Klasifikasi Prilaku Anak
Klasifikasi Prilaku Anak
1975
2013
Society
REFERENSI : MC. DONALD, RE AND DAVID. R AVERY : DENTISTRY FOR
Ex : Informed Consent THE CHILDREN AND ADOLESCCENT. 10 ED. MOBSY. P 287
Perawatan org dewasa :
dokter- pasien (one to
one relationship)
Adanya hubungan
timbal balik
REFERENSI : MC. DONALD, RE AND DAVID. R AVERY : DENTISTRY FOR THE CHILDREN AND
ADOLESCCENT. 10 ED. MOBSY. P 287
Dokter Gigi
REFERENSI : MC. DONALD, RE AND DAVID. R AVERY : DENTISTRY
FOR THE CHILDREN AND ADOLESCCENT. 10 ED. MOBSY. P 287
Rejection (penolakan)
REFERENSI : MC. DONALD, RE AND DAVID. R AVERY : DENTISTRY FOR THE CHILDREN AND
ADOLESCCENT. 10 ED. MOBSY. P 287
Komunikasi Dokter Gigi
dengan Anak- Orang Tua
CARA MELAKUKAN
ANAMNESIS :
- Auto-anamnesis lebih dulu
- Komunikasi interpersonal
yang baik
KOMUNIKASI INTERPERSONAL
1. Kooperatif
• Sebagian besar anak-anak
kooperatif dengan
suasana dental
• Anak-anak kooperatif
akan merasa rileks
• Ketakutan minimal
• Bergairah dan
bersemangat
• Anak – anak kooperatif
dapat diberikan pendekan
TSD
• Dokter gigi dapat
melakukan perawatan
secara efektif dan efisien
a. Perilaku Tidak Terkontrol
• Pada anak usia 3-6 tahun
• Terutama pada kunjungan
3. Potensial Kooperatif pertama kali ke drg
• Bisa pada anak-anak • Ciri :
yang sehat atau kelainan
(berkebutuhan khusus / - Menangis keras
handicapped) tapi - Berteriak
mungkin untuk - Sangat ketakutan
kooperatif jika
dimodifikasi perilakunya - Bentuk perilaku infantil /
kekanak-kanakan
• Terkadang ditemukan pada
anak-anak lebih tua (usia
sekolah), karena mencontoh
perilaku orang dewasa atau
saudara kandung yang lebih
b. Perilaku Menentang - Biasanya pada anak yang
lebih tua, menginjak
• Pada semua usia, paling
remaja, karena di rumah
sering usia sekolah
memiliki kebebasan untuk
• Sering mengatakan saya mengatakan suka atau
tidak mau tidak suka
• Perilaku = dirumah, karena - Tidak mau merespon
orang tua kurang tegas / secara verbal
memberi batasan - Miskomunikasi dengan drg
• Juga disebut keras kepala, - Menolak saat dilakukan
anak manja pemeriksaan
• Juga bisa berupa - Bahasa tubuhnya
menentang pasif menggambarkan perilaku
menentang
- Menghindari kontak mata
dengan drg
c. Perilaku Malu / Takut
• Perilaku negatif yang
paling ringan
• Biasanya berlindung
dibelakang orang tua
• Terkadang merengek dan
mengusap tangan ke mata
untuk menahan airmata
• Beberapa alasan anak
pemalu :
- Keluarga overprotektif
terhadap anak di rumah
- Anak-anak yang tinggal di
pedalaman, jarang
bertemu orang asing
e. Perilaku Merengek
• Memperbolehkan drg melakukan perawatan
• Anak merengek selama perawatan, mis : walaupun
sudah diberi anestesi lokal (ketakutan terhadap
sesuatu dapat menurunkan ambang nyeri sumber
frustasi dan iritasi)
Pertumbuhan dan perkembangan
Sosial budaya
Keluarga
Pengalaman medis dan gigi sebelumnya
Tempat praktek drg
Persiapan anak sebelum perawatan gigi
Sumber tingkah laku tidak kooperatif dalam keluarga
Penularan tingkah laku orangtua / saudara
Orangtua menggunakan drg sbg ancaman
Pembicaraan mengenai perawatan gigi yang terdengan oleh
anak
Kecemasan anak yang berasal dari internal maupun eksternal
Usia 2-3 Tahun (sangat responsif thd Anak-anak Prasekolah
lingkungan)
• Takut dipisahkan dari
• Rasa takut berhubungan dengan hal
yang tidak diketahui dan tidak
orangtua
disangka yang kuat atau tiba-tiba • Timbul rasa takut terhadap
yang menstimulasi organ pancaindra situasi yang asing bagi
• Contohnya: dirinya
Suara (bunyi dan getaran) bur Dokter gigi yang memakai
Menggunakan tekanan saat jas putih
menggunakan sonde untuk melihat
kedalaman karies Ruang tunggu yang hening
Merubah posisi unit
(pada anak dengan kondisi
di rumah yang penuh
Gerakan tangan yang cepat dan
tersentak-sentak
aktifitas dan ribut)
Sinar lampu yang silau. Dokter gigi atau asisten
yang terlalu bersemangat
Usia 4 Tahun (imajinatif)
• Masa puncaknya rasa takut
• Usia 4-6 tahun adanya penurunan
rasa takut awal, seperti : gerak
jatuh, suara / kegaduhan, orang
yang tidak dikenal.
• Penurunan rasa takut bisa karena
:
Realisasi bahwa tidak adanya
rasa takut
Tekanan sosial untuk
menyembunyikan rasa takut
Meniru kondisi sosial
Bimbingan orang dewasa
Usia 8-14 Tahun (analisa dan
Usia 7 Tahun (berfikir logis) berfikir logis)
• Mulai sanggup mengatasi • Anak telah mengerti dan
rasa takut walaupun mempelajari keadaan
reaksi sering berubah- kurang menyenangkan dan
ubah (kadang kooperatif, berkeinginan menjadi
kadang tidak) dan sangat pasien yang baik
penting peran dari • Anak tidak suka orang
keluarga. memandang ringan sakit
• Dapat mengatasi rasa yang dideritanya baik itu
takut pada prosedur oleh temannya atau drg
perawatan karena drg sendiri.
dapat menjelaskan pada • Emosionalnya sudah
anak tindakan yang terkontrol
dilakukan.
Anak Usia Belasan Tahun
• Khususnya perempuan menjadi lebih
peduli terhadap penampilannya
• Mereka senang melakukan sesuatu yang
atraktif
• Tertarik terhadap efek alat kecantikan
sehingga dokter gigi dapat mempengaruhi
untuk motivasi anak tersebut
• Masalah pada manajemen tingkah laku
hanya terjadi pada belum dapat
menyesuaikan diri
Perkembangan Fisik Perkembangan Intelektual
Perubahan yang terjadi sesuai dengan Pengukuran dilakukan awal 1900
usia anak dalam hal : ukuran,
kekuatan, koordinasi motorik stamina Kelas khusus untuk anak yang tidak
dan keterampilan menggunakan otot. mampu megikuti kelompok anak
yang seusianya.
Perkembanagn fisik tergantung pada
perkembangan lain misalnya Dokter gigi melakukan secara relatif
perkembangan sosial membandingkan usia dengan
kelas di sekolah
Perkembangan Sosial
Prinsip PERKEMBANGAN ANAK :
Proses pertumbuhan anak kearah
fungsi mandiri. Rangkaian perubahan progresif,
teratur, berkesinambungan
Ketergantungan pada arang lain.
Respon umum khusus
Kemampuan memelihara diri (funsi
otonomi). Merupakan kesatuan yang
mempunyai kaitan aspek fisik,
Proses osialisasi anak yang meliputi
motorik, intelektual social pola
hubungan antar orang lain : pasti
Makhluk penerima
Berlangsung berantai universal
Dewasa memberi dan menerima
Mampu bertanggung jawab Dipengaruhi oleh faktor dalam dan
luar.
Behavior Shaping
(Pembentukan perilaku)
• Metode sederhana dalam
pendekatan terhadap anak
yang dilakukan secara
bertahap untuk mencapai
tingkah laku yang
diinginkan oleh dokter gigi
selama perawatan
• Metode TSD (tell-show-do)
Addelston (1959)
Metode TSD (Tell-Show-Do)
Wright, G.Z. :Behavior Management in Dentistry for Children. Philadelphia-London-Toronto, W.B. Sauders Co.,2014, (h. 23-24).
3. Frankl et al (1962)
Wright, G.Z. :Behavior Management in Dentistry for Children. Philadelphia-London-Toronto, W.B. Sauders Co.,2014, (h. 23-25).
• Skala penilaian, seperti Skala Frankl, memiliki dua kekurangan yang
jelas :
1. Mereka tidak mengkomunikasikan informasi klinis yang cukup
untuk anak-anak yang tidak kooperatif. Jika seorang anak dinilai
menjadi (-), skala tidak mengidentifikasi jenis perilaku negatif.
Dengan demikian, dokter gigi yang menggunakan sistem klasifikasi
ini harus memenuhi syarat serta mengkategorikan reaksi. Contohnya
mungkin: (-) malu-malu. Jika perilaku berkisar dari negatif ke positif
selama kunjungan, notasi sederhana dapat berupa (-> +). Teknik
manajemen juga dapat direkam. TSD menunjukkan bahwa perubahan
perilaku dilakukan dengan teknik T (Tell), S (Show), D (Do)
(Addelston 1959). Singkatan pribadi dapat dikembangkan untuk
berbagai situasi seperti (-) INJ, yang mengingatkan tim gigi bahwa
perilaku negatif pada saat injeksi atau VC yang menunjukkan
penggunaan kontrol suara. Kedua, skala perilaku mewakili kinerja
anak selama perawatan aktual. Tidak memiliki nilai prognostik.
Meskipun demikian, ini membantu dokter untuk mempersiapkan
perilaku masa depan anak, berdasarkan kinerja masa lalu, dan untuk
membimbing perilaku selama perawatan daripada hanya bereaksi.
Wright, G.Z. :Behavior Management in Dentistry for Children. Philadelphia-London-Toronto, W.B. Sauders Co.,2014, (h. 23-25).
Wright, G.Z. :Behavior Management in Dentistry for Children. Philadelphia-London-Toronto, W.B. Sauders Co.,2014, (h. 23-25).
• Gambar 3-2 mencatat perilaku anak terhadap beberapa janji
menggunakan Skala Peringkat Frankl. Perhatikan bahwa skala cocok
untuk bentuk singkat. Seorang anak yang menunjukkan perilaku
kooperatif yang positif dapat diidentifikasi dengan mencatat (+) atau
(++). Sebaliknya, perilaku tidak kooperatif dapat dicatat dengan (-) atau
(=). Ini memungkinkan kinerja seorang anak untuk dilihat secara sekilas.
Notasi perilaku serupa dapat dibuat dalam grafik pasien terkomputerisasi
menggunakan perangkat lunak yang sesuai.
• Sistem klasifikasi lain yang serupa dengan skala Frankl telah
dikembangkan. Yang paling menonjol adalah skala tipe Likert,
yang memiliki lima tingkat respons (Rud dan Kisling 1973).
Studi-studi Venham et al. (1977) menggunakan skala lima poin
untuk mengukur kecemasan dan perilaku (laporan diri dan
laporan proxy). Mengulangi studi mereka, ditemukan bahwa
kedua skala berkorelasi sangat tinggi sehingga penggunaan
skala tunggal tampak tepat (Veerkamp 1995). Timbangan lain,
seperti skala penilaian klinis Houpt (Houpt 1993) atau skala
wajah Wong dan Baker (1988) yang dilaporkan sendiri, adalah
sistem yang sebanding. Ini juga berguna dalam pengaturan
klinis, serta penelitian.
Wright, G.Z. :Behavior Management in Dentistry for Children. Philadelphia-London-Toronto, W.B. Sauders Co.,2014, (h. 23-25).
• Untuk meningkatkan informasi tentang skala penilaian pelaporan diri
untuk anak-anak muda, beberapa peneliti telah menggunakan ikon kecil
dari situasi yang berhubungan dengan kedokteran gigi atau wajah-wajah
yang suka bersedih sebagai titik akhir klinis (Venham et al. 1979; Wong
dan Baker, 1988, Chapman dan Kirby-Turner, 2002). Contoh skala
seperti itu ditunjukkan pada Gambar 3-1. Secara umum, skala analog
visual (VAS) adalah yang paling efektif dengan anak kecil, dengan
"sangat kooperatif" dan "tidak kooperatif" sebagai titik akhir klinis.
Wright, G.Z. :Behavior Management in Dentistry for Children. Philadelphia-London-Toronto, W.B. Sauders Co.,2014, (h. 23-25).
• Ketika seorang dokter gigi memeriksa pasien anak, satu
jenis perilaku — perilaku kooperatif — selalu dinilai
karena kunci pemberian perawatan adalah kemampuan
kooperatif. Kebanyakan dokter, secara sadar atau tidak,
mengkarakterisasi anak-anak dalam salah satu dari tiga
cara yang dapat didefinisikan (Wright 1975): 1.
kooperatif, 2. kurang dalam kemampuan kooperatif, atau
3. berpotensi kooperatif. Mengetahui aspek klinis dari
perilaku anak yang berbeda ini penting untuk manajemen
perilaku dan perencanaan perawatan.
Wright, G.Z. :Behavior Management in Dentistry for Children. Philadelphia-London-Toronto, W.B. Sauders Co.,2014, (h. 25-30).
• Perilaku: Ini adalah tindakan yang bisa diamati. Ini
didefinisikan sebagai setiap perubahan yang diamati
dalam berfungsinya suatu organisme.
• Manajemen perilaku didefinisikan sebagai sarana yang
oleh tim kesehatan gigi secara efektif dan efisien
melakukan perawatan gigi dan dengan demikian
menanamkan sikap gigi yang positif (Wright 1975).
Klasifikai Manajemen
Prilaku Anak
• I. Manajemen perilaku dasar
1. Manajemen komunikatif i. Kontrol suara ii.
Komunikasi non-verbal iii. Tell-show-do iv. Penguatan
positif v. Pelatihan ulang vi. Ada / tidaknya orang tua 2.
Pembentukan perilaku • Desensitisasi • Pemodelan •
Manajemen kontingensi 3. Audio analgesia 4. Bio-umpan
balik 5. Hipnosis 6. Humor 7. Mengatasi 8. Relaksasi 9.
Terapi ledakan 10. Sedasi inhalasi nitro oksida / oksigen
II Manajemen perilaku lanjut 1. Pengondisian aversif •
RUMAH dan HOMAR 2. Imobilisasi medis 3. Sedasi 4.
Anestesi umum 5. Imobilisasi pengobatan / pengekangan
/ penahanan fisik