OLEH

WAHYUDI SARIMUN.N

WYD SN
 PENGERTIAN DASAR TENTANG REAKTANSI

A B
Kawat mempunyai tahanan 2 ohm
S
+ Fluks/garis-garis gaya magnit
BAT.
-

Sebuah kawat diberi tegangan dari baterai sebesar 1,5 volt

maka arus yang lewat di tahanan
Arus yang timbul pada kawat akan menimbulkan fluks
Fluks ini keluar seperti gambar diatas

WYD SN - PRI.K
 PENGERTIAN DASAR TENTANG REAKTANSI

KALAU KAWAT ITU DIHUBUNGKAN KE BATERE

SEBUAH A
KAWAT ARUS LISTRIK YANG MENGALIR =

BATERE + 1,5 Volt

2W = 0,75 Amper
PUNYA 1,5 Volt - 2W
NILAI
RESISTANSI ARUS LISTRIK YANG MENGALIR DI KAWAT
MENGHASILKAN FLUKS

KAWAT ITU DIGULUNGKAN MELINGKAR DENGAN JARI2 TERTENTU

BENTUKNYA MENJADI SEPERTI :
KALAU GULUNGAN KAWAT ITU DIHUBUNGKAN KE BATERE

ARUS LISTRIK YANG MENGALIR DI GULUNGAN KAWAT

MENYEBABKAN FLUKS ( INDUKSI MAGNIT ) YANG TER-
+
KONSENTRASI DI TENGAH GULUNGAN
-
KOMPONEN ALAT LISTRIK YANG MENGHASILKAN IN-
DUKSI MAKNIT INI “ INDUKTOR ”  SIMBOL “ L “

ARUS LISTRIK YANG MENGALIR DI INDUKTOR =

1,5 Volt
= 0,75 Amper MASIH SAMA DENGAN DI KAWAT
2W
WYD SN - PRI.K
 PENGERTIAN DASAR TENTANG REAKTANSI

BAGAIMANA KALAU GULUNGAN KAWAT ITU DIHUBUNG KE SUMBER AC

BERAPA ARUS LISTRIK YANG MENGALIR DI “ L “ ?

A
TERNYATA ARUS LISTRIK YANG MENGALIR DI “ L “
TIDAK LAGI SAMA DENGAN
GEN AC
1,5 Volt 1,5 Volt
L  TETAPI MENJADI LEBIH KECIL
2W

MENGAPA BISA DEMIKIAN ?

PENJELASANNYA KEMBALI MENGGUNAKAN SUMBER DC

A B SEWAKTU SAKLAR DI “ ON “ KAN

A
ARUS YANG MENGALIR DI “ L “ = 0, KARENA
+ I=0 ARUS DI “ L “ MENGARAHKAN FLUKS KE SUATU
L
ARAH, GERAKAN FLUKS ITU SENDIRI MEMBANG
- KITKAN GGL LAWAN DI “ L “, SEHINGGA ARUS
DI “ L “ SAAT SAKLAR MASUK = 0
C
TEGANGAN DI A – C = TEGANGAN DI B – C, SEHINGGA TEGANGAN DI “ L “ SUDAH ADA
ARUS DI “ L “ BELUM ADA (TERTINGGAL)

WYD SN - PRI.K ATAU I Lag V

 PENGERTIAN DASAR TENTANG REAKTANSI
JADI KALAU GULUNGAN KAWAT DIHUBUNG KE SUMBER AC

ARUS LISTRIK YANG MENGALIR DI “ L “ LEBIH

A KECIL DARI :
1,5 Volt
 TEGANGAN SUMBER TIDAK
GEN AC 2W HANYA DIBAGI TAHANAN KAWAT
1,5 Volt L TETAPI ADA TAMBAHAN HAMBATAN KARENA
SIFAT DARI “ L “ YANG :
1. MENG-INDUKSI-KAN FLUKS DI INTINYA SE-
HINGGA DISEBUT “ INDUKTOR ”
2. BER-REAKSI MELAWAN ARUS YANG AKAN
MENGALIR PADANYA SEHINGGA DISEBUT
“ REAKTOR ” ATAU “ REAKTANSI “

BESARNYA TAMBAHAN HAMBATAN DI “ L “ TERGANTUNG DARI

KECEPATAN PERUBAHAN TEGANGAN YANG DIKENAKAN PADANYA
KALAU PERUBAHAN TEGANGAN YANG DIKENAKAN PADA “ L “ DALAM BENTUK
GELOMBANG SINUS DENGAN KECEPATAN PERUBAHAN 50 KALI PER DETIK ( 50 HZ )
MAKA TAMBAHAN HAMBATAN DI “ L “ = 2 x p x f x L , DIMANA

“ f “ = FREKWENSI GELOMBANG TEGANGAN SINUS = 50 ( HERTZ )

“ L “ = NILAI INDUKTANSI KUMPARAN ( HENRY )
DENGAN ALAT OHM METER TIDAK TERBACA/TERUKUR HAMBATAN DI “ L “ INI, TETAPI
KENYATAANNYA SEWAKTU TERHUBUNG DENGAN TEGANGAN YANG BERUBAH ( SINUS )
BARULAH HAMBATAN ITU ADA DIRASAKAN  ARTINYA TIDAK RIEL TETAPI IMAJINER
EKSPRESI IMAJINER DALAM MATEMATIS ADALAH = √ – 1 , ATAU i, ATAU j
WYD SN - PRI.K
 PENGERTIAN DASAR TENTANG REAKTANSI

SIMBOL FISIK “ L “ YANG DIGAMBARKAN SEBAGAI

RIEL
IMAJINER
SIMBOL HAMBATAN “ L “ SECARA LISTRIKNYA :

ADA KOMPONEN “ R “ NYA DAN

L ADA KOMPONEN “ REAKTANSI “
YANG TERHUBUNG SERI R X L
(wL)
(2pfL)

HUBUNGAN SECARA LISTRIK ANTARA “ R “ DAN “ L “ ADALAH DALAM BENTUK VEKTORIS

DIMANA NILAI HAMBATAN “ L “ YANG IMAJINER ITU MEMBENTUK SUDUT 90o DENGAN “ R “

Sumbu imajiner
j

RESULTANTE DARI “ R “ DAN “ X L “

X L DIPEROLEH VEKTOR DENGAN SIMBOL
“ Z “ YANG DISEBUT “ IMPEDANSI “
Z

Sumbu riel
R

WYD SN - PRI.K
 PENGERTIAN √3 PADA POWER 3 FASA

SISTEM TEGANGAN 3 FASA

A
TEGANGAN VAN = VBN = VCN

IA DIANGGAP BEBAN SEIMBANG

ø  IA = I B = I C = I
IC N
POWER FASA A = VAN x IA
POWER FASA B = VBN x IB
IB
C B POWER FASA C = VCN x IC

P TOTAL 3 FASA = 3 x VAN x IA

SEBUTAN TERHADAP SISTEM TEGANGAN  V ph-ph = V

KALAU VAN ADALAH V FASA – NETRAL DALAM SISTEM 3 FASA

BERAPAKAH NILAI V ph-ph = V ?

WYD SN - PRI.K
 PENGERTIAN √3 PADA POWER 3 FASA

+ DARI GAMBAR DISEBELAH

V YANG DIMAKSUD ADALAH
A 0,5√ 3 “ VAB “

1 VAB SEHINGGA COS (120O) = - 0,5

BERAPAKAH VAB BILA VAN = 1 ?
120O 1
- - 0,5
+
N B

-
(VAB) 2 = (VAN) 2 + (VBN) 2 - 2 x VAN x VBN x COS (120O)
= (VAN) 2 + (VAN) 2 - 2 x VAN x VAN x ( - 0,5 )
= (VAN) 2 + (VAN) 2 + (VAN) 2

= 3 x (VAN) 2
VAB = √ 3 x VAN JADI  V = √ 3 x VAN
V
WYD SN - PRI.K
ATAU  VAN =
√3
 PENGERTIAN √3 PADA POWER 3 FASA

KEMBALI KE :
PTOTAL 3 FASA = 3 x VAN x IA

3xVxI
=
√3
PTOTAL 3 FASA = √3xVxI

WYD SN - PRI.K
 PENGERTIAN DAYA LISTRIK

DAYA LISTRIK
P = V.I.COS (watt) = Daya aktif
S = V.I (Volt Amp) = Daya semu
Q = V.I .Sin (Volt Amp reaktif) = Daya reaktif

PENYEBUTAN DAYA UNTUK:

1. OUTPUT GENERATOR (WATT)
2. OUTPUT TRAFO TENAGA (VOLT AMPERE)
3. BEBAN DIRUMAH TANGGA (WATT)
4. DAYA DI REKENING PLN (V.A)

WYD SN
 PENGERTIAN RUGI JARINGAN

1. IMPEDANSI Z = R + jX

2. JATUH TEGANGAN  V = (I.R.Cos + I.X. Sin) volt

3. RUGI JARINGAN
- DAYA AKTIF I2R (WATT)--- I2R.h (WATT hour)
- DAYA REAKTIF I2X (VAr)

R = Resistansi (ohm) X =Reaktansi (ohm)

Z = Impedansi (ohm)
C = Kapasitansi (Farrad)

WYD SN
SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK

1. Pembangkit ( TM )
2. Trafo Step Up ( TM ke TT )
3. Jaringan Transmisi ( TET, TT )
4. Trafo Step Down Transmisi ( TET ke TT, TT ke TT )
5. Trafo Step Down Distribusi ( TT ke TM )
6. Jaringan Distribusi Primer ( TM )
7. Jaringan Distribusi Sekunder ( TR )

WYD SN
 SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK

WYD SN
KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER

• RADIAL
• OPEN LOOP
• CLOSE LOOP / TIE LINE
• SPINDLE
• CLUSTER

WYD SN
 JARINGAN SISTEM RADIAL

Transformer
150-70/20 kV

Main Substation

TM
PMT PMT PMT
TS
TC

Keterangan

TM = Telemetering
TS = Telesignalling
TC = Telecontrolling
WYD SN
 JARINGAN SISTEM OPEN LOOP

Transformer
150-70/20 kV

Main Substation

TM
PMT PMT PMT
TS
TC

Keterangan

TM = Telemetering
TS = Telesignalling
TC = Telecontrolling
WYD SN
JARINGAN SISTEM CLOSED LOOP / TIE LINE

Transformer Transformer
150-70/20 kV 150-70/20 kV

Main Substation-1 Main Substation-2

TM
PMT PMT PMT PMT
TS
TC

Keterangan

TM = Telemetering
WYD SN TS = Telesignalling
TC = Telecontrolling
 JARINGAN SISTEM SPINDEL

Transformer
150-70/20 kV

Main Substation

TM NC
PMT PMT PMT
TS
TC
Zone 1
* * *

* * *
Express
MP Feeder

Zone 2
* * *
Keterangan
* = GFD
* * * TM = Telemetering
TS = Telesignalling
TS NC
TC = Telecontrolling
LBS LBS NO MP = Middle Point
TC

WYD SN Switching Substation

 JARINGAN SISTEM CLUSTER

Transformer
150-70/20 kV

Main Substation

TM PMT PMT PMT NC

TS
TC
* *
LBS
* *
NO
Express
* Feeder

LBS
*
NO Keterangan
* = GFD
TM = Telemetering
LBS TS = Telesignalling
TC = Telecontrolling
WYD SN NO
 Terima Kasih

WYD SN