Anda di halaman 1dari 36

GAMBARAN TINGKAT PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM

STOP BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN


DI DESA NAMO PAKAM, KECAMATAN NAMO RAMBE, KABUPATEN DELI
SERDANG, PROVINSI SUMATERA UTARA
2017

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
PENDAHULUAN

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) atau dikenal juga dengan


nama Community Lead Total Sanitation (CLTS) merupakan program
pemerintah dalam rangka memperkuat upaya pembudayaan hidup
bersih dan sehat, mencegah penyebaran penyakit berbasis
lingkungan, meningkatkan kemampuan masyarakat, serta
mengimplementasikan komitmen pemerintah untuk meningkatkan
akses air minum dan sanitasi dasar berkesinambungan dalam
pencapaian Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015.

Upaya sanitasi berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 3


Tahun 2014 yang disebut Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
yaitu meliputi Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS), Cuci
Tangan Pakai Sabun, Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah
Tangga, Pengamanan Sampah Rumah Tangga, dan Pengamanan Limbah
Cair Rumah Tangga.
Salah satu upaya yang dilaksanakan pemerintah dalam rangka meningkatkan
cakupan jamban dan mengubah perilaku masyarakat untuk Stop Buang Air
Besar Sembarangan (BABS) di seluruh wilayah Indonesia dengan
melaksanakan Pemicuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yaitu cara untuk
mendorong perubahan perilaku higiene dan sanitasi individu atau
masyarakat atas kesadaran sendiri dengan menyentuh perasaan, pola pikir,
perilaku dan kebiasaan individu atau masyarakat. Pemicuan diarahkan untuk
memberikan kemampuan dalam merencanakan perubahan perilaku,
memantau terjadinya perubahan perilaku dan mengevaluasi hasil perubahan
perilaku.

Berdasarkan data desa pengguna jamban di kecamatan Namo Rambe yang


diperoleh dari data Puskesmas Namo Rambe, Desa Namo Pakam merupakan
desa dari seluruh cakupan 36 desa yang ada di Kecamatan Namorambe yang
86,9% dari 230 penduduknya masih Buang Air Besar Sembarangan dan
merupakan desa di wilayah kerja Puskesmas Namo Rambe.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian
dengan judul tersebut.
RUMUSAN MASALAH

Sesuai dengan latar belakang yang telah dikemukakan di


atas, bahwa terdapat 89,10% KK atau 86,9% penduduk yang
tidak memiliki jamban sehingga peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang “Gambaran tingkat perilaku
masyarakat terhadap program Stop BABS di Desa Namo
Pakam, Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang,
Provinsi Sumatera Utara”.
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan Umum

Untuk mengetahui “Gambaran tingkat perilaku masyarakat terhadap program


Stop BABS di Desa Namo Pakam, Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli
Serdang, Provinsi Sumatera Utara”.

Tujuan Khusus

Untuk mengetahui “Gambaran tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan


masyarakat terhadap program Stop BABS di Desa Namo Pakam,
Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera
Utara”.
TINJAUAN PUSTAKA
STBM adalah pendekatan dengan proses fasilitas yang sederhana
yang dapat merubah sikap lama, kewajiban sanitasi menjadi tanggung
jawab masyarakat. Dengan satu kepercayaan bahwa kondisi bersih,
nyaman dan sehat adalah kebutuhan alami manusia. Pendekatan yang
dilakukan dalam STBM menimbulkan rasa malu kepada masyarakat
tentang kondisi lingkungannya yang tidak bersih dan tidak nyaman yang
ditimbulkan karena kebiasaan BAB sembarangan di sembarang tempat.
STBM adalah pendekatan untuk mengubah perilaku higienis dan saniter
melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan.

1. Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS)


2. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
3. Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga (PAMMRT)
4. Pengamanan Sampah Rumah Tangga (PSRT)
5. Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga (PLCRT)
Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS)

Suatu kondisi ketika setiap individu dalam komunitas tidak


buang air besar sembarangan. Perilaku Stop BABS diikuti dengan
pemanfaatan sarana sanitasi yang saniter berupa jamban sehat.
Jamban sehat efektif untuk memutus mata rantai penularan penyakit.

Saniter merupakan kondisi fasilitas sanitasi yang memenuhi standar


dan persyaratan kesehatan yaitu:
a. Tidak mengakibatkan terjadinya penyebaran langsung bahan-
bahan yang berbahaya bagi manusia akibat pembuangan kotoran
manusia
b. Dapat mencegah vektor pembawa untuk menyebar penyakit pada
pemakai dan lingkungan sekitarnya.

Jamban sehat harus dibangun, dimiliki, dan digunakan oleh


keluarga dengan penempatan (di dalam rumah atau di luar rumah)
yang mudah dijangkau oleh penghuni rumah.
Perilaku kesehatan merupakan suatu respon dari seseorang
berkaitan dengan masalah kesehatan, penggunaan pelayanan
kesehatan, pola hidup, maupun lingkungan sekitar yang
mempengaruhi.

Perilaku BAB adalah praktek seseorang yang berkaitan


dengan kegiatan pembuangan tinja meliputi, tempat
pembuangan tinja dan pengelolaan tinja yang memenuhi
syarat-syarat kesehatan dan bagaimana cara buang air besar
yang sehat sehinggatidak menimbulkan dampak yang
merugikan bagi kesehatan
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktek/Tindakan BAB

a. Pengetahuan
b. Pendidikan
c. Sarana Penyakit yang dapat disebarkan
d. Dukungan Keluarga oleh tinja manusia antara lain :

Karakteristik Individu a. Tifus


b. Disentri
c. Kolera
a. Umur d. Schistosomiasis
b. Jenis Kelamin
e. Diare
c. Pendidikan
f. Bermacam Cacing
d. Penghasilan
e. Pengetahuan
f. Sikap
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

Gambaran Perilaku
Masyarakat :
1. Pengetahuan Stop BABS
2. Sikap
3. Tindakan

Berdasarkan kerangka konsep tersebut yang menjadi variabel


dependennya adalah gambaran prilaku masyarakat (pengetahuan, sikap
dan tindakan), kepemilikan jamban keluarga (jenis jamban,
keberadaan jamban, ketersediaan air). Sedangkan yang menjadi
variabel independen adalah tindakan buang air besar sembarangan di
Desa Namo Pakam, Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang,
Provinsi Sumatera Utara.
No. Variabel Defenisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
1. Pengetahuan Segala sesuatu yang diketahui responden Wawancara Kuesioner BAIK = Skala Interval
tentang pengertian jamban, syarat jamban nilai 8 - 10
sehat, jarak penampungan tinja terhadap CUKUP =
air bersih, manfaat jamban dan penyakit nilai 5 - 7
yang ditularkan dari tinja, baik yang KURANG =
diperoleh dari penyuluhan oleh petugas nilai 0 – 4
kesehatan maupun media cetak /
elektronik.
2. Sikap Kecenderungan responden untuk Wawancara Kuesioner BAIK = Skala Interval
memberikan respon (baik secara positif nilai 8 - 10
maupun negatif) terhadap penggunaan CUKUP =
jamban keluarga dan dampak yang nilai 5 - 7
merugikan bagi kesehatan. KURANG =
nilai 0 – 4

3. Tindakan Kegiatan seseorang yang berkaitan dengan Wawancara Kuesioner BAIK = Skala Interval
pembuangan tinja meliputi, tempat nilai 8 - 10
pembuangan tinja dan pengelolaan tinja CUKUP =
yang tidak memenuhi syarat-syarat nilai 5 - 7
kesehatan sehingga dapat menimbulkan KURANG =
dampak yang merugikan bagi kesehatan. nilai 0 – 4
METODE PENELITIAN

Jenis
Penelitian deskriptif dengan desain cross sectional
Penelitian

Di Desa Namo Pakam, Kecamatan Namo


Lokasi
Rambe, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi
Penelitian Sumatera Utara.

Waktu
Tanggal 20 Februari – 1 Maret 2017
Penelitian
POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua rumah tangga yang
berjumlah 55 KK yang ada di Desa Namo Pakam, Kecamatan
Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara.

Kriteria Inklusi : Semua responden yang berdomisili di Desa Namo Pakam, semua
yang tidak mempunyai jamban.
Kriteria Eksklusi: Semua responden yang tidak memenuhi kriteria inklusi.

Sampel
Cara pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan prinsip total Sampling yang berjumlah 55KK dan
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Maka jumlah sampel 49KK
untuk dijadikan bahan penelitian.
Metode Pengumpulan Data
Dengan wawancara dan observasi kepada
masyarakat yang melakukan tindakan Buang
Air Besar Sembarangan (BABS). Hasilnya
Data
akan dicatat pada lembar kuesioner dan
Primer
lembar observasi penelitian yang telah
dipersiapkan.

Data sekunder diperoleh dengan melihat


catatan/dokumen (file) yang
Data
berhubungan dengan penelitian yang
Sekunder
diperoleh dari instansi terkait, meliputi
kantor kepala desa dan puskesmas.
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan
untuk mengumpulkan data. Instrumen yang dipakai adalah
berupa kuisioner yang terdiri dari :
a. Sepuluh pertanyaan mengenai tingkat pengetahuan
b. Sepuluh pertanyaan mengenai sikap
c. Sepuluh pertanyaan mengenai tindakan

Analisis Data
Data yang terkumpul akan dimasukkan ke dalam
komputer dan kemudian dianalisis secara deskriptif dengan
menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service
Solution). Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi dan diagram batang.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Karakteristik Responden
Penelitian ini telah dilaksanakan selama kurun waktu 10 hari,
yaitu dari tanggal 22 Februari 2017 sampai dengan 1 Maret 2017
di Desa Namo Pakam, Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli
Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Subyek penelitian dilakukan
secara Total Sampling dan menggunakan kuesioner untuk
mendukung proses penelitian. Sebagai awal dari proses analisis
dalam hasil penelitian ini, dilakukan analisis terhadap
karakteristik responden yang dikelompokkan berdasarkan jenis
kelamin, usia, pendidikan dan pekerjaan.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
di Desa Namo Pakam, Kecamatan Namo Rambe,
Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Laki-laki 22 44,9%

Perempuan 27 55,1%

Total 49 100,0%

Diketahui sebagian responden di Desa Namo Pakam,


Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi
Sumatera Utara dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 22
orang (44,9%). Sedangkan responden perempuan sebanyak
27 orang (55,1%).
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia
di Desa Namo Pakam, Kecamatan Namo Rambe,
Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara

Usia Frekuensi Persentase

≤ 45 Tahun 29 59,2%

> 45 Tahun 20 40,8%

Total 49 100,0%

Diketahui sebagian responden di Desa Namo Pakam,


Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi
Sumatera Utara berumur ≤45 tahun yaitu 29 orang (59,2%).
Sedangkan responden yang berumur >45 tahun yaitu 20
orang (40,8%).
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan
di Desa Namo Pakam, Kecamatan Namo Rambe,
Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara

Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase

SD 22 44,9%
SMP 21 42,9%
SMA 6 12,2%

Total 49 100,0%

Diketahui sebagian responden di Desa Namo Pakam,


Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi
Sumatera Utara yang memiliki tingkat pendidikan SD yaitu
22 orang (44,9%), tingkat pendidikan SMP yaitu 21 orang
(42,9%) dan tingkat pendidikan SMA yaitu 6 orang (12,2%).
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan
di Desa Namo Pakam, Kecamatan Namo Rambe,
Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara

Pekerjaan Frekuensi Persentase

Ibu Rumah Tangga 5 10,2%


Petani 41 83,7%
Pedagang 3 6,1%

Total 49 100,0%

Diketahui sebagian responden di Desa Namo Pakam,


Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi
Sumatera Utara yang paling banyak adalah jenis pekerjaan
petani yaitu 41 orang (83,7%) dan yang paling sedikit
adalah Pedagang yaitu 3 orang (6,1%).
Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Tingkat Pengetahuan
Mengenai Buang Air Besar Sembarangan

Tingkat Pengetahuan
42,9%
Pengetahuan Frekuensi Persentase 45% 36,7%
40%
Kurang 10 20,4% 35%
30%
Cukup 21 42,9% 20,4%
25%
20%
Baik 18 36,7% 15%
10%
Total 49 100,0% 5%
0%

Kurang Cukup Baik

Diketahui bahwa pengetahuan responden tentang Buang Air


Besar Sembarangan menunjukan bahwa banyak responden
yang cukup mengetahui atau dalam kategori “Cukup baik”
yaitu 21 orang (42,9%), yang “Kurang” yaitu 10 orang
(20,4%) dan yang “Baik” yaitu 18 orang (36,7%).
Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Sikap
Mengenai Buang Air Besar Sembarangan
Sikap

91,8%
100.00%
Sikap Frekuensi Persentase
90.00%
80.00%
Kurang 1 2,0%
70.00%
Cukup 3 6,2% 60.00%
50.00%
Baik 45 91,8% 40.00%
30.00%
Total 49 100,0% 20.00%
2,0%
6,2%
10.00%
0.00%
Kurang Cukup Baik

Diketahui bahwa sikap responden mengenai Buang Air Besar


Sembarangan menunjukan banyak sikap yang “Baik” yaitu
45 orang (91,8%), yang “Cukup baik” yaitu 3 orang (6,2%)
dan yang “Kurang baik” yaitu 1 orang (2,0%).
Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Tindakan
Mengenai Buang Air Besar Sembarangan

Tindakan
96,0%
Tindakan Frekuensi Persentase 100.00%

80.00%
Kurang 47 96,0%
Cukup 1 2,0% 60.00%

40.00%
Baik 1 2,0%
20.00% 2,0% 2,0%
Total 49 100,0%
0.00%
Kurang Cukup Baik

Diketahui bahwa tindakan responden mengenai Buang Air


Besar Sembarangan menunjukan bahwa banyak tindakan
yang “Kurang” yaitu 47 orang (96,0%), yang “Cukup baik”
yaitu 1 orang (2,0%) dan yang “Baik” yaitu 1 orang (2,0%).
PEMBAHASAN

Jenis Kelamin
Berdasarkan tabel 5.1 diketahui sebagian responden di Desa
Namo Pakam, Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang,
Provinsi Sumatera Utara dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak
22 orang (44,9%). Sedangkan responden perempuan sebanyak 27
orang (55,1%).

Dalam Women’s Studies Encylopedia dijelaskan bahwa gender


adalah suatu konsep kultural yang berupaya membuat
pembedaan (distinction) dalam hal peran, perilaku, metalitas,
dan karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang
berkembang dalam masyarakat dianggap pantas sesuai norma-
norma dan adat istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan
masyarakat.
Usia
Berdasarkan tabel 5.2 diketahui sebagian responden di Desa
Namo Pakam, Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli
Serdang, Provinsi Sumatera Utara, berumur ≤45 tahun yaitu
29 orang (59,2%). Sedangkan responden yang berumur >45
tahun yaitu 20 orang (40,8%).

Berdasarkan pendapat Hurlock (1980), mengindikasikan


bahwa dengan bertambahnya umur seseorang maka
kematangan dalam berpikir semakin baik sehingga akan
termotivasi dalam memanfaatkan/menggunakan jamban
demikian sebaliknya semakin muda umurnya semakin tidak
mengerti tentang pentingnya BAB dijamban sebagai salah
satu upaya mencegah terjadinya penyakit yang disebabkan
oleh BAB sembarang tempat.
Pendidikan
Berdasarkan tabel 5.3 diketahui sebagian responden di Desa
Namo Pakam, Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli
Serdang, Provinsi Sumatera Utara yang memiliki tingkat
pendidikan SD yaitu 22 orang (44,9%), SMP yaitu 21 orang
(42,9%) dan SMA yaitu 6 orang (12,2%).

Pendidikan secara umum merupakan salah satu upaya yang


direncanakan untuk menciptakan perilaku seseorang
menjadi kondusif dalam menyingkapi suatu masalah.
Tingkat pendidikan berpengaruh pada perubahan sikap dan
perilaku hidup sehat sehingga dapat disimpulkan bahwa
semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan
semakin sadar dan peduli terhadap kebersihan diri dan
lingkungannya terutama dalam hal pemanfaatan jamban
saat BAB
Pekerjaan
Berdasarkan tabel 5.4 diketahui sebagian responden di
Desa Namo Pakam, Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten
Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara yang paling banyak
adalah jenis pekerjaan petani yaitu 41 orang (83,7%) Ibu
Rumah Tangga yaitu 5 orang (10,2%) dan pedagang yaitu 3
orang (6,1%).

Menurut Soemardji (1999) menyatakan perbedaan tingkat


partisipasi responden yang tidak bekerja juga terkait
dengan aspek psikologis, artinya masyarakat yang tidak
bekerja mengkondisikan dirinya seperti merasa tidak perlu
berpartisipasi. masyarakat yang pada umumnya berada
pada tingkat ekonomi rendah sehingga sulit untuk
membangun fasilitas jamban
Tingkat Pengetahuan

Berdasarkan Tabel 5.15 distribusi kategori tingkat pengetahuan


responden mengenai Buang Air Besar Sembarangan, setelah dilakukan
pengolahan data maka diketahui bahwa pengetahuan responden
tentang Buang Air Besar Sembarangan menunjukan bahwa banyak
responden yang cukup mengetahui atau dalam kategori “Cukup” yaitu
21 orang (42,9%), yang “Baik” yaitu 18 orang (36,7%) dan yang “Kurang”
yaitu 10 orang (20,4%).

Peneliti menganalisa bahwa tingkat pengetahuan yang cukup


pada masyarakat Desa Namo Pakam cenderung diakibatkan
karena masyarakat sudah pernah mendapatkan penyuluhan
tentang Stop BABS sebelumnya. Akan, hal ini tidak memiliki
hubungan yang erat terhadap sikap dan tindakan masyarakat
tersebut. Tindakan masyarakat yang kurang terhadap BABS
sangat berkaitan terhadap budaya dan tradisi dari lingkungan
masyarakat yang berada di daerah aliran sungai.
Sikap

Berdasarkan tabel 5.26 distribusi kategori sikap responden


mengenai Buang Air Besar Sembarangan, setelah dilakukan
pengolahan data maka diketahui bahwa sikap responden
mengenai Buang Air Besar Sembarangan menunjukan banyak
sikap yang “Baik” yaitu 45 orang (91,8%), yang “Cukup baik”
yaitu 3 orang (6,2%) dan yang “Kurang baik” yaitu 1 orang (2,0%).

Apabila peningkatan sikap tidak diimbangi dengan tindakan


nyata, maka akan memberikan peluang besar untuk
merugikan kesehatan pribadi maupun lingkungan yang
diakibatkan oleh perilaku masyarakat yang masih sering
buang air besar sembarangan.
Tindakan
Berdasarkan tabel 5.37 distribusi kategori tindakan responden
mengenai Buang Air Besar Sembarangan, setelah dilakukan
pengolahan data maka diketahui bahwa tindakan responden
mengenai Buang Air Besar Sembarangan menunjukan bahwa
banyak tindakan yang “Kurang baik” yaitu 47 orang (96,0%), yang
“cukup baik” yaitu 1 orang (2%) dan yang “baik” yaitu 1 orang
(2,0%).

Dari ketiga karakteristik ini yang paling rendah adalah


Tindakan. Peneliti menganalisa hal ini dikarenakan faktor
lingkungan dan kebiasaan masyarakat yang sudah menjadi
tradisi Buang Air Besar Sembarangan di sungai dan tingkat
pendidikan yang rendah
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
1. Hasil penelitian ini menunjukan responden di Desa Namo Pakam,
Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi
Sumatera Utara dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 22 orang
(44,9%). Sedangkan responden perempuan sebanyak 27 orang
(55,1%).

2. Hasil penelitian ini menunjukan responden di Desa Namo Pakam,


Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi
Sumatera Utara berumur ≤45 tahun yaitu 29 orang (59,2%).
Sedangkan responden yang berumur >45 tahun yaitu 20 orang
(40,8%).
3. Hasil penelitian ini menunjukan responden di Desa Namo
Pakam, Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang,
Provinsi Sumatera Utara yang memiliki pekerjaan sebagai
petani sebanyak 41 orang (83,7%), sebagai Ibu Rumah
Tangga sebenyak 5 orang (10,2%) dan sebagai pedagang
sebanyak 3 orang (6,1%).
4. Hasil penelitian ini menunjukan responden di Desa Namo
Pakam, Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang,
Provinsi Sumatera Utara yang memiliki tingkat pendidikan SD
yaitu 24 orang (63,1%), tingkat pendidikan SMP yaitu 8 orang
(21,1%) dan tingkat pendidikan SMA yaitu 6 orang (15,8%).
5. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat pengetahuan responden
mengenai Buang Air Besar Sembarangan cukup baik atau dalam
kategori “Cukup” yaitu 21 orang (42,9%), yang “Kurang” yaitu 10 orang
(20,4%) dan yang “Baik” yaitu 18 orang (36,7%).
6. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sikap responden mengenai
Buang Air Besar Sembarangan menunjukan banyak sikap yang “Baik”
yaitu 45 orang (91,8%), yang “Cukup” yaitu 3 orang (6,2%) dan yang
“Kurang” yaitu 1 orang (2,0%).
7. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tindakan responden mengenai
Buang Air Besar Sembarangan menunjukan bahwa banyak tindakan
yang “Kurang” yaitu 47 orang (96,0%), yang “cukup” yaitu 1 orang
(2,0%) dan yang “baik” yaitu 1 orang (2,0%).
Saran

1. Kepada Petugas kesehatan Puskesmas Namo Rambe sebagai tempat


pelaksana pelayanan kesehatan masyarakat dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Deli Serdang:
a. Agar menyusun rencana kerja tentang kesehatan lingkungan dalam
melaksanakan pembinaan peran serta masyarakat yang belum
memiliki jamban dengan meningkatkan volume/frekuensi
penyuluhan tentang STBM yang berfokus mengenai manfaat jamban
sehat dan Stop Buang Air Besar Sembarangan.
b. Mengadakan penyuluhan mengenai dampak Buang Air Besar
Sembarangan terhadap kesehatan diri sendiri dan lingkungan.
2. Kepada masyarakat:
a. Diharapkan untuk meningkatkan pelaksanaan ber-PHBS bagi diri
sendiri, keluarga dan masyarakat.
b. Diharapkan masyarakat dapat membuat jamban sederhana di
belakang rumah. Jika ada keluarga yang tidak memiliki jamban
dapat juga menumpang kepada tetangga (sharing) sehingga
dapat mencegah penularan penyakit dari tinja.
3. Diharapkan kepada pemerintah:
Diusulkan di rapat musrembang Tingkat desa/Tingkat
kecamatan agar membangun jamban umum yang cukup untuk
warga sebagai sarana/tempat untuk Buang Air Besar bagi
masyarakat yang belum mampu untuk memiliki jamban
keluarga.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai