Anda di halaman 1dari 26

ASPEK LEGAL

Kepmenkes RI No 908/MENKES/SK/VII/2010 tentang


Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keperawatan
Keluarga. Point (C) butir (3)

Keperawatan kebutuhan dasar manusia meliputi:

Pembimbingan terhadap keluarga (coaching) untuk


mengatasi masalah kesehatan akibat perilaku yang tidak
sehat,
Batuk efektif
Inhalasi sederhana
Tehnik relaksasi
Stimulasi kognitif
Latihan rentang gerak (ROM)
Perawatan luka
Dan lain-lain
*ASPEK LEGAL
Herbal
Terapi

Dan Terapi Meditasi


lain-lain komplementer

PELUANG
BAGI
Pijat PERAWAT
bayi CERDAS
Kaidah pengolahan obat bahan
alam
 Mengidentifikasi jenis tanaman herbal yang akan
digunakan
 Waktu pemetikan dan
 pengumpulan

Berikut ini pedoman waktu pengumpulan bahan obat


secara umum.
1. Daun dikumpulkan sewaktu tanaman berbunga dan
sebelum buah menjadi masak.
2. Bunga dikumpulkan sebelum atau segera setelah
mekar.
3. Buah dipetik dalam keadaan masak.
4. Biji dikumpulkan dari buah yan g masak sempurna.
5. Akar, rimpang (rhizome), umbi (tuber), dan umbi
lapis (bulbus) dikumpulkan sewaktu proses
tumbuhan berhenti.
• Penyortiran
 Bahan baku yang digunakan
dalam pembuatan obat herbal
hendaknya disortir telebih
dahulu untuk membebaskan
dari bahan asing atau
kotoran.
 Penyortiran berfungsi untuk
mendapatkan simplisia secara
homogen yang meliputi jenis,
ukuran, tingkat kematangan
dan lain-lain.
• Pencucian
 Pencucian
simplisiadilakukan dengan
air bersih yang mengalir atau
dibersihkan dengan cara
yang tepat sehingga
diperoleh simplisia yang
bersih dan terbebas dari
mikroba pathogen serta
pencemar lainya.
• Pengeringan
 Pengeringan dengan mengangin-
anginkan simplisia ditempat yang
teduh atau dalam ruangan
pengeringan yang aliran udaranya
baikatau dapat menggunakan oven
dengan pengaturan suhu yang telah
disesuaikan.
 Simplisia dengan ukuran besar
dapat dipotong seperlunya untuk
mengurangi kadar air. sehingga
dapat mencegah pembusukan oleh
jamur dan atau bakteri.
• Cara Merebus Ramuan Herbal

 Perebusan disarankan dengan


pot tanah, pot keramik, atau
panci email.
 Panic dari besi, alumunium
atau kuningan sebaiknya tidak
digunakan untuk merebus
karena bahan tersebut dapat
menimbulkan endapan,
terbentuknya racun atau
menimbulkan efek samping
akibat terjadinya reaksi kimia
dengan bahan obat alam.
• Cara Merebus Ramuan Herbal

2. Cara merebus bahan herbal


yaitu bahan dimasukkan ke
dalam pot tanah. Masukkan
air sampai bahan terendam
seluruhnya. Perebusan
dimulai bila air telah meresap
kedalam bahan ramuan obat.
Lakukan perebusan dengan
api sesuai petunjuk
pembuatan.
• Waktu Minum Ramuan Herbal

 Bila tidak terdapat petunjuk


pemakaian, biasanya obat
diminum sebelum makan kecuali
obat tersebut merangsang
lambung maka diminum setelah
makan.
 Obat berkhasiat tonik diminum
sewaktu perut kosong, dan
 obat berkhasiat sedative diminum
sewaktu ingin tidur.
 Pada penyakit kronis diminum
sesuai jadwal secara teratur.
• Cara Minum Ramuan Herbal

 Obat ramuan herbal biasanya


diminum satu dosis sehari
yang dibagi untuk 2-3 kali
minum.
 Obat ramuan herbal yang
sedikit toksik, diminum sedikit
demi sedikit tetapi sering.
Tambahkan dosisnya secara
bertahap sehingga efek
pengobatan tercapai.
• Lama Terapi

 Tumbuhan obat yang masih berupa


simplisia, hasil pengobatannya tampak
lambat, namun sifatnya konstruktif atau
membangun.
 Tumbuhan obat lebih diutamakan untuk
memelihara kesehatan (preventif ).
 Namun, herbal juga dapat digunakan
untuk pengobatan penyakit kronis yang
tidak dapat disembuhkan dengan obat
kimiawi (sebagai pengobatan alternatif ),
atau memerlukan kombinasi antara obat
kimiawi dengan obat dari tumbuhan
berkhasiat.
Tanaman Obat Keluarga (TOGA) sebagai upaya
pemberdayaan dan perawatan kesehatan
masyarakat (klien)

 Tanaman obat keluarga (TOGA)


adalah sebidang tanah baik di
halaman rumah, kebun ataupun
ladang yang digunakan
masyarakat atau anggota
Pengertian keluarga sebagai upaya
TOGA pembudidayaan tanaman yang
berkhasiat sebagai obat herbal
dalam rangka memenuhi
keperluan keluarga terhadap
obat-obatan alami.
Tujuan

 Meningkatkan peran serta dan kesadaran


masyarakat dalam pencegahan,
pengobatan dan perawatan kesehatan Perawat
individu, keluarga dan kelompok membuat
masyarakat. herbal air
hasil
 Pemanfaatan dan pemberdayaan potensi rebusan
sumber daya manusia yang tersedia agar daun
lebih produktif. jambu
 Mengurangi anggaran pengeluaran biji untuk
keluarga terhadap biaya pengobatan dan mencuci
perawatan kesehatan. luka
 Sebagai upaya dan strategi dalam
mewujudkan visi dan misi Indonesia sehat.
Jenis dan kriteria tanaman TOGA

 Jenis tanaman yang masuk dalam kategori


tanaman TOGA adalah tanaman yang
disebutkan dalam daftar buku
pemanfaatan tanaman obat.
 Jenis TOGA adalah tanaman yang sering
digunakan dan dapat tumbuh dengan baik
didaerah pemukiman.
 Jenis tanaman TOGA dapat digunakan
sekaligus untuk keperluan lain misalnya:
buah-buahan, sayur, dan bumbu dapur.
 Jenis tanaman yang hampir punah dan
harus dilestarikan.
Segi Keamanan
dan Prinsip
Pemberian Terapi
Herbal
• Kebenaran bahan

 Tanaman obat di Indonesia terdiri dari beragam


spesies yang kadang kala sulit untuk dibedakan satu
dengan yang lain. Kebenaran bahan menentukan
tercapai atau tidaknya efek terapi yang diinginkan.
 Sebagai contoh tanaman lempuyang yang dibagi
menjadi 3 jenis: lempuyang emprit, gajah dan
wangi.
 Di Belgia, 70 orang harus menjalani dialysis atau
transplantasi ginjal akibat mengkonsumsi
pelangsing dari tanaman yang keliru (WHO,2003).
• Ketepatan dosis

 Takaran yang tepat dalam penggunaan obat


tradisional memang belum banyak didukung
oleh data
 hasil penelitian. Peracikan secara tradisional
menggunakan takaran sejumput, segenggam
atau pun seruas yang sulit ditentukan
ketepatannya.
 Penggunaan takaran yang lebih pasti dalam
satuan gram dapat mengurangi kemungkinan
terjadinya efek yang tidak diharapkan karena
batas antara racun dan obat dalam bahan
tradisional amatlah tipis. Dosis yang tepat
membuat tanaman obat bisa menjadi obat,
sedangkan jika berlebih bisa menjadi racun.
• Ketepatan waktu penggunaan

 Kunyit diketahui bermanfaat untuk


mengurangi nyeri haid dan sudah
turun-temurun dikonsumsi dalam
ramuan jamu kunir asam yang
sangat baik dikonsumsi saat dating
bulan (Sastroamidjojo S, 001). Akan
tetapi jika diminum pada awal masa
kehamilan beresiko menyebabkan
keguguran. Hal ni menunjukkan
bahwa ketepatan waktu penggunaan
obat tradisional menentukan
tercapai atau tidaknya efek yang
diharapkan.
• Ketepatan cara penggunaan

 Satu tanaman obat dapat memiliki


banyak zat aktif yang berkhasiat di
dalamnya. Masing-masing zat
berkhasiat kemungkinan membutuhkan
perlakuan yang berbeda dalam
penggunaannya.
 Sebagai contoh adalah daun Kecubung
jika dihisap seperti rokok bersifat
bronkodilator dan digunakan sebagai
obat asma. Tetapi jika diseduh dan
diminum dapat menyebabkan
keracunan / mabuk (Patterson S, dan
O’Hagan D., 2002).
• Ketepatan Telaah Informasi

 Informasi yang tidak didukung oleh pengetahuan dasar yang


memadai dan telaah atau kajian yang cukup seringkali
mendatangkan hal yang menyesatkan. Ketidaktahuan bisa
menyebabkan obat tradisional berbalik menjadi racun.
 Contoh: Pare, yang sering digunakan sebagai lalapan ternyata
mengandung khasiat lebih bagi kesehatan. Pare mengandung
momordica antiviral protein 30 sebagai anti HIVAIDS (Grover JK
dan Yadav SP, 2004).
 Akan tetapi, biji pare juga mengandung triterpenoid yang
mempunyai aktivitas anti spermatozoa, sehingga penggunaan
biji pare secara tradisional untuk mencegah AIDS dapat
mengakibatkan infertilitas pada pria (Girini MM, et al., 2005).
• Tanpa Penyalahgunaan

 Tanaman obat maupun obat tradisional relatif mudah


untuk didapatkan karena tidak memerlukan resep
dokter, hal ini mendorong terjadinya penyalahgunaan
manfaat dari tanaman obat maupun obat tradisional
tersebut.
 Contoh : Jamu peluntur untuk terlambat bulan sering
disalahgunakan untuk pengguguran kandungan.
Resiko yang terjadi adalah bayi lahir cacat, ibu
menjadi infertil, terjadi infeksi bahkan kematian.
Menghisap kecubung sebagai psikotropika.
• Ketepatan pemilihan obat untuk
indikasi tertentu
 Dalam satu jenis tanaman dapat ditemukan beberapa zat
aktif yang berkhasiat dalam terapi. Rasio antara keberhasilan
terapi dan efek samping yang timbul harus menjadi
pertimbangan dalam pemilihan jenis tanaman obat yang
akan digunakan dalam terapi. Contoh, daun Tapak dara
mengandung alkaloid yang bermanfaat untuk pengobatan
diabetes. Namun, daun Tapak dara juga mengandung
vincristin dan vinblastin yang dapat menyebabkan penurunan
leukosit (sel-sel darah putih) hingga ± 30%., akibatnya
penderita menjadi rentan terhadap penyakit infeksi ((Bolcskei
, et al., 1998), (Lu Y, et al., 2003),
 Padahal pengobatan Diabetes membutuhkan waktu yang
lama sehingga daun Tapak dara tidak tepat digunakan
sebagai antidiabetes melainkan lebih tepat digunakan untuk
pengobatan leukemia.
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PERAWAT
DALAM PEMANFAATAN HERBAL
 Memberikan pendidikan
kesehatan (konseling)
tentang ramuan herbal
kepada pasien dan
 Mengetahui farmakognosi
dasar dari obat herbal
yang digunakan klien.
 Monitoring efek yang
ditimbulkan oleh pasien
setelah menggunakan
ramuan herbal (sinergik
atau antagonis) (Potter & Perry, 2004)
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai