Anda di halaman 1dari 10

ASPEK HUKUM KESEHATAN

Oleh :
dr. Muhammad Andri, M.Kes
ASPEK HUKUM KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA
Keselamatan Kerja adalah upaya yang dilakukan untuk mengurangi
terjadinya kecelakaan, kerusakan dan segala bentuk kerugian baik
terhadap manusia, maupun yang berhubungan dengan peralatan, obyek
kerja, tempat bekerja, dan lingkungan kerja, secara langsung dan tidak
langsung.

Kesehatan Kerja adalah upaya peningkatan dan pemeliharaan derajat


kesehatan yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jabatan,
pencegahan penyimpangan kesehatan yang disebabkan oleh kondisi
pekerjaan, perlindungan pekerja dari risiko akibat faktor yang merugikan
kesehatan, penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu
lingkungan kerja

Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang disingkat K3 adalah segala


kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja
SUMBER HUKUM KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA
UU NO 51 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja
Mengenai kewajiban pengusaha,kewajiban dan hak tenaga kerja serta
syarat-syarat keselamatan kerja yang harus dipenuhi oleh organisasi

UU No 36 Tahun 2009 tentang kesehatan


Pasal 164-66:
1. upaya kesehatan kerja ditunjukkan untuk melindungi pekerja agar
hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh
buruk akibat kerja.
2. Pengelolaan tempat kerja wajib menaati standar kesehatan kerja yang
diatur oleh kententuan yang berlaku
3. Pengelolaan tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya
kesehatan melalui pencegahan, pemulihan dan pengobatan tenaga
kerja
ASPEK HUKUM LINGKUNGAN KESEHATAN
Kesehatan lingkungan: suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang
keseimbangan ekologis yang dinamis antara manusia dan lingkungannya
untuk tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia

Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan:


1. Penyedian air minum
2. Pengelolaan dan pembuangan limbah cair, gas dan padat
3. Pencegahan kebisingan
4. Mencegah Kecelakaan
5. Mencegah penyakit bawaan air, udara,makanan dan vektor
6. Pengelolaan kualitas lingkungan, air, udara ,makanan dan pemukiman
7. Pengelolaan keamanan dan sanitasi trasportasi
8. Pengelolaan kepariwisataan
9. Pengelolaan tempat makan umum
10. Pengelolaan pelabuhan
11. Mencegah dan memberikan pertolongan pada bencana
12. Pengelolaan lingkungan kerja
SUMBER HUKUM LINGKUNGAN KESEHATAN

UU no 11 tahun 1962 tentang higiene dan usaha bagi minum


Pasal 1 untuk melindungi/memelihara/mempertinggi kesehatan masyarakat
yang mempergunakan tempat atau hasil usaha-usaha bagi umum.
Pasal 3 Hygiene untuk usaha-usaha bagi umum yang diatur dalam undang-
undang ini meliputi:
a. Hygiene air, susu, makanan dan minuman untuk konsumsi bagi umum;
b. Hygiene perusahaan-perusahaan;
c. Hygiene bangunan-bangunan umum;
d. Hygiene tempat permandian umum;
e. Hygiene alat-alat pengangkutan umum;
f. Hygiene untuk usaha bagi umum lain-lainnya
Pasal 9 Barangsiapa dengan sengaja melakukan perbuatan yang
bertentangan dengan ketentuan tersebut dalam pasal 4 sehingga dapat
membahayakan kesehatan umum, dipidana dengan pidana penjara
selamalamanya 6 bulan dan/atau pidana denda setinggi-tingginya sepuluh
ribu rupiah.
SUMBER HUKUM LINGKUNGAN KESEHATAN

UU no 36 tahun 2009 tentang kesehatan


Pasal 163 ayat 1: Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat menjamin
ketersediaan lingkungan yang sehat dan tidak mempunyai risiko buruk bagi
kesehatan.
Ayat 2: Lingkungan sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup
lingkungan permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan
fasilitas umum.
Ayat 3: Lingkungan sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bebas dari
unsur-unsur yang menimbulkan gangguan kesehatan, antara lain:
1. limbah cair; limbah padat, limbah gas
2. sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratan
3. binatang pembawa penyakit;
4. zat kimia yang berbahaya;
5. kebisingan yang melebihi ambang batas;
6. radiasi sinar pengion dan non pengion;
7. air yang tercemar; udara yang tercemar; dan makanan yang
terkontaminasi
ASPEK HUKUM REPRODUKSI
UU No 36 tahun 2009 tentang kesehatan
Pasal 127 (1) Upaya kehamilan di luar cara alamiah hanya dapatdilakukan
oleh pasangan suami istri yang sah denganketentuan:
a. hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami istri yang bersangkutan
ditanamkan dalam rahim istri dari mana ovum berasal;
b. dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan
kewenangan untuk itu; dan
c. pada fasilitas pelayanan kesehatan tertentu.

Keputusan Menteri Kesehatan No. 72/ Menkes/ Per/ II/1999 tentang


Penyelengaraan Teknologi Reproduksi Buatan, yang berisikan tentang:
Ketentuan Umum, Perizinan, Pembinaan dan Pengawasan, Ketentuan
Peralihan, dan Ketentuan Penutup.
Keputusan Menteri Kesehatan No. 72/ Menkes/ Per/ II/1999
tentang Penyelengaraan Teknologi Reproduksi Buatan
1. Pelayanan Teknologi Buatan hanya dapat dilakukan dengan sel telur dan
sperma suami-isteri yang bersangkutan.
2. Pelayanan Reproduksi Buatan merupakan bagian dari pelayanan
infertilitas, sehingga kerangka pelayanannya merupakan bagian dari
pengelolaan pelayanan infertilitas secara keseluruhan.
3. Embrio yang dapat dipindahkan satu waktu ke dalam rahim isteri tidak
lebih dari tiga;
4. Dilarang melakukan surogasi dalam bentuk apapun.
5. Dilarang melakukan jual beli embrio, ova dan spermatozoa.
6. Dilarang menghasilkan embrio manusia semata-mata untuk penelitian.
7. Dilarang melakukan penelitian terhadap atau dengan menggunakan
embrio manusia yang berumur lebih dari 14 hari sejak tanggal
fertilisasi
ASPEK ETIK DAN HUKUM ABORSI
BAB XIV KUHP tentang kejahatan kesusilaan Pasal 299
(1) Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruh
supaya diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan bahwa
karena pengobatan itu hamilnya dapat digugurkan, diancam dengan pidana
penjara paling lama empat tahun atau pidana denda paling banyak empat
puluh lima ribu rupiah.
(2) Jika yang bersalah berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau
menjadikan perbuatan tersebut sebagai pencarian atau kebiasaan, atau jika
dia seorang dokter, bidan atau juru obat, pidananya dapat ditambah
sepertiga
(3) Jika yang bersalah melakukan kejahatan tersebut dalam menjalankan
pencariannya, dapat dicabut haknya untuk menjalakukan pencarian itu.
ASPEK ETIK DAN HUKUM ABORSI
BAB XIX KUHP tentang kejahatan terhadap nyawa Pasal 346
Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya
atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling
lama empat tahun.
Pasal 347 KUHP:
(1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan
seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara
paling lama dua belas tahun.
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut diancam
dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun.
Pasal 348 KUHP:
(1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan
seorang wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara
paling lama lima tahun enam bulan.
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, diancam
dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.

Anda mungkin juga menyukai