Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KASUS

“ SKIZOFRENIA TIDAK TERINCI BERKELANJUTAN ”

Pembimbing :
Dr. Poppy , Sp. KJ

Oleh :
Zenia Ladia 1710221101

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN JIWA


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR MINGGU
FAKULTAS KEDOKTERAN UPN “VETERAN” JAKARTA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. A. L

Umur : 41 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Pejatin Timur, JakSel

Status Pernikahan : Belum menikah

Pembiayaan : BPJS

Tanggal Periksa : Februari 2019


Riwayat Psikiatri
Riwayat psikiatri melalui autoanamnesis terhadap diri pasien dan aloanamnesia dengan Ibu dan
Ayah pasen pada Februari 2019 di rumah pasien.

• Keluhan utama : Pasien ingin kontrol


• RPS :
Saat ini pasien mengeluh pusing, pusing dirasa karena pasien masih
mendengar suara-suara bisikan yang banyak dan bising. Suara seperti berbicara
satu sama lain, tetapi pasien tidak dapat mendengar dengan jelas apa yang
dibicarakan, terkadang pasien juga mendengar suara seorang laki-laki yang suka
mengomentari dan menyuruhnya. Suara tersebut menyuruh kepada kebaikan,
seperti membersihkan rumah, dan terkdang menyuruh kepada kejahatan,
seperti kabur dari rumah. Pasien mengaku suara tersebut mengatakan diri
pasien selalu salah dan bisikan tersebut adalah benar, maka dari itu terkadang
pasien masih tidak dapat menolak bisikan tersebut, tetapi menurut pasien saat
ini pasien sudah agak bisa menolak bisikan, sehingga kecenderungan pasien
untuk mengamuk, merusak barang, dan kabur dari rumah sudah tidak ada lagi.
Pasien sadar bahwa suara tersebut lebih baik dihilangkan, tetapi pasien juga
mengatakan bila suara tersebut ingin terus ikut dengannya, maka hal itu tidak
jadi masalah.
RPS Lanj... (2)
Selain itu, pasien juga melihat bangunan bertembok tinggi yang tak dapat
dilewati oleh dirinya. Menurut pasien, bayangan tersebut hanya dapat
dilihat oleh seseorang yang telah meninggal. Hal ini pasien ketahui dari
sang “mentarian” yang bertuhan ular. Pasien juga mengaku mentarian
tersebut memberikan ular-ular kepada pasien, dan pasien dapat
merasakan lilitan ular tersebut menjalar di kulitnya.
RPS Lanj... (3)
Pasien meyakini bahwa “mentarian” adalah matahari yang memiliki kekuatan dan
sering membuat pesugihan-pesugihan yang dapat menyembuhkan penyakit, dan
mentarian tersebut memiliki jama’ah bernama si bule, sementara pasien sendiri
bukan jama’ah dari mentarian, dan pasien mengaku tidak mendapatkan kekuatan
apapun dari mentarian tersebut. Ditengah percakapan, pasien sering mengatakan
hal yang tidak berkaitan dengan pembicaraan atau pertanyaan, seperti “dia lagi
dipenggal kemudian darahnya kesini (bercucuran ke leher)”, “Ada yang datang
lewat awan, tetapi dalam bentuk zaruan”, “Mau diambil bumi dan matahari lewat
zaruan yang punya hadiningrat”.
RPS Lanj... (4)
Meskipun demikian, saat ini pasien sudah dapat membantu pekerjaan rumah,
seperti mencuci, menyapu, dan mengepel. Pasien juga sudah dapat mandi dan
makan sendiri, tetapi berdasar penuturan Ayah pasien, pasien masih berlaku
aneh seperti sering mandi pada tengah malam, dan ketika mandi lampu selalu
dipadamkan, kemudian pasien enggan untuk menggunakan handuk. Keluhan sulit
tidur dan gemetar sudah berkurang semenjak minum obat. Pasien masih belum
dapat meminum obat sendiri, kesadaran akan keteraturan minum obat masih
harus diingatkan oleh Ayah pasien.
RPS Lanj... (5)
Pasien mengatakan bahwa sekarang pasien sudah tidak pernah
bersosialisasi dengan orang-orang sekitar rumah maupun teman lamanya,
hal ini diakui pasien karena pasien sudah berbeda dengan mereka,
sehingga mereka tidak ingin bersosialisasi lagi dengan pasien, kecuali
anak-anak kecil sekitaran rumahnya yang masih menyapanya. Pasienpun
sekarang hanya ingin berdiam diri dirumah dan tidak ingin keluar rumah.
Keyakinan akan adanya komplotan orang/temannya yang ingin menyakiti
atau mencelakai dirinya disangkal oleh pasien.
Riwayat Gangguan Sebelumnya
RIW GANGGUAN PSIKIATRI
2015
- mulai mendengar bisikan –bisikan
- tahun 2000an, pasien sempat - Mengurung diri di kamar, tatapan kosong,
mengikuti acara pesugihan di TV Kecenderungan merusak barang ((sepeda,
Elshinta di laut pantai selatan kasur)
- Pasien sakit tumor payudara - Berobat ke RSUD Pasar Rebo  diberi 2 jenis
obat (tanpa pasien)
- Minum obat tidak teratur

2016 - 2017
September 2018
- Pindah ke RSUD Pasar Minggu
- Pasien kabur keluar rumah ke Depok,
- Masih mendengar bisikan
berjalan kaki, sendirian
- Putus obat (krn ayah down, pesimis coba
Keesokan harinya baru kembali ke rumah,
obat herbal )
pulang sendiri
- Tidak ada Perubahan
Ayah sadar kembali
- Gadh gelisah, bisikan semakin kuat
Riwayat Gangguan Sebelumnya
Riwayat Gangguan Medik Riwayat Penggunaan Obat
• Riw. operasi tumor jinak di • Pengggunaan obat jangka
payudara sebelah kanannya panjang lain (-)
pada tahun 2000an. • Risperidone 2x3mg/hari
• Riwayat trauma kepala (-) • Triheksiphenidyl 2x2 mg/hari
• penurunan kesadaran (-) • Merlopam 1x0.5 mg/hari
malam
• penyakit infeksi pada otak (-
)
Riwayat Penggunaan Zat
• Kejang (-) Psikoaktif
• Tidak pernah
Riwayat Kehidupan Pribadi
• Riwayat Prenatal dan Perinatal • Riwayat Pekerjaan
• Riwayat Perkembangan – SPG SOGO & PIM selam 4 tahun
Kepribadian – Guru SD 6-7 buln
– Masa Kanak Awal (0–3 tahun) – Pekerja pabrik Jepang 1 tahun
• Normal • Kehidupan Beragama
– Masa Kanak Pertengahan (3–11 – Baik
tahun)
• Normal • Kehidupan Perkawinan/
– Masa Kanak Akhir (Pubertas dan Psikoseksual
Remaja) – Tidak pernah kawin
• Normal • Riwayat Pelanggaran Hukum
• Normal Riwayat Pendidikan – Tidak ada
– SDN 12 Tanjung Barat • Riwayat Sosial
– SMP 98 Lenteng Agung – Sebelum sakit pasien dapat bergaul,
– SMEA 4 Jakarta setelah sakit menarik diri dari
– Kampus darul Qolam –D2 jurusan kehidupan sosial
Guru SD
Riwayat Keluarga
Persepsi Pasien tentang Dirinya
Pasien menyadari bahwa dirinya sakit, tetapi masih memiliki
keraguan apakah gangguan yang terjadi harus diobati atau tidak,
dan menganggap bahwa ia sekarang berbeda dan tidak dapat
berkomunikasi dengan orang-orang dewasa seperti tetangga
ataupun teman lamanya, sehingga ia lebih senang dirumah.
Pasien menyesali sekolahnya yang sampai tingkat universitas, ia
mengatakan sebenarnya hanya ingin sekolah sampai kelas 2 SD
saja. Iapun menuturkan jika sembuh nanti tak ada yang ingin
dilakukannya kecuali berdiam diri saja dirumah. Pasien merasa
sangat takut jika karena sakitnya ini, ia harus dirawat di rumah
sakit.
STATUS MENTAL
Deskripsi Umum
1. Penampilan
• Pasien perempuan, usia 36 tahun, tampak sesuai dengan usianya,
berpakaian rapih, tampak bersih, berambut panjang setelah berkeramas,
perawatan diri baik.
2. Kesadaran
• Kesadaran neurologik: compos mentis
• Kesadaran psikiatrik: pada saat ini ekspresi wajah pasien sesuai dengan apa
yang diceritakan tetapi megalami sedikit penurunan afek.
3. Perilaku dan Aktivitas Motorik
• Normoaktif, tidak ada gangguan psikomotor
4. Sikap Terhadap Pemeriksa
• Pasien bersikap kooperatif terhadap pemeriksa.
5. Pembicaraan
• Pasien berbicara spontan, lancar, volume suara cukup, intonasi dan
artikulasi baik. Pembicaraan hanya sesuai dengan pertanyaan
Alam Perasaan (Emosi) Gangguan Pikiran
• Mood : Eutimia • Proses Pikir
• Afek : menyempit – Dereistic, tidak logis, berorientasi pada
hal magis
• Keserasian : Serasi
• Arus Pikir
– Produktivitas Baik
– Kontuinitas : Asosiasi longgar,
Gangguan Persepsi neologisme
• Halusinasi : – Hendaya bahasa : Tidak ada
– Ada, halusinasi auditorik, visual, • Isi Pikir
dan taktil – Preokupasi : Ada, ingin mengikut
• Ilusi : Tidak ada pesugihan
• Depersonalisasi : Tidak ada – Waham : Ada, waham bizzare
• Derealisasi : Tidak ada – Obsesi : Tidak ada
– Fobia : Tidak ada
– Rendah diri : Ada
– Pikiran isolasi sosial : Ada
– Pikiran terasing : Ada
Fungsi Intelektual dan Kognitif
• Pengendalian Impuls • Daya Nilai Realita
– Baik – Terganggu
• Daya nilai sosial • Tilikan (insight)
– Cukup, pasien – Nilai tilikan 2
menghampiri pemeriksa • Reabiliatas
untuk bersalaman dan
mempersilahkan masuk – jawaban pasien dapat
ke rumah dipercaya karena pasien
menjawab dengan
• Uji Daya Nilai konsisten terhadap
– Terganggu pertanyaan yang
diberikan.
PEMERIKSAAN FISIK

Compos Mentis •Kesadaran

DBN •TTV

DBN •Head to Toe

DBN •Status Neurologis


DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
• Aksis I : (F.20) yaitu Skizofrenia Tidak terinci
berkelanjutan
– Terdapat ketidakmampuan dalam menilai realita,
Halusinasi (+) auditorik, visual, dan taktil, waham
bizzare
• Aksis II : Tidak ada diagnosis
• Aksis III : Tidak ada diagnosis
• Aksis IV : Masalah keluarga, ekonomi, &
ketidakpatuhan dalam minum obat
• Aksis V : GAF scale 40-31
RESUME
Pasien perempuan, usia 41 tahun, tampak sesuai dengan usianya,
berpakaian rapih, tampak bersih, rambut basah tersisir rapih, pasien tampak habis
mandi setelah bangun dari tidur siang.

Pasien mengatakan keluhan bisikan di telinganya masih sering dirasakan,


tetapi ia sudah dapat sedikit mengabaikan bisikan-bisikan yang menyuruh pada
ketidakbaikan, sehingga pasien sudah tidak mengamuk, kabur dan kecenderungan
merusak barang lagi. Pasienpun masih merasa bahwa aktivitas yang ia lakukan
masih dikontrol oleh bisiskan-bisikan tersebut, akibatnya ia masih merasa rendah
diri. Penglihatan tentang tembok-tembok yang tidak dapat diembus olehnyapun
masih dialami oleh pasien. Pasienpun masih merasa terkadang ada ular yang melilit
tubuhnya dan hal itu terasa dikulit pasien. Pasien masih sulit untuk membedakan
kenyataan dan khayalannya. Pasien masih mempercayai dan meyakini sang
“mentarian” yang memiliki kekuatan dan percaya soal pesugihan-pesugihan yang
dilakukan mentarian. Gangguan tidur dan tubuh gemetar pada pasien sudah tidak
dirasakan setelah minum obat. Pasien sudah dapat mememuhi kebutuhannnya
sendiri, dan saat ini berkegiatan membantu pekerjaan rumah. Saat ini pasien masih
sulit dan tidak berkeinginan untuk bersosialisasi dengan orang lain, kecuali
keluarganya.
RESUME

Dari pemeriksaan psikiatri didapatkan kesadaran neurologisnya


compos mentis, perilaku dan aktivitas motorik normoaktif, pasien kooperatif,
tidak ditemukan bentuk kelainan psikomotor, suasana perasaan (mood) eutim,
afek menyempit, keserasian serasi, pembicaraan spontan, kuantitas dan
kualitasnya cukup, terdapat gagguan proses pikir dereistic dan tidak logis
berbetuk magis, produktivitas pembicaraan baik, kontunuitas pembicaraan
asosiasi longgar, terdapat gangguan isi pikiran berupa waham bizzare, dan
kecenderungan antisosial, terdapat gangguan persepsi seperti halusinasi
auditorik, halusinasi visual, dan halusinasi taktil, fungsi intelektual dan kognitif
baik, pengendalian impuls baik, daya nilai sosial cukup, daya nilai realitas
terganggu, Tilikan pada pasien derajat 2. Pemeriksaan status generalis dan
neurologis dalam batas normal.
PENATALAKSANAAN
• Farmakologi
– Risperidone 2 x 3 mg/hari
– Triheksiphenidyl 2 x 2 mg/hari
– Merlopam 1x 0.5 mg/hari (malam)
• Non Farmakologi
– Psikoterapi
PROGNOSIS
Quo Ad Vitam : ad bonam
Quo Ad Functionam : dubia ad bonam
Quo Ad Sanationam : dubia ad malam

Anda mungkin juga menyukai