MESOFIL TERMOFIL
Lactococcus lactis subsp. lactis Lactobacillus delbrueckii
Lc. lactis subsp. cremoris subsp. bulgaricus
Lc. lactis subsp. lactis Streptococcus thermophilus
biovar diacetylactis Lactobacillus helveticus
Lactobacillus kefir Lactobacillus acidophilus
Lactobacillus casei Lactobacillus paracasei
Leuconostoc sp. subsp. paracasei
Bifidobacterium sp.
Fermentasi Kefir
susu fermentasi asam, minuman susu yang
terkarbonasi melalui proses fermentasi dan beralkohol,
konsistensi seperti krim asam dengan citarasa yang enak.
Minuman fermentasi yang berbuih dan mengandung gas ini
mengandung 0,9-1,1% asam laktat dan 0,3-1,0% alkohol
Kefiran mencakup kapsular dan senyawa ekstraseluler
Suhu inkubasi selama proses fermentasi kefir adalah 18-220C,
dan setelah 20 jam akan dihasilkan kefir yang mengandung 0,8%
etanol dan 1,0% CO2.
Setelah selesai proses fermentasi produk kefir didiamkan selama
beberapa jam agar konsistensi dan stabilitas koagulumnya
meningkat.
Kefir menghasilkan senyawa eksplosakarida yang disebut sebagai
kefiran, yaitu suatu polisakharida yang terdiri dari
glukosa:galaktosa = 1:1
Berfungsi sebagai pengental dan emulsifier makanan, sebagai
pelembab untuk kosmetik, dan dapat menstimulir sistem imun
dan anti tumor.
Kefir grain kering mengandung 45% kefiran, yang diproduksi di
pusat grain oleh bakteri homofermentatif.
Kandungan utamanya protein yang tidak larut dalam air dan
mukopolisakharida netral.
Kefir grain dalam bentuk kering beku (freeze dried) dengan kadar
air 3,5%, terdiri dari 4,4% lemak, 12,1% abu, 45,7%
mukopolisakharida, total protein 34,3% yang berupa protein
tidak larut dalam air 27,0%, protein larut air sebanyak 1,6%
dan asam amino bebas 5,6%, serta sejumlah kecil senyawa yang
tidak diketahui.
Empat Genus Berbagai Mikroflora Dalam Kefir Grain
Streptococci/
Lactobacilli Acetobacter Khamir
Lactococci
Lb. acidophilus Lactococci lactis subsp. Acetobacter Candida kefir
Lb. brevis lactis aceti C. pseudotropicalis
Lb. casei Lc. lactis var. A. rasens C. raceus
Lb. casei subsp. rhamnosus diacetylactis C. tenuis
Lb. casei subsp. Lc. lactis subsp. Kluyveromyces lactis
pseudoplantarum cremoris Kluyveromyces marxianus
Lb. paracasei subsp. Streptococci var marxianus
paracasei thermophilus K. bulgaricus
Lb. cellobiosus S. lactis K. fragilis/marxianus
Lb. delbrueckii subsp. Enterococcus durans Saccharomyces
bulgaricus Leuconostoc cremoris subsp. Tlopsis holmii
Lb. delbrueckii subsp. lactis Leu. Mesenteroides Saccharomyces lactis
Lb. fructivorans S. carlsbergensis
Lb. helveticus subsp. lactis S. unisporus
Lb. hilgardii Debaryomyces
Lb. kefiri hansenii**
Lb. kefiranofaciens Zygosaccharomyces
Lb. kefirgranum sp. nov* rouxii**
Lb. parakefir sp. nov*
Lb. lactis
Lb. plantarum
Fermentasi Keju
Keju (Lanjutan)
Klasifikasi Keju Berdasarkan Karakteristik
Pemeraman dan Kadar Air
TIPE KADAR KARAKTERISTIK NAMA
KEJU AIR (%) PEMERAMAN CONTOH KEJU
Sangat 26-34 Diperam dengan bakteri Keju Asiago, Parmesan, Romano, Sapsago,
Keras Spalen, dsb
Diperam dengan bakteri ; Keju Cheddar, Caciocavallo, Granular,
Keras 35-45 tekstur tertutup (tanpa Cheshire, dsb
lobang)
Diperam dengan bakteri ; Keju Swiss, Emmentaler, dan Gruyere
tekstur terbuka (berlobang-
lobang)
Diperam dengan bakteri Keju Munster, Brick, Edam dan Gouda
Semi Keras 41-52 Diperam dengan kapang biru Keju Roquefort, Gorgonzota dan Stilton
pada bagian dalam
Semi Lunak 45-55 Diperam dengan bakteri Keju Limburger, Port da salut dan Trappist
permukaan
Diperam dengan kapang Keju Camembert, Bric, Bel Paese, Cooked,
Lunak 55-80 permukaan Hand Neufchatel Perancis
Tanpa peram :
- berlemak rendah Keju Cottage, pot dan Bakers
- berlemak tinggi Keju Krim dan Neufchatel Amerika
susu yang mengalami suatu proses
fermentasi dan pemeraman sangat
mempengaruhi aroma dan cita-rasa
keju yang dihasilkan
Mikrooganisme Yang Digunakan
Dalam Starter Keju
MIKROORGANISME KETERANGAN
BAKTERI ASAM LAKTAT :
Streptococcus lactis Penghasil asam
Streptococcus cremiris Penghasil asam
Streptococcus diacetilactis Penghasil asam dan cita-rasa
Streptococcus thermophilus Penghasil asam dan tahan terhadap temperatur yang lebih
tinggi
Streptococcus durans Penghasil asam dan cita-rasa tumbuh pada temperatur lebih
tinggi
Streptococcus faecalis Penghasil asam dan cita-rasa tumbuh pada temperatur lebih
tinggi
Streptococcus citrovorus Penghasil cita-rasa
Streptococcus paracitrovorus Penghasil cita-rasa
Leuconostoc citrovorum Penghasil cita-rasa
Lactobacillus dextranicum Penghasil cita-rasa
Lactobacillus casei Penghasil asam dan cita-rasa digunakan pada keju yang
pada temperatur tinggi
Lactobacillus bulgaricus Penghasil asam dan cita-rasa dan digunakan pada keju yang
diskalding pada temperatur tinggi
Lactobacillus helveticum Penghasil asam dan cita-rasa dan digunakan pada keju yang
diskalding pada temperatur tinggi
BAKTERI LAIN-LAIN :
Propionibacterium shermanii Penghasil gas dan cita-rasa
Brevibacterium linens Penghasil warna orange-kemerahan
KAPANG :
Penincillium cammemberti
P. caseiocolum
P. Candiudum Penghasil cita-rasa
P. roqueforti
Mikroorganisme
yang digunakan dalam
starter keju
Streptococcus
Bersifat homofermentatif
Menghasilkan hanya asam laktat dari proses
fermentasi gula
Tergolong mesofilik.
Spesies-spesies dari kelompok streptokoki ini
tidak dapat menggumpalkan susu.
Streptococcus pyogenes dan streptoccus agalactiae tidak dapat tumbuh
pada temperatur 100C atau 450C.
Streptococcus thermophilus, Streptococcus bovis dan Streptococcus
salivarius tidak dapat tumbuh pada temperatur 100C, akan
tetapi, dapat tumbuh baik pada temperatur 450C.
Streptococcus lactis, Streptococcus cremoris dan Streptococcus
diacetylactis adalah spesies-spesies bakteri asam laktat yang
paling banyak digunakan sebagai kultur untuk starter keju →
tumbuh baik pada temperatur 100C; tidak dapat tumbuh pada
temperatur 450C.
Streptococcus faecalis, Streptococcus liquefaciens, Streptococcus
zymogenes, dan Streptococcus durans dapat tumbuh baik pada
temperatur sekitar 100C-450C dan resisten pada temperatur
630C selama 30 menit.
Streptococcus lactis memegang peranan penting pada
pembuatan berbagai jenis keju.
Fungsi utama: untuk memfermentasi laktosa menjadi asam laktat.
Beberapa galur dari Streptococcus lactis juga memproduksi
senyawa-senyawa sejenis antibiotik yang dikenal sebagai nisin
yang merupakan inhibitor terhadap Streptococcus cremoris,
Streptococcus agalactiae, Streptococcus diacetylactis dan bakteri-
bakteri gram positif lainnya seperti spesies-spesies Bacillus,
Clostridium, dan Lactobacillus.
Leuconostoc
Leuconostoc cremories (Leuconostoc citrovorum) dan Leuconostoc
dextronicum.
Bersifat aerobik atau fakultatif anaerobik.
Tumbuh baik antara temperatur 250C-300C dan tidak tahan
terhadap proses pasteurisasi.
Tergolong heterofermentatif .
Produk yang dihasilkan: asam laktat, asam asetat, alkohol dan
karbondioksida dalam jumlah yang relatif banyak dengan
memfermentasi berbagai jenis gula, kecuali silosa, mannitol dan
sorbitol.
memfermentasi asam sitrat dalam susu untuk menghasilkan
senyawa-senyawa aromatik (misalnya diasetil, asetoin dan
butanediol), yang hanya dapat berlangsung pada pH rendah.
keadaan aerobik, kedua spesies ini dikenal sebagai bakteri
aromatik.
Laktobacillus
Berasal dari bahasa Latin, yang mana Lac artinya susu,
Bacillum artinya batang dan Lactobacillus diartikan sebagai
mikroorganisme berbentuk batang yang berasal dari susu.
Bersifat homofermentatif → Lactobacillus bulgaricus,
Lactobacillus casei, Lactobacillus lactis , dan Lactobacillus
helveticum.
Bersifat heterofermentatif → Lactobacillus fermenti,
Lactobacillus brevis.
Spesies Bakteri Lain
1. Propionibacterium freudenreichii subspecies shermanii
(Propionibacterium shermanii) → berperan untuk membentuk
lubang-lubang gas (karbondioksida) pada tubuh keju sebagai
ciri-ciri khas (misalnya pada keju Emmenthal dan keju
Gruyere).
2. Brevibacterium linens → berperan untuk menghasilkan warna
orange-kemerahan pada permukaan keju (misalnya pada keju
Limburger).
Kapang
Digunakan pada pembuatan beberapa jenis keju yang
tergolong keju semi-lunak peram.
Kultur dari spora kapang ini dibuat terpisah dari kultur BAL.
Peranan utamanya adalah untuk mempertajam cita-rasa dan
aroma, dan sedikit memodifikasi penampakan dan tekstur
keju.
Kapang yang digunakan masih sangat terbatas → Mucor
rasmusen pada pembuatan sejenis keju susu-skim peram di
Norwegia, dan Aspergillus oryzae pada pembuatan berbagai
jenis keju kedelai di Jepang.
Berdasarkan warna dan karakteristik pertumbuhannya, kapang
keju dikelompokkan menjadi dua kelompok:
1. Kapang putih (Penicillium cammemberti, Penicillium caseiocolum
dan penicillium candidum) yang tumbuh pada bagian luar
tubuh keju (misalnya pada keju Camembert).
2. Kapang biru (Penicillium roquefortii) yang tumbuh pada
bagian tubuh keju (misalnya keju Roquefort, keju Stilton
dan keju Gorgonzola).
Koagulan Keju
Dadih (Koagulasi Kasein):
SUSU SEGAR lemak,
•Asam
Bakteri
•Garam Koloid kalsium-fosfat
•Enzim rennin Partikel-partikel lainnya
Whey: •Rennet hewan
•Rennet mikroba
laktalbumin •Rennet tanaman
laktoglobulin
Kuantitas dari rennet yang digunakan bervariasi, yaitu dari 10 ml-45 ml per
100 liter susu. Akan tetapi, untuk beberapa keju yang menggunakan
penggumpalan dengan asam untuk pembentukan rennet dalam jumlah yang
sedikit, yaitu 2 ml-5 ml per 100 liter susu.
Apabila koagulan mikroba masuk kedalam penggunaan, maka
beberapa kemungkinan yang layak dipakai untuk pembuatan
keju adalah sebagai berikut :
o Ekstrak kapang
o Ekstrak bakteri
o Rennet Kalf/Ekstrak Kapang
o Rennet Kalf/Ekstrak Bakteri
o Ekstrak Kapang/Pepsin
o Ekstrak Bakteri/Pepsin
Temperatur merupakan suatu faktor yang penting pada waktu
pembentukan dadih untuk pertama kalinya.
Pada temperatur 210C-270C, dadih cenderung lunak dan
seperti jelly.
Pada temperatur 300C, dadih menjadi lebih keras dan tidak
mudah pecah sewaktu pemotongan
Pada temperatur 330C-360C, dadih keras dan kenyal dan
whey keluar secara perlahan.
Dibawah temperatur 200C dan diatas temperatur 500C,
aktivitas rennet sangat lambat.
Rennet Mikroba
Rennet yang banyak digunakan sebagai pengganti rennet anak
sapi muda adalah rennet mikroorganisme seperti dari kapang
dan bakteri.
Menghasilkan keju yang sangat mirip dengan produk-produk
keju komersial, tetapi mempunyai sedikit rasa pahit.
Mikroorganisme yang telah digunakan untuk produksi rennet,
antara lain Bacillus polymyxa, B. subtilis, B. mesentericus, B. cereus,
Endothia parasiticus, Mucor pusillus dan Mucor miehei.
Rennet Tanaman
Getah dari pohon ara (Ficus carica).
Ekstrak ini sudah digunakan sejak zaman dahulu ditempat-
tempat dimana terdapat pohon ara.
Sumber tanaman lain: papain dari pohon dan buah pepaya, fisin
dari pohon ara, bromelin dari nenas, rezin dari biji jarak →
aktivitas proteolitik yang terlalu kuat sehingga menghasilkan
cita-rasa yang sangat pahit pada keju.
Tahap-Tahap Dasar Pembuatan Keju
NO PERLAKUAN TUJUAN UTAMA
1. Setting susu Mempersiapkan susu untuk pembentukan
dadih dengan asam atau rennet dan
penambahan kultur mikroba yang cocok
2. Pemotongan Mempercepat pengeluaran whey dan
dadih memperluas permukaan dadih sehingga daya
hantar panas pemasakan lebih rata
3. Pemasakan Menciutkan dadih untuk mengeluarkan
dadih whey dengan lebih efektif, membentuk
tekstur dan mengontrol kadar air
4. Penirisan dadih Memisahkan whey dari dadih secara
permanent
5. Pemadatan Merubah dadih menjadi karakteristik keju
dadih yang dikehendaki, memberi waktu untuk
pembentukan asam dan membantu kontrol
kadar air
NO PERLAKUAN TUJUAN UTAMA
6. Penggaraman Mempengaruhi flavor, kadar air, dan
tekstur
7. Penekanan Membentuk dan mengompakkan
badan keju
8. Perlakuan Inokulasi mikroba spesifik untuk
khusus jenis-jenis keju tertentu serta
memberikan lingkungan yang cocok
untuk pertumbuhannya