Disusun oleh:
Zenia Ladia
1710221101
• Kingdom : Animalia
• Philum : Arthropoda
• Class : Arachnida
• Ordo : Ackarima
• Family : Sarcoptes
• Genus : Sarcoptes
scabiei varian hominis
Morfologi :
- Tungau kecil, Bentuk oval, punggung cembung perut rata, ukuran 0,3 mm
- Tungau translusen, putih kotor, tidak bermata
- Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang kaki
- Diluar tubuh inang : tahan hidup selama 24-36 jam dalam suhu ruangan (21°C). Pada
suhu yang lebih rendah (10-15°C) dengan kelembaban yang lebih tahan hidup > lama
SIKLUS HIDUP
CARA PENULARAN
Kontak langsung Kontak tidak
langsung (melalui
(kulit dg kulit) benda)
Melalui
Berjabat pakaian,
tangan handuk, sprei,
bantal, dll
Tidur bersama
Sarcoptes scabiei var
animalis terkadang
dapat menulari
Hubungan manusia, ex : anjing,
seksual kucing, kambing
PATOGENESIS
Masuk ke dalam
kulit Pruritus
Host tersensitisasi
tungau dan produknya
2-4 minggu lalu menimbulkan
hiper sensitivitas
Tempat predileksi dari skabies
MANIFESTASI KLINIS yaitu sela-sela jari, telapak
tangan, pergelangan tangan
bagian volar, siku, ketiak, aerola
Pruritus Nocturna
mammae, daerah pusar dan perut
bawah, daerah
genitalia eksterna dan pantat.
Menemukan tungau
DIAGNOSIS
DIAGNOSI
S KLINIS 2 DARI 4 TANDA CARDINAL
Tatalaksana
Non- Farmakologi
farmakologi
FARMAKOLOGI
• Permethrin 5%
• Presipitat Sulfur 2-10%
• Benzyl benzoate
• Gamma benzene heksaklorida (Lindane)
• Crotamiton krim
• Ivermectin
• Monosulfiran
• Malathion
KOMPLIKASI
Infeksi sekunder pada pasien skabies merupakan akibat
dari infeksi bakteri atau karena garukan. Keduanya
mendominasi gambaran klinik yang ada. Erosi merupakan
tanda yang paling sering muncul pada lesi sekunder.
Infeksi sekunder dapat ditandai dengan munculnya pustul,
supurasi, dan ulkus.
PROGNOSIS
Cara Pemakain
Obat Yang
Benar
Menghilangkan
Pemilihan Obat Faktor
Predisposisi
BAIK
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. Kh
Umur : 16 tahun
Alamat : Semarang
Lokasi I : sela jari, telapak tangan, pergelangan tangan bagian volar kanan
UKK : papul, pustul, krusta, skuama, dan ekskoriasi.
Lokasi III : Perut, lipat ketiak bagian depan, tungkai atas bawah
kanan-kiri
UKK : Papul putih keabuan
DIAGNOSIS
Diagnosis Banding Diagnosa Kerja :
a. Terapi medikamentos
Diagnosis klinis
skabies dapat
ditegakan dengan
menemukan 2 dari 4
tanda kardinal.
• Pada pemeriksaan fisik dijumpai pada sela jari,
telapak tangan, dan pergelangan tangan bagian
volar ditemukan wujud kelainan kulit seperti, papul,
pustul, krusta, skuama, pus dan ekskoriasi.
• pada bagian lipat ketiak bagian depan, perut dan
tungkai atas bawah, tampak ujud kelainan kulit
berupa papu papul putih keabuan
DEFINISI GEJALA KLINIS PADA PASIEN
INI
Predileksi: DKA :
tempat paparan
DA : pipi, dahi (bayi),
lipat siku, lipat lutut,
leher, pergelangan
tangan
Pemethrin : pilihan pertama dalam
pengobatan skabies karena efek
toksisitasnya terhadap mamalia
sangat rendah dan kecenderungan
keracunan akibat kesalahan dalam
atas indikasi infeksi kulit sekunder yang penggunaannya sangat kecil. Hal ini
• Obat topikal : permetrin
bisa disebabkan 5%
oleh Staphyloccocus •disebabkan karena hanya sedikit yang
Cefadroxil 2x500mg
terabsorpsi di kulit dan cepat
dan/dioleskan
krim atau Streptococcus. Antibiotik
dari leher
ini memiliki mekanisme kerja
kebawah pada malam hari yang merupakan
dimetabolisme yang kemudian
dikeluarkan kembali melalui keringat,
menghambat pembentukan protein
selama
penyusun8-12 jamselsatu
dinding kali Melalui
bakteri. antibiotik golongan
sebum, dan juga melalui urin. Efek
seminggu,
mekanisme untuk pemakaian
kerja tersebut cefadroxil samping jarang ditemukan, berupa:
memiliki
krim efek bakterisidal
di tempat lesi agakberpektrum
sedikit
cephalosporin
rasa terbakar, perih, dan gatal
luas yang dapat membunuh bakteri gram
ditekan agar krim dapat generasi II.
positif maupun gram negatif.
menyerap dengan baik. Setelah
itu dicuci bersih. Apabila belum
sembuh bisa dilanjutkan dengan
pemberian kedua setelah 1
minggu.
• Penatalaksanaan non-farmakologi yaitu dengan memberikan
• edukasi tentang pengertian penyakit yang merupakan manifestasi dari
tungu, beserta faktor resiko dan cara penularan penyakit. Kemudian
• edukasi cara penggunaan obat antiskabies dengan benar dan
• pencegahan skabies dengan cara seperti berikut, pakaian, handuk,
karpet, sprei, selimut, bantal, guling, dan kasur yang telah dipakai
sampai 3 hari kebelakang dicuci bersih, pencucian lebih baik
menggunakan air panas dengan suhu 500C atau lebih dan dijemur
dibawah sinar matahari langsung sampai benar-benar kering atau
ditempatkan di plastik kantung selama 1 minggu.
• Tidak boleh menggunakan pakaian atau handuk bersama dengan
orang lain.
• Bila gatal sebaiknya jangan digaruk menggunakan kuku dan jangan
terlalu keras karena dapat menyebabkan luka yang lebih parah dan
meningkatkan resiko infeksi lain.
• Eduaksi pula tentang menjaga kebersihan.
• Menjelaskan pentingnya mengobati setiap orang yang tinggal dengan
pasien, khusunya yang menderita keluhan serupa.
prognosis kesembuhan, keberhasialan
pengobatan dan tidak terjadi reinfestasi
• Prognosis pasien ini tungau kembali pada pasien ini masih
meragukan, mengingat pasien tinggal di
pada quo ad vitam, lingkungan pesantren dimana teman-
quo ad functionam teman pasien memiliki keluhan yang
serupa. Maka dari itu perlu juga
dan kosmetiknya dilakukan pengobatan kepada para
adalah ad bonam, santri lainnya untuk mencegah
terjadinya reinfestasi tungau, tetapi
tetapi progosis pada pengobatan secara menyuluruh kepada
para santri hanya dapat tercapai dengan
qua ad sanationam adanya kerjasama dengan pihak terkait,
adalah dubia. yaitu pondok pesantren.
KESIMPULAN
• Telah dilaporkan pasien dengan identitas; nama Nn. Kh (16 tahun) dengan diagnosis skabies dengan
infesi sekunder. Diagnosis scabies pada kasus ini ditegakan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik. Dari anamnesis didapatkan pasien perempuan berusia16 tahun dengan keluhan timbul bintik-
bintik kecil putih keabuan pada bagian tangan, depan ketiak kanan kiri, perut, dan kedua tungkai atas.
Pasien sering menggaruk bagian tubuhnya tersebut, garukan yang berlebihan akhirnya menimbulkan
luka pada sela jari, pergelangan tangan, dan telapak tangan kanan pasien. Menurut pasien keluhan
gatal sudah dirasa sejak -+ 2 bulan yang lalu. gatal dirasa semakin hebat terutama pada malam hari.
Pasien tinggal di pondok pesantren dan teman-teman pasien memiliki keluhan yan serupa. Pasien
mengaku sering bertukar pakaian dan handuk dengan temannya. Sebelumnya pasien pernah
mengalami keluhan yang serupa, sudah pernah berobat dan diberi obat salep dan antibiotik tetapi
keluhan dirasa tidak membaik.
• Pada pemeriksaan fisik status dermatologis didapatkan pada sela jari, telapak tangan, dan
pergelangan tangan bagian volar ditemukan ujud kelainan kulit seperti, papul, pustul, krusta, skuama,
pus dan ekskoriasi. Pada pergelangan tangan kiri ditemuka papul eritema. Pada lipat ketiak bagian
depan, tungkai atas bawah kanan-kiri ditemukan papul putih keabuan. Terapi yang diberikan pada
pasien ini adalah permethrin 5% krim yang dioleskan satu kali pada malam hari, Cefadroxil 2x500mg
dalam sehari. Pasien dan keluarga dimita untuk pasien tidak menggaruk lukanya, istirahat, menjaga
kebersihan kulit, mencuci selimut, handuk, dan pakaian dengan menggunakan air panas, serta
menjemur kasur, bantal, dan guling secara rutin, untuk tidak memakai handuk dan pakaian secara
bersamaan dengan orang lain, keluarga juga diedukasi untuk menggunakan salep yang digunakan
oleh pasien dan kontrol ke poliklinik kulit.Prognosis pada pasien ini adalah quo ad vitam ad bonam,
quo ad functionam ad bonam, quo ad sanationam dubia, quo ad kosmetikam ad bonam.