Anda di halaman 1dari 17

Kelompok

Anggota :
Dwi Nofasari (160332605848)
Efendy Novianto Pane (160332605873 )
Estiyawati (160332605812)
Gentina Novi Hernida (160332605813 )
Yusida Setiyani (160332605808)
Ekosistem Air Laut
 Defisini ekosistem air laut adalah ekosistem yang ada
dalam perairan laut

 Ciri – ciri ekosistem air laut


 Mempunyai variasi suhu
 Memiliki tingkat salinitas yang tinggi
 Tidak terlalu dipengaruhi oleh keadaan iklim
 Didominasi oleh NaCI
Jarak pantai
dan
kedalaman
laut

Bagian
bagian
ekosistem
air laut
Itensitas Wilayah
cahaya permukaan
yang secara
masuk vertikal
 Berdasarkan dari jarak pantai dan kedalaman laut

Zona pasang surut yang paling atas dan dangkal


Zona Litoral Ekosistem didalamnya : Binatang laut, udang, kepiting,
bulu babi, dan cacing laut
Ekosistem pantai pasir dangkal yang mempunyai
kedalaman kisaran 200m, dapat ditembus cahaya
Zona Neritik matahari hingga dasar
Ekosistem didalamnya : terumbu karang, pantai batu,
dan pantai lumpur

Zona paling dalam yang berada pada wilayah ekosistem


Zona Oseanik
air laut lepas
 Berdasarkan itensitas cahaya yang masuk, ekosistem
dapat dibedakan atas zona – zona sebagai berikut

• Mudah ditembusi cahaya matahari


• Kedalaman berkisar 200m
Zona Fotik • Ditemukan organisme yang melakukan fotosintesis

• Kedalaman antara 200 – 2000m


• Cahaya yang masuk hanya sedikit
Zona • Bersifat remang – remang
Twilight

• Zona yang tidak dapat ditembusi cahaya


• Dengan kedalaman 2000m lebih
Zona Afotik
 Berdasarkan wilayah permukaan secara vertikal,
laut dibedakan atas beberapa zona

Epipelagik Mesopelagik
Kedalaman berkisar Kedalaman antara 200
200m – 1000m

Batiopelagik
Abisalpelagik
Daerah jerang benua
Kedalaman berkisar
Kedalaman berkisar 4000m
200 – 2500m

Hadal Pelagik
Kedalaman lebih dari
6000m
Komponen Ekosistem Air Laut
Komponen Abiotik
• Komponen yang berikatan dengan faktor diluar oganisme, berfungsi
sebagai pendukung kehidupan tumbuhan dan binatang, dan
menunjukan karakteristik masing – masing zona di laut
• Example : itensitas cahaya, suhu, kandungan mineral, dan garam
Komponen Biotik
• Komponen biotik terdiri dari organisme yang hidup didalam laut,
baik sebagai produsen, konsumen, maupun pengurai. Ketiganya
terlibat dalam peristiwa makan dan dimakan “rantai makanan”
• Example : sebagai produsen yaitu alga yang memiliki kemampuan
fotosintesis yang menghasilkan glukosa dan oksigen, konsumen yaitu
hewan invertebrata dan vertebarta, dan sebagai dekomposer yaitu
bakteri dan protista yang memiliki fungsi menguraikan organisme
yang sudah mati
Pencemaran air laut
 Definisi
Pada umumnya, pencemaran laut yang terjadi
baik secara fisika, kimiawi maupun biologis, akan
berdampak buruk atau beracun bagi biota laut dan
manusia (Marsoali, 2004).

 Pencemaran dapat disebabkan oleh beberapa hal


1) Pembuangan senyawa kimia tertentu yang makin
meningkat terutama akibat kegiatan industri
2) Penggunaan berbagai produk bioksida dan bahan-
bahan berbahaya karena aktivitas manusia
• Kobalt (Co) dibutuhkan untuk pembentukan
vitamin B12
Unsur logam berat • besi (Fe) dibutuhkan untuk pembuatan
yang berguna bagi haemoglobin
• seng (Zn) berfungsi dalam enzim-enzim
proses metabolisme dehirogenase
sel

• Arsen (As), kadmium (Cd), tembaga (Cu), timbal


(Pb), merkuri (Hg), nikel (Ni), dan seng (Zn)

Unsur logam berat


yang bersifat racun
 Logam berat yang masuk ke
dalam lingkungan perairan
akan mengalami
pengendapan, kemudian
akan diserap oleh organisme
yang hidup di perairan
tersebut.
Analisis Kandungan Logam Berat
pada Sedimen dan Air Laut
 Metode yang digunakan untuk analisis kandungan logam
berat pada sedimen dan air laut dapat menggunakan
instrumen Inductively Coupled Plasma (ICP) atau
Spektrofotometer Serapan Atom [Atomic Absorption
Spectrophotometer (AAS)]
Studi pendahuluan

Pengambilan sampel

Sampel sedimen Sampel air laut

Analisis kandungan logam berat


Analisis dengan Inductively Coupled
Plasma Optical Emission
Spectrophotometer (ICP-OES)
 Prinsip :
pengatomisasian elemen
sehingga memancarkan
cahaya panjang
gelombang tertentu.
Bahan yang akan
dianalisis untuk alat ini
harus berwujud larutan
yang homogen
Sampel

nebulizer dan
spray chamber

Plasma

Monokromator

Detektor

Intergrator
Analisis sampel
sedimen diambil di beberapa titik yang berbeda, kemudian dikeringkan
dengan cara dimasukkan ke dalam oven pada suhu 100ºC

Sampel yang telah kering, digerus hingga halus dengan menggunakan krus porselin. Sampel kemudian
ditimbang sebanyak 1 gram dan dimasukkan ke dalam krus porselin

ditaburkan 2 gram Na2CO3 dan dimasukkan kedalam tanur pada suhu 800ºC selama 2 jam

ditambahkan aqua regia

didiamkan selama ±12 jam, setelah 12 jam sampel dipindahkan ke dalam gelas kimia dipanaskan hingga
hampir kering.

Sampel yang telah larut kemudian ditambahkan akuabides sebanyak 10 mL, kemudian disaring

Selanjutnya filtrat hasil penyaringan dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL. Lalu dihimpitkan dengan
akuabides sampai tanda batas

dianalisis menggunakan ICP-OES


Analisis dengan Spektrofotometer Serapan Atom
(SSA) / Atomic Absorption Spectrophotometer
(AAS)
 Prinsip : absorpsi
sinar oleh atom-atom
netral unsur logam
yang masih berada
dalam keadaan
dasarnya (Ground
state). Sinar yang
diserap biasanya ialah
sinar ultra violet dan
sinar tampak.
Sampel dalam botol dipipet sebanyak 10 mL dan
dimasukkan kedalam labu erlenmeyer,

ditambahkan (aquadest) sebanyak 90 mL

ditambahkan larutan HNO3 sebanyak 5 mL dengan


menggunakan pipet tetes

sampel dipanaskan dengan menggunakan kompor listrik sekitar 40


menit sampai sampel mengalami pengurangan volume sekitar 2 mL

sampel didinginkan dan dimasukkan ke dalam labu ukur dengan


menyaring menggunakan kertas saring whatmann no 21

sampel siap dianalisis dengan menggunakan alat Spektrofotometri


Searapan Atom (SSA).

Anda mungkin juga menyukai