1kuliah Simres New

SIMULASI RESERVOIR
KALENDER AKADEMIK
SEMESTER GENAP 2016/2017
Aktivitas Belajar Mengajar : 27 Feb. 20 Juni
Kuliah–I (27 Feb – 15 April) 7x s/d UTS
UTS 17 April 29 April
Kuliah–II (1 Mei – 17 Juli) 7x s/d UAS
UAS 15 Juli 18 Juli

PENILAIAN
UAS 50 %
UTS 35 %
TUGAS 15 %
KUIZ ...... %
SYARAT BOLEH IKUT UAS :

≥ 70 %
HARUS HADIR
ATURAN KULIAH
MAHASISWA TERLAMBAT 20 MENIT TIDAK BOLEH MASUK
DOSEN TERLAMBAT 20 MENIT SILAHKAN DI KO
MAHASISWA/DOSEN TIDAK DIPERBOLEHKAN MENAMBAHKAN

NAMA & NIM DALAM LEMBAR CETAK ABSEN
PERUBAHAN ABSEN KARENA SAKIT HANYA BISA DILAKUKAN

OLEH Ka. PRODI
SEBELUM KULIAH DIMULAI AKAN DIBERIKAN KUIZ
TUGAS DIKUMPULKAN PALING LAMBAT SAAT KULIAH

BERIKUTNYA
TERLAMBAT MENGUMPULKAN TUGAS NILAI 0 (NOL)
MENJIPLAK TUGAS NILAI AKAN DIKURANGI 50 % BAIK YANG

MENJIPLAK MAUPUN YANG DIJIPLAK
TIDAK ADA UJIAN (UTS & UAS) SUSULAN DGN ALASAN

APAPUN
SILABUS
PENDAHULUAN
BASIC KONSEP RESERVOIR ENGINEERING
FINITE DIFFERENCE MODEL
ANALITICAL MODEL
SOLUSI PERSAMAAN2 DALAM SIMULATOR
PEMODELAN SIMULASI RESERVOIR

REFERENSI
 Henry B. Crichlow, “Modern Reservoir Engineering – A
Simulation Approach
 John R. Fanchi,”Principle of Applied Reservoir Simulation”, 2nd

Edition, Gulf Professional Publishing, Boston, 2001.
 Mattax, C.C. and Dalton, R.L.,”Reservoir Simulation”, SPE

Monograph 13, 1990.
 Basic Applied Reservoir Simulation, Turgay Ertekin, Jamal H.

Abou Kasim
 Semua buku perihal Reservoir Simulation, termasuk SPE

paper
GOAL SAYA
• Memahami aspek reservoir modeling atau
reservoir simulation secara konsep.
• Dapat melakukan data preparation yang

diperlukan guna melakukan reservoir
simulation.
• Melakukan aplikasi simulasi reservoir dan

menganalisis hasilnya
GOAL ANDA ?
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
APA YANG DIMAKSUD DENGAN SIMULASI

RESERVOIR
 Simulasi reservoir mencakup aplikasi konsep dan
teknik dari model matematik yang dimaksudkan untuk
menganalisa kelakuan dari suatu petroleum reservoir
sistem
 Dalam skala yang lebih kecil hanya mencakup

hydrodinamic aliran dalam reservoir
 Dalam skala yang lebih besar dapat mencakup total

petroleum system termasuk reservoir, surface facilities,
dll.
PENDAHULUAN
KENAPA PERLU DILAKUKAN SIMULASI RESERVOIR ?

Kondisi Subsurface (reservoir minyak/gas) adalah kondisi yang
dinamik dan sangat tergantung pada banyak hal yang tidak
mungkin dapat kita sederhanakan dengan menghilangkan
faktor-faktor yang membuatnya dinamik tersebut.
Estimasinya sangat dipengaruhi tidak hanya oleh ketepatan

model geologinya, tetapi juga oleh sifat-sifat batuan, sifat fluida
pengisinya, tekanan dan faktor-faktor lain selama fluida
reservoir (minyak, gas, air) diproduksikan.
PENDAHULUAN
TUJUAN SIMULASI RESERVOIR

 Forecast production (for economic evaluation)
 Study well performance
 Study reservoir behaviour and generate recovery
factors
 Identify optimum well plan
 Identify uncertainty and risk
 Input to Basis of Design (BoD)
 Optimisation of surface facilities
 Identify gas contract parameters (plateau rate and
volumes)
PENDAHULUAN
TIPE STUDI SIMULASI RESERVOIR
FIELD
• Terbatas pada Reservoir
• Meliputi surface facilities
• Meliputi production forecast
KONSEPTUAL
• Single well
• Two well (injector, producer)
• Pattern, pilot
SPECIAL
• Coning
• Migration across boundary
PENDAHULUAN
HAL-HAL YANG DILAKUKAN DALAM SIMRES
 •Identifikasi kondisi reservoir

 •Memilih simulator yang sesuai
 •Persiapan data
 •Initialisasi Kondisi Reservoir Awal
 •History Matching
 •Predict future performance
 •Sensitivities/alternative scenarios
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MENJADI PERTIMBANGAN DALAM MEMILIH
SIMULATOR YANG AKAN DIGUNAKAN
 Reservoir type
 Reservoir geometry and dimensionality
 Data availability
 Type of secondary or tertiary process being modelled
 Experience of staff
 Computer availability
 Cost effectiveness of model
 Gas–Single-phase gas with no active water drive
 Black oil–Saturated or undersaturated system

•Presence or absence of water drive
•Above or below the bubble point
•No mass transfer
 Volatile oil/condensate–Compositional behaviour

•Significant mass transfer between phases
•Very volatile hydrocarbon systems
•Gas-cycling operations
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
BASIC KONSEP RESERVOIR ENGINEERING
BASIC RESERVOIR ANALISYS
 Semua hal yang berhubungan dengan Analisa reservoir
(karakteristik performance produksi, tipe reservoir, dll)
 Bagaimana menyiapkan data-data yang diperlukan untuk studi
simulasi
 Volumetric analysis, material balance analysis, and decline
curve analysis untuk estimasi fluid in place dan forecast
produksi
 Bisa menjadi konsep awal untuk mendesign model studi yang
akan dilakukan
Estimating
Original Hydrocarbons in Place
Gas OGIP = Gi
Oil OOIP = N OGIP = NRsi
Water
Common methods:
-- Volumetric
-- Material balance
-- Reservoir simulation
Volumetric Method for OOIP & OGIP
Required Reservoir Maps
0
20 0
40 22 40
60
24 60
26
70
28
Net Pay Porosity Oil Saturation

Required Reservoir Maps
0
1
8 2
6
3
4 4
0 2
Pore Volume = hnet  HPV = hnet  Soi

 Original Oil in Place

N = 7758 A hnet  Soi / Boi
 Original Gas in Place

Gas cap Gi = 7758 A hnet  Sgi / Bgi
Solution gas Gi = N Rsi
 Usually, the reservoir maps are integrated

to determine oil and gas volumes using
either planimeter or computer grids
Material Balance Method
Np STB oil Winj Bbl water

RpcNp SCF gas Ginj SCF
Wp Bbl water Big RB/SCF
Gas cap Gi = m N Bti / Bgi

Initial Bgi Current Bg RB/SCF
Oil rim OOIP = N STB oil

Initial Bti =Boi RB/STB Rsi SCF/STB
Current Bt =Bo + (Rsi – Rs)Bg RB/STB Rs SCF/STB
Water influx We Bbl

Material Balance Method
Fluid withdrawal Volume change in initial fluids

- Fluid injection = +
- Water influx Expansion due to pressure drop
Other parameters:
P = pressure drop in psi Sw = initial water saturation

cw , co and cp = water, oil and pore volume
compressibilities in psi-1
NpBo + Np(Rpc – Rs)Bg + Wp N(Bt - Bti) + Gi(Bg – Bgi)

– Winj – GinjBig – We = + [NBti/(1 – Sw)](cp+ cwSw)P
General Material Balance Equation
Np[Bt + (Rpc – Rsi)Bg] + Wp – Winj – GinjBig – We

= N[(Bt - Bti) + {Bti(cp+ cwSw)P/(1 – Sw)} + {mBti(Bg – Bgi)/Bgi}]
where m = (gas cap / oil rim) pore volume ratio
Define X =[ Np{Bt + (Rpc – Rsi)Bg} + Wp] / N
Solution gas drive index (Bt - Bti) / X

Expansion drive index {Bti(cp+ cwSw)P/(1 – Sw)} / X
Gas cap drive index {mBti(Bg – Bgi)/Bgi} / X =1
Water drive index (We – Wp) / NX
Injection drive index (Winj + GinjBig) / NX
MBE for Gas Reservoirs
Constant volume (no water drive)
Bg = 5.04 ZT/P
hence; GpBg =Gi(Bg – Bgi)
or P/Z = (Pi/Zi) – (Pi/ZiGi)Gp
Pi/Zi
Slope = Gi Slope = - Pi/ZiGi
GpBg
P/Z
Pa/Za
Gr
Bg - Bgi Gp Gp
Decline Curve Analysis Method
Exponential:
Hyperbolic:
Harmonic:
ALIRAN FLUIDA DALAM MEDIA BERPORI
 ALIRAN FLUID DALAM MEDIA PERPORI ADALAH SUATU

FENOMENA YANG KOMPLEK.
 TIDAK BISA DIGAMBARKAN SECARA EKSPLISIT
SEPERTI ALIRAN DALAM PIPA
 ALIRAN DALAM PIPA MESKIPUN MERUPAKAN FUNGSI
TEKANAN TETAPI MEDIANYA MEMILIKI DIMENSI YANG
JELAS (PANJANG, DIAMETER, ROUGHNESS, DLL)
 ALIRAN DALAM MEDIA BERPORI MEMILIKI DERAJAT
KETIDAKPASTIAN YANG TINGGI (FLOW PATH, DLL)
Boundary Condition
FINITE SYSTEM
(X, Y, Z DIMENSION, T)
Segala sesuatu yang
yang masuk dan keluar
system pasti melewati
boundary
Kondisi awal dapat

dinyatakan dalam
syarat tertentu
Proses yang terjadi

mengikuti hukum fisika
dan dapat dinyatakan
dengan syarat tertentu
DEFINITIVE MATHEMATICAL TERMINOLOGY
MODEL MATEMATIK
 Basic Equation
 Boundary conditions
 Initial conditions
BASIC EQUATION
 Conservator Of mass
 Conservation of momentum
 Conservative of survey (first law of thermodynanow)
 Darcy's law
 Equations of state
DEFINITIVE MATHEMATICAL TERMINOLOGY
1. PERSAMAAN DIFFUSIFITAS UNTUK SISTEM ALIRAN RADIAL
1.1. PERSAMAAN KONTINUITAS
1.2. PERSAMAAN PERGERAKAN ALIRAN
1.3. PERSAMAAN KEADAAN
2. PERSAMAAN DIFFUSIFITAS UNTUK SISTEM ALIRAN CARTESIAN
2.1. PERSAMAAN KONTINUITAS

2.2. PERSAMAAN PERGERAKAN ALIRAN
2.3. PERSAMAAN KEADAAN (EQUATION OF STATE)
3. KONSEP VARIABEL-VARIABEL TIDAK BERDIMENSI
4. SOLUSI UNTUK ALIRAN RADIAL DENGAN LAJU ALIR KONSTAN
5. SOLUSI UNTUK ALIRAN RADIAL TRANSIEN, LAJU ALIR PRODUKSI

KONSTAN PADA RESERVOIR YANG TIDAK TERBATAS (LINE
SOURCE SOLUTION)
Coordinate Systems
z
z
y r

r  
x
Cartesian Radial Spherical
x, y , z r,  , z r,,
Examples of Reservoir Flow Types
Flow Flow
1-D Linear 1-D Linear
Producing well
Gas Coning 2-D Radial
Homogeneous 1-D Radial r

Heterogeneous 2-D Radial r , z
Oil 3-D Spherical r ,  , 

Types of Reservoir Flow
 One-phase, two-phase or three-phase
 Incompressible liquid or compressible gas
 Isothermal or variable temperature
 Steady state or transient (time variations)
 With or without gravity and capillary effects
 Constant phase compositions (black oil)
or variable composition (miscible,
chemical, combustion and steam
distillation)
Transient Pressure Solutions
Single-phase, infinite linear system
Reservoir Aquifer
Interior Exterior
boundary x = 0 , boundary x =  ,
P = Pw P = Pi
Transient Pressure Solutions
Single-phase, radial system
re re
Well
rw rw
Reservoir Reservoir
Aquifer
MATH DESCRIPTIONS
FINITE – DIFFERENCE MODEL
PERSAMAAN DIFFUSIFITAS
 Untuk aliran linear 1 D
2P .c P

x 2 k t

 Untuk Aliran Linear 2D
 2 P  2 P .c P
 2 
x 2
y k t

 Untuk Aliran Linear 3D
 2 P  2 P  2 P .c P
 2  2 
x 2
y z k t

 Untuk Aliran Radial
 2 P 1 P .c P
 
r 2
r r k t

Overview
 Persamaan dasar aliran fluida dalam media berpori merupakan
nonlinear partial differential equation yang berhubungan dengan
perubahan tekanan dan saturasi terhadap waktu di keseluruhan
media/system
 Solusi untuk masing-masing kondisi reservoir sangat rumit dan

komplek dimana masing-masing solusi ditetapkan sarat awal dan
batas sendiri-sendiri
 Solusi persamaan dengan analital model umumnya sangat tidak

mungkin biasanya diselesaikan dengan metode numerik.
 Metode numerik menyelesaikan solusi dengan diskritisasi sistem
 Transformasi dari kontinu differential equation ke bentuk diskrit

dilakukan dengan metode finite different
Discretization Proses (pengkotakan/pengkubusan)
 Solusi persamaan aliran meliputi penentuan dependent
parameter terhadap ruang dan waktu
 Solusi diperoleh pada diskrit point dalam space dan
waktu
 Domain spatial dipecah kedalam sejumlah cell, grid atau
blok
 Time domain didiskritisasi kedalam sejumlah time step
selama penyelesaian problem untuk mendapatkan harga
baru dari dependent variable
 Persamaan finite different diformulasikan untuk
menyelesaikan dependent parameter untuk seluruh grid
domain.
DISCRETIZATION PROSES
3 HAL UTAMA FINITE – DIFFERENCE MODEL
 Model terdiri dari kumpulan kubus-kubus (tank)

yang terpisah (discretization).
 Setiap kubus (tank) tersebut akan mengikuti

persamaan material balance.
 Setiap kubus tersebut berinteraksi satu dan

lainnya melalui Darcy’s Law
VOLUME
• Proses perata-rataan properti dalam volume yang

heterogen kedalam homogenous blok
• Grid Blok
• Satuan ratusan hingga ribuan feet/meter
TIME
• Time step tertentu/jelas

• Rate tidak berubah-ubah selama time step
• Grid blok propertis dihitung hanya pada time step tertentu
Setiap property adalah diskrite dan setiap grid blok memiliki

satu harga :
• Pore Volume (Ф, NTG)

• Transmissibility (K, Tr)
• Oil/Gas/Water Saturation (So, Sg, Sw)
• Oil/Gas/Water Pressure (Po, Pg, Pw)
• Oil/Gas/Water Relatif Permeability (Kro, Krw, Krg)
Ф, NTG
K, Tr Ф, NTG
So, Sg, Sw K, Tr Ф, NTG
Po,g,w So, Sg, Sw K, Tr Ф, NTG
Kro, Krw, Krg Po,g,w So, Sg, Sw K, Tr
Kro, Krw, Krg Po,g,w So, Sg, Sw
Kro, Krw, Krg Po,g,w
Kro, Krw, Krg
 Sebutkan 3 persamaan yang digunakan untuk menyusun
persamaan diffusifitas.
 Apa yang dimaksud dengan diskritisasi proses.
FINITE DIFFERENCE
 Finite different digunakan untuk menggantikan partial differential equation

 Finite different equation dibangun dengan menggunakan deret Taylor untuk
menyelesaikan persamaan derivatif
 Deret Taylor :
1 2 " 1 3 '''
P  x  x   P  x   xP  x   x P  x   x P  x 
Forward '
Difference 2 6
1 2 " 1 3 '''
P  x  x   P  x   xP  x   x P  x   x P  x 
Backward '
Difference 2 6
P  2
P
Dimana : P 
'
P  2
''
x x
FIRST DERIVATIVE
P  x  x   P  x 
P  x   0  x 
Forward '
Difference
x
Backward P  x   P  x  x 
Difference P  x 
'
 0  x 
x
P  x  x   P  x  x 
 0  x 2 
Central
Difference P  x 
'
2x
y  x 
 y2  y1 
 x2  x1 
Δx Δx
 x  x  x  x  x 
FIRST DERIVATIVE
Forward
P P  x  x   P  x 

x x
Backward
P P  x   P  x  x 

P
x x
Central
-Δx Δx P P  x  x   P  x  x 
 x  x   x  x 

x
x 2x
y  x 
 y2  y1 
 x2  x1 
SECOND DERIVATIVE
Deret Taylor
1 2 " 1 3 '''
P  x  x   P  x   xP  x   x P  x   x P  x 
Forward '
Difference 2 6
1 2 " 1 3 '''
P  x  x   P  x   xP  x   x P  x   x P  x 
Backward '
Difference 2 6
Penjumlahan P  x  x   P  x  x   2P  x   0  x 2 P"  x   0
P  x  x   2 P  x   P  x  x 
P  x   
Second
Derivative
''
 0 x 2
x 2
i-3,j i-2,j i-1,j i,j i+1,j i+2,j i+3,j

UNTUK SUATU SET DISKRITE POINT
Forward
P P  x  x   P  x  P Pi 1  Pi
  
x x x x
Backward
P P  x   P  x  x  P Pi  Pi 1
  
x x x x
Central
P P  x  x   P  x  x  P Pi 1  Pi 1
  
x 2x x 2x
Second
P''  x  
P  x  x   2 P  x   P  x  x  
 2
p Pi 1  2 Pi  Pi 1

Derivative
x 2
x 2
x 2
KONSEP EXPLICIT DAN IMPLICITE
INTRODUCTION
Simple proses : variabel time dependent, solusi variabel sebagai
fungsi waktu.
EXAMPLE
Distribusi temperatur pada rod 1 dimensi
FORMULASI EXPLICITE
Merupakan solusi sequential untuk satu persamaan dengan satu
variabel yang tidak diketahui (dependen variable) pada time
tertentu
FORMULASI IMPLICITE
Semua harga variabel dependen/yang tidak diketahui pada jarak
x=0 sampai dengan x=L pada time tertentu dihitung secara
simultan
KONSEP EXPLICIT
FORMULASI EXPLICITE
KONSEP EXPLICIT
KONSEP IMPLICITE
FULLY IMPLICITE FORMULASI
Pressure dan saturasi pada time step berikutnya diselesaikan

secara simultan
SOLUSI IMPES (Implicite Pressure, Explicite saturation)
Mengurangi waktu penyelesaian dengan menyelesaikan

pressure pada time selanjutnya dan membalikkan harga
saturasi (backing out)
KONSEP IMPLICITE
FORMULASI IMPLICITE
Analogi dengan Finite

difference Eksplicite
KONSEP IMPLICITE
FORMULASI IMPLICITE
Persamaan 4.14 hanya 1 punya variabel yang tidak diketahui Yaitu :
n 1
Pi
Sehingga dapat disusun untuk menyelesaikan ketiga
harga Pi pada time n+1:
Persamaan 4.15 mempunyai variabel pressure yang tidak

diketahui pada new time level
KONSEP IMPLICITE
FORMULASI IMPLICITE
Persamaan 4.15 dapat dituliskan :
Kalau dikelompok berdasarkan term variabel time (t) :
Persamaan 4.17 memiliki 3 variabel yang tidak diketahui P pada

new level time pada point/jarak (i+1) dan (i-1).
KONSEP IMPLICITE
FORMULASI IMPLICITE
Persamaan 4.17 dapat disederhanakan menjadi :
Koefisien ai, bi dan ci berhubungan dengan geometri sistem

Koefisien di berhubungan dengan variabel yang diketahui
KONSEP IMPLICITE
FORMULASI IMPLICITE 1D
Jika model 1D dengan N sel maka akan kita peroleh N persamaan
dengan N variabel yang tidak diketahui :
P(1,1) P(2,1) P(3,1) P(4,1) P(5,1) P(6,1) P(i+n,1) Old Time = n
? ? ? ? ? ? i+n,1 New Time = n+1

KONSEP IMPLICITE
FORMULASI IMPLICITE
KONSEP IMPLICITE
Persamaan Differential partial untuk 2D
Solusi Implicit
KONSEP IMPLICITE
Jika diassumsikan Δx = Δy persamaan dapat disederhanakan :
Explicite 1 Dimensi
SOLUTION OF THE SIMULATOR
EQUATION
SOLUTION OF THE SIMULATOR EQUATION
SOLUTION PROCESS
Dimaksudkan untuk mennyelesaikan variabel-variabel yang tidak
diketahui dalam persamaan aliran fluida multi fasa secara simultan.
Parameter-parameter fluida yang dihitung :

1. Oil Pressure
2. Gas Pressure
3. Water Pressure
4. Oil Saturation
5. Water Saturation
6. Gas Saturation
Selanjutnya akan digunakan untuk menentukan :

1. Oil Production Rate
2. Gas Production Rate
3. Water Production Rate
IMPES METHODE
IMPICITE PRESSURE-EXPLICITE SATURATION (IMPES METHODE)
Metode IMPES mengombinasikan persamaan single-phase kedalam
Multiphse equation berdasarkan tekanan, selanjutnya secara implicite
sehingga diperoleh distribusi tekanan.
Persamaan untuk setiap fasa dalam system 1-D
FASA OIL
  ko o    So 
 
x  oBo x 
Ax Qo V
t  Bo 
R
FASA WATER
  kw w    Sw 
Ax  wBw x   Qw  V
x t  Bw 
R
 
FASA WATER
  kg g Rso.ko o Rsw.kw w    Sg So.Rso Sw.Rsw 
Ax      Qg  V    
x  g.Bg x o.Bo x w.Bw x t  Bg
R
 Bo Bw 
IMPICITE PRESSURE-IMPLICITE SATURATION METHODE
IMPICITE PRESSURE-IMPLICITE SATURATION METHODE
(SIMULTANEOUS SOLUTION)
Solusi secara simultan persamaan differential partial untuk

oil, water dan gas untuk mendapatkan pressure tiap fasa.
Saturasi untuk tiap fasa dihitung secara implicite

menggunakan tekanan kapiler
Pemodelan dan Simulasi Reservoir
PEMODELAN RESERVOIR
Reservoir
Reservoir Simulation/Reservoir Reservoir
Characterization Modeling Management
• Maps/Peta: • Optimum Recovery,
Maximum Net Income.
Struktur
• Development Plan
Sand Bagaimana
Jumlah sumur
Fault Kalau Tidak Lokasi sumur
• Petrophysics
Dilakukan Profile produksi
Porositas
Simulasi Faktor perolehan
Permeabilitas
• Fluid Properties
Reservoir ? • Secondary/EOR Plan
Jenis EOR
Macam fluid
Screening reservoir
Komposisi
Timing
PVT; Bo, Pb, API
Lokasi injektor
• Fluid Contacts
RFT/MDT
PEMODELAN RESERVOIR
TAHAPAN SIMULASI
DYNAMIC DATA
SIMULATOR
INPUT
FLUID ROCK PRODUCTION FLOW RATE MECHANICAL MISCELLANEOUS

DATA DATA DATA DATA DATA DATA
Bo K
PI
Bg Ф Qo
II
Bw Sw Qg
Optimum Casing Size Skin
Rs H Qw
Flow Rate Tubing Size Fracture
Uo Depth Pwf
Max Lift Capacity Work Over
Uw C Pwh
Allowable
Ug Pc Pr
Draw Down
Rsw Kr
Density
Water
Salinity
PE
SOURCE DATA
FLUID DATA :
- PVT ANALISIS (LAB)
- KORELASI
ROCK DATA :
- PERMEABILITY : Core (Routine, Side Wall), Well Test, Analisa Log
- POROSITY : Core (Routine, Side Wall), Well Test, Analisa Log
- THICKNESS : Geology (Peta Gross & Net Isopach), Analisa Log (per well)
- COMPRESSIBILTY : PVT dan SCAL ANALISIS (LAB), Korelasi
- Kr & Pc : SCAL, Korelasi, Analisa Log
- FLUID SATURATION : Core, Log, Pc
PRODUCTION DATA :
- History Production
TAHAPAN STUDI SIMULASI
HAL-HAL / TAHAPAN DALAM SIMRES
 •Identifikasi kondisi reservoir

 •Memilih simulator yang sesuai
 •Persiapan data
 •Initialisasi Kondisi Reservoir Awal
 •History Matching
 •Predict future performance
 •Sensitivities/alternative scenarios
MODEL SELECTION
FAKTOR-FAKTOR YANG MENJADI PERTIMBANGAN DALAM MEMILIH
SIMULATOR YANG AKAN DIGUNAKAN
 Reservoir type
 Reservoir geometry and dimensionality
 Data availability
 Type of secondary or tertiary process being modelled
 Experience of staff
 Computer availability
 Cost effectiveness of model
MODEL SELECTION ; TYPE SIMULATOR
RESERVOIR TYPE SECARA UMUM DIBEDAKAN 3 :
GAS (DRY GAS) : BLACK OIL SIMULATOR
- Single phase gas (no aktive water drive)
OIL (BLACK OIL) : BLACK OIL SIMULATOR

- No mass transfer
- Ada dan tidaknya aquifer (water drive system)
- Saturated dan undersaturated
CONDENSATE : COMPOSITIONAL SIMULATOR

- Adanya mass transfer yang signifikan antar fasa
- Very Volatile Hydrocarbon System
- Gas-cycling Operation
MODEL SELECTION ; TYPE SIMULATOR
 Black oil simulator
 Finite difference
 Finite Element
 Compositional (EOS – Equation of State)
 Redlich-Kwong
 Soave
 Peng-Robinson
 Schmidt-Wenzel
 Peneloux
RESERVOIR GEOMETRY & DIMENSIONALITY
ZERO DIMENSI MODEL
 Reservoir homogen, isotropic, uniform
 Zero dimension simulator material balance
1 DIMENSI MODEL
2 DIMENSI MODEL
3 DIMENSI MODEL
DATA PREPARATION
DATA PREPARATION
Melakukan analisis, pengolahan dan tabulasi data yang
diperlukan untuk melakukan simulasi reservoir.
 Geology Data (map)

 Production Data
 Completion history
 Reservoir Data
 PVT Data
 SCAL Data
DATA GEOLOGI
 Top Structure
 Bottom Structure
 Gross Sand (Isopach)
 Net Sand
 WOC & GOC awal
DATA GEOLOGI
PETA HORISON LAPISAN-A
PETA HORISON LAPISAN-M2
Data Geology
Struktural Modelling
GRID GEOLOGI : GRID SIMULASI :

 Grid Model : 249 x 196 x 271  Grid Model : 124 x 97 x 141
 Cell size : 50 m x 50 m  Cell size : 100 m x 100 m
 Total Grid Model : 13225884  Total Grid Model : 1695948
 Cell Thickness :+1m  Cell Thickness :+1m
 Surface / Horizon : 20  Surface / Horizon : 20
 Zone : 18  Zone : 18
 Konfigurasi Fault : 28  Konfigurasi Fault : 28
Facies Poro
Perm SW
GRID SIMULASI
Facies Poro
Perm SW
NetVol PoreVol
STOIIP
Production Data
 Data Time vs qo & Np

 Data Time vs qw & Wp
 Data Time vs qg & Gp
 Lapisan yang berproduksi
DATA PRODUKSI
10000
1000
50 100
100
Primary Peak (01/04/1959)
1000
Qoil = 324 bbl/d
100
80 WC = 2.7 % Secondary Peak (01/07/2006)

7 produser Qoil = 7 bbl/d
100
WC = 42.3 %
Wells Producing Oil ( wells )
10
Water / Oil Ratio ( bbl/bbl )

Oil0.1Rate (Cal. Day) ( bbl/d 10)
1 produser
60
10
5
Water Cut ( % )
1
1
40
Start Production (01/06/1955)
1
Qinitial = 0 bbl/d
0.1
Last Production (01/01/2008)
0.5
WCinitial = 12.5 %
Qoil = 3 bbl/d
0.01
20
1 produser
0.01
WC = 97.6 %
1 produser
0.001
0.001
0.1
0 1955
57 59 61 63 65 67 69 71 73 75 77 79 81 83 85 87 89 91 93 95 97 99 01 03 05 07
DATE
Lapisan Sumur Tanggal Produksi Perforasi (mKB) 55 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 00 01 02

5A_112 Sep 1986 - Sep 1988 Tidak ada data
5A_114 Jun 1956 - Feb 1964 1411.30 - 1417.50
Jul 1959 - Feb 1969 Tidak ada data perf.
5A_121
Mei 1973 - Juli 1986 Tidak ada data perf.
Feb 1958 - Mei 1973 1413.20 - 1417.4
5A_123
Apr 1999 - Mar 2001 1413.20 - 1417.4
5A_135 Jan 1959 - Mei 1960 Tidak ada data
5A_138 Feb 1959 - Agt 1962 1382.00 - 1386.00
5A_141 Apr 1959 - jan 1963 1406.50 - 1409.50
R37
Jan 1960 - Mar 1963 1403.20 - 1404.70
5A_147
Mei 1970 - Apr 1995 1403.20 - 1404.70
Jul 1977 - Jul 1978 Tidak ada data
5A_149
Mei 1983- Feb 1989 Tidak ada data
Mei 1960 - Okt 1961 1388.50 - 1389.60
5A_153
Okt 1973 - Okt 1982 1388.50 - 1389.60
5A_186 Nov 1986 - Feb 1988 1367.70 - 1369.00
5A_029 Mei 1955 - Des 1978 Tidak ada data
5A_063 Jan 1957 - Feb 1976 1399.0 - 1403.0
DATA KOMPLESI SUMUR
 Sejarah Perforasi
 Sumur dibuka
 Sumur ditutup sementara (Shut in)
 Sumur ditinggalkan (abandoned)
 Well Trajectory
 Kedalaman & Selang Perforasi
DATA KOMPLESI SUMUR
Data Reservoir
 Special Core Analysis
 Water system : Krow vs Sw; Krw vs Sw; Pc vs Sw
 Gas System : Krg vs Sg; Krog vs Sg; Pc vs Sg
 Convensional Core (Routine)
 Permeability vs Porosity
 PVT data
 P vs Bo
 P vs Rs
 P vs Viscosity oil
 P vs density oil
 P vs Bg
 P vs z factor
 P vs gas density
 P vs viscosity gas
 Resevoir Temperature
 API gravity
 Reservoir Pressure History
SCAL DATA
Denormalisasi SCAL Oil/Water
krw
kro
Swc = 7 %
Sor = 41.2 %
krw @ Sor = 0.803
kro @ Swc = 1
kr
Sw
SCAL DATA
Denormalisasi SCAL Oil/Gas
krg
kro
kr
SL
SCAL DATA
Tekanan Kapiler vs Liquid Saturation
Pressure vs Liquid Saturation
50
Sample No. :5
45 Air Perm. (mD) : 248
Porosity, % : 22.43
40
35
30
Pressure, psi
25
20
15
10
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Liquid Saturation, Per Cent Pore Space
PVT DATA
Pressure vs Bo(k-2) Pressure vs Viscosity Oil (k-2)

1.22 4
1.2
3.5
1.18
Bo (RBBL/STB)
1.16 3
Visc oil (cp)

1.14 2.5
1.12 2
1.1 1.5
1.08
1
1.06
1.04 0.5
1.02 0
0 1000 2000 3000 4000 5000 0 1000 2000 3000 4000 5000
P (Psia) P (Psia)
Pressure vs Rs (k-2) Pressure vs oil density (k-2)

51.5
0.4
51
0.35
oil density (lb/cuft)

50.5
0.3
Rs (Mscf/STB)
50
0.25
49.5
0.2 49
0.15 48.5
0.1 48
0.05 47.5
0 47
0 1000 2000 3000 4000 5000 0 1000 2000 3000 4000 5000
P (Psia) P (Psia)
PVT DATA
Pressure vs Bg (k-2) Pressure vs Viscosity Gas (k-2)

250 0.04
0.035
200
Bg (RBBL/MSCF)
0.03
Visc Gas (cp)

150 0.025
0.02
100 0.015
0.01
50
0.005
0 0
0 1000 2000 3000 4000 5000 0 1000 2000 3000 4000 5000
P (Psia) P (Psia)
Pressure vs z-factor (k-2) Pressure vs Gas density (k-2)

1.2 20
18
1
Gas Density (lb/cuft) 16
0.8 14
z-factor
12
0.6 10
8
0.4
6
0.2 4
2
0 0
0 1000 2000 3000 4000 5000 0 1000 2000 3000 4000 5000
P (Psia) P (Psia)
GRIDDING
117
GRIDDING
 Proses Pembagian reservoir dalam skala field ke dalam

segmen-segmen yang kecil dengan tujuan pendekatan
kekontinuan setiap properties dalam reservoir.
 Semakin banyak grid yang dibentuk untuk suatu cakupan

reservoir maka akan semakin bagus model tersebut
menggambarkan kondisi reservoir disetiap tittik.
 Setiap Grid cell memuat informasi mengenai reservoir property

 Koordinat
 Kedalaman
 Ketebalan
 Ntg
 Porosity
 Permeability
 saturasi oil, gas, water
 tekanan
 transmisibility.
Grid System
 Radial grid
 Ortogonal grid
 Cartesian / Block Centered
 Corner point
 Hybrid grid
GRID CELL SHAPE

 irregular grid, tidak ada kesamaan ukuran pada
arah x maupun y. Untuk memberikan gambaran
terhadap reservoir yang akan dimodelkan.
 Regular grid, menggunakan ukuran grid yang
seragam untuk suatu reservoir yang dimodelkan
119
Radial Grid
 Persamaan disesuaikan untuk radial system
 Banyak dipakai pada single well model
 Berguna bagi study coning
120
Orthogonal Grid
 Semua titik berpotongan tegak lurus
 Perhitungan numerik lebih akurat
 Tidak dapat secara akurat memodelkan fault
121
Orthogonal Grid
122
Orthogonal Grid
123
Orthogonal Grid
124
Orthogonal Grid
125
Orthogonal Grid
KELEBIHAN CORNER POINT
 Sangat baik untuk merepresentasikan fault.
 Sangat efektif untuk memberikan visual

yang sebenarnya.
 Sistemgrid yang paling banyak digunakan

dalam simulasi reservoir pada saat ini.
126
HYBRID GRID BLOK
127
FAKTOR–FAKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN
 Faktor geologi
 Struktur, stratigrafi dan fault
 Faktor petrophysics
 Permeability anisotrophy
 Channeling
 Faktor aquifer
 Analytical, numerical atau volumetrik
 Batas kontrak wilayah kerja
 Well Pattern
128
PEMODELAN AREAL GRID
129
130
131
Vertikal Grid
Sangat bergantung sekali dari net sand thickness,
dimana net sand thickness dapat diperoleh dari :
 Gabungan antara gross thickness dengan net-

to-gross ratio
 Net thickness mapping
132
Vertikal Grid
133
Vertikal Grid
134
Vertikal Grid
135
Vertikal Grid
Beberapa pertimbangan dalam melakukan
layering.
1. Mengatasi wilayah yang memiliki perubahan

saturasi yang relative cepat, contohnya didaerah
fluid contact. Hal ini berkait dengan pengaruh
numerical dispersion.
2. Penambahan layer umumnya juga diperlukan untuk

mengakomodasi efek partial komplesi atau melihat
gejala koning.
136
Vertikal Grid
137
FAKTOR-FAKTOR DALAM GRIDDING
138
GRID FEATURES
REGIONS
 Region adalah pembagian atau pengelompokan
suatu areal interest menjadi beberapa bagian yang
mungkin disebabkan oleh kondisi geologi ataupun
wilayah kerja atau hal lainnya.
 Keuntungan memiliki region adalah:
○ Dapat melakukan pengamatan aliran fluida dari
satu region ke region lainnya.
○ Dapat dilakukan perhitungan volume fluida untuk
setiap region
139
GRID FEATURES
AQUIFER
 Aquifer sangat erat hubungannya dengan grid
orientation terutama dalam kasus water drive
 Ada beberapa macam aquifer yang umum dipakai pada
simulasi reservoir:
○ Analytical aquifer (Carter-Tracy atau Fetkovich)
○ Numerical aquifer (menggunakan 1 grid block)
○ Contiguous aquifer (mengacu pada geological model
dan jumlah grid yang terisi volume air)
140
GRID FEATURES
LGR (Local Grid Refinement)

 LGR adalah option untuk memperhalus atau
memperkecil area grid
 Beberapa hal yang berkaitan dengan ini adalah:
○ LGR biasanya dilakukan pada grid sumur (daerah
yang memiliki perubahan saturasi besar, terutama
untuk sumur gas condensate)
○ Dapat dilakukan secara vertical untuk melihat efek
koning
○ Digunakan untuk mendapatkan posisi sumur yang
lebih baik
141
GRID FEATURES
142
GRID CONCERNS/PROBLEMS
EFEK DARI ORIENTASI GRID
 Mempengaruhi pola aliran fluida
 Mempengaruhi sweep efficiency
 Mempengaruhi distribusi tekanan dan saturasi
143
144
145
GRID RESOLUTION
 Secara umum dengan meningkatnya resolusi
grid (semakin besar dimensi grid), maka akan
meningkatkan running time (waktu
penghitungan lebih lama). Akan tetapi hal-hal
positif yang bisa diperoleh adalah:
 Dapat meminimalkan efek dari numnerical dispersion
 Dapat lebih mengontrol issue migrasi termasuk dalam
proses injeksi
146
QC/QA Proses Gridding
Setelah proses gridding dapat diselesaikan, maka hal-

hal yang perlu di periksa ulang adalah:
 Lokasi sumur, fault dan boundaries (batas-batas) apakah
sudah sesuai dengan yang ada di peta.
 Periksa kontur dan kenampakan struktur dari peta apakah
sudah tergambarkan di grid model.
 Bandingkan batas fluida yang ada di peta dengan grid
model.
 Bandingkan harga fluid in place hasil perhitungan simulasi
dengan volumetrik.
 Lakukan perubahan-perubahan apabila diperlukan.
147
148
149
150
Map Geology Top Structure
Gridding Top Structure
Title 1
Grid Top (m) 1974-01-03
File: SX07&02_BASE-1.dat
User: HP_Ow ner
Date: 2003-06-10
Z/X: 1.00:1
900
861
821
782
742
703
664
624
585
545
506
Map Geology Thickness
Gridding Gross Thickness
Title 1
Grid Thickness (m) 1974-01-03 K layer: 1
556,000 557,000 558,000 559,000 560,000 User: HP_Ow ner
10,052,000
Date: 2003-06-10
Scale: 1:26786
Y/X: 1.00:1
Axis Units: m
ST-116
ST-082
ST-115
7.5
SD-01 ST-164 6.8
10,051,000
10,051,000
ST-013 ST-144
ST-163
ST-114 6.0
ST-080
5.3
ST-084
ST-025 4.5
ST-095
10,050,000
10,050,000
3.8
ST-058 ST-017ST-100
ST-123 3.0
ST-136
ST-099ST-096 ST-140 2.3
ST-085ST-108
ST-072 1.5
ST-112 ST-148
ST-132 0.8
ST-107
0.0
ST-131ST-134
556,000 557,000 558,000 559,000 560,000
Gridding Net Thickness
Title 1
Net Pay (m) 1974-01-03 K layer: 1
556,000 557,000 558,000 559,000 560,000 User: HP_Ow ner
10,052,000
Date: 2003-06-10
Scale: 1:26786
Y/X: 1.00:1
Axis Units: m
ST-116
ST-082
ST-115
6.9
SD-01 ST-164 6.2
10,051,000
10,051,000
ST-013 ST-144
ST-163
ST-114 5.5
ST-080
4.8
ST-084
ST-025 4.1
ST-095
10,050,000
10,050,000
3.4
ST-058 ST-017ST-100
ST-123 2.8
ST-136
ST-099ST-096 ST-140 2.1
ST-085ST-108
ST-072 1.4
ST-112 ST-148
ST-132 0.7
ST-107
0.0
ST-131ST-134
556,000 557,000 558,000 559,000 560,000
Map Geology: Isoporosity dan Isopermeability
Gridding Porosity
Title 1
Porosity 1974-01-03 K layer: 1
556,000 557,000 558,000 559,000 560,000 User: HP_Ow ner
10,052,000
Date: 2003-06-10
Scale: 1:26786
Y/X: 1.00:1
Axis Units: m
ST-116
ST-082
ST-115
0.30
SD-01 ST-164 0.27
10,051,000
10,051,000
ST-013 ST-144
ST-163
ST-114 0.24
ST-080
0.21
ST-084
ST-025 0.18
ST-095
10,050,000
10,050,000
0.15
ST-058 ST-017ST-100
ST-123 0.12
ST-136
ST-099ST-096 ST-140 0.09
ST-085ST-108
ST-072 0.06
ST-112 ST-148
ST-132 0.03
ST-107
0.00
ST-131ST-134
556,000 557,000 558,000 559,000 560,000
Gridding Permeability
Title 1
Permeability I (md) 1974-01-03 K layer: 1
556,000 557,000 558,000 559,000 560,000 User: HP_Ow ner
10,052,000
Date: 2003-06-10
Scale: 1:26786
Y/X: 1.00:1
Axis Units: m
ST-116
ST-082
ST-115
1,060
SD-01 ST-164 954
10,051,000
10,051,000
ST-013 ST-144
ST-163
ST-114 848
ST-080
742
ST-084
ST-025 636
ST-095
10,050,000
10,050,000
530
ST-058 ST-017ST-100
ST-123 424
ST-136
ST-099ST-096 ST-140 318
ST-085ST-108
ST-072 212
ST-112 ST-148
ST-132 106
ST-107
0
ST-131ST-134
556,000 557,000 558,000 559,000 560,000
KUIS
 Faktor-factor apa yang mempengaruhi dalam mendesain grid
 Apakah efek pengaruh orientasi grid terhadap hasil simulasi
PVT DATA
160
Reservoir Fluid Description
 Reservoir model = Geology + Fluid
3 metode untuk menggambarkan reservoir

fluids
 Simple “Black-oil” (look-up table)
 Equilibrium K-value tables (pressure,
temperature, composition)
 Equation of State
Reservoir Fluid Description
 “Black-oil” PVT (Black Oil Simulator)
 Primary depletion
 Waterflooding
 Immiscible gas injection (solvent model allows pseudo-
miscible)
 EOS PVT description (Komposisional Simulator)

 Miscible gas injection (solvents/CO2)
 Volatile oil systems
 Gas condensate systems
 K value PVT description (Thermal )

 Temperature variation
Black-Oil PVT
 “Black-oil” PVT data dinyatakan dalam 3 komponen dan
3 fasa
○ Komponen : oil, water and gas
○ Phase : oil, water and gas
○ Komponen gas dapat berada dalam oil phase dan gas
phase
○ Komponen oil dapat berada dalam oil phase and gas
phase
 PVT properties merupakan fungsi dari pressure pada

temperatur reservoir tertentu
 Compositional PVT data merupakan fungsi dari pressure

and composition
Black-Oil PVT
 PVT data dalam bentuk tabel
 Data Rs, Bo, Eg, o, g sebagai fungsi pressure
○ Rs - solution gas ratio
○ Bo - oil formation volume factor
○ Eg - gas expansion factor
○ o - oil viscosity
○ g - gas viscosity
 Eg dapat dinyatakan dengan :

 Bg = 1 / Eg or Z = CP / EgT (C = constant)
Black-Oil PVT
 Data yang akan digunakan dismoothing
terhadap tekanan supaya tidak menyebabkan
terjadinya numerical instabilities
 Two phase model digunakan untuk :

oil-water ; gas-water.
 Three phase model : Gas-Oil-Water

Diskripsi fluida diatas dan dibawah buble point
harus ada.
Experimental/Lab. Analysis
 3 data lab. utama yang diperlukan dan 1 optional :
 Flash Expansion - of fluid sample : digunakan untuk
menentukan bubble point pressure
 Differential Liberation : digunakan untuk menentukan

Bo, Rs, Bg and viscosity
 Flash Separation Test - untuk memungkinkan modifikasi

data differential liberation sehingga dapat disesuaikan
dengan field separator condition
 Swelling Test – jika gas ditambahkan

Black-Oil PVT
 HASIL ANALISA FLUIDA
 Below bubble point pressure
○ Proses dalam reservoir disimulasikan dengan proses
differential liberation
○ Proses dari bottom well sampai dengan stock tank

disimulasikan dengan separator test
○ Fluid properties dihitung dengan mengkombinasikan

data dari differential liberation dan separator
Black-Oil PVT
 Above bubble point pressure
○ Fluid properties dihitung dengan mengkombinasikan data dari
flash expansion dan separator test
○ Catatan : diatas bubble point pressure hasil differential liberation

dan flash expansion sama
 Data Hasil analisa fluida/PVT yang diperlukan simulator:

 Tabel PVT data : PVTO dan PVTG
 Atau dalam bentuk Diff Lib input (DIFLIB) dan PVTG
○ Memerlukan harga Pb, Bo, Rs dari proses flash
Black Oil Simulator ; Condensates
 Untuk condensates
 Vapourised oil in gas (Rv), menggantikan dissolved gas
in oil, Rs
 PVT Condensate pada tekanan dibawah Pdew  P vs Rv
Empirical Correlations
 Property utama yang ditentukan:
 Bubble Point; Gas Solubility; Volume Factors; Density;
Compressibility; Viscosity
 Korelasi aplicable untuk specifik range
Standing Lasater Vasquez-Beggs Glaso Marhoun

Bubble Point Pressure (psia) 130-7000 48-5780 15-6055 165-7142 130-3573
Temperature (F) 100-258 82-272 162-180 80-280 74-240
FVF (bbl/stb) 1.024-2.15 1.028-2.226 1.025-2.588 1.032-1.997
GOR (scf/stb) 20-1425 3-2905 0-2199 90-2637 26-1602
Tank Oil Gravity (API) 16.5-63.8 17.9-51.1 15.3-59.5 22.3-48.1 19.4-44.6
Gas Specific Gravity 0.59-0.95 0.574-1.22 0.511-1.351 0.650-1.276 0.752-1.367
Separator Pressure (psia) 265-465 15-605 60-565 415
Separator Temperature (F) 100 36-106 76-150 125
Black Oil Correlations
 Standing
 105 data points from 22 different Californian crude oils
 Lasater
 Bubble point correlation using 158 data points from 137
Canadian, U.S., and Venezuelan crude oils
 Vasquez and Beggs

 Solution GOR and FVF correlation from 6004 data points
 Glaso
 45 North Sea data points used
Black Oil Correlations
 Marhoun
 Bubble point correlation using 160 data points from 69
Middle Eastern crude oils
APLIKASI
 Kobinasi korelasi empirik dapat digunakan untuk
memodelkan reservoir fluid
 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam meilih korelasi :

 Range harga yang digunakan untuk
membangun/menyusun korelasi
 Limitasi korelasi
 Jumlah dari populasi sampel
 Korelasi digunakan untuk memperkirakan properis

reservoir fluid berdasarkan basic field data
LABORATORIUM/EXPERIMENTAL DATA
METODE ANALISA FLUIDA DI LABORATORIUM
A. EKSPANSI KOMPOSISI KONSTAN (CONSTANT COMPOSITION
EXPANSION)
Metode ini disebut juga flash vaporization atau PV test.
 Contoh fluida dimasukkan dalam sel dengan temperatur reservoir dan
tekanan di atas tekanan reservoir.
 Tekanan di dalam sel diturunkan tahap demi tahap dengan memperbesar
volume ruangan sel yang ditempati fluida. Pada setiap tahap tekanan dan
volume total diukur. Volume diplot terhadap tekanan. Proses ini dilakukan
terus sampai terjadi perubahan kemiringan pada plot antara volume dan
tekanan (Gambar 2). Tekanan pada kondisi ini adalah tekanan gelembung
(bubble point).
 Kemudian tekanan kembali diturunkan secara bertahap, dimana pada
setiap tahap fluida didalam sel diusahakan berada pada kesetimbangan
dengan menggoyang sel agar terjadi pencampuran fluida di dalam sel.
Volume dan tekanan pada kondisi setimbang ini jugadicatat pada setiap
tahap.
 Langkah 3 diulang sampai volume sel maksimum dicapai.
LABORATORIUM/EXPERIMENTAL DATA
LABORATORIUM/EXPERIMENTAL
B. PEMBEBASAN DIFERENSIAL (DIFFERENTIAL LIBERATION)
 Contoh fluida dimasukkan dalam sel dengan temperatur reservoir dan tekanan
di atas bubble point.
 Tekanan di dalam sel diturunkan tahap demi tahap dengan memperbesar
volume ruangan sel yang ditempati fluida. Pada setiap tahap tekanan dan
volume total diukur. Volume diplot terhadap tekanan. Proses ini dilakukan terus
sampai terjadi perubahan kemiringan pada plot antara volume dan tekanan
(Gambar 2). Tekanan pada kondisi ini adalah tekanan bubble point.
 Kemudian tekanan kembali diturunkan secara bertahap, dimana pada setiap
tahap fluida didalam sel diusahakan berada pada kesetimbangan dengan
menggoyang sel agar terjadipencampuran fluida di dalam sel. Volume dan
tekanan pada kondisi setimbang ini jugadicatat pada setiap tahap.
 Gas bebas dikeluarkan seluruhnya dari sel pada kondisi tekanan konstan.
Volume gas yangdikeluarkan dan minyak di dalam sel diukur pada kondisi
tekanan dan temperatur sel. Volume gas juga diukur pada kondisi standar.
 Langkah 3 dan 4 diulang sampai tekanan sel mencapai tekanan atmosfir dan
hanya minyak
 yang tersisa di dalam sel.
C. UJI PEMISAHAN FLASH (FLASH SEPARATION TEST)
 Uji ini merupakan model skala kecil dari proses pemisahan
dalam separator di lapangan.
Data yang diperoleh dari uji ini adalah :

 1. Faktor volume formasi minyak pada kondisi separator.
 2. Gravity dari stock-tank minyak.
 3. Rasio gas-minyak di separator.
 4. Rasio gas-minyak di stock tank.
 5. Rasio gas-minyak total.
D. PENURUNAN VOLUME KONSTAN (CONSTANT VOLUME DEPLETION)
Constant volume depletion dilakukan pada gas kondensat dan volatile oil untuk
mensimulasikanperubahan komposisi dan kinerja reservoir selama deplesi. Deskripsi tentang
proses constantvolume depletion adalah sebagai berikut :
1. Contoh fluida dimasukkan dalam sel dengan temperatur reservoir dan tekanan pada tekanan
saturasi (tekanan bubble point atau tekanan dew point). Volume pada kondisi ini dijadikan
sebagai volume referensi.
2. Tekanan di dalam sel diturunkan sampai harga tertentu dengan memperbesar volume ruangan
sel yang ditempati fluida. Pada proses ini akan terjadi retrograde liquid (untuk gas kondensat)
atau solution gas (untuk volatile oil) dan volume cairan diukur sebelum gas dikeluarkan dari sel.
3. Sebagian gas dikeluarkan dengan menginjeksikan merkuri ke dalam sel dengan
mempertahankan tekanan konstan. Proses ini dihentikan jika volume sel sama dengan volume
sel pada keadaan awal (langkah 1).
4. Gas yang dikeluarkan pada langkah 1 dianalisa dengan gas chromotography untuk menentukan
komposisinya.
5. Langkah 3 dan 4 diulang beberapa kali (6-7 kali) sampai tekanan sel mencapai tekanan tertentu
yang cukup rendah. Cairan yang tersisa didistilasi dan dianalisa menggunakan gas
chromotography.
ANALISA HASIL PVT
MAKSUD
Menganalisa hasil pemeriksaan laboratorium tentang PVT fluida
reservoir, hidrokarbon dan mengolahnya menjadi bentuk kurva
faktor volume formasi (B), viskositas(μ), kelarutan gas (Rs) dan
kompresibilitas (c) minyak dan gas sebagai fungsi tekanan
METODE
Metode yang digunakan adalah pengolahan data hasil PVT
hidrokarbon yang mengalami proses pembebasan gas (gas
vaporization process) flash dan differential.
DATA YANG DIPERLUKAN

Data PVT flash dan differential tersedia kedua-duanya.
Untuk analisa faktor volume formasi gas (Bg) dibutuhkan harga
faktor penyimpangan gas (Z).
ANALISA HASIL PVT
PROSES PEMBEBASAN GAS
Pengukuran PVT dilaksanakan sedekat mungkin mencerminkan
proses pembebasan gas dari minyak yang terjadi mulai dari
reservoir, tubing, pipa alir di permukaan sampai separator dan
tanki.
Pembebasan gas dari larutan yang terjadi di tubing, pipa alir,

separator dan tanki mendekati proses flash
Didalam reservoir mungkin terjadi dua macam pembebasan gas

yang berbeda tergantung harga saturasi gas (Sg), yaitu :
1. pembebasan gas flash bila saturasi gas (Sg) < saturasi gas
equilibrium (Sge)
2. pembebasan gas differential bila Sg > Sge
ANALISA HASIL PVT
Contoh Data Fluida

Reservoir dari Uji Flash
Vaporization dan
Differential Liberation
ANALISA HASIL PVT
ANALISA HASIL PVT
ANALISA HASIL PVT
ANALISA HASIL PVT
PENGHALUSAN DATA FLASH
1. Tentukan harga tekanan jenuh, yaitu tekanan pada harga

V/Vsat = 1.0. Dengan menggunakan batasan ini diperoleh =
3,235 psig.
2. Sesuai dengan harga V/Vsat hitung harga Y untuk P < Pb
dengan menggunakan persamaan :
ANALISA HASIL PVT
ANALISA HASIL PVT
3. Plot Y terhadap P :
Y = 1.5 P = 360
Y = 1.9 P = 1,620
Konstanta persamaan garis lurus :

Y = a + bP
a dan b dihitung menggunakan koordinat kedua titik tersebut :
b=(1.9-1.5)/(1,620 – 360) = 3.1746 × 10-4

a = 1.5 − 3.1746×10−4 (360) = 1.3860
ANALISA HASIL PVT
ANALISA HASIL PVT
4. Harga V/Vsat untuk P < Pb dihitung berdasarkan persamaan
5. Dengan menggunakan parameter operasi separator P = 100

psig dan T = 75 °F serta
Tabel 2 diperoleh faktor penyusutan minyak (bo) = 0.5949. Jadi,
harga faktor volume
PVT DATA
Trial harga PVT data (Rs, Bo, Bg) sbg salah satu parameter adjust pada saat
Pressure match
 Rs
 Semakin Tinggi harga Rs pd akan menyebabkan semakin mudahnya
dissolved gas (gas terlarut) keluar dari minyaknya. Keluarnya gas terlarut ini
akan menyebabkan pressure turun secara cepat. Sebaliknya semaikin
rendah harga Rs maka semakin sulit gas keluar sehingga penurunan
tekanan akibat terproduksinya fluida reservoir dg terproduksinya minyak
lebih kecil.
 Bo
 Semakin besar harga Bo maka semakin besar perbandingan antara volume
oil yang keluar dari reservoir dengan yang terukur di surface (Stock Tank).
Maka untuk jumlah oil tertentu yang terukur di surface akan menyebabkan
penurunan tekanan yang lebih besar akibat jumlah oil yg lebih banyak yg
keluar dari reservoir. (pengaruh Bo kecil terhadap penurunan tekanan)
 Bg
 Penjelasan sama dg Bo. Pengaruh Bg cukup berpengaruh pada reservoir
gas
CORE DATA
200
ROUTINE CORE
METODE ANALISA CORE
A. ANALISA CORE RUTIN (ROUTINE CORE ANALYSIS)

Core yang dianalisa meliputi conventional core dan sidewall
core.
Besaran-besaran yang diukur pada uji ini adalah :
1. Porositas.
2. Permeabilitas terhadap udara (air permeability - kair) dan
permeabilitas yang ekivalen terhadap liquid (kL).
3. Permeabilitas horisontal terbesar (maksimum).
4. Permeabilitas horisontal tegak lurus terhadap permeabilitas
horisontal maksimum.
5. Permeabilitas vertikal.
6. Berat jenis butiran.
ROUTINE CORE
ROUTINE CORE
SPECIAL CORE (SCAL)
B. ANALISA CORE SPESIAL (SPECIAL CORE ANALYSIS - SCAL)
Besaran-besaran yang diukur dan diperoleh dari uji ini adalah :
1. Permeabilitas liquid ekivalen sebagai fungsi dari volume throughput.
2. Permeabilitas terhadap udara (air permeability) dan porositas core
plug dan full diameter core yang dilakukan pada beberapa harga
confining stress.
3. Kompresibilitas formasi (pore volume compressibility) dari core plug
dan full diameter core sebagai fungsi dari tekanan overburden
efektif.
4. Faktor resistivitas formasi (F), faktor sementasi (a) dan eksponen
sementasi (m).
5. Indeks resistivitas (RI), saturasi air (Sw) dan eksponen saturasi (n).
6. Permeabilitas relatif (kr)sebagai fungsi saturasi.
7. Tekanan kapiler.
8. Waterflood Susceptibility
SPECIAL CORE (SCAL)
SPECIAL CORE (SCAL)
SPECIAL CORE (SCAL)
SPECIAL CORE (SCAL)
SPECIAL CORE (SCAL)
SPECIAL CORE (SCAL)
SPECIAL CORE (SCAL)
NORMALISASI DATA SCAL
TUJUAN
Menentukan kurva kr versus S rata-rata yang representatif
untuk suatu reservoir atau formasi dari sejumlah analisa
contoh batu inti (core analysis).
METODE
Metode yang digunakan adalah normalisasi - denormalisasi
sejumlah kurva kr terhadap S dari suatu formasi.
DATA YANG DIPERLUKAN
a. Sistem Air - Minyak

- Tabel atau kurva kro dan krw terhadap Sw
- Dari Tabel atau Kurva tersebut baca harga titik akhir (end points) :
• kro @ Swc
• kro @ Sor
• krw @ Swc
• krw @ Sor
b. Sistem Gas - Minyak

- Tabel krg dan kro ternadap saturasi cairan (SL)
- Data harga titik akhir :
• kro @ Swc
• kro @ Sgr
• krg @ Swc
• krg @ sgr
c. Sistem Gas - Air
- Tabel krg - krw versus Sw.
- Data harga titik akhir :
• krw @ Swc
• krw @ Sgr
• krg @ Swc
• krg @ Sgr
KOREALSI RELATIF PERMEABILITY
NOTASI
 kr = permeabilitas relatif
 krg = permeabilitas relatif gas
 kro = permeabilitas relatif minyak
 krw = permeabilitas relatif air
 S = saturasi
 Sg = saturasi gas
 Sgr = saturasi gas residu
 SL = saturasi cairan = So + Swc
 Sor = saturasi minyak residu
 Sw = saturasi air
 Swc = saturasi air konat, dianggap sama dengan Swi
 krg @ Sgr = permeabilitas relatif gas pada Sgr

 krg @ SL = permeabilitas relatif gas pada SL
 krg @ Sw = permeabilitas relatif gas pada Sw
 kro @ SL = permeabilitas relatif minyak pada SL
 kro @ Sw = permeabilitas relatif minyak pada Sw
 kro @ Swc = permeabilitas relatif minyak pada Swc
 krw @ Sgr = permeabilitas relatif air pada Sgr
 krw @ Sor = permeabilitas relatif air pada Sor
 krw @ Sw = permeabilitas relatif air pada Sw
POROSITY – PERMEABILITY RELATIONSHIP
A. CONVENTIONAL METODE
 FLOW UNIT DITENTUKAN BERDASARKAN PLOT PERMEABILITAS VS
(K/POR)^0.5 (HYDRAULIC RADIUS)
 FLOW UNIT DITENTUKAN BERDASARKAN PLOT PERMEABILITAS VS

(K/POR)^0.5 (HYDRAULIC RADIUS) DAN MERESPONE TERHADAP
DEPOSITIONAL ENVIRONMENT (FACIES MODEL)
B. KONSEP HYDRAULIC UNIT (KC EQUATION)

 KC EQUATION (KOZENI-CARMAN)
POROSITY VS PERMEABILITY
10000.00
1000.00
Permeability, md
100.00 All
Bar
Channel
10.00 Lmst
1.00
0.10
0 10 20 30 40 50
Porosity, %
 BAR SAND
 CHANNEL SAND
 BAR SAND
 BAR SAND
 CHANNEL SAND
 CHANNEL SAND
 CARBONATE
 CARBONATE
 CARBONATE
 CARBONATE
FZI HU
0 - 0.35 1
0.35 - 10 2
10 - 26.5 3
26.5 - 45 4
45 - 108 5
108 - 400 6
PERMEABILITY – SW RELATIONSHIP
 PERMEABILITAS – SW DATA SCAL
POROSITY – SW RELATIONSHIP
 POROSITAS – SW DATA LOG
TEKANAN KAPILER
1 2 3 4
AIR
WATER
APLIKASI DATA TEKANAN KAPILER
 Menentukan distribusi fluida reservoir (initial conditions)
○ Akumulasi HC mengikuti proses drainage untuk water wet
reservoirs (max possible HC saturation)
○ Sw merupkan fungsi dari height above OWC (oil water contact)
 Menentukan recoverable oil pada aplikasi water flooding
○ Mengikuti proses Imbibition untuk water wet reservoirs
 Pore Size Distribution Index, 
○ Absolute permeability (flow capacity seluruh pore size
distribution)
○ Relative permeability (distribution fasa fluida didalam pore size
distribution)
 Reservoir Flow - Capillary Pressure termasuk flow potential untuk
multiphase flow
○ Input data untuk reservoir simulation model
DRAINAGE AND IMBIBITION CAPILLARY PRESSURE CURVES
DRAINAGE
• Fluid flow process in which the saturation of

the nonwetting phase increases
• Mobility of nonwetting fluid phase increases as

nonwetting phase saturation increases
IMBIBITION
Drainage
• Fluid flow process in which the saturation of
the wetting phase increases
Pc • Mobility of wetting phase increases as wetting
phase saturation increases
Pd
Four Primary Parameters
Si = irreducible wetting phase saturation
Imbibition Sm = 1 - residual non-wetting phase saturation
Si Sm Pd = displacement pressure, the pressure required to
force non-wetting fluid into largest pores
0 0.5 1.0  = pore size distribution index; determines shape
Swt
Modified from NExT, 1999, after …
DRAINAGE PROCESS
• Fluid flow process in which the saturation of the nonwetting phase

increases
 Examples:
 Hydrocarbon (oil or gas) filling the pore space and displacing the original
water of deposition in water-wet rock
 Waterflooding an oil reservoir in which the reservoir is oil wet
 Gas injection in an oil or water wet oil reservoir
 Pressure maintenance or gas cycling by gas injection in a retrograde
condensate reservoir
 Evolution of a secondary gas cap as reservoir pressure decreases
IMBIBITION PROCESS
IMBIBITION
•Fluid flow process in which the saturation of the wetting
phase increases
•Mobility of wetting phase increases as wetting phase

saturation increases
Examples:
Accumulation of oil in an oil wet reservoir
Waterflooding an oil reservoir in which the reservoir is water wet
Accumulation of condensate as pressure decreases in a dew
point reservoir
Pc vs. Sw Function
Reflects Reservoir Quality
Core Pore Petrophysical Gamma Ray Flow

Core Lithofacies
Plugs Types Data Log Units
Capillary
Por vs k
Pressure
High Quality
5
1
Low Quality
Function moves up and right, and
becomes less “L” shaped as
reservoir quality decreases
Effect of Permeability on Shape
20
16
Capillary Pressure
Decreasing
Permeability,
Decreasing 
12
A B
8
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Water Saturation
Modified from NExT 1999, after xx)
Effect of Grain Size Distribution on Shape
Poorly sorted
Well-sorted
Capillary pressure, psia
Decreasing

Water saturation, %
Modfied from NExT, 1999; after …)
WELL DATA & FACILITIES
Konsep Reservoir Modeling
246
WELL DATA
247
Faktor–Faktor yang Diperlukan dalam Well
Data
PRODUCTION DATA
 Data Time vs qo & Np

 Data Time vs qw & Wp
 Data Time vs qg & Gp
 Lapisan yang berproduksi
248
Production Profile
Cumulative Production thru SEP, 2005
ATTAKA Field: Well: ALL Oil: 3503120 bbls
Water: 1480556 bbls
Reservoir: 27-8 Gas: 4142902 Mscf
10000
1000
100
10
Wells Selected (4)

1 Gas Rate (Cal. Day) ( Mcf/d )
Oil Rate (Cal. Day) ( bbl/d )
Water Rate (Cal. Day) ( bbl/d )
0.1
0.01
1977 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 2000 01 02 03 04 05
Date
5.0 100
Axis 1 90
4.0 GOR ( Mcf/bbl ) Wells Selected (4) 80
Axis 2 70
3.0 Water Cut ( % ) Wells Selected (4) 60
50
2.0 40
30
1.0 20
10
0.0 0
1977 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 2000 01 02 03 04 05
Date 10/18/2005 10:12:01
249
DATA KOMPLESI SUMUR
Data Completion
• Sejarah Perforasi
• Sumur dibuka
• Sumur ditutup sementara (Shut in)
• Sumur ditinggalkan (abandoned)
• Well Trajectory
• Kedalaman & Selang Perforasi
250
DATA KOMPLESI SUMUR
251
DATA KOMPLESI SUMUR
252
DATA KOMPLESI SUMUR
253
DATA KOMPLESI SUMUR
254
DATA KOMPLESI SUMUR
255
PRESSURE DATA
256
PRESSURE DATA
257
PRESSURE DATA
258
PRESSURE DATA
259
260
VERTICAL FLOW PERFORMANCE
261
262
263
264
265
266
267
CONSTRAINT
268
CONSTRAINT
269
CONSTRAINT
270
CONSTRAINT
271
CONSTRAINT
272
Faktor–Faktor yang Diperlukan dalam Well
Data
273
INITIALISASI
Tahap awal validasi model adalah inisialisasi
Inisialisasi dimaksudkan untuk membangun

kondisi kesetimbangan awal reservoir dan jumlah
cadangan hidrokarbon dengan kontrol volume
hidrokarbon dari perhitungan volumetrik.
INITIAL RESERVOIR PRESSURE
DATUM DEPTH
KEDALAMAN FLUIDA CONTACT

History Matching
INISIALISASI
 Initialization
 Melakukan kalibrasi model yang berhubungan
dengan volume HC.
 Hal yang dilakukan adalah membanding hasil

perhitungan simulasi dengan perhitungan
volumetrik (geologi)
 Input data sama dengan data yang diperlukan

pada perhitungan volumetrik
INITIALISASI
 Dilakukan karena perbedaan metode yang dipakai

geologi dengan reservoir.
 Geology memakai input map Saturasi Water initial

dari data sumur-sumur yang awal diproduksi
 Simulasi reservoir memakai Hubungan Tekanan

Kapiler vs Liquid Saturation sebagai map water
saturasinya.
INITIALISASI
 Multiply Pore Volume  Tidak boleh lebih besar

dari 5 %
 Trial harga Tekanan Kapiler vs Liquid Saturation
 Trial harga volume formation faktor (Boi, Bgi, Rsi)

INITIALIZATION RESULTS
• BEDA OOIP SIMULASI DAN VOLUMETRIK

TIDAK BOLEH LEBIH DARI 5 %
• AQUIFER RATIO = 2 (weak aquifer)
Inisialisasi
CATATAN
 Jika OOIP kebesaran artinya saturasi water yang kita

peroleh dari korelasi Pc vs Sw terlalu kecil, karena kenaikan
water pada pori-pori batuan kurang.
 kalikan harga Pc kita untuk membesarkan saturasi water.

Shg OOIP akan berkurang
 Jika OOIP kekecilan maka sebaliknya.
 Kalau melalui proses trial error ini kita tidak bisa

mendapatkan harga OOIP yang sesuai dg Geology secara
volumetrik, perlu diskusi dengan gelogist
Contoh Perhitungan Inisialisasi
Layer Volumetrik (MSTB)Simulasi (MSTB) error (%)

k-2 624.8 603.3 3.4
k-5 725.1 716.1 1.2
k-6 165.6 164.3 0.8
k-8 698.6 688.1 1.5
m-6 654.9 684.4 4.5
TOTAL 2,869.1 2,856.1 0.5

PRESSURE
PADA SUATU MEDIUM YG BERISI AIR/WATER, VERTIKAL PORE FLUID CONTINUITY PRESSURE
X = KEDALAMAN DIBAWAH REFERENCE DATUM (SEA LEVEL)

GW = GRADIAN TEKANAN WATER (TERGANTUNG SALINITY AIR DAN TEMPERATUR)
FRESH WATER = 0.433 PSI/FT

UMUMNYA 0.44 – 0.53 PSI/FT OVERBURDEN GRADIENT 1PSI/FT
PRESSURE
FLUID PRESSURE
PADA WOC
C = KONSTANTA UNDER-OVER PRESSURE

Pw (OWC) = Po(OWC)
DIATAS WOC (DENSITY <<)

PADA JARAK/KEDALAMAN TERTENTU DIATAS
OWC Pw ≠ Po
PADA GAS OIL CONTACT (GOC)

Po(GOC) = Pg(GOC)
PADA JARAK TERTENTU DIATAS goc
𝑃 = 𝜌𝑔ℎ
P=0.052𝜌ℎ 𝜌=ppg h=ft P=Psi
P=0.00695𝜌ℎ 𝜌 = pound/cuft
HISTORY MATCHING
History matching dilakukan dengan maksud untuk
melihat apakah model reservoir yang dibuat sudah
mewakili kondisi reservoir yang sebenarnya dengan
menguji kecocokan kinerja produksi dengan data
produksi lapangan sebenarnya.
DATA HISTORY ;
 Tekanan
 Laju alir fluida (gas, minyak dan air)
 WOR
 GOR.
 PI
History Matching
 Membantu mengidentifikasikan kelemahan-

kelemahan data-data yang ada
 Meningkatkan diskripsi reservoir dan

merupakan model dasar untuk future
performance prediction
History Matching
PROSES YG DAPAT DIKONTROL SELAMA HISTORY MATCHING
 Jumlah initial quantity dan distribusi fluida dalam sistem
 Pergerakan fluida dalam sistem dibawah kontrol

pressure gradient
HISTORY MATCHING
HISTORY MATCHING
History Matching
DATA UNCERTAINTY
 Produksi minyak / oil rate biasanya diukur secara sistematis dan akurat
tetapi water oil ratio dan gas oil ratio diukur hanya pada waktu tertentu
 Flutuasi laju aliran/rate biasanya dismoothing apabila terdapat

pengukuran pada interval waktu yg pendek
 Gas rate kadang tidak diukur secara akurat ( sebagian dibakar di gas
flare)
 Injeksi data kurang akurat dibandingkan dgn production data sehubungan

dgn kesalahan pengukuran, fluid loss kedalam interval sand lain, adanya
kerusakan casing atau semen bonding
 Wel test data biasanya dapat dipercaya pada buildup tes
 Pengukuran tekanan selama tes aliran biasanya kurang dapat dipercaya

apabila dibandingkan kondisi shut in
History Matching
PENGUKURAN PARAMETER2 RESERVOIR BIASANYA DIUKUR PADA
POINT / TITIK TERTENTU PADA SUMUR OBSERVASI
 Porositas, Permeabilitas, Relatif permeability, tekanan

kapiler dsb
 Parameter diantara sumur-sumur biasanya berasosiasi

dgn derajat uncertainty yang tinggi
History Matching
VARIABEL-VARIABEL YG DIPERTIMBANGKAN
DALAM HM
• Porosity (local) • Rock Compressibility (Global)
• Water Saturation (Global) • Relative Permeability (Global
• Permeability (Local) - regional with Justification)
• Gross Thickness (Local) • Capillary Pressure (Global -
• Net Thickness (Local) regional with justification)
• kv/kh Ratio (Global .. Local?) • Mobile Oil Volume
• Transmissibility (x/y/z/) (Local) (Global..Local?)
• Aquifer Connectivity and Size • Datum Pressure (Global)
(Regional) • Original Fluid Contact
• Pore Volume (Local) (Global)
• Fluid Properties (Global) • Well Inflow Parameters
(Local)
History Matching
VARIABEL HIGH UNCERTAINTY
- Pore volume
- Permeability
- Transmissibility
- Kv/Kh ratio
- Rel. perm. curves
- Aquifer properties
- Mobile oil volumes
- Well inflow parameters

History Matching
VARIABEL LOW UNCERTAINTY
- Porosity
- Gross thickness
- Net thickness
- Structure (reservoir top/bottom/extent)
- Fluid properties
- Rock compressibility
- Capillary pressure
- Datum pressure
- Original fluid contact
- Production rates
History Matching
STEP HISTORY MATCHING
 Difinisikan data yang memiliki tingkat kepastian tinggi dan rendah
 Difinisikan data yg akan dibandingkan dan toleransi yg digunakan
 Tentukan teknik untuk penyelesaiannya
 Match tekanan (field atau reservoir pressure)
 Match GOR/WC, dst
 Match FBHP
History Matching
 Pada tahap awal history matching, mendifinisikan

variabel-variabel kunci yg memiliki efek yg signifikan
dalam history matching merupakan hal yg sangat penting
dilakukan
 Disarankan melakukan sensitivity analisis terhadap

parameter-parameter kunci
History Matching
Sebelum melakukan history matching, difinisikan data yang akan

dimatching dan toleransinya
Toleransi yg digunakan tergantung pada :
 Objective dari studi
 Kualitas data
 Model coarseness
 Waktu dan dana yang tersedia

Matching Pressure
 Tahap pertama proses penyelarasan dilakukan
dengan mengasumsikan volume aquifer sebagai
salah satu daya untuk memberi dukungan (support)
saat fluida reservoir diproduksikan dan sebagai salah
satu factor yang menentukan system tekanan dalam
reservoir.
 Model Aquifer :
Analitik aquifer : Carter Tracy, Fetcovich
Numerik Aquifer
Matching Pressure
 Amati pressure level dan adjust pore

volume/aquifer properties untuk matching
pressure (Field)
 Matching well pressures, modify local PVs/aquifer

(well)
 Modify local transmissibility untuk matching

pressure gradient
Matching Pressure
 Rock Compressibility
 adalah perubahan volume batuan akibat terjadinya perubahan pressure
(dlm hal ini penurunan pressure akibat terproduksinya fluida). Jika Cr
besar maka sumbangan tekanan yg diberikan batuan semakin kecil
(batu mudah terkompres) untuk setiap fluida yg terproduksikan. shg
tekanan lebih mudah turun. (satuan: 1/psi)
 Untuk menaikkan pressure kecilkan Cr
 Water Compressibility
 Semakin besar harga Cw maka untuk setiap water yg terproduksikan
maka akan menyebabkan penurunan tekanan yg semakin kecil
 Untuk menaikkan Pressure besarkan Cw

Matching Pressure
 Rs
 Semakin Tinggi harga Rs akan menyebabkan semakin mudahnya dissolved
gas (gas terlarut) keluar dari minyaknya. Keluarnya gas terlarut ini akan
menyebabkan pressure turun secara cepat. Sebaliknya semaikin rendah
harga Rs maka semakin sulit gas keluar sehingga penurunan tekanan
akibat terproduksinya fluida reservoir dg terproduksinya minyak lebih kecil.
 Bo
 Semakin besar harga Bo maka semakin besar perbandingan antara volume
oil yang keluar dari reservoir dengan yang terukur di surface (Stock Tank).
Maka untuk jumlah oil tertentu yang terukur di surface akan menyebabkan
penurunan tekanan yang lebih besar akibat jumlah oil yg lebih banyak yg
keluar dari reservoir. (pengaruh Bo kecil terhadap penurunan tekanan)
 Bg
 Penjelasan sama dg Bo. Pengaruh Bg cukup berpengaruh pada reservoir
gas
Field pressure history matching
Matching Produksi
 Matching Produktion performan reservoir model dengan data history/aktual
 Penyelarasan (adjustment) terhadap parameter-parameter yang

merupakan faktor-faktor penentu jumlah serta kemampuan alir batuan
reservoir
Parameter-parameter yang biasanya dilakukan adjustment adalah:

 Permeabilitas batuan.
 Pore volume batuan.
 PI sumur.
 Kurva permeabilitas relative.
 Kekuatan Aquifer (analitical).
Matching Produksi
Beberapa adjustment yang dilakukan dalam proses
penyelarasan, sebagai berikut ;
 Apabila produksi liquid hasil model terlalu kecil, maka pore

volume disekitar sumur dapat diperbesar, atau PI sumur,
permeabilitas batuan, dapat diperbesar agar sumur lebih
mampu memproduksikan fluida disekitar sumur.
 Apabila jumlah (kuantiti) minyak dan airnya tidak sama dengan
data aktual, maka kurva permeabilitas (Kro dan Krw) dapat
diperbesar/diperkecil agar sesuai dengan data aktual.
 Apabila jumlah air terproduksi terlalu besar/kecil, maka
transmissibilitas (Tx atau Ty) dari sumur ke aquifer, dapat
diperbesar/diperkecil untuk memperbesar/memperkecil aliran
air dari aquifer ke sumur.
 Volume aquifer juga dapat diperbesar atau diperkecil agar
tekanan sumur yang dihasilkan model, dapat menyamai data
pengukuran aktual.
Matching Produksi
Transmisibility:
kemampuan lapisan batuan untuk dapat dilalui fluida dengan
viscositas tertentu.
Besarnya transmisibility ini tergantung pada ketebalan

batuan, permeabilitas batuan dan viscositas fluida yang
mengalir.
- transmisibility ~ k h /
Transmisibility merupakan salah satu parameter yang

diadjust pada saat kita match produksi, semakin besar harga
transmisibility maka akan semakin mudah fluida
terproduksikan.
Matching Produksi
 Kro
 Semakin besar harga kro pada harga saturasi tertentu maka laju alir oil
pada medium berpori akan relative lebih cepat
 Krw
 Semakin besar harga krw pada harga saturasi tertentu maka laju alir
water pada medium berpori akan relative lebih cepat
 Jadi saat production match jika kekurangan minyak maka:

 naikkan kro tapi krw tetap
 turunkan krw tapi kro tetap
 naikkan kro dan turunkan krw.
Perubahan kro dan atau krw keduanya saling mempengaruhi laju oil dan
water.
Matching Produksi
Produktivity Index
 Secara garis besar PI adalah laju produksi yang terjadi akibat
perubahan tekanan (q/dP).
 Semakin besar harga PI, maka untuk setiap perubahan pressure

tertentu akan menyebabkan semakin besarnya fluida yang
terproduksikan
 Jadi kalau kekurangan fluida maka naikkan harga PI fluida.
 Harus dilakukan sebelum dilakukan prediksi
 Matching FBHP dgn modifikasi KH, skin atau PI secara langsung

Field liquid production history matching
Field oil production history matching
Field water production history matching
Field gas production history matching
Well production history matching
Distribusi saturasi minyak
Start of Simulation End of History Matching

Distribusi tekanan
Start of Simulation End of History Matching

History Matching
History Matching
History Matching
History Matching
History Matching
Production performance prediction
 Predictions or Forecasting
 Melakukan prediksi performance setelah proses HM
dikatakan memadai
 Setelah proses penyelarasan selesai, maka model yang

diperoleh dapat digunakan untuk melakukan beberapa
prediksi guna mendapatkan beberapa skenario
pengembangan lanjut lapangan
Konstrain Utama Prediksi
 Well rate Minimum / Maksimum
 Field Rate minimum / maksimum
 FTHP / FBHP minimum / maksimum
Check bahwa transisi antara history dan prediksi adalah

smooth
Recovery dari model simulasi kecenderungannya

optimistik
322
323
PREDICTIONS – RF CALCULATION
SUMMARY OF RESERVOIR PREDICTIONS

GIIP* Cum Gas RF Cum Cond
CASES AQUIFER
(BSCF) (BSCF) (%) (MMBC)
Case-1 Yes 152 77.3 51.0 3.0
Case-2 Yes 188 101.6 53.9 3.9
Case-3 Yes 209 116.1 55.7 4.4
Case-4 No 152 94.9 62.6 3.4
Case-5 No 188 120.0 63.7 4.2
Case-6 No 209 134.1 64.3 4.7
STRUKTUR DATA ECLIPSE

1kuliah Simres New

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Deskripsi Asli:

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

1kuliah Simres New

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

SIMULASI RESERVOIR

Aktivitas Belajar Mengajar : 27 Feb. 20 Juni

Kuliah–I (27 Feb – 15 April) 7x s/d UTS

UTS 17 April 29 April

Kuliah–II (1 Mei – 17 Juli) 7x s/d UAS

UAS 15 Juli 18 Juli

SYARAT BOLEH IKUT UAS :

DOSEN TERLAMBAT 20 MENIT SILAHKAN DI KO

MAHASISWA/DOSEN TIDAK DIPERBOLEHKAN MENAMBAHKAN

PERUBAHAN ABSEN KARENA SAKIT HANYA BISA DILAKUKAN

SEBELUM KULIAH DIMULAI AKAN DIBERIKAN KUIZ

TUGAS DIKUMPULKAN PALING LAMBAT SAAT KULIAH

TERLAMBAT MENGUMPULKAN TUGAS NILAI 0 (NOL)

MENJIPLAK TUGAS NILAI AKAN DIKURANGI 50 % BAIK YANG

TIDAK ADA UJIAN (UTS & UAS) SUSULAN DGN ALASAN

BASIC KONSEP RESERVOIR ENGINEERING

FINITE DIFFERENCE MODEL

SOLUSI PERSAMAAN2 DALAM SIMULATOR

PEMODELAN SIMULASI RESERVOIR

 John R. Fanchi,”Principle of Applied Reservoir Simulation”, 2nd

 Mattax, C.C. and Dalton, R.L.,”Reservoir Simulation”, SPE

 Basic Applied Reservoir Simulation, Turgay Ertekin, Jamal H.

 Semua buku perihal Reservoir Simulation, termasuk SPE

• Dapat melakukan data preparation yang

• Melakukan aplikasi simulasi reservoir dan

APA YANG DIMAKSUD DENGAN SIMULASI

 Dalam skala yang lebih kecil hanya mencakup

 Dalam skala yang lebih besar dapat mencakup total

KENAPA PERLU DILAKUKAN SIMULASI RESERVOIR ?

Estimasinya sangat dipengaruhi tidak hanya oleh ketepatan

TUJUAN SIMULASI RESERVOIR

TIPE STUDI SIMULASI RESERVOIR

HAL-HAL YANG DILAKUKAN DALAM SIMRES

 •Identifikasi kondisi reservoir

 Gas–Single-phase gas with no active water drive

 Black oil–Saturated or undersaturated system

 Volatile oil/condensate–Compositional behaviour

Net Pay Porosity Oil Saturation

Pore Volume = hnet  HPV = hnet  Soi

 Original Oil in Place

 Original Gas in Place

 Usually, the reservoir maps are integrated

Np STB oil Winj Bbl water

Gas cap Gi = m N Bti / Bgi

Oil rim OOIP = N STB oil

Water influx We Bbl

Fluid withdrawal Volume change in initial fluids

P = pressure drop in psi Sw = initial water saturation

NpBo + Np(Rpc – Rs)Bg + Wp N(Bt - Bti) + Gi(Bg – Bgi)

Np[Bt + (Rpc – Rsi)Bg] + Wp – Winj – GinjBig – We

where m = (gas cap / oil rim) pore volume ratio

Define X =[ Np{Bt + (Rpc – Rsi)Bg} + Wp] / N

Solution gas drive index (Bt - Bti) / X

hence; GpBg =Gi(Bg – Bgi)

or P/Z = (Pi/Zi) – (Pi/ZiGi)Gp

 ALIRAN FLUID DALAM MEDIA PERPORI ADALAH SUATU

Kondisi awal dapat

Proses yang terjadi

2. PERSAMAAN DIFFUSIFITAS UNTUK SISTEM ALIRAN CARTESIAN

2.1. PERSAMAAN KONTINUITAS

3. KONSEP VARIABEL-VARIABEL TIDAK BERDIMENSI

4. SOLUSI UNTUK ALIRAN RADIAL DENGAN LAJU ALIR KONSTAN