2
IGD RS ZA
- Demam dirasakan sejak 2 hari ini dan demam bersifat naik turun, tidak
tentu waktu dan turun dengan obat penurun panas.
- Demam tidak disertai menggigil
- Pasien juga mengeluhkan nyeri menelan sejak 2 hari ini dan makin
bertambah berat dalam 1 hari ini sehingga membuat pasien sulit untuk
menelan makanan dan minuman.
- Pasien juga mengeluhkan mual tanpa disertai muntah.
- Pasien merasa badan terasa lemah, terkadang mata terasa berkunang-
kunang dan pasien tidak selera makan.
- Pasien tidak ada mengeluhkan sesak nafas dan batuk
- Pasien juga ada mengeluhkan sakit kepala, terutama saat demam
- Riwayat menggunakan obat-obatan anti nyeri tidak ada
- Riwayat transfusi darah tidak ada.
- Riwayat keluarga dan tetangga mengalami keluhan yang sama tidak ada.
- Riwayat bepergian keluar kota dalam 1 bulan ini tidak ada.
3
Riwayat
Riwayat Penyakit Dahulu :
Tidak ada
Riwayat Imunisasi :
Riwayat imunisasi lengkap saat kecil tidak diketahui
Riwayat vaksin difteri saat dewasa tidak pernah
4
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : E4V5M6
TD : 110/70 mmHg
FN : 80 x/menit, reguler, isi cukup
RR : 22 x/menit
S : 37,9 °C
BB : 50 kg
TB : 160 cm
IMT: 19,53 kg/m2 (normoweight)
5
Pemeriksaan kepala
Kepala Inspeksi : benjolan (-), kesan normal, turgor glabella kembali
lambat(-)
Palpasi : Nyeri tekan (-)
Rambut Inspeksi : uban (-), tidak mudah dicabut
Mata Inspeksi : oedem periorbital (-), conjuctiva palpebra inferior pucat
(+), sklera ikterik (-), nodul (-)
Wajah Inspeksi : simetris,bengkak (-)
Kulit wajah Inspeksi : kuning (-)
Telinga Inspeksi : bentuk daun telinga normal
Palpasi : nyeri tekan tragus (-)
Sinus Inspeksi : bentuk hidung normal
paranasalis & Palpasi : nyeri tekan (-)
hidung
Bibir Inspeksi : pucat (-), sianosis (-), benjolan (-), kering (+)
Mulut & Inspeksi : faring : Hiperemis (+), Tonsil T2-T2 Hiperemis (+),tampak
lidah pseudomembran berwarna putih keabu-abuan di tonsil bilateral.
GiGi Inspeksi : gigi palsu (-), karies (-)
Pemeriksaan leher
Tekanan Vena Jugularis R - 2 cm H2O
Kelenjar Tiroid Inspeksi : Pembesaran (-)
Palpasi : Tidak teraba pembesaran kelenjar thyroid
Kelenjar getah bening Inspeksi : Pembesaran kelenjar getah bening (-)
Palpasi : (kelenjar getah bening preaurikular,
postauricular, oksipital, tonsilar, submandibular,
submental, servikal superfisial, servikal posterior,
supraklavikula,tidak teraba ( -)
Pemeriksaan thoraks depan
Ureum 26 13 – 43 mg/dl
16
jrrkfi
Interpretasi EKG
Irama : sinus ritme ST elevasi : (-)
Axis : normoaxis ST depresi : (-)
T inverted : (-)
Gel. P : 0,04 detik Q patologis : (-)
QRS kompleks : 0,02 detik LVH : (-)
PR interval : 0,2 detik RVH : (-)
Kesimpulan : Irama sinus ritme, HR
75x/i, normoaxis
17
• Normal Axis Jantung : -30º s/d +110º
• EKG pasien : resultan sadapan I : +7
resultan sadapan aVF : +8
+25º
60
Ringkasan
- Laki-laki 28 tahun datang dengan keluhan demam tinggi yang dialami sejak 2
hari ini, dirasakan naik turun, tidak tentu waktu dan tidak menggigil. Pasien
mengeluhkan nyeri menelan sejak 2 hari ini dan makin bertambah berat dalam 1
hari ini sehingga membuat pasein sulit untuk menelan makanan dan minuman.
Mual ada tanpa disertai muntah dan juga mengeluhkan sakit kepala , badan
terasa lemah dan terkadang mata terasa berkunang-kunang. Riwayat imunisasi
tidak diketahui dan riwayat vaksin difteri saat dewasa tidak ada. Riwayat
keluarga dan tetangga mengalami keluhan yang sama tidak ada.
• Vital sign : compos mentis, TD 110/70 mmHg, FN 80X/I, RR 22x/I, Suhu 37,9
derajat.
• PF : conjunctiva palpebra inferior pucat(+/+), ikterik (-),
• faring : Hiperemis (+), Tonsil T2-T2 Hiperemis (+),tampak pseudomembran
berwarna putih keabu-abuan di tonsil bilateral.
• Laboratorium :Anemia sedang hipokrom mikrositer
• EKG :Irama sinus Normal HR 75 x/menit,
19
Daftar Masalah :
1. Suspek Difteri
2. Anemia Ringan Hipokrom Mikrositer
20
21
1. Difteri
Atas dasar
Demam sejak 2 hari yang lalu, demam tinggi tidak tentu waktunya, turun dengan
obat penurun panas.
Nyeri menelan (+), batuk (-). Sesak nafas (-)
BAK tidak ada keluhan.
Riwayat imunisasi lengkap saat kecil (tidak diketahui)
VS: Kesadaran : Compos Mentis, TD : 110/70 mmHg, FN : 80 x/menit, reguler, isi
cukup, RR : 22 x/menit , S : 37,9 °C
Pemeriksaan fisik menunjukkan
Mulut : faring hiperemis (+)tampak pseudomembran di tonsil bilateral (+), warna
putih keabu-abuan.
Leher : pembesaran KGB (-)
Thorax : normal
Laboratorium : Anemia sedang Hipokrom Mikrositer
EKG : Irama sinus ritme HR 75x/i, normoaxis
23
24
25
26
27
28
29
30
Patogenesis Patchy exudat
Strain : Fragmen A
- Gravis Lebih Virulen
- Intermedius Fragmen B Fragmen B
- Mitis Aliran Limpa membantu
Hematogen fragmen A
masuk ke dalam
Produksi racun sel penjamu
dikodekan pada Gen
Tox meningkatkan Miokardium • Jantung membesar karena miokarditis
produksi toksin Ginjal • Ginjal membengkak karena
Sistem Saraf perubahan jaringan interstitial
• Saraf : degenerasi lemak, perdarahan,
meningitis, dan ensefalitis
31
32
33
Prognosis
39