Anda di halaman 1dari 55

URODINAMIKA

Oleh :

Supervisor :
• Pemeriksaan fungsi
saluran kemih bagian
bawah, yaitu buli dan
uretra
• Menggunakan
DEFINIS parameter fisika, yaitu
I tekanan urin dan laju
aliran (flow rate) yang
disesuaikan dengan
pemeriksaan klinis
Tujuan Urodinamika

Untuk mereproduksi gejala yang


dikeluhkan pasien

Untuk memberikan penjelasan tentang


patofisiologi permasalahan pasien

Urodynamics must reproduce patient’s


symptoms to be of any value
LOWER URINARY TRACT SYMPTOMS

Gejala Iritatif Gejala Obstruktif Inkontinensia

Urgency Hesitancy Urge incontinence

Frequency Intermittency Stress incontinence

Nocturia Slow Stream Overflow incontinence

Disuria Straining Continuous incontinence

Terminal dribbling

Kavoussi L.R, Novick A.C, Partin A.W, Peters C.A. Campbell-Walsh Urology 10th edition.
Saunders.2012
Vesica Urinaria
Kandung Kemih :
- Otot detrusor
- Trigone
- Bladder neck

Uretra :
- Internal Spinchter
- External Spinchter
Mekanisme penampungan urin

Saat terjadi pengisian


buli, reseptor sensoris
akan mencetuskan
hambatan pada refleks
mikturisi, sehingga
terjadi kontraksi bladder
neck dan relaksasi
detrusor, sehingga
kontinensia terjaga
Mekanisme berkemih

Respon Parasimpatis
mencetuskan refleks
berkemih
• Relaksasi bladder neck
(inhibisi n.sympathetic,
hypogastric pleksus T6-T10)
• Kontraksi detrusor
(parasympathetic firing;
plexus S2-S4)
Fase Pengisian

BLADDER
• Tekanan rendah,
P
berperan sebagai
reservoir dengan
compliance tinggi
URETHRA
• Tekanan sfingter uretra
P harus melebihi tekanan
buli
Fase berkemih
BLADDER
• Kontraksi yang
terkoordinasi
P menghasilkan tekanan
• Pengosongan buli secara
komplit

P URETHRA
• relaksasi
bladder)
Pressure (in
Normal filling & voiding

Volume
Urodynamics – spectrum of tests

STUDI URODINAMIK STUDI URODINAMIK


SEDERHANA KOMPLEKS
• Freq – volume charts • Urethral pressure
• Pad testing measurement
• Uroflowmetry • Neurophysiological
• Cystometry investigations
• Videocystometrography • Upper tract urodynamics
• Ambulatory urodynamics (e.g. the Whitaker Test)
Indikasi dan Seleksi Pasien untuk
Dilakukan Urodinamik
• Pasien dimana terapi dapat berpotensi merugikan sehingga urolog harus
memastikan bahwa diagnosa yang ditegakkan sudah benar

• Pasien dengan inkontinensia rekuren dan direncanakan akan dilakukan


operasi

• Pasien dengan inkontinensia campuran yang membingungkan antara


simptom stres dan urgensi dan yang berhubungan dengan masalah voiding

• Pasien dengan kelainan neurologis dan yang membingungkan antara gejala


dan penemuan klinis.

• Pasien dengan LUTS sugestif obstruksi bladder outlet

• Pasien dengan LUTS persisten walaupun terapi yang seharusnya sudah


diberikan
Indikasi (Cont’d)
Pasien dengan LUTS yang memiliki gejala obstruktif dan
instabilitas yang signifikan

Pasien dengan LUTS obstruktif dan penyakit neurologis

Orang muda dengan LUTS

Semua pasien dengan cacat neurologis yang memiliki


disfungsi buli neurogenik

Anak-anak dengan urgensi pada siang hari dan


inkontinensia tipe urgensi

Anak-anak dengan enuresis diurnal yang persisten

Anak-anak dengan dysraphism spinal (Kelainan-kelainan


saraf yang menyebabkan kandung kemih rusak)
INVESTIGATION SYMPTOMS POSSIBLE DIAGNOSIS

Uroflow Frequency, nocturia, poor flow Bladder outlet obstruction

Pressure flow Frequency, nocturia, poor flow Bladder outlet obstruction

Cystometry Frequency, urgency Detrusor instability

Urethral closure
Incontinence Genuine stress incontinence
pressure

Frequency, urgency pointing to


Ambulatory Detrusor instability, Genuine
unstable bladder but not
urodynamics stress incontinence
shown on staticurodynamics
Frequency – volume charts

Pasien diinstruksikan
untuk menahan
hingga kapasitas
maksimal sebelum
tiap kali berkemih
selama 48-72 jam
dan volume tiap
berkemih diukur
dalam tabel
Pad Testing
Tes subyektif untuk memeriksa inkontinensia, sulit untuk
diinterpretasikan dan tidak bisa diandalkan untuk memeriksa
derajat abnormalitas

Masalah dengan tes ini antara lain:

• Urin pada pad yang mengering


• Terganggu oleh keringat dan cairan vagina
• Akurasi alat ukur timbangan
UROFLOWMETRY
UROFLOWMETRY
Pengukuran paling sederhana disfungsi berkemih :
pengukuran laju aliran urin

Dapat menentukan keberadaan BOO (Bladder outlet


obstruction)

Alat yang digunakan dapat mengukur volume urin yang


mengalir tiap satuan waktu (ml/s)

Seringkali berpasangan dengan post-void bladder scan


UROFLOWMETRY
Persiapan Pasien
Pengamat seminim mungkin (privasi), bersih, tenang

Penempatan peralatan yang teratur  pasien dapat


mudah melakukan miksi

Pasien dianjurkan tidak membuang air sebelum


pemeriksaan, paling sedikit 2 jam sebelum.

Pasien  minum yang banyak

Pemakaian obat-obatan yang mempengaruhi hasil 


STOP

Pasien sebaiknya memiliki catatan urin output per


hari
Poin Praktis

Perhatikan laju urin dan pola grafik uroflow

Bila volume urin <150-200 cc, hasil tidak bisa dipercaya

Pasien harus berada dalam lingkunan yang mendukung dan tidak boleh
dalam keadaan tertekan

Uroflowmetri tidak cukup untuk mendiagnosis BOO disebabkan uroflowmetri


tidak bisa membedakan dengan kontraktilitas detrusor yang buruk
A, Schematic of a normal flow curve. Frequently measured variables are noted. B, Uroflow study in a 60-
year-old man. Peak flow rate is 16 mL/sec. Total volume voided is 263 mL. Qura, urine flow rate; Qvol,
voided volume.
Uroflowmetri dari pasien pria dengan bukti urodinamik detrusor overaktifitas dan tanda-tanda
urgensi. Lihat akselerasi yang cepat dari aliran pada fase inisiasi, karena pembukaan tiba-tiba
dari sfingter eksterna ketika detrusor berada pada fase kontraksi, hal ini tak dapat dicegah.
Uroflowmetry
Unobstructed Obstructed

Qmax = 7 ml/s
Qmax = 19ml/s
The shape of the curve is unimodal (i.e. monotonic
increase, stable period, monotonic decrease)
The shape of the curve is unimodal (i.e.
monotonic increase, stable period,
Consider poorly contracting bladder
monotonic decrease)
PARAMETER

Laki – laki muda : 15 – 20 mL/detik; Abnormal < 10 mL/detik

Angka ini berkurang 1-2 mL/detik per 5 tahun bertambahnya umur.

Ada penurunan peak flow seiring dengan waktu dan pada umur 80 tahun maksimum
flow menjadi 5,5 mL/detik.
Wanita: uretra yang sangat pendek, tahanan outlet yang minimal, tidak ada prostat dan
secara umum satu-satunya faktor yang mempengaruhi uroflow pada wanita adalah
kekuatan otot detrusor dan resistensi uretra dan derajat relaksasi sfingter.
Pada wanita normal, Qmax dapat lebih besar dari 30 mL/detik, kurva berbentuk sama
seperti pada pria, dan flow time lebih pendek.

Flow max pada wanita tidak tergantung umur.


Parameter Kunci
• Volume berkemih > 150 ml
• Qmax > 15 ml/s – Tidak menunjukkan
obstruksi
10-15ml/s – ekuivokal
< 10 ml/s – obstruksi/kontraksi
detrusor buruk
• PVRV (post void residual volume) - incomplete
bladder emptying
CYSTOMETRY
Cystometry
Investigasi urodinamika untuk menilai fungsi pengisian buli

Mengukur hubungan antara tekanan dengan volume buli

Pengukuran tekanan detrusor selama pengisian buli dan saat berkemih,


dengan pengukuran laju aliran kencing

Digunakan untuk menilai aktifitas detrusor, sensasi, kapasitas dan


compliance.

Cystometry harus dapat mengevaluasi 5 fungsi buli: sensasi, kapasitas,


compliance, stabilitas dan pengosongan buli.
Bladder Compliance
Kemampuan intrinsik dari buli untuk berubah
dalam volume tanpa perubahan dalam
tekanan detrusor

Compliance (ml/cmH2O) = perubahan dalam


volume / perubahan tekanan (ΔV/ΔP)

Normal > 30 – 40

Abnormal < 30 - 40
Tekanan Detrusor

Tidak dapat diukur secara langsung

Diperkirakan dengan pengurangan antara tekanan rektal (indeks IAP) dari tekanan
buli total, dengan demikian menyingkirkan pengaruh dari penekanan dari rongga
abdomen.

Pdet = Pves - Pabd (=rectal pressure)


Multichannel normal-
filling
cystometrogram. At
completion of fill, the
detrusor pressure
(Pdet) is 10 cm H2O
and there is no
detrusor overactivity.

Multichannel filling
cystometrogram shows
detrusor overactivity with
multiple contractions. Patient
had idiopathic detrusor
overactivity. C Vol, volume
infused; Pabd, abdominal
pressure; Pdet, detrusor
pressure; Pves, intravesical
pressure.
Pertanyaan yang dinilai

Apakah buli berelaksasi selama pengisian?

Apakah uretra berkontraksi selama


pengisian?

Apakah buli berkontraksi dengan baik


selama proses berkemih?

Apakah uretra membuka dengan baik


selama berkemih?
Prinsip Cystometry

Bila terdapat perubahan pada Pves dan Pabd tapi tidak ada perubahan
pada Pdet, maka perubahan tersebut diakibatkan oleh peningkatan IAP

Bila perubahan tekanan terlihat pada Pves dan Pdet tapi tidak pada
Pabd, maka perubahan diakibatkan oleh kontraksi detrusor

Bila terjadi perubahan pada Pves, Pabd dan Pdet, maka diakibatkan
oleh peningkatan IAP dan kontraksi detrusor
Teknik – filling cystometry
4 PENGUKURAN ESENSIAL:
• 1. Tekanan Intravesika (Pves)
• 2. Tekanan rektal [≡abdominal] (Pabd)
• 3. Tekanan detrusor (Pdet = Pves – Pabd)
• 4. Laju aliran urin untuk mendeteksi kebocoran

Pengukuran lain yang bersifat opsional:


• Volume buli
• elektromiografi
• Tekanan uretra
Filling
• Pves diukur melalui kateter uretra
• Buli diisi melalui kateter dengan NaCl atau H2O
• Pengisian harus dilakukan dalam posisi berdiri pada pria
atau duduk pada wanita
• Slow-fill 10 ml/min
• Medium-fill 10-100 ml/min
• Fast-fill > 100 ml/min
Laju kecepatan pengisian bergantung pada pemeriksa,
ingin melakukan kejadian fisiologis atau mencetuskan
kontraksi buli.
Sensasi Buli

• DV pertama terjadi saat 50% kapasitas buli terisi


• Normal DV : Perasaan yang menyebabkan
keinginan untuk berkemih. DV kedua terjadi pada
Diperiksa saat buli terisi 75% volume
• DV kuat : keinginan untuk berkemih

saat fase secara terus menerus tanpa ada rasa takut


terjadi kebocoran, sekitar 90% volume buli terisi
• Urgensi : keinginan untuk berkemih
pengisian dengan perasaan takut terjadi kebocoran
• Nyeri saat terjadi pengisian maupun
pengosongan adalah abnormal
• DV = Desired Voiding
Aktifitas Detrusor

Diperiksa saat pengisian, bisa normal


atau meningkat (overaktifitas)

Bila overaktifitas detrusor terjadi pada


fase pengisian, terdapat kontraksi
detrusor secara involunter
Pemeriksaan saat berkemih

Tekanan premikturisi : tekanan yang tercatat sebelum


kontraksi isovolumetrik awal

Waktu pembukaan : waktu diantara peningkatan tekanan


detrusor hingga awal laju aliran urin

Opening pressure - pressure recorded at the onset of


measured flow

Maximum pressure - max value of measured


pressure

Pressure at max flow - pressure recorded at Qmax


EMG,
electromyogram;
Pabd, abdominal
pressure; Pves,
intravesical
pressure; UroPV,
filling volume.

A. Normal filling  saat miksi, Qura hanya 4 mL/s (obstruksi)


B. Poor detrusor kontraktilitas  peak flow 6 mL/s tapi tanpa kontraksi detrusor.
C. Storage and voiding symptoms  sugestif of obstruction Pdet 67, Q ura 11 mL/s
Normal / stable bladder
Stable bladder able to accommodate about 500 cc of fluid without significant rise in detrusor pressure
Unstable bladder
Detrusor normal diisi perlahan menerima 300 – 600 cc tanpa kenaikan tekanan. Apabila buli melalui kontraksi
fasik di saat pasien mencoba melakukan miksi, ini dinamakan Detrusor overactivity. Note the low bladder
capacity
Pressure Flow Studies
Pressure – flow plots/ Pressure Flow
Studies
Metode untuk menggabungkan temuan tekanan buli dengan laju aliran
urin

Dapat membedakan BOO dengan hipokontraksi detrusor

Diindikasikan pada:

• Voided vol < 150 mL pada uroflowmetri berulang


• Qmax uroflowmetry > 15 mL
• LUTS pada pria > 80 tahun
• Post-void residual urine > 300 mL
• Kecurigaan neurogenik bladder

Abrams Griffiths nomogram merupakan metode terbaik untuk


memisahkan kurva tekanan/laju aliran
The assessment of prostatic obstruction from urodynamic measurements and from residual urine.
Abrams PH. Griffiths DJ . British Journal of Urology. 51(2):129-34, 1979
Pressure-flow loops with Abrams &
Griffith nomogram

Low pressure high flow. The normal urethra is Unobstructed pressure Flow loop. The tip of
highly distensible and opens at low pressures. the loop is well into the unobstrcuted zone.
High pressure low flow; if the normal detrusor is obstructed Note that this is displayed on a different
to give low flow rates it will produce high pressures.
scale because of the high detrusor pressure.
The patient is highly obstructed.
Detrusor-sphincter-dyssynergia

Hanya terlihat pada pasien dengan penyakit saraf

Dikarakteristikkan dengan kontraksi fasik pada


otot intrinsik uretra selama kontraksi detrusor

Menghasilkan tekanan berkemih yang tinggi,


namun terdapat aliran kencing yang terputus
Videocystometography
Videocystometography

Menggunakan zat kontras, bukan NaCl

Dapat memeriksa posisi dan mobilitas bladder neck

Dapat mendiagnosis divertikel atau reflux

Berguna dalam kasus sulit dimana terdapat hasil ekuivokal dari tes
lain

Kekurangan: mahal, terdapat radiasi dari zat kontras


Video-Urodynamics
Video-urodynamics

Video-urodynamics: Penayangan secara simultan dari buli dan


uretra dengan pencitraan fluoroskopik saluran kemih bagian
bawah

Diindikasikan bila diagnosis tidak dapat ditegakkan tanpa evaluasi


struktur dan fungsi secara simultan, karena dengan video
urodinamik, informasi tentang gangguan anatomis bisa didapatkan

Pressure-flow studies  hanya menyediakan informasi mengenai


obstruksi, tapi tdk ada lokasi pasti.
Videourodynamic study in a man with voiding and storage lower urinary tract symptoms. The filling
cystometrogram (left) shows high-pressure detrusor overactivity. The micturition study (see vertical event
marker) shows evidence of obstruction with detrusor pressure (Pdet) 123 cm H2O at Qmax 6 mL/sec. The
fluoroscopic image (right) at this instant shows a narrowed prostatic fossa. Qmax, maximum flow rate.
Kegunaan Video-urodinamik

Evaluasi inkontinensia

Disfungsi bladder neck

Disfungsi neurogenik bladder

Identifikasi kelainan patologis

Anda mungkin juga menyukai