Anda di halaman 1dari 15

INFEKSI POSTPARTUM

KELOMPOK DUA

ANDRIAN
LILIS FRINANTI
MERIN KRISDO MONIC
NOFRIZA ENDAH PRATIWI
RAJA PRETTY KHAIDIARTA
SARI RAHMAYANI
PENDAHULUAN
Menurut laporan World Health Organization (WHO)
tahun 2014 Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu
289.000 jiwa. Amerika Serikat yaitu 9.300 jiwa, Afrika
Utara 179.000 jiwa, dan Asia Tenggara 16.000 jiwa angka
kematian ibu di negara-negara Asia Tenggara yaitu
Indonesia 214 per 100.000 kelahiran hidup, Filipina 170
per 100.000 kelahiran hidup, Vietnam 160 per 100.000
kelahiran hidup, Thailan 44 per 100.000 kelahiran
hidup, Brunei 60 per 100.000 kelahiran hidup, dan
Malaysia 39 per 100.000 kelahiran hidup.
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2012, angka kematian ibu di Indonesia masih
tinggi sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini
sedikit menurun jika dibandingkan dengan SDKI tahun 1991,
yaitu sebesar 390 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini
sedikit menurun walaupun tidak begitu signifikan. Target
global MDGs (Millenium Development Goals) ke-5 adalah
menurunkan Angka Kematian Ibu menjadi 102 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2015. Mengacu dari kondisi saat
ini, potensi untuk mencapai target MDGs ke-5 untuk
menurunkan AKI adalah off track, artinya diperlukan kerja
keras dan sungguh-sungguh untuk mencapainya.
DEFINISI
Infeksi Post partum merupakan morbiditas dan mortalitas bagi ibu pasca bersalin.
Infeksi post partum atau puerperalis adalah semua peradangan yang disebabkan oleh
masuknya kuman-kuman ke dalam alat-alat genitalia pada waktu persalinan dan
perawatan masa post partum. Infeksi puerperalis adalah keadaan yang mencakup
semua peradangan alat-alat genitalia dalam masa post partum.
Jadi yang dimaksud dengan infeksi puerperalis adalah infeksi bakteri pada traktus
genitalia yang terjadi setelah melahirkan, ditandai dengan kenaikan suhu 38oC atau
lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama pasca persalinan dengan mengecualikan 24
jam pertama. Infeksi post partum/puerperalis ialah infeksi klinis pada saluran genital
yang terjadi dalam 28 hari setelah persalinan.
Bakteri patogen (Streptokokus
persalinan
hemolitikus, staphilokokus aureus, koitus saat hamil
hygiene yang buruk pasca
E.coli, Clostridium) persalinan

akses kuman dari tindakan bedah tertinggalnya


luar vagina”episiotomi” plasenta, selaput & perdarahan
akses bakteri pada
eksogen di luar endogen “dari vulva bekuan darah dlm hebat

tubuh dalam tubuh” uterus


menginfeksi lapisan
ketuban janin kehilangan darah
kontaminasi droplet VT berulang imunitas mekanisme radang
dianggap benda Kondisi yang baik berlebih
sarung tangan infeksi kali (+) menurun
petugas kontaminasi asing o/ tubuh u/
KPD perkembangbiakan
pelepasan zat kimia
bakteri
bakteri endotoksik
perkembangbiakan
abses bakteri ke dalam bakteri dlm desidua persalinan
terlambat > 6 jam reaksi imun tubuh
luka desidua plasenta luka plasenta
tanda inflamasi u/ mengeliminasi Bakteri
(merah, bengkak, menginfeksi
panas, lapisan uterus dan
akses bakteri eksogen dan luka decidua
endogen fungsilaesa)
perkembangbiakan bakteri ke dalam
pengeluaran
lapisan uterus mediator darah dlm uteri
bakteri berkembang pd vulvitis inflamasi ↓ komponen “media baik
cairan ketuban imunitas darah perkembangan
uteri”
Zat-zat kimia bakteri Merusak lapisan Bakteri bergabung
“endotoksik” myometrium dalam bekuan darah
merusak lapisan
meluas ke lapisan uterus uterus
Merusak lapisan myometritis tromboflebitis perkembangbiakan
endometrium dlm uterus

Endometritis
menginfeksi luka desidua
plasenta

Risiko tinggi Infeksi postpartum


komplikasi
Infeksi postpartum

Mekanisme inflamasi Reaksi inflamasi Pengeluaran lokea Plasenta tertahan Perdarahan


Kalikrein pada uterus pada uterus
yang berbau dan saat persalinan
banyak
Reaksi antigen dan Memecah kininogen Reaksi antigen-
antibody antibody PK : Tertahannya ↓ sel darah
Klien merasa malu
kinin dengan kondisinya
Plasenta merah
Pengeluaran Pengeluaran histamin
mediator inflamasi Merangsang fagositik Gangguan Citra ↓ Hb
“pirogen-endogen” Vasodilatasi Tubuh
pembuluh darah ↓ suplay O2 ke
Mengeluarkan jaringan otak
Pengeluaran histamin
prostaglandin ↑ permeabilitas Penekanan pada
kapiler system Pusing/ sakit
Menekan saraf nyeri
Pengeluaran pernafasan kepala
arakidonat Perembesan cairan
Merangsang ke interstisial uterus Tidak bisa tidur
reseptor saraf iritan ↑ asam lambung
Merangsang pusat
thermostat Pembengkakan Gangguan Pola
hipotalamus Mengaktifkan Mual-mual Tidur
reseptor nyeri pada uterus
Peningkatan suhu anoreksia
tubuh (380-400 C) Nyeri pada area
yang meradang
Risiko nutrisi kurang dari
Hipertermi Nyeri Akut kebutuhan tubuh
KLASIFIKASI
1. INFEKSI 2. Syok Bateremia
UTERUS Infeksi kritis, terutama yuang disebabkan oleh bakteri yang melepaskan
a. Endometritis
endotoksin, bisa mempresipitasi syok bakteremia (septic). Ibu hamil,
b. Miometritis
c. Parametritis terutama mereka yang menderita diabetes mellitus atau ibu yang memakai
obat imunosupresan, berada pada tingkat resiko tinggi, demikian juga
mereka yang menderita endometritis selama periode pascapartum.
3. Peritonitis
Disebabkan oleh kuman yang sangat patogen dan merupakan penyakit berat. Suhu meningkat
menjadi tinggi, nadi cepat dan kecil, perut kembung dan nyeri, ada defense musculaire. Muka
penderita, yang mulamula kemerah-merahan, menjadi pucat, mata cekung, kulit muka dingin;
terdapat apa yang dinamakan facies hippocratica. Mortalitas peritonitis umum tinggi.
4. Infeksi Saluran Kemih
Infeksi saluran kemih (ISK) terjadi pada sekitar 10% wanita hamil,
kebanyakan terjadi pada masa prenatal. Mereka yang sebelumnya
mengalami ISK memiliki kecenderungan mengidap ISK lagi sewaktu hamil

5. Septicemia dan piemia


Kedua-duanya merupakan infeksi berat namun
Pada septicemia kuman-kuman yang ada
gejala-gejala septicemia lebih mendadak dari
di uterus, langsung masuk ke peredaran
piemia Sampai tiga hari postpartum suhu
darah umum dan menyebabkan infeksi meningkat dengan cepat, biasanya disertai
umum. Adanya septicemia dapat menggigil. Selanjutnya, suhu berkisar antara 39 -
dibuktikan dengan jalan pembiakan 40°C, keadaan umum cepat memburuk, nadi
kuman-kuman dari darah. Pada piemia menjadi cepat (140 - 160 kali/menit atau lebih).
terdapat dahulu tromboflebitis pada vena- Penderita meninggal dalam enam sampai tujuh hari
vena diuterus serta sinus-sinus pada bekas postpartum. Jika ia hidup terus, gejala-gejala
tempat plasenta menjadi seperti piemia.
TANDA DAN GEJALA
INFEKSI LOKAL INFEKSI UMUM

Warna kulit berubah, Sakit dan lemah, suhu badan


meningkat, tekanan darah
timbul nanah, bengkak menurun, nadi meningkat,
pada luka, lokea pernafasan meningkat dan sesak,
bercampur nanah, penurunan kesadaran hingga
mobilitas terbatas, suhu koma, gangguan involusi uteri,
tubuh meningkat. lokea berbau, bernanah dan kotor.
KOMPLIKASI
1. Peritonitis (peradangan selaput rongga perut)
2. Tromboflebitis pelvika (bekuan darah di dalam
vena panggul), dengan resiko terjadinya emboli
pulmoner.
3. Syok toksik akibat tingginya kadar racun yang
dihasilkan oleh bakteri di dalam darah.
4. Syok toksik bisa menyebabkan kerusakan ginjal
yang berat dan bahkan kematian.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN 1. Identitas Klien
2. Identitas
1. Pengumpulan Data Penanggung Jawab
a. Identitas
1. Keluhan Utama
b. Status Kesehatan 2. Riwayat Kesehatan Saat Ini
c. Pemeriksaan fisik 3. Riwayat Kesehatan Lalu
d. Pola Aktivitas Sehari-hari 4. Riwayat Kesehatan Keluarga

2. Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan menigkatkan data dengan
menghubungkan data tersebut dengan data dari konsep teori serta
prinsip yang relevan untuk mebuat kesimpulan dan menentukan
masalah kesehatan dan rencana keperawatan.
DIAGNOSA

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik


(episiotomi)
2. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
Imobilisasi, Kelemahan
4. Gangguan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan
penurunan nafsu makan
INTERVENSI
Dx :Nyeri Akut berhubungan dengan Dx:Gangguan kebutuhan nutrisi
agen injury (luka episiotomi) berhubungan dengan penurunan
 Lakukan pengkajian nyeri secara nafsu makan
komprehensif termasuk lokasi,  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
karakteristik, durasi, frekuensi, menentukan jumlah kalori dan nutrisi
kualitas dan faktor presipitasi yang dibutuhkan pasien.
 Pilih dan lakukan penanganan  Berikan makanan yang terpilih (sudah
nyeri (farmakologi, non dikonsultasikan dengan ahli gizi)
farmakologi dan inter  Monitor jumlah nutrisi dan kandungan
personal) kalori
 Kolaborasikan dengan dokter jika  Kaji kemampuan pasien untuk
ada keluhan dan tindakan nyeri mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
tidak berhasil
IMPLEMENTASI EVALUASI
Kegiatan pada tahap ini merupakan Evaluasi merupakan langkah terakhir

pelaksaan dari rencana yang telah dari proses keperawatan untuk

ditetapkan. Dalam pelaksanaannya mengukur keberhasilan dari tujuan yang

perawat menerapkan pengetahuan, ingin dicapai selanjutnya dilakukan

sikap dan keterampilan berdasarkan penilaian tiap hari melalui catatan

Ilmu-ilmu keperawatan dan ilmu yang perkembangan

terkait secara terintegrasi.

Anda mungkin juga menyukai