Anda di halaman 1dari 11

EKOLOGI LAUT (SEMESTER 3)

OLEH : MUH. YUSUF

PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2013

EKOLOGI :
Adalah ilmu tentang rumah tangga makhluk hidup (oikos = rumah tangga), maksudnya adalah ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan sesamanya dan dengan benda-benda mati di sekitarnya.

Pada dasarnya, Ekologi adalah :


Ilmu untuk menyelidiki & memahami bagaimana alam bekerja; bagaimana keberadaan makhluk hidup dalam sistem kehidupan; apa yang mereka perlukan dari habitatnya utk melangsungkan kehidupan; bagaimana mereka mencukupi kebutuhannya; bagaimana dengan melakukan semua itu mereka berinteraksi dengan komponen lainnya dan dengan spesies lain; bagaimana individu-individu dlm spesies itu beradaptasi; bagaimana makhluk hidup itu menghadapi keterbatasan & harus toleran terhadap perubahan yang terjadi; bagaimana individu-individu dalam spesies itu mengalami pertumbuhan sebagai bagian dari suatu populasi atau komunitas ? Semua itu berlangsung dalam suatu proses yang mengikuti tatanan, prinsip, dan ketentuan alam yang rumit, tetapi cukup teratur, dan dengan EKOLOGI kita mencoba untuk memahaminya.

Pembagian Ekologi
Ekologi masa kini menjadi sangat luas cakupannya, namun dapat digolongkan menjadi beberapa bidang kajian, yaitu : A. Autekologi

B. Sinekologi
C. Pembagian menurut Habitat : - Ekologi perairan tawar - Ekologi perairan laut (ekologi laut) - Ekologi daratan (terestrial) - Ekologi estuaria (muara sungai ke arah laut) D. Pembagian menurut Taksonomi : - Ekologi tumbuhan - Ekologi hewan (ekologi serangga, ekologi burung, dll) - Ekologi mikroba atau jasad renik

Konsep Ekosistem :
Suatu kawasan alam yang di dalamnya tercakup unsur-unsur hayati (organisme) dan unsur-unsur non hayati (zat-zat tidak hidup) serta antara unsur-unsur tersebut terjadi hubungan timbal balik disebut Sistem Ekologi atau dinamakan Ekosistem. Dilihat dari fungsinya, suatu ekosistem itu terdiri dari dua komponen, yaitu : 1. Komponen Autotrofik 2. Komponen heterotrofik Jika dilihat dari segi penyusunnya, maka suatu ekosistem dapat dibedakan menjadi empat komponen, yaitu : 1. Bahan tidak hidup 2. Produsen 3. Konsumen 4. Pengurai

Ekosistem merupakan satuan fungsional dasar dalam ekologi, mengingat bahwa di dalamnya tercakup organisme dan lingkungan abiotik yang satu dengan lainnya saling berinteraksi/mempengaruhinya. Ekosistem merupakan benda nyata dan mempunyai ukuran yg beraneka, bergantung pada tingkat organisasinya. Contoh, ekosistem kolam memiliki empat komponen yaitu : (1) komponen abiotik; (2) Organisme produsen; (3) Organisme konsumen; dan (4) Organisme pengurai (perombak). Pada prinsipnya, semua ekosistem pada tingkat organisasi yang berbeda mempunyai komponen, interaksi antar komponen, dan proses operasional yang sama, seperti dalam contoh ekosistem kolam. Perbedaan antara ekosistem yang satu dengan yang lainnya terletak pada tingkat organisasinya, bergantung dari kerumitan dalam hal : 1) banyaknya jenis organisme produsen 2) banyaknya jenis organisme konsumen 3) banyaknya keanekaragaman organisme pengurai 4) banyaknya macam-macam komponen abiotik 5) kompleksitas interaksi antar komponen, dan 6) berbagai proses yang berjalan dalam ekosistem

Perairan Indonesia, terdiri dari dua paparan benua yang dangkal yaitu Sunda dan Sahul, yang dipisahkan oleh laut dan selat-selat yang dalam. Kepulauan Indonesia terletak antara dua benua, Asia dan Australia, dan Samudra Pasifik dan Indonesia (Samudera Hindia). Posisi silang ini sangat mempengaruhi iklim dan sifat-sifat oseanologi laujtan Indonesia. Karena perairan Indonesia terletak di daerah tropis, maka hampir sepanjang tahun suhu lapisan permukaan tinggi. Berikut sifat-sifat oseanografi perairan Indonesia : - Suhu : antara 26 o 30 oC - Kadar garam : 27 33 o/oo (lapisan permukaan) Ke dua sifat tersebut, mengakibatkan terjadinya pemisahan yang bersifat kekal antara lapisan air permukaan dan lapisan air di bawahnya. Oleh karena itu, secara umum dapat dibedakan adanya dua lapisan dengan sifat-sifat sebagai berikut :

Sifat-sifat a. Suhu b. Kadar garam c. Cahaya matahari d. Proses fotosintesis e. Kadar hara (N, P, Si, dll) f. Kadar zat asam

Lapisan atas Tinggi Rendah Tinggi Cepat Rendah Tinggi

Lapisan bawah Rendah Tinggi Rendah Lambat Tinggi Rendah

Karena adanya pemisahan lapisan yang kekal tersebut, maka umumnya perairan daerah tropis kurang subur bila dibandingkan dengan perairan daerah sub tropis atau daerah dingin. Beberapa kekecualian dpt disebutkan: a. Perairan dekat pantai, dekat muara sungai (dimana unsur-unsur haranya disediakan secara terus menerus dari darat). b. Perairan dangkal, yang mempunyai kesempatan beraduk dengan bagian dasar perairan yang umumnya kaya akan unsur hara. C. Daerah upwelling Di Laut, dikenal adanya : a. Euphotic Zone : Lapisaan air di permukaan yang cukup cahaya untuk P>R plankton nabati untuk berfotosintesis. b. Disphotic Zone : Lapisan remang-remang di bawahnya, sehingga meskipun PR proses fotosintesis dapat terjadi, tetapi hasilnya sama dgn yang diperlukan untuk bernafas atau bahkan lebih kecil. C. Aphotic Zone : Lapisan gelap abadi dimana sama sekali tidak ada cahaya P=0 matahari yang sampai ke lapisan tersebut.

Karena terletak antara dua benua yang dipisahkan oleh perairan, maka perairan Indonesia sangat dipengaruhi oleh iklim Muson (Monsun), sehingga terdapat 4 musim yaitu : a. Musim Barat (Desember Maret) b. Musim Timur (Juni Agustus) c. Dua musim peralihan atau pancaroba, yaitu Pancaroba 1 (April Juni) dan Pancaroba II (September Nopember). Musim-musim tersebut mempengaruhi sifat-sifat laut secara nyata, yaitu pada musim Barat kondisi iklim perairan Indonesia adalah : - Arus mengalir dari Barat ke arah Timur - Bagian Barat Indonesia curah hujan tinggi, sehingga kadar garam menjadi rendah, angin kencang dan gelombang besar. - Ikan-ikan yang suka pada kadar garam yang tinggi akan bermuara ke Timur atau ke lapisan bawah. - Hal-hal sebaliknya terjadi pada Musim Timur

Semakin berkembang pengetahuan kita tentang laut, maka semakin kompleks Klasifikasi Lingkungan Laut (karena klasifikasi yang dibuat oleh banyak ahli ekologi dan oseanografi).

Secara horisontal, laut dibagi menjadi 2 bagian utama yaitu Neritik (perairan pantai) dan Oseanik (laut terbuka). Batas tidak terlalu tegas, tapi perairan pantai biasanya dibatasi sampai kedalaman 200 m. Disamping itu, faktor salinitas, kandungan lumpur dan lainnya bisa menentukan batas perairan pantai. Secara vertikal, pembagiannya menjadi lebih kompleks karena di satu pihak harus diperhatikan airnya (pelagik), dan di lain pihak bagian dasarnya (benthik).
Secara umum klasifikasi perairan laut sebagai berikut :
Benthik
Supra litoral Litoral Sub Litoral Bathial Abissal Hadal

Pelagik (air)
Neritik Oseanik Epi Pelagik Meso Pelagik Bathi Pelagik Abiso Pelagik -

Kedalaman kira-kira (m)


+ (bagian pantai di atas air) 0 (pasang surut) 0 - 200 200 - 1000 1000 - 2000 2000 - 4000 > 4000

Pembagian dasar laut secara umum juga biasa dilakukan sebagai berikut : - Paparan Benua (Continental Shelf) : kedalaman 0 200 m - Punggung Benua (Continental Slope) : kedalaman 200 2000 m - Laut Dalam : kedalaman > 2000 m Perairan pantai (Nertitik) hanya meliputi kira-kira 10 % dari perairan Dunia, tapi produksi perikanannya > 90 % dari total produksi. Dalam penanggulangan masalah pencemaran (misalnya), prioritas utama yang diberikan yaitu pada perairan pantai, sebab bila kita bisa menanggulangi masalah pencemaran pantai, maka telah dapat dipecahkan 90 % dari permasalahan polusi laut. Di samping klasifikasi yang berdasarkan kedalaman dan jarak dari pantai, ada juga penggolongan yang dibuat atas dasar : A. Salinitas (kadar garam) : (1) Air tawar (infra haline) : 0 - 0,5 promil (2) Air payau : 0,5 -10 promil - Oligo haline : 0,5 - 3,0 promil - Meso haline : 3 - 10 promil - Poly-meso haline : 10 - 17 promil - Poly haline : 17 - 30 promil (3) Air Laut (ultra haline) : > 30 promil

B. Cahaya : (1) lapisan Fotik : banyak cahaya untuk berfotosintesis (2) lapisan Disfotik : cukup cahaya (fotosintesis = respirasi) (3) lapisan Afotik : tidak ada cahaya
DARAT 0m
200 m Perairan Pantai Paparan Benua (Cont. Shelf)

LAUTAN
Laut Terbuka

Depth

Kaki Benua (Cont. Slope)

3000 m
Dataran Laut Dalam (Abyssal Plain) 5000 m

Palung (Tranches)

Gambar

. Bagan Penampang Lingkungan Laut dengan Bagian-bagiannya

Anda mungkin juga menyukai