifat-sifat campurannya merupakan gabungan dari
fase cair dan gasnya.

g a f

Dimana :

f
Model Homogen (2)

Untuk menghitung rapat massa campuran (homogen) dapat


diguinakan persamaan berikiut ini :

Sedangkan Fraksi Hampa campuran homogen :

x adalah kualitas gas, yaitu perbandingan massa gas dengan


massa campurannya
Model Homogen (3)

Frictional Pressure Drop :

Indeks tp artinya two-phase, ftp : koefisin gesek dua fase bisa dicari dari
diagram Moody atau persamaan empiris, misal persamaan Blassius :

Re bilangan Reynold :

mtotal : fluks massa total (dua fase)


μtp : viskositas dua fase :
Diagram Moody
Selain menggunakan persamaan empiris yang ada, friction factor dapat dicari
dengan diagram Moody:

[http://www.dept.aoe.vt
.edu/~jschetz/fluidnatu
re/unit07/unit7f.html]
Model Terpisah (1)
Model Homogen sesuai untuk aliran yang kedua fasenya cenderung bercampur,
misal aliran gelembung (bubbly flow), sedangkan model aliran terpisah sesuai
untuk aliran stratified. Penurunan tekanan dalam Model Terpisah ini
merupakan penurunan tekanan total dari penurunan tekanan dari masing-
masing fase (gas dan liquid) yang seakan akan mengalir secara terpisah dan luas
penampang aliran masing-masing fase pada pipa tergantung dari fraksi hampanya.
Penurunan tekanan :

g a f
∆𝑝𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑐 = Fluida dianggap satu fase (homogen) karena nilainya sangat kecil

Aliran horizontal ∆𝑝𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑐 = 0 karena 𝑠𝑖𝑛𝜃 = 0 dan H = 0


Untuk aliran vertical 𝑠𝑖𝑛𝜃 = 1

Rapat massa dua fase :


Model Terpisah (2)
Momentum pressure drop = energi kinetik aliran :

Untuk pipa horisontal digunakan persamaan Steiner (1993) yang merupakan


versi drift flux dari Rouhani dan Axelsson (1970) :

Untuk pipa vertikal digunakan persamaan dari Rouhani dan Axelsson (1970)
untuk fraksi hampa > 0,1:
Frictional Pressure Drop Model Terpisah
 Para peneliti banyak yang menggunakan metode ini.
 Diasumsikan kecepatan masing-masing fase konstan pada
penampangnya.

Macam-macam metode yang berkembang :


1. Lockhart – Martinelli correlation
2. Freidel correlation
3. Gronnerud correlation
4. Chrisholm correlation
5. Müller-Steinhagen and Heck correlation
Etc.
1. Korelasi Lockhart – Martinelli (1)

 Pertama muncul (1949) sebagai metode perhitungan frictional


pressurre drop pada aliran dua fase berdasarkan two-phase multiplier

Dengan :
Friction Factor :

(1 − 𝑥 2 )
Reynold Number :
1. Korelasi Lockhart – Martinelli (2)
Corresponding two-phase multiplier :

Nilai C tergantung dari regimes


Martinelli parameter : setiap fasenya, nilainya :

Thome, 2006. Two-phase pressure drop


2. Korelasi Friedel
 Freidel membuat korelasi untuk menghitung two-phase multiplier :

Two-phase multiplier 
3. Korelasi Gronnerud (1)

Metode ini khusus untuk aliran refrigeran :

two-phase multiplier :

∆𝑝𝐿 untuk aliran liquid :


3. Korelasi Gronnerud (2)

Frictional Pressure Gradient bergantung pada Froude number :

Friction Factor :

Persamaan ini digunakan untuk bilangan Froude < 1 :

Bilangan Froude :
4. Korelasi Chisholm (1)

Chisholm membuat metode yang dapat digunakan untuk rentang


kondisi yang cukup lebar. Persamaan two-phase fictional pressure
gradien :

Frictional pressure gradien untuk liquid dan vapor :

Friction factor untuk laminar (Re < 2000):

Parameter Y merupakan ratio frictional pressure gradien :


4. Korelasi Chisholm (2)
Two-phase multiplier :

n merupakan pangkat dari friction factor Blassius (n=0,25)


Persamaan untuk menghitung Parameter Chisholm (B) tergantung harga Y :

Untuk 0 < Y < 9,5, maka : Untuk 9,5 < Y < 28, maka :

Untuk Y > 28, maka :


5. Müller-Steinhagen and Heck (1986)

Müller-Steinhagen and Heck (1986) memberikan korelasi two-


phase pressure gradient yang merupakan interpolasi dari seluruh
aliran liquid dan seluruh aliran vapor.

Di mana G :

A dan B dihitung dari persamaan :

A= B=
Comparison and Recommendation (1)

Whalley (1980) membuat perbandingan dari berbagai


korelasi yang sudah ada dan HTFS database.
Rekomendasinya sebagai berikut :
𝑘𝑔 𝑙𝑏
 (μL/μG) < 1000 dan mass velocities < 2000 1,471,584 ,
𝑚2 𝑠 ℎ𝑓𝑡 2
korelasi Freidel (1979) yang digunakan
𝑘𝑔 𝑙𝑏
 (μL/μG) > 1000 dan mass velocities > 100 73,579 , korelasi
𝑚2 𝑠 ℎ𝑓𝑡 2
Chisholm (1973) yang digunakan
𝑘𝑔 𝑙𝑏
 (μL/μG) > 1000 dan mass velocities < 100 73,579 , korelasi
𝑚2 𝑠 ℎ𝑓𝑡 2
Lockhart-Martinelli (1949) yang digunakan
 Untuk sebagian besar fluida, (μL/μG) < 1000, korelasi Freidel (1979)
menjadi metode yang paling disarankan untuk aliran intube.
Comparison and Recommendation (2)
Tribbe and Müller-Steinhagen (2000) compared some of the leading
two-phase frictional pressure drop correlations to a large database
including the following combinations: air-oil, air-water, water-steam and
several refrigerants. They found that statistically the method of Müller-
Steinhagen and Heck (1986) gave the best and most reliable results.

Ould Didi, Kattan and Thome (2001) compared the two-phase frictional
pressure drop correlations described in the previous section to
experimental pressure drops obtained in 10.92 and 12.00 mm (0.430 and
0.472 in.) internal diameter tubes of 3.013 m (9.885 ft) length for R-134a, R-
123, R-402A, R-404A and R-502 over mass velocities from 100 to 500 kg/m2s
(73,579 to 367,896 lb/h ft2) and vapor qualities from 0.04 to 0.99. Overall,
they found the Grönnerud (1972) and the Müller-Steinhagen and Heck
(1986) methods to be equally best while the Friedel (1979) method was the
third best.
Comparison and Recommendation (3)

 Ould Didi, Kattan and Thome (2001) also classified their data by
flow pattern using the Kattan, Thome and Favrat (1998) flow pattern
map and thus obtained pressure drop databases for Annular flow,
Intermittent flow and Stratified-Wavy flow. They found that the best
method for Annular flow was that of Müller-Steinhagen and Heck
(1986), the best for Intermittent flow was that of Grönnerud (1972), and
the best for Stratified-Wavy flow was that of Grönnerud (1972).
[Thome, 2006]
Reference
Thome, J.R. 2006. Engineering Data Book III: Two-phase flow
pressure drop. Wolverine Tube, Inc.
http://www.dhept.aoe.vt.edu/~jschetz/fluidnature/unit07/u
nit7f.html, diakses tanggal 24 Januari 2013

Anda mungkin juga menyukai