Anda di halaman 1dari 38

SKABIES DENGAN INFEKSI SEKUDER

Pembimbing : dr. Hiendarto, Sp.KK

Disusun oleh:
Zenia Ladia
1710221101

Departemen Kulit & Kelamin RSUD Ambarawa


Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional ‘Veteran’
Jakarta
PENDAHULUAN

Penyakit gudik atau kudis


 penyakit kulit ditemui WHO : scabies merupakan
hampir di setiap 6 penyakit parasit epidermal
penyebab gudikan kulit yang terbesar angka
lingkungan kumuh dan adalah spesies kejadiannya di dunia
padat penduduk, ponpes, tungau yang tidak
kamp militer, bahkan dapat dilihat oleh urutan ke-3 dari 12 penyakit
rumah sakit dan dianggap mata telanjang. kulit tersering
sebagai penyakit yang Spesies ini disebut
tidak berbahaya sebagai Sarcoptes Cepatnya proses penularan
scabiei (var. hominis) dan ketidakpahaman
Penyakit gudik dapat dan penyakitnya masyarakat akan penyakit
menjangkiti semua orang disebut scabies. ini menimbulkan sulitnya
pada semua umur, ras dan pemberantasan scabies.
level sosial ekonomi.
TINJAUN PUSTAKA
DEFINISI
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan
oleh infestasi dan sensitisasi terhadap tungau
Sarcoptes scabiei varian hominis beserta
produknya.

Nama lain: the itch, gudis, budukan, gatal agogo.


EPIDEMIOLOGI
• WHO : scabies merupakan 6 penyakit parasit epidermal
kulit yang terbesar angka kejadiannya di dunia
• urutan ke-3 dari 12 penyakit kulit tersering
• Semua umur, terutama anak-anak dan dewasa muda
• Faktor primer yang berkontribusi adalah kemiskinan dan
kondisi hidup di daerah yang padat penduduk.
ETIOLOGY

• Kingdom : Animalia
• Philum : Arthropoda
• Class : Arachnida
• Ordo : Ackarima
• Family : Sarcoptes
• Genus : Sarcoptes
scabiei varian hominis

Morfologi :
- Tungau kecil, Bentuk oval, punggung cembung perut rata, ukuran 0,3 mm
- Tungau translusen, putih kotor, tidak bermata
- Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang kaki
- Diluar tubuh inang : tahan hidup selama 24-36 jam dalam suhu ruangan (21°C). Pada
suhu yang lebih rendah (10-15°C) dengan kelembaban yang lebih tahan hidup > lama
SIKLUS HIDUP
CARA PENULARAN
Kontak langsung Kontak tidak
langsung (melalui
(kulit dg kulit) benda)

Melalui
Berjabat pakaian,
tangan handuk, sprei,
bantal, dll

Tidur bersama
Sarcoptes scabiei var
animalis terkadang
dapat menulari
Hubungan manusia, ex : anjing,
seksual kucing, kambing
PATOGENESIS

Sarcoptes Erosi, ekskoriasi,


Garukan krusta, dan infeksi
Scabiei sekunder

Masuk ke dalam
kulit Pruritus

Host tersensitisasi
tungau dan produknya
2-4 minggu lalu menimbulkan
hiper sensitivitas
Tempat predileksi dari skabies
MANIFESTASI KLINIS yaitu sela-sela jari, telapak
tangan, pergelangan tangan
bagian volar, siku, ketiak, aerola
Pruritus Nocturna
mammae, daerah pusar dan perut
bawah, daerah
genitalia eksterna dan pantat.

Pada anak bayi dapat mengenai


Menyerang secara berkelompok
bagian lain seperti telapak kaki,
telapak tangan, bahkan
seluruh permukaan kulit.
Terdapat terowongan (kanalikulus) pada tempat predileksi
berwarna putih/keabu-abuan, berbentuk garis lurus/berkelok, pada
ujung terowongan ditemukan papul / vesikel

Menemukan tungau
DIAGNOSIS

DIAGNOSI
S KLINIS 2 DARI 4 TANDA CARDINAL

Dengan identifikasi mikroskopis ditemukan


adanya tungau, telur atau fecal pellet,
dengan cara : DIAGNOSI
- Kerokan kulit S
- Biopsi irisan (epidermal shave biopsy) DEFINITIF
- Tes tinta Burrow (Burrow ink test)
PENATALAKSANAAN

Tatalaksana

Non- Farmakologi
farmakologi
FARMAKOLOGI
• Permethrin 5%
• Presipitat Sulfur 2-10%
• Benzyl benzoate
• Gamma benzene heksaklorida (Lindane)
• Crotamiton krim
• Ivermectin
• Monosulfiran
• Malathion
KOMPLIKASI
Infeksi sekunder pada pasien skabies merupakan akibat
dari infeksi bakteri atau karena garukan. Keduanya
mendominasi gambaran klinik yang ada. Erosi merupakan
tanda yang paling sering muncul pada lesi sekunder.
Infeksi sekunder dapat ditandai dengan munculnya pustul,
supurasi, dan ulkus.
PROGNOSIS

Cara Pemakain
Obat Yang
Benar

Menghilangkan
Pemilihan Obat Faktor
Predisposisi

BAIK
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. Kh

Umur : 16 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Semarang

Tanggal Periksa : 15 September 2018


ANAMNESIS
Autoaalloanamnesa di Bangsal Mawar RSUD Ambarawa pada tanggal 15 September
2018.

• Keluhan utama : Timbul bintik-bintik yang terasa gatal


• RPS :
Pasien merupakan pasien rawat inap bangsal mawar dibawah
naungan SpKJ yang dikonsulkan ke bagian kulit kelamin. Berdasarkan
Alloanamnesa dengan ibu pasien, awalnya pasien dirawat di RS
karena 3HSMRS pasien tidak mau makan dan minum, cenderung
mengurung diri dikamarnya dan tidak mau berbicara. Ibu pasien juga
mengeluhkan timbul bintik-bintik kecil putih keabuan pada bagian
tangan, depan ketiak kanan kiri, perut, dan kedua tungkai atas. Pasien
sering menggaruk bagian tubuhnya tersebut, garukan yang berlebihan
akhirnya menimbulkan luka pada sela jari, pergelangan tangan, dan
telapak tangan kanan pasien. Menurut pasien keluhan gatal sudah
dirasa sejak -+ 2 bulan yang lalu. Keluhan gatal dirasa semakin hebat
terutama pada malam hari, sehingga pasien sering terbangun dari
tidurnya. Keluhan demam disangkal.
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu :

Riwayat keluhan serupa : diakui, 2 bln yang lalau


Riwayat penyakit kulit lain : disangkal
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat DM : disangkal
Riwayat asma : disangkal
Riwayat alergi obat : disangkal
Riwayat alergi makanan : disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga :

Riwayat keluhan serupa : disangkal


Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat DM : disangkal
Riwayat asma : disangkal
Riwayat alergi obat dan makanan : disangkal
Riwayat Pribadi:

Mandi : Jarang, 1 x sehari


Riwayat asrama/pondok pesantren : diakui
Riwayat Pemakaian handuk dan pakaian bersama : diakui
Riwayat tidur bersama teman : diakui
Riwayat sering mengganti atau mencuci pakaian : diakui
Riwayat digigit serangga : disangkal
PEMERIKSAAN FISIK
KU : Tampak sakit sedang, tatapan kosong

Kesadaran : Compos mentis

Nadi : dalam batas normal

Respirasi : dalam batas normal

Suhu : dalam batas normal

Tekanan Darah : dalam batas normal


STATUS DERMATOLOGIS

Lokasi I : sela jari, telapak tangan, pergelangan tangan bagian volar kanan
UKK : papul, pustul, krusta, skuama, dan ekskoriasi.

Lokasi II : pergelangan tangan kiri


UKK : Papul eritema
STATUS DERMATOLOGIS

Lokasi III : Perut, lipat ketiak bagian depan, tungkai atas bawah
kanan-kiri
UKK : Papul putih keabuan
DIAGNOSIS
Diagnosis Banding Diagnosa Kerja :

• Skabies • Skabies dengan Infeksi


• Prurigo hebra Sekunder
• Pedikulosis korporis
• Dermatitis
TATALAKSANA KASUS

a. Terapi medikamentos

R/ Cefadroxil tab 500mg No.XII


S 2 dd tab I
R/ Permethrin 5% cr
Sue (malam)
TERAPI NONFARMAKOLOGIS
• Menjelaskan tentang pengertian penyakit yang merupakan
manifestasi dari tungu, beserta faktor resiko dan cara penularan
penyakit.
• Menjelaskan cara penggunaan obat antiskabies dengan benar
• Bila gatal sebaiknya jangan menggaruk terlalu keras karena dapat
menyebabkan luka dan risiko infeksi
• Menjelaskan pentingnya mengobati setiap orang yang tinggal dengan
pasien
• Menjelaskan kepada pasien dan keluarga untuk meningkatkan
kebersihan per orangan dan lingkungan
• Hindari penggunaan pakaian, handuk, sprei bersama anggota
keluarga serumah.
• Cuci bersih pakaian, handuk, karpet, sprei, selimut, bantal, guling,
dan kasur yang telah dipakai sampai 3 hari kebelakang, pencucian
lebih baik menggunakan air panas dengan suhu 500C atau lebih dan
dijemur dibawah sinar matahari langsung sampai benar-benar kering
atau ditempatkan di plastik kantung selama 1 minggu
PROGNOSIS

VITAM FUNGTIONAM SANATIONAM KOSMETIKAM

Ad Bonam Ad Bonam Dubia Ad Bonam


PEMBAHASAN
• ibu pasien mengeluh timbul bintik-bintik keabuan pada
kedua tangan, lipat ketiak bagian depan, perut dan
kedua tungkai atas bawah yang terjadi sejak 2 bulan
yang lalu yang terasa gatal. Gatal dirasa semakin
memberat terutama pada malam hari. Pasien tinggal di
Pondok pesantren, dan menurut penuturan ibu pasien,
teman-teman pasien di pesantrenpun memiliki
keluhan yang serupa. pasien sering bertukar handuk,
pakaian, dan selimut yang sama dengan teman-
temannya. Riwayat pernah mengalami keluhan
serupa, sudah pernah diobati dengan menggunakan
salep dan antibiotik, tetapi tidak terdapat perubahan.

Diagnosis klinis
skabies dapat
ditegakan dengan
menemukan 2 dari 4
tanda kardinal.
• Pada pemeriksaan fisik dijumpai pada sela jari,
telapak tangan, dan pergelangan tangan bagian
volar ditemukan wujud kelainan kulit seperti, papul,
pustul, krusta, skuama, pus dan ekskoriasi.
• pada bagian lipat ketiak bagian depan, perut dan
tungkai atas bawah, tampak ujud kelainan kulit
berupa papu papul putih keabuan
DEFINISI GEJALA KLINIS PADA PASIEN
INI

SKABIES infestasi dan sensitisasi - Pruritus nokturnal


terhadap tungau Sarcoptes - Menyerang secara
scabiei varian hominis berkelompok
beserta produknya. - Terowongan atau kanalikulus
pada tempat predileksi
- Menemukan tungau

Predileksi : sela-sela jari, telapak


tangan, pergelangan tangan
bagian volar, siku, ketiak, aerola
mammae, daerah pusar dan
perut bawah, daerah genitalia
eksterna dan pantat.
PRURIGO Erupsi paular kronik dan a) Papul-papul miliar, bentuk - tempat predileksi
rekurens kubah, sangat gatal. pada pasien ini
b) Papul-papul miliar, makin tidak simetris,
membesar mmbentuk nodus - lesi pasien tidak
lentikular, gatal  digaruk  berkontak gigitan
ekskoriasi. serangga

Predileksi : Ekstremitas bagian


ekstensor dan simetrik
DEFINISI GEJALA KLINIS PADA PASIEN INI

PEDIKULOSIS penyakit kulit yang Gatal  bekas - bekas garukan tdk


KORPORIS disebabkan oleh gigitan garukan, skuama menyeluruh pada
Pedikulus humanus Kadang timbul infeksi tubuh pasien
varitas corporis sekunder dengan - (-) didapatkan
pembesaran kelenjar pembesaran
getah bening regional. kelenjar getah
bening regional
Predileksi :Seluruh
tubuh, terutama dada

DERMATITIS peradangan kulit yang DKA : lesi eritem, - anamnesa (-)


bersifat menahun dan papula, vesikel, kulit anggota keluarga
residif dengan berskuama & kering. yang menderita
effloresensi polimorfik DA : >> gatal, akibat keluhan yang sama,
dan gatal, bersifat garukan  papul, riwayat alergi,
toksik dan alergi vesikel, eritem, riwayat kontak
erosi, ekskoriasi, dengan bahan iritan
krusta, likenifikasi

Predileksi: DKA :
tempat paparan
DA : pipi, dahi (bayi),
lipat siku, lipat lutut,
leher, pergelangan
tangan
Pemethrin : pilihan pertama dalam
pengobatan skabies karena efek
toksisitasnya terhadap mamalia
sangat rendah dan kecenderungan
keracunan akibat kesalahan dalam
atas indikasi infeksi kulit sekunder yang penggunaannya sangat kecil. Hal ini
• Obat topikal : permetrin
bisa disebabkan 5%
oleh Staphyloccocus •disebabkan karena hanya sedikit yang
Cefadroxil 2x500mg
terabsorpsi di kulit dan cepat
dan/dioleskan
krim atau Streptococcus. Antibiotik
dari leher
ini memiliki mekanisme kerja
kebawah pada malam hari yang merupakan
dimetabolisme yang kemudian
dikeluarkan kembali melalui keringat,
menghambat pembentukan protein
selama
penyusun8-12 jamselsatu
dinding kali Melalui
bakteri. antibiotik golongan
sebum, dan juga melalui urin. Efek
seminggu,
mekanisme untuk pemakaian
kerja tersebut cefadroxil samping jarang ditemukan, berupa:
memiliki
krim efek bakterisidal
di tempat lesi agakberpektrum
sedikit
cephalosporin
rasa terbakar, perih, dan gatal
luas yang dapat membunuh bakteri gram
ditekan agar krim dapat generasi II.
positif maupun gram negatif.
menyerap dengan baik. Setelah
itu dicuci bersih. Apabila belum
sembuh bisa dilanjutkan dengan
pemberian kedua setelah 1
minggu.
• Penatalaksanaan non-farmakologi yaitu dengan memberikan
• edukasi tentang pengertian penyakit yang merupakan manifestasi dari
tungu, beserta faktor resiko dan cara penularan penyakit. Kemudian
• edukasi cara penggunaan obat antiskabies dengan benar dan
• pencegahan skabies dengan cara seperti berikut, pakaian, handuk,
karpet, sprei, selimut, bantal, guling, dan kasur yang telah dipakai
sampai 3 hari kebelakang dicuci bersih, pencucian lebih baik
menggunakan air panas dengan suhu 500C atau lebih dan dijemur
dibawah sinar matahari langsung sampai benar-benar kering atau
ditempatkan di plastik kantung selama 1 minggu.
• Tidak boleh menggunakan pakaian atau handuk bersama dengan
orang lain.
• Bila gatal sebaiknya jangan digaruk menggunakan kuku dan jangan
terlalu keras karena dapat menyebabkan luka yang lebih parah dan
meningkatkan resiko infeksi lain.
• Eduaksi pula tentang menjaga kebersihan.
• Menjelaskan pentingnya mengobati setiap orang yang tinggal dengan
pasien, khusunya yang menderita keluhan serupa.
prognosis kesembuhan, keberhasialan
pengobatan dan tidak terjadi reinfestasi
• Prognosis pasien ini tungau kembali pada pasien ini masih
meragukan, mengingat pasien tinggal di
pada quo ad vitam, lingkungan pesantren dimana teman-
quo ad functionam teman pasien memiliki keluhan yang
serupa. Maka dari itu perlu juga
dan kosmetiknya dilakukan pengobatan kepada para
adalah ad bonam, santri lainnya untuk mencegah
terjadinya reinfestasi tungau, tetapi
tetapi progosis pada pengobatan secara menyuluruh kepada
para santri hanya dapat tercapai dengan
qua ad sanationam adanya kerjasama dengan pihak terkait,
adalah dubia. yaitu pondok pesantren.
KESIMPULAN
• Telah dilaporkan pasien dengan identitas; nama Nn. Kh (16 tahun) dengan diagnosis skabies dengan
infesi sekunder. Diagnosis scabies pada kasus ini ditegakan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik. Dari anamnesis didapatkan pasien perempuan berusia16 tahun dengan keluhan timbul bintik-
bintik kecil putih keabuan pada bagian tangan, depan ketiak kanan kiri, perut, dan kedua tungkai atas.
Pasien sering menggaruk bagian tubuhnya tersebut, garukan yang berlebihan akhirnya menimbulkan
luka pada sela jari, pergelangan tangan, dan telapak tangan kanan pasien. Menurut pasien keluhan
gatal sudah dirasa sejak -+ 2 bulan yang lalu. gatal dirasa semakin hebat terutama pada malam hari.
Pasien tinggal di pondok pesantren dan teman-teman pasien memiliki keluhan yan serupa. Pasien
mengaku sering bertukar pakaian dan handuk dengan temannya. Sebelumnya pasien pernah
mengalami keluhan yang serupa, sudah pernah berobat dan diberi obat salep dan antibiotik tetapi
keluhan dirasa tidak membaik.
• Pada pemeriksaan fisik status dermatologis didapatkan pada sela jari, telapak tangan, dan
pergelangan tangan bagian volar ditemukan ujud kelainan kulit seperti, papul, pustul, krusta, skuama,
pus dan ekskoriasi. Pada pergelangan tangan kiri ditemuka papul eritema. Pada lipat ketiak bagian
depan, tungkai atas bawah kanan-kiri ditemukan papul putih keabuan. Terapi yang diberikan pada
pasien ini adalah permethrin 5% krim yang dioleskan satu kali pada malam hari, Cefadroxil 2x500mg
dalam sehari. Pasien dan keluarga dimita untuk pasien tidak menggaruk lukanya, istirahat, menjaga
kebersihan kulit, mencuci selimut, handuk, dan pakaian dengan menggunakan air panas, serta
menjemur kasur, bantal, dan guling secara rutin, untuk tidak memakai handuk dan pakaian secara
bersamaan dengan orang lain, keluarga juga diedukasi untuk menggunakan salep yang digunakan
oleh pasien dan kontrol ke poliklinik kulit.Prognosis pada pasien ini adalah quo ad vitam ad bonam,
quo ad functionam ad bonam, quo ad sanationam dubia, quo ad kosmetikam ad bonam.

Anda mungkin juga menyukai